Anda di halaman 1dari 4

What is the research question you have decided on?

Should the Indonesian government remove internet restriction?

Explain the debate which you will be addressing in order to answer your question.
Di era modern yang terus berkembang secara cepat menjadikan kesempatan untuk internet
yang selalu dikembangkan sebaik mungkin untuk membantu dan mempermudah manusia.
Internet menyediakan informasi yang tidak terbatas, memberikan ruang untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi secara cepat dan dimanapun. Kecanggihan teknologi internet
tentu memiliki banyak dampak positif bagi pengguna seperti mempermudah akses dalam
mendapatkan informasi secara real time, mendapatkan informasi yang tidak ditayangkan di
televisi atau radio, jangkauan yang luas akan informasi, belajar hingga melakukan hobi
melalui media internet. Namun, selain dampak positif ternyata juga diiringi dengan adanya
dampak negatif akan kemunculan internet ini seperti kemunculan berita hoax,
penyalahgunaan internet sebagai media konten pornografi, penipuan, pembajakan hingga
banyak cyber crime lainnya. Di Indonesia sendiri untuk menangani berbagai kejahatan di
internet ini baik itu pemerintah tentu memberikan tindakan berupa UU hingga pembatasan -
pembatasan akses untuk mengantisipasi dan mengurangi kejahatan internet. Salah satu
contoh kasus pembatasan internet yang pernah terjadi di Indonesia adalah pada tanggal 22
Mei 2019 disaat terjadinya demo penolakan hasil pemilu yang membuat pemerintah
melakukan pembatasan di beberapa fitur media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook,
dan WhatsApp pada waktu itu dalam bentuk pembatasan akses gambar maupun video
untuk menghindari kerusuhan di media sosial terkait berita hoax yang ditujukan demi
keamanan nasional. Namun, pada saat itu meskipun beberapa oknum bisa terbendung akan
kericuhan yang ditimbulkan melalui media sosial ternyata justru tidak memberikan solusi
karena disampingnya terdapat masyarakat luas lain yang dirugikan akibat pembatasan
internet ini sehingga kegiatan aktivitas media sosial lain seperti pers yang terbatas dalam
pengumpulan informasi dan update, segi pendidikan atau pembelajaran, hingga sektor
ekonomi mengalami gangguan akan keterbatasan ini. Saat kejadian itu masyarakat
Indonesia banyak yang menggunakan VPN untuk dapat mengakses fitur yang sedang
dibatasi dan tentu mengeluhkan pemerintah waktu itu sebagai salah satu hak warga negara
dalam memperoleh kebebasan internetnya, mengingat tidak semua masyarakat hanya
mengaplikasikan internet untuk kepentingan politik tetapi aktivitas lain. Tidak hanya itu, di
waktu yang lain pemerintah Indonesia sempat memutus dan melambatkan internet di Papua
selama beberapa hari di bulan September dan Agustus 2019 dengan alasan yang hampir
mirip dengan pembatasan akibat demo penolakan hasil pemilu 22 Mei tersebut. Tujuan
pembatasan internet di Papua oleh pemerintah tersebut adalah untuk meredam informasi
mengenai “Rasis Papua” yang sempat terjadi di Surabaya.

Pembatasan internet juga berlaku di China. Pemerintah Cina telah memperketat peraturan
penggunaan internet dengan mewajibkan para pengguna internet untuk mengidentifikasi diri
mereka kepada penyedia layanan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari kebijakan untuk
melindungi informasi pribadi. Kebijakan tersebut menyatakan bahwa setiap orang harus
menandatangani perjanjian dalam mengakses internet, telepon rumah/kantor, dan telepon
selular yang menyediakan layanan internet dengan memberikan informasi dan identitas asli,
yang disebut sebagai registrasi nama asli. Kebijakan pendaftaran nama asli ini seharusnya
diterapkan pada 2011 tetapi tidak menjadi peraturan yang berlaku secara luas. Namun, kritik
menyebutkan bahwa pemerintah berupaya untuk membatasi kebebasan berpendapat.
Pengumuman ini akan tampak sebagai bukti bahwa pemimpin baru Cina memandang internet
sebagai ancaman. Otoritas Cina memantau dengan ketat konten internet di negara itu dan
secara
rutin memblok informasi yang sensitif, langkah itu dikenal sebagai anti virus komputer yang
besar di Cina. Bagaimanapun, kebijakan tersebut tidak menghentikan jutaan pengguna
internet
di Cina, banyak dari mereka yang menggunakan situs mikro blogging untuk
mempublikasikan
debat dan kampanye tentang masalah nasional. Dalam beberapa bulan terakhir, internet dan
media sosial telah digunakan untuk menggalang protes massa dan mengkritik pejabat Partai
Komunis yang melakukan korupsi. Kebijakan baru ini diterapkan sebulan setelah pemimpin
baru yang dipimpin oleh Xi Jinping, ditetapkan oleh Partai Komunis. Pejabat yang mengurusi
masalah internet Liu Qibao, memiliki reputasi dalam melakukan kontrol media secara ketat.
Berbeda di Amerika, tidak ada pembatasan internet di Amerika. Amerika Serikat memiliki
kebebasan dalam mengakses internet karena konstitusi negara tersebut melindungi kebebasan
berbicara dan berekspresi, termasuk kebebasan penggunaan internet. Pemerintah Amerika
Serikat tidak menerapkan sensor atau pembatasan akses terhadap informasi yang
dipublikasikan atau dilihat di internet. Meskipun demikian, internet di Amerika Serikat tetap
diatur dan didukung oleh serangkaian mekanisme hukum yang kompleks, baik yang diatur
oleh
pemerintah maupun swasta. Beberapa upaya legislatif untuk mengontrol distribusi materi
yang
dianggap tidak pantas di internet telah memberikan konsekuensi yang signifikan dalam
pembatasan tanggung jawab atas konten bagi perantara internet. Amerika Serikat memiliki
lembaga pemerintah yang didedikasikan untuk mempromosikan kebebasan internet di seluruh
dunia, yaitu Office of Internet Freedom yang berada di bawah United States Agency for
Global
Media. Dalam rangka mempromosikan kebebasan penggunaan internet, Amerika Serikat juga
memiliki beberapa program yang didedikasikan untuk memperluas akses internet dan
memperkuat keamanan internet bagi pengguna di seluruh dunia.
Perbedaan antara peraturan penggunaan internet di Amerika Serikat dan Cina sangat
signifikan.
Amerika Serikat memiliki kebebasan dalam mengakses internet karena konstitusi negara
tersebut melindungi kebebasan berbicara dan berekspresi, termasuk kebebasan penggunaan
internet. Pemerintah Amerika Serikat tidak menerapkan sensor atau pembatasan akses
terhadap
informasi yang dipublikasikan atau dilihat di internet. Sementara itu, Cina memperketat
peraturan penggunaan internet dengan mewajibkan para pengguna internet untuk
mengidentifikasi diri mereka kepada penyedia layanan. Kebijakan ini diambil sebagai bagian
dari kebijakan untuk melindungi informasi pribadi. Meskipun demikian, kritik menyebutkan
bahwa pemerintah Cina berupaya untuk membatasi kebebasan berpendapat. Otoritas Cina
memantau dengan ketat konten internet di negara itu dan secara rutin memblok informasi
yang
sensitif. Kebijakan ini menunjukkan bahwa pemimpin baru Cina memandang internet sebagai
ancaman. Kesimpulannya, perbedaan antara peraturan penggunaan internet di Amerika
Serikat
dan Cina sangat signifikan, di mana Amerika Serikat memiliki kebebasan dalam mengakses
internet, sedangkan Cina memperketat peraturan penggunaan internet dan membatasi
kebebasan berpendapat.

Apakah tindakan untuk membatasi dan memutus internet untuk mengantisipasi segala berita
hoax dan cyber crime di media sosial adalah kebijakan yang tepat atau justru membungkam
masyarakat yang informatif di tengah negara demokrasi karena pemerintah seakan
menggeneralisir informasi yang akan tersebar di internet, padahal sangat mungkin jika saat
terjadi kejadian serupa cara meredam informasi hoax adalah dengan menerbitkan dan
mengeluarkan beragam konten faktual tidak sebatas memutus atau melambatkan internet
yang mempengaruhi banyak sektor. Pada 40 ayat (2a) dan (2b) UU ITE berisikan mengenai
kewenangan pemerintah untuk membatasi atau memutus akses ke informasi elektronik atau
dokumen elektronik yang melanggar hukum, jadi untuk tindakan pemutusan internet,
pembatasan akses fitur media sosial hingga perlambatan akses pada kedua kasus diatas
adalah tindakan yang mungkin sekali menimbulkan pertanyaan apakah ada motif lain dari
pemerintah dan haruskah kedepannya kebijakan seperti yang sudah terjadi diatas harus
dihapuskan.

Garis besar dan menjelaskan konsep - konsep kunci yang relevan dengan pertanyaan.
Pembatasan Internet adalah upaya yang dilakukan untuk pemerintah dunia dan Indonesia
untuk mengatur dunia internet berjalan sesuai hukum dan peraturan yang berlaku yang
mementingkan kebutuhan dan keamanan warga negara. Namun, apakah kebijakan
pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sudah sesuai dengan hukum yang
berlaku atau harus dihapuskan kedepannya karena melanggar HAM dan tidak efisien.

List the main sources you have identified so far, and explain how you will be using
them.
Adhari. A, Sitabuana T.H, Srihandayani. L, (2021), Kebijakan Pembatasan Internet di
Indonesia: Perspektif Negara Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Kajian Perbandingan.
Jurnal Konstitusi, Volume 18, Nomor 2, Juni 2021
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/download/1821/pdf

Budiansyah. A, (2019) Ricuh Tolak Hasil Pemilu, Akses ke WhatsApp & Medsos
Dibatasi https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200101070554-37-126827/ricuh-
tolak-hasil-pemilu-akses-ke-whatsapp-medsos-dibatasi

Utama. A, (2021) Papua: Jaringan internet di provinsi paling timur terputus akibat
faktor alam?
Papua: Jaringan internet di provinsi paling timur terputus akibat faktor alam? - BBC
News Indonesia

Lie. A, (2019) Pro Kontra Pembatasan Internet di Papua: Ombudsman Minta


Evaluasi, Pemerintah Menilai demi Kebaikan
https://ombudsman.go.id/pengumuman/r/pro-kontra-pembatasan-internet-di-papua-
ombudsman-minta-evaluasi-pemerintah-menilai-demi-kebaikan

LINK REFERENSI
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2012/12/121229_china
https://freedomhouse.org/country/united-states/freedom-net/2021
https://freedomhouse.org/country/united-states/freedom-net/2022
https://2009-2017.state.gov/documents/organization/255009.pdf
https://www.usagm.gov/office-internet-freedom/

Dalam proposal ini saya menggunakan 4 sumber sebagai acuan yang pertama
adalah jurnal yang membahas mengenai pembatasan Internet di Indonesia,
selanjutnya adalah artikel berita mengenai kasus pembatasan penggunaan media
sosial akibat demo penolakan hasil pemilu 22 Mei 2019 dan artikel berita kasus
pembatasan internet di Papua pada 2019 silam, saya mengaitkan kedua kasus
tersebut apakah penerapannya memenuhi hukum terkait peraturan pembatasan
internet di Indonesia atau tidak. Selanjutnya pada sumber ketiga adalah berisi
pendapat pro dan kontra yang tidak setuju dan tidak akan tindakan pembatasan
Intenet di Indoenesia, saya menggunakan sumber ini sebagai acuan untuk melihat
pendapat dari pihak yang bertentangan dalam mendebatkan kebijakan penghapusan
atau peninjauan ulang pembatasan Internet yang terjadi di Indonesia. Dari sumber
yang sudah saya kumpulkan tersebut, kita dapat melihat apakah kebijakan
pemerintah dalam mengatasi dua kasus tersebut sesuai atau tidak, dan apakah
kedepannya pembatasan internet seperti ini oleh pemerintah masih dapat dilakukan
kembali atau harus dihapuskan.

Anda mungkin juga menyukai