Anda di halaman 1dari 4

5BAB II LANDASAN TEORI

A.Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


1. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan berpikir tingkat tinggi/
Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah proses berpikir yang mengharuskan murid
untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka
pengertian dan implikasi baru (Gunawan, 2012:171). Limpan menggambarkan berpikir
tingkat tinggi melibatkan berpikir kritis dan kreatif yang dipandu oleh ide-ide kebenaran
yang masing-masing mempunyai makna. Berpikir kritis dan kreatif saling
ketergantungan, seperti juga kriteria dan nilai-nilai, nalar dan emosi. (Kuswana, 2012:
200) Menurut Ernawati (2017:196-197), berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS) merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya menghafal
secara verbalistik saja namun juga memaknai hakikat dari yang terkandung diantaranya,
untuk mampu memaknai makna dibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan
analisis, sintesis, mengasosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan ide-ide
kreatif dan produktif. Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi/ Higher Order Thinking Skills
(HOTS) adalah kemampuan berpikir yang bukan hanya sekedar mengingat, menyatakan
kembali, dan juga merujuk tanpa melakukan pengolahan, akan tetapi kemampuan
berpikir untuk menelaah Kemampuan Berpikir Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas
Agama Islam UMP, 2018
6informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan mampu memecahkan masalah.
2.Taksonomi Berpikir a.Taksonomi Bloom Taksonomi belajar dalam domain kognitif
yang paling umum dilakukan adalah taksonomi Bloom. Benjamin S Bloom membagi
taksonomi hasil belajar dalam enam kategori, yakni: a. Pengetahuan (knowledge),b.
pemahaman (comprehension),c. penerapan (application), d. analisis, e. Sintesis, dan f.
Evaluasi. Tingkat pemahaman peserta didik dianggap berjenjang dengan tingkat paling
rendah (C1): pengetahuan atau mengingat, sampai tingkat paling tinggi (C6): evaluasi
(Sani, 2016: 103). Taksonomi Bloom yang setelah digunakan cukup lama untuk
membuat rancangan instrusksional dalam dunia pendidikan, Anderson dan Krathwohl
(2000) menelaah kembali Taksonomi Bloom dan melakukan revisi sebagai berikut
(Sani, 2016:103-104). Tabel. 2.1 Revisi Taksonomi Bloom TingkatanTaksonomi Bloom
(1956)Anderson dan Krathwohl (2000)C1Pengetahuan Mengingat C2Pemahaman
Memahami C3Aplikasi Menerapkan C4 Analisis Menganalisis C5 Sintesis
Mengevaluasi C6 Evaluasi Berkreasi Kemampuan Berpikir Tingkat..., Anugrah
Aningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
7Catatan : pada Taksonomi Bloom yang direvisi digunakan kata kerja Gambar. 2.1
Tingkatan Proses Kognitif menurut Anderson dan Krathwohl (Sani, 2016: 104) Revisi
taksonomi yang dilakukan oleh Krathwol dan Anderson mendeskripsikan perbedaan
antara proses kognitif dengan dimensi pengetahuan (pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metagoknitif) (Sani, 2016:104).
Revisi taksonomi tersebut memberikan gambaran bahwa yang termasuk dalam
kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu mengingat, memahami dan mengaplikasikan.
Sedangkan yang termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
menganalisis, mengevaluasi dan berkreasi. Hal tersebut sesuai dengan dimensi proses
kognitif yang semakin meningkat dari mengingat sampai berkreasi. Mengingat
Berkreasi Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Kemampuan
Berpikir Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
8b.Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan terdapat empat macam antara lain:
dimensi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. 1)Pengetahuan faktual adalah
pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tampak lebih nyata dan operasional, serta
bersifat penjelasan singkat atau bersifat kebendaan yang diobservasi dengan mudah.
Meliputi definisi pengetahuan, pengetahuan umum dan bagian-bagiannya, atau bentuk
dari bagian-bagan sesuatu benda baik dalam bentuk proses atau hasil pekerjaan atau
alam. 2)Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan yang lebih rumit dalam bentuk
pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Meliputi pengetahuan pengklasifikasian,
prisip-prinsip, generalisasi, teori-teori hukum, model-model dan struktur isi materinya.
3)Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu. Meliputi
pengetahuan keterampilan algoritma, teknik-teknik metode-metode, dan penentuan
kriteria pengetahuan atau pembenaran „ketika melakukan‟ dalam ranah dan mata
pelajaran tertentu.4)Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai pengertian
umum dan pengetahuan tentang tugas-tugas termasuk pengetahuan kontekstual dan
kondisional, pengetahuan itu sendiri, tentunya, beberapa aspek pengetahuan
metagoknitif adalah tidak Kemampuan Berpikir Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas
Agama Islam UMP, 2018
9sama dengan pengetahuan yang digambarkan oleh para ahli. (Kusnawa, 2012: 114)
c.Dimensi Proses Kognitif Dimensi proses kognitif Bloom sebagaimana yang telah
direvsi oleh Anderson dan Krathwol adalah sebagai berikut:1)Mengingat kembali
(Recall) Mengingat kembali artinya mendapatkan kembali atau pengembalian
pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang (Kusnawa, 2012:
115). Pertanyaan mengingat kembali adalah pertanyaan mengingat kembali tentang
informasi, fakta konsep, generalisasi yang didiskusikan, definisi, metode, dan
sebagainya (Sani, 2016: 110). Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada level
mengetahui yaitu: menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan dan menunjukkan .
2)Memahami (Comprehension) Memahami artinya mendeskripsikan susunan dalam
artian pesan pembelajaran, mencakup oral, tulisan dan komunikasi grafik (Kusnawa,
2012: 115). Pertanyaan ini menyangkut kemampuan peserta didik menyerap informasi,
menginterpretasi arti, dan melakukan eksplorasi atau memberikan saran (Sani, 2016:
111). Kata kerja operasional yang digunakan pada level memahami yaitu:
memperkirakan, menjelaskan, mencirikan dan membandingkan. Kemampuan Berpikir
Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
103)Menerapkan (mengaplikasikan) Menerapkan yaitu menggunakan prosedur dalam
situasi yang dihadapi (Kusnawa, 2012: 115). Pertanyaan ini meminta peserta didik
menggunakan abstraksi dan generalisasi secara bebas dari suatu keadaan dimana
generalisasi telah digambarkan sebelumnya. Pertanyaan aplikasi sebenarnya erat dengan
pertanyaan pemahaman (Sani, 2016: 111). Contoh kata kerja operasional yang
digunakan pada level menerapkan yaitu: menugaskan, mengurutkan, menentukan dan
menerapkan. 4)Menganalisis Menganalisis yaitu memecahkan materi menjadi bagian-
bagian pokok dan menggambarkan bagaimana bagian-bagian tersebut, dihubungkan
satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan (Kusnawa,
2012: 115). Pertanyaan analisis meminta peserta didik menyelesaikan permasalahan
melalui pemeriksaan sistematik tentang fakta atau informasi (Sani, 2016: 111). Contoh
kata kerja operasional yang digunakan pada level menganalisis yaitu: menganalisis,
memecahkan, menegaskan, menelaah dan mengaitkan. 5)Mengevaluasi atau menilai
Mengevaluasi yaitu melakukan evaluasi atau penilaian yang didasarkan pada kriteria
dan atau standar (Kusnawa, 2012: 115). Pertanyaan ini meminta peserta didik membuat
penilaian tentang Kemampuan Berpikir Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas Agama
Islam UMP, 2018
11suatu berdasarkan sebuah acuan atau standar (Sani, 2016: 111). Contoh kata kerja
pada level mengevaluasi yaitu: membandingkan, menyimpulkan, menilai dan
mengkritik. 6)Menciptakan (berkreasi) Menempatkan bagian-bagian secara bersama-
sama ke dalam suatu ide, semuanya saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik
(Kusnawa, 2012: 115). Pertayaan ini meminta peserta didik untuk menemukan
penyelesaian masalah melalui pemikiran kreatif (Sani, 2016 : 110-112). Contoh kata
kerja operasional yang digunakan pada level menciptakan yaitu: mengatur,
mengumpulkan, mengkategorikan, memadukan dan menyusun. 3.Indikator Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Krathwohl dalam Lewy, dkk (2009:16), menyatakan bahwa
indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi menliputi: a.Menganalisis
1)Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali polah atau hubungannya
2)Mampu mengenali serta membedaka faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario
yang rumit 3)Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan Kemampuan Berpikir
Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
12b.Mengevaluasi 1)Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya 2)Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian
3)Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
c.Mengkreasi 1)Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu
2)Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah 3)Mengorganisasikan usur-unsur
atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.
4.Karakteristik Soal HOTS Menurut Widana (2017: 3-6) Karakteristik Soal-soal HOTS
sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas.
Berikut adalah karakteristik soal-soal HOTS :a.Mengukur Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kratif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning) dan kemampuan
mengambil keputusan (desicion making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi
merupakan Kemampuan Berpikir Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas Agama Islam
UMP, 2018
13salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh
setiap peserta didik.Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:
1)Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar; 2)Kemampuan
mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari berbagai
sudut pandang yang berbeda. 3)Menemukan model-model penyelesaian baru yang
berbeda dengan cara-cara sebelumnya. ‘Difficulty’ is NOT same as higher order
thinking. Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum
mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk
menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higherorder thinking skilis. Dengan
demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang
tinggi. b.Berbasis Permasalahan Kontekstual Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang
berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehar-hari, dimana peserta didik diharapkan
dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah.
Berikut ini diuraikan lima karakterstik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
Kemampuan Berpikir Tingkat..., Anugrah Aningsih, Fakultas Agama Islam UMP, 2018

Anda mungkin juga menyukai