Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “ Konsep dasar keterampilan berpikir tingkat tinggi”

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal dan mendapatkan pemikiran
dari rekan-rekan kelompok 1 serta berbagai pihak dan arahan bapak/Ibu dosen mata
kuliah KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HOTS) sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritis dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Konsep dasar keterampilan
berpikir tingkat tinggi ” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi kita
semua.

Kendari, 10 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................


2.1Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi...............................................
2.2 Taksonomi Berpikir...........................................................................................
2.3 Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi..................................................
2.4 Karakteristik Soal HOTS......................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tantangan saat ini dihadapi tidak hanya dengan pengetahuan konsep semata,
melainkann dengan adanya penerapan keterampilan pengetahuan dan keterampilan
berpikir. Hal tersebutmemunculkan istilah kecakapan abad 21 atau 21st Century Skill.
Beberapa keterampilan yang mencakup kecakapan abad 21 antara lain; kreativitas,
keterampilan berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Keterampilan-keterampilan
tersebut dikenal juga sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Maka dari itu, dengan
adanya tuntutan keterampilan ini membuat perlunya peningkatan kualitas dalam
penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan salah
satunya ditandai dengan adanya perubahan kurikulum.

Negara Indonesia menerapkan kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum


yangberorientasi pada pengembangan berbagai keterampilan berpikir khususnya pada
keterampilantingkat tinggi. Sehingga, keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS
(Higher Order Thinking Skill) termasuk ke dalam tujuan pembelajaran yang utama.
HOTS menurut Thomas & Thorne (2009) merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
tidak sekedar mengingat fakta atau menceritakan kembali sesuatu yang didengar
kepada orang lain. Thomas & Thorne mengatakan juga bahwa berpikir tingkat tinggi
menuntut seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap fakta yaitu memahaminya,
menyimpulkannya, menghubungkannya dengan fakta dan konsep lain,
mengkategorikan, memanipulasi, menempatkan fakta secara bersama-sama dengan
cara-cara yang baru, dan menerapkannya dalam mencari solusi masalah. Sedangkan
menurut Lewis & Smith menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi terjadi ketika
seseorang memperoleh informasi baru dan disimpan dalam memori dan mengaitkan,
menata ulang, dan memperluas informasi tersebut untuk mencapai tujuan,
memungkinkan menemukan jawaban dalam suatu kondisi yang membingungkan.
Kedua pendapat dari ahli ini dapat disimpulkan jika HOTS itu menuntut proses berpikir
yang lebih kompleks dalam menghadapi permasalahan dan mampu memecahkan
permasalahan dengan baik (Retnawati, 2018).

Pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pendidikan, biasanya mengacu
padataksonomi tujuan pembelajaran. Salah satu taksonomi tujuan pembelajaran yang
terkenaladalah taksonomi Bloom yang ditetapkan oleh Benjamin Bloom (1956). Jika
dikaitkan denganproses kognitif dalam taksonomi Bloom tersebut, istilah HOTS sering
dikontraskan denganistilah LOTS (Lower Order Thinking Skills). Proses kognitif analisis
(analysis), sintesis(synthesis), dan evaluasi (evaluation) dikategorikan sebagai HOTS,
sedangkan pengetahuan(knowledge), pemahaman (comprehension), dan aplikasi
(application) dikategorikan sebagaiLOTS (Retnawati, 2018).Berkaitan dengan
perencanaan pembelajaran, bagian penting padapembelajaran HOTS terdapat pada
kegiatan inti. Pada tahap ini guru mempraktekkan desain,sintak model, strategi, dan
metode pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang saat inidisarankan untuk
dilaksanakan oleh guru ialah PBL, PjBL, DL, inkuiri, dan pemecahanmasalah (Haryani
& Prasetya, 2021).
1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah pengertian darikonsep dasar keterampilan berpikir tingkat tinggi?


2) Bagaimana taksonomi berpikir pada keterampilan berpikir tingkat tinggi?
3) Bagaimana indikator pada keterampilan berpikir tingkat tinggi?
4) Bagaimana karakteristik soal hots?

1.3 Tujuan
1) untuk dapat mengetahuipengertian darikonsep dasar keterampilan berpikir
tingkat tinggi
2) untuk dapat mengetahui taksonomi berpikir pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi
3) untuk dapat mengetahui indikator pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
4) untuk dapat mengetahuikarakteristik soal hots
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi/ Higher Order Thinking Skills


(HOTS) adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untukmemanipulasi informasi
dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberimereka pengertian dan implikasi baru
(Gunawan, 2012:171). Limpanmenggambarkan berpikir tingkat tinggi melibatkan
berpikir kritis dankreatif yang dipandu oleh ide-ide kebenaran yang masing-
masingmempunyai makna. Berpikir kritis dan kreatif saling ketergantungan,
seperti juga kriteria dan nilai-nilai, nalar dan emosi. (Kuswana, 2012: 200).

Menurut Ernawati (2017:196-197), berpikir tingkat tinggi atauHigher Order Thinking


Skills (HOTS) merupakan cara berpikir yang tidaklagi hanya menghafal secara
verbalistik saja namun juga memaknaihakikat dari yang terkandung diantaranya, untuk
mampu memaknai maknadibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan analisis,
sintesis,mengasosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan ide-idekreatif dan
produktif.

Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat tersebut dapatdisimpulkan bahwa


kemampuan berpikir tingkat tinggi/ Higher OrderThinking Skills (HOTS) adalah
kemampuan berpikir yang bukan hanyasekedar mengingat, menyatakan kembali, dan
juga merujuk tanpamelakukan pengolahan, akan tetapi kemampuan berpikir untuk
menelaah6informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan mampu memecahkan
masalah.

2.2 Taksonomi Berpikir

a. Taksonomi Bloom

Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umumdilakukan adalah taksonomi
Bloom. Benjamin S Bloom membagitaksonomi hasil belajar dalam enam kategori, yakni:
a. Pengetahuan(knowledge), b. pemahaman (comprehension),c.
Penerapan(application), d. analisis, e. Sintesis, dan f. Evaluasi. Tingkatpemahaman
peserta didik dianggap berjenjang dengan tingkat palingrendah (C1): pengetahuan atau
mengingat, sampai tingkat paling tinggi(C6): evaluasi (Sani, 2016: 103). Taksonomi
Bloom yang setelahdigunakan cukup lama untuk membuat rancangan instrusksional
dalamdunia pendidikan, Anderson dan Krathwohl (2000) menelaah kembaliTaksonomi
Bloom dan melakukan revisi sebagai berikut (Sani,
2016:103-104).
Tabel. 2.1 Revisi Taksonomi Bloom
Tingkatan Taksonomi Bloom Anderson dan
(1956) Krathwohl (2000)
C1 Pengetahuan Mengingat
C2 Pemahaman Memahami
C3 Aplikasi Menerapkan
C4 Analisis Menganalisis
C5 Sintesis Mengevaluasi
C6 Evaluasi Berkreasi
Catatan : pada Taksonomi Bloom yang direvisi digunakan kata kerja

Berkreasi

Mengevaluasi

Menganalisis

Mengaplikasikan

Memahami

Mengingat

Gambar. 2.1 Tingkatan Proses Kognitif menurut Anderson dan


Krathwohl (Sani, 2016: 104)
Revisi taksonomi yang dilakukan oleh Krathwol dan Andersonmendeskripsikan
perbedaan antara proses kognitif dengan dimensipengetahuan (pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual,pengetahuan prosedural dan pengetahuan metagoknitif)
(Sani,2016:104). Revisi taksonomi tersebut memberikan gambaran bahwayang
termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat rendah yaitumengingat, memahami dan
mengaplikasikan. Sedangkan yangtermasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalahmenganalisis, mengevaluasi dan berkreasi. Hal tersebut sesuai dengandimensi
proses kognitif yang semakin meningkat dari mengingatsampai berkreasi.
b. Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan terdapat empat macam antara lain:dimensi faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif.

1) Pengetahuan faktual adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciritampak lebih


nyata dan operasional, serta bersifat penjelasansingkat atau bersifat kebendaan yang
diobservasi dengan mudah.Meliputi definisi pengetahuan, pengetahuan umum dan
bagian-bagiannya, atau bentuk dari bagian-bagan sesuatu benda baikdalam bentuk
proses atau hasil pekerjaan atau alam.

2) Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan yang lebih rumitdalam bentuk


pengetahuan yang tersusun secara sistematis.Meliputi pengetahuan pengklasifikasian,
prisip-prinsip,generalisasi, teori-teori hukum, model-model dan struktur isimaterinya.

3) Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan


sesuatu. Meliputi pengetahuan keterampilan algoritma, teknik-teknik metode-metode,
dan penentuan kriteria pengetahuan ataupembenaran „ketika melakukan‟ dalam ranah
dan mata pelajarantertentu.

4) Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenaipengertian umum dan


pengetahuan tentang tugas-tugas termasukpengetahuan kontekstual dan kondisional,
pengetahuan itu sendiri,tentunya, beberapa aspek pengetahuan metagoknitif adalah
tidaksama dengan pengetahuan yang digambarkan oleh para ahli.(Kusnawa, 2012:
114)
c. Dimensi Proses Kognitif

Dimensi proses kognitif Bloom sebagaimana yang telah direvsioleh Anderson dan
Krathwol adalah sebagai berikut:

1) Mengingat kembali (Recall)


Mengingat kembali artinya mendapatkan kembali ataupengembalian pengetahuan
relevan yang tersimpan dari memorijangka panjang (Kusnawa, 2012: 115). Pertanyaan
mengingatkembali adalah pertanyaan mengingat kembali tentang informasi,fakta
konsep, generalisasi yang didiskusikan, definisi, metode, dansebagainya (Sani, 2016:
110). Contoh kata kerja operasional yangdigunakan pada level mengetahui yaitu:
menyebutkan,menjelaskan, menggambarkan dan menunjukkan
.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami artinya mendeskripsikan susunan dalam artianpesan pembelajaran,
mencakup oral, tulisan dan komunikasi grafik(Kusnawa, 2012: 115). Pertanyaan ini
menyangkut kemampuanpeserta didik menyerap informasi, menginterpretasi arti,
danmelakukan eksplorasi atau memberikan saran (Sani, 2016: 111).Kata kerja
operasional yang digunakan pada level memahamiyaitu: memperkirakan, menjelaskan,
mencirikan danmembandingkan.

3) Menerapkan (mengaplikasikan)
Menerapkan yaitu menggunakan prosedur dalam situasiyang dihadapi (Kusnawa, 2012:
115). Pertanyaan ini memintapeserta didik menggunakan abstraksi dan generalisasi
secara bebasdari suatu keadaan dimana generalisasi telah digambarkansebelumnya.
Pertanyaan aplikasi sebenarnya erat denganpertanyaan pemahaman (Sani, 2016: 111).
Contoh kata kerjaoperasional yang digunakan pada level menerapkan
yaitu:menugaskan, mengurutkan, menentukan dan menerapkan.
4) Menganalisis

Menganalisis yaitu memecahkan materi menjadi bagian-bagian pokok dan


menggambarkan bagaimana bagian-bagiantersebut, dihubungkan satu sama lain
maupun menjadi sebuahstruktur keseluruhan atau tujuan (Kusnawa, 2012: 115).
Pertanyaananalisis meminta peserta didik menyelesaikan permasalahanmelalui
pemeriksaan sistematik tentang fakta atau informasi (Sani,2016: 111). Contoh kata
kerja operasional yang digunakan padalevel menganalisis yaitu: menganalisis,
memecahkan, menegaskan,menelaah dan mengaitkan.

5) Mengevaluasi atau menilai

Mengevaluasi yaitu melakukan evaluasi atau penilaian yangdidasarkan pada kriteria


dan atau standar (Kusnawa, 2012: 115).Pertanyaan ini meminta peserta didik
membuat penilaian tentangsuatu berdasarkan sebuah acuan atau standar (Sani,
2016: 111).Contoh kata kerja pada level mengevaluasi yaitu:
membandingkan,menyimpulkan, menilai dan mengkritik.

6) Menciptakan (berkreasi)

Menempatkan bagian-bagian secara bersama-sama kedalam suatu ide, semuanya


saling berhubungan untuk membuathasil yang baik (Kusnawa, 2012: 115).
Pertayaan ini memintapeserta didik untuk menemukan penyelesaian masalah
melaluipemikiran kreatif (Sani, 2016 : 110-112). Contoh kata kerjaoperasional yang
digunakan pada level menciptakan yaitu:mengatur, mengumpulkan,
mengkategorikan, memadukan danmenyusun.
2.3. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Krathwohl dalam Lewy, dkk (2009:16), menyatakan bahwaindikator untuk mengukur


kemampuan berpikir tingkat tinggi menliputi:

a. Menganalisis

1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi ataumenstrukturkan


informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untukmengenali polah atau hubungannya

2) Mampu mengenali serta membedaka faktor penyebab dan akibatdari sebuah


skenario yang rumit

3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan

b. Mengevaluasi

1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologidengan


menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang adauntuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya

2) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian

3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteriayang telah


ditetapkan
c. Mengkreasi

1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu

2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah

3) Mengorganisasikan usur-unsur atau bagian-bagian menjadi strukturbaru yang


belum pernah ada sebelumnya.

2.4. Karakteristik Soal HOTS


Menurut Widana (2017: 3-6) Karakteristik Soal-soal HOTS sangatdirekomendasikan
untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas.Berikut adalah karakteristik soal-
soal HOTS :

a. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuanuntuk memecahkan masalah


(problem solving), keterampilan berpikirkritis (critical thinking), berpikir kratif (creative
thinking), kemampuanberargumen (reasoning) dan kemampuan mengambil
keputusan(desicion making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu
kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajibdimiliki oleh setiap peserta
didik.Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiriatas:

1) Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;

2) Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untukmenyelesaikan masalah


dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

3) Menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengancara-cara


sebelumnya.
‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkatkesukaran dalam butir soal
tidak sama dengan kemampuan berpikirtingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk
mengetahui arti sebuah kata yangtidak umum mungkin memiliki tingkat kesukaran yang
sangat tinggi,tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut tidaktermasuk
higherorder thinking skilis. Dengan demikian, soal-soalHOTS belum tentu soal-soal
yang memiliki tingkat kesukaran yangtinggi.

b. Berbasis Permasalahan Kontekstual


Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasinyata dalam kehidupan
sehar-hari, dimana peserta didik diharapkandapat menerapkan konsep-konsep
pembelajaran di kelas untukmenyelesaikan masalah. Berikut ini diuraikan lima
karakterstikasesmen kontekstual, yang disingkat REACT.

1) Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalamankehidupan


nyata.
2) Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian(exploration),
penemuan (discovery) dan penciptaan (creation).
3) Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik
untukmenerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
untukmenyelesaikanmasalah-masalah nyata.
4) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didikuntuk
mampu mengomunikasikan kesimpulan model padakesimpulan konteks
masalah.
5) Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didikuntuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelaske dalam situasi
atau konteks baru.
c. Membangun bentuk soal beragam

Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soalHOTS (yang digunakan
pada model pengujian PISA), sebagai berikut:

1) Pilihan ganda

Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulusyang bersumber pada situasi


nyata. Soal pilihan ganda terdiri daripokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Pilihan jawabanterdiri atas jawaban dan pengecoh (disractor)

2) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)

Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untukmenguji pemahaman peserta didik
terhadap suatu masalah secarakomperhensif yang terkait antara pernyataan satu
dengan yanglainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTSyang
berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat stimulusyang bersumber pada situasi
kontekstual.

3) Isian singkatan atau melengkapi

Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal yangmenuntut peserta tes untuk
mengisi jawaban singkat dengan caramengisi kata, frase, angka atau simbol.
karakteristis soal isiansingkkatan atau melengkapi adalah sebagai berikut:

(1) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satubagian dalam ratio butir
soal, dan paling banyak dua bagiansupaya tidak membingungkan siswa.

(2) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaituberupa frase, kata,
angka, simbol, tempat atau waktu.
4) Jawaban singkat atau pendek

Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalahsoal yang jawabannya berupa
kata, kalimat pendek, atau fraseterhadap suatu pertanyaan. Katakteristik soal jawaban
singkatadalah sebagai berikut:
a) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimatperintah
b) Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawabanyang singkat
c) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa padasemua soal
diusahakan relatif sama
d) Hindari penggunaan kata, kalimat atau frase yang diambillangsung dari buku
teks, sebab akan mendorong siswa untuksekedar mengingat atau menghafal
apa yang ditulis dibuku.
5) Uraian

Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannyamenuntut siswa untuk
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan ataumengekspresikan gagasan tersebut menggunakan
kalimatnyasendiri dalam bentuk tertulis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kemampuan berpikir tingkat tinggi/ Higher OrderThinking Skills (HOTS) adalah
kemampuan berpikir yang bukan hanyasekedar mengingat, menyatakan kembali, dan
juga merujuk tanpamelakukan pengolahan, akan tetapi kemampuan berpikir untuk
menelaah6informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan mampu memecahkan
masalah.

Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umumdilakukan adalah taksonomi
Bloom. Benjamin S Bloom membagitaksonomi hasil belajar dalam enam kategori, yakni:
a. Pengetahuan(knowledge), b. pemahaman (comprehension),c.
Penerapan(application), d. analisis, e. Sintesis, dan f. Evaluasi. Tingkatpemahaman
peserta didik dianggap berjenjang dengan tingkat palingrendah (C1): pengetahuan atau
mengingat, sampai tingkat paling tinggi(C6): evaluasi

Krathwohl dalam Lewy, dkk (2009:16), menyatakan bahwaindikator untuk mengukur


kemampuan berpikir tingkat tinggi menliputi:
a. Menganalisis
b. Mengevaluasi
c. Mengkreasi

Karakteristik Soal-soal HOTS sangatdirekomendasikan untuk digunakan pada berbagai


bentuk penilaian kelas.Berikut adalah karakteristik soal-soal HOTS :
a. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
b. Berbasis Permasalahan Kontekstual
c. Membangun bentuk soal beragam
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Adi W. (2012). Genius Learning Strategy : petunjuk praktis untuk


menerapkan accelerated learning. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ernawati, L. (2017). Pengembangan High Order Thinking (HOT) Melalui Metode
PembelajaranMind Banking Dalam Pendidikan AgamaIslam.
PROCEEDINft, 189. diakses melaluhttp://bit.ly/2k66VLI padatanggal 23
November 2017 pukul 14.06 WIB
Sani, Ridwan Abdullah. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta : Bumi Aksara
Kusnawa, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif : Perkembangan Ragam
Berpikir.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Lewy, L., Zulkardi, Z., & Aisyah, N. (2009). Pengembangan Soal untukMengukur
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisandan Deret
Bilangan di Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius MariaPalembang. Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(2), 14-28. Diakses melalui
http://eprints.unsri.ac.id/820 pada tanggal 6 desember 2017 pukul 15.10WIB
Widana, I Wayan. (2017). Modul: Penyusunan Soal Higher order Thiking Skills.Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal PendidikanDasar dan
Menengah dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Diakses melalui
http://bit.ly/2ikf1jh pada tanggal 17 Oktober 2017 pukul20:48 WIB

Anda mungkin juga menyukai