Anda di halaman 1dari 2

Nama: Hayatullah Hilmi Aziz

Nim : E93218092
Kelas : C3
Matkul: Kajian Barat atas Alquran

Refleksi Terkait Pemikiran Richard Bell Terhadap Islam

Richard Bell merupakan orientalis yang hidup pada antara akhir abad ke 19 dengan

awal ke 20. Keahliannya bisa dikatakan sebagai pakar linguistik khususnya dalam bidang

bahasa Arab dan ia juga menjadi dosen di salah satu universitas Edinburgh London, Inggris.

Richard Bell mengawali keorientalisannya ketika mengkaji Alquran dengan

mengoperasionalkan bahan-bahan kuliahnya di Edinburgh.

Menariknya lagi, Richard Bell ini semasa hidupnya, berhasil mencetak orientalis-

orientalis baru yang sangat disegani dan terampil dalam mengkaji Islam, salah satu muridnya

adalah Montgomery Watt yang dikenal kalangan muslim malah bukan orientalis tapi disebut

Islamolog. Tentunya prestasi dan pemikiran Watt ini, tidak akan terlepas dari jasa dan

pemikiran Richard Bell sebagai guru dari Watt. Tentunya, pemikiran Richard Bell ini

menarik untuk menjadi bahan kajian akademik.

Menanggapi pemikiran Richard Bell, pastinya tidak akan jauh dari Montgomery Watt

seperti bantahan terhadap orientalis yang mengatakan Muhammad adalah Nabi palsu dan

tuduhan-tuduhan lainnya, Bell lebih berpendapat bahwa karakteristik dan setiap perilaku

Muhammad mengindikasikan sosok Kenabian. Hal demikian secara Sosio historis dan

sejarah Muhammad menjadi tidak dapat dibantah, setiak peristiwa dan kasus yang ada saat

itu, Nabi Muhammad sangat bijak dan menunjukkan karakteristik kenabiannya.

Setidaknya, pemikiran Richard Bell terkait Islam terdapat dua statement yang terkenal

yaitu Alquran itu adalah karya nabi Muhammad dan peristiwa pewahyuan Nabi Muhammad
merupakan hal yang natural bukan supranatural. Pendapat Bell ini membuat melek para

pemikir muslim untuk meneliti statement ini.

Agar lebih memperdalam, Richard Bell yang mengatakan Alquran itu karya Nabi,

berdasarkan analisisnya pada sajak-sajak dalam Alquran. Bell, menjumpai banyak dlamir

pada sajak Alquran yang tidak relevan, dlamir yang awalnya hum semua, tiba-tiba pada ayat

selanjutnya berubah menjadi kum. Hal demikian menunjukkan ada campur tangan Nabi

Muhammad ketika menghadapi suatu masalah, artinya Nabi Muhammad mengubah ayat

Alquran tersebut sesuai situasi dan kondisi saat itu. Oleh karena itu, dari analisa inilah, Bell

mengambil kesimpulan bahwa Alquran adalah karya Nabi Muhammad.

Kemudian terkait pewahyuan Nabi Muhammad merupakan kejadian natural bukan

supranatural, Richard Bell mengambil analisa dari aspek Sosio historisnya, bahwa wahyu

pertama Nabi Muhammad di gua, tentunya itu merupakan kejadian natural karena setiap

orang orang yang ada di dalam gua dengan suasana yang sunyi akan membuat pikiran dan

imajinasi semakin berkembang. Sama halnya dengan kasus pewahyuan Nabi Muhammad

tersebut, mengingat bahwa kondisi gua yang sunyi menyebabkan imajinasi dari Nabi

Muhammad menjadi lebih tinggi sehingga menghasilkan pewahyuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai