Anda di halaman 1dari 18

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, khususnya pada Sekolah Dasar
sasaran, diperoleh kesimpulan bahwa, masalah utama dalam pendidikan jasmani
disekolah sasaran tersebut hingga saat ini adalah belum efektifnya pengajaran
pendidikan jasmani yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah,
terbatasnya kemampuan guru, dan terbatasnya sumber dan media yang digunakan
untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani, dalam hal ini termasuk
didalamnya alat peraga permainan olahraga tradisional. Guru bertanggung jawab
untuk mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang mendorong siswa
untuk melaksanakan kegiatan di kelas tersebut, diperlukan pemilihan metode yang
tepat dan sesuai dengan materi/ konsep yang akan diajarkan. Model mengajar yang
dipakai oleh guru juga akan berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap
siswa mempunyai cara belajar yang berbeda dengan siswa yang lainnya. Namun
hingga saat ini masih banyak guru yang kurang memperhatikan kesesuaian antara
materi yang disampaikan dengan metode dan model pembelajaran yang diterapkan,
guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran tanpa menggunakan model yang
jelas .
Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan model pembelajaran
menggunakan alat bantu yang tepat adalah salah satu metode yang diharapkan dapat
mempercepat penguasaan pengetahuan dan keterampilan terhadap materi yang
dipelajarinya. Anak usia sekolah dasar memiliki kemampuan sangat terbatas dalam
mentransper ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya sehingga perlu
dibantu melalui berbagai cara, metode dan model pembelajaran, terutama program
pendekatan yang menekankan pada pengembangan kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan belajar anak, khususnya pada mata pelajaran Olahraga
Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa
Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa
merupakan sarana berpikir deduktif dalam menemukan dan mengembangkan ilmu
2

pengetahuan dan keterampilan. Sifat kuantitatif Permainan olahraga Tradisional ini


telah dapat meningkatkan daya prediksi dan control dari ilmu pengetahuan dan
keterampilan. Dengan Permainan olahraga Tradisional, ilmu pengetahuan alam dan
Bahasa Indonesia dapat memberikan jawaban yang bersifat eksak sehingga
memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat, cepat dan cermat.
Logika yang berpangkal dari Permainan olahraga Tradisional, ilmu
pengetahuan alam dan Bahasa Indonesia selain merupakan dasar dan pangkal tolak
penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu lain, juga telah merupakan landasan yang
kuat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam usaha
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, Permainan
olahraga tradisional tidak lagi dipandang hanya sebagai ilmu pengetahuan tetapi lebih
dari itu, Permainan olahraga Tradisional dan ilmu pengetahuan alam telah menjadi
sarana untuk menjadi hakikat keilmuan dan keterampilan, sehingga tidak dapat
disangkal lagi bahwa untuk menunjang keberhasilan penguasaan ilmu pengetahuan
dan keterampilan, peranan Permainan olahraga Tradisional, ilmu pengetahuan alam
dan Bahasa Indonesia menjadi sangat dominan.
Dalam bidang pendidikan jasmani, peranan pengusaaan Permainan olahraga
Tradisional, ilmu pengetahuan alam dan Bahasa Indonesia dalam menunjang
keberhasilan pembangunan bidang pendidikan adalah sangat netral. Pengusaan anak
didik terhadap Permainan olahraga Tradisional, ilmu pengetahuan alam dan Bahasa
Indonesia baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah sangat penting karena
penguasaan tersebut akan menjadi sarana yang ampuh untuk mempelajari dan berlatih
berbagai macam keterampilan. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan
secara umum.
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Telah menjadi
pernyataan umum bahwa pendidikan jasmani sebagai subsistem pendidikan
mempunyai peran yang berarti dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
3

Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga


dewasa ini adalah belum efektifnya dan kualitas guru pendidikan jasmani di sekolah
dasar, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi pada umumnya kurang memadai
Mereka kurang mampu dalam menjalangkan profesinya secara profesional, mereka
belum mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik
fisik, mental maupun intelektual (Rusli Lutan, 1997).
Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa hasil penelitian pada 15 tahun
terakhir, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun pada tingkat pendidikan
menengah. Sebagian besar hasil – hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa
prestasi dalam mata pelajaran olahraga Permainan Tradisional, dan ilmupengetahuan
alam berkorelasi positif dengan prestasi belajar dalam mata-mata pelajaran lain. Ini
berarti bahwa anak didik pandai dalam mata pelajaran Permainan Tradisional akan
mempunyai peluang yang cukup besar untuk pandai dan berhasil dalam mata-mata
pelajaran lain. Di lain pihak kenyataan menunjukan bahwa prestasi belajar Permainan
Tradisional di sekolah-sekolah, baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah
masih relatif rendah dibandingkan dengan prestasi belajar dalam mata-mata pelajaran
lain.
Salah satu ciri Permainan olahraga tradisional adalah berjenjang. Bila konsep
A dan B mendasari konsep C tidak mungkin dapat dipelajari sebelum konsep A dan B
dipelajari terlebih dahulu. Ini berarti bahwa untuk menguasai konsep Permainan
Tradisional disekolah menengah secara baik, maka penguasaan konsep dasar
Permainan olahraga Tradisional di sekolah dasar mutlak harus terlebih dahulu
dikuasai.
Pengusaan Permainan olahraga Tradisional secara umum yang didukung oleh
penguasaan terhadap konsep Permainan olahraga Tradisional di sekolah dasar akan
memberikan landasan yang kuat untuk menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetauan dan teknologi, sedang penguasaan konsep Permainan Tradisional di
sekolah menengah akan sangat ditentukan oleh penguasaan anak didik terhadap
konsep Permainan Tradisional di sekolah dasar.
4

Sebagaimana diketahui bahwa siswa sekolah dasar masih pada taraf berpikir
kongkrit sedang pada matapelajaran lain sebagai suatu ilmu yang bersifat abstrak.
Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat menghubungkan taraf berfikir
yang dimiliki siswa SD dengan yang bersifat Permainan Tradisional yang abstrak itu.
Salah satu media tersebut adalah alat peraga Permainan olahraga tradisional.
Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka penguasaan
konsep dasar dan mengaplikasikannya Permainan olahraga Tradisional bagi anak
didik di sekolah dasar perlu dilestarikan kembali dan ditingkatkan. Demikian pula
Permainan olahraga tradisional yang memang sudah dirancang khusus sesuai
tujuannya yang ada di sekolah tersebut jarang digunakan karena pengetahuan dan
kemampuan serta keterampilan guru untuk itu sangat terbatas. Salah satu pendekatan
yang digunakan ialah penyajian materi melalui penerapan model pembelajaran
langsung dengan menggunakan alat peraga Permainan olahraga tradisional di SDN
No 175 Bulo - Bulo Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.
Pembelajaran Permainan olahraga tradisional yang baik memang tidak cukup
hanya bersumber pada pengalaman dan buku. Pembelajaran itu harus dilengkapi
dengan alat praktik berupa alat peraga Permainan olahraga tradisional yang antara lain
yaitu enggrang bambu, enggrang batok kelapa dan bakiak yang digunakan untuk
demonstrasi di Sekolah dasar yang dapat dihubungkan dengan lingkungan alam,
sehingga dapat mendorong anak untuk mengembangkan dasar-dasar pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang berguna untuk kesehatan di sekolah maupun dalam
masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengabdian masyarakat akan
difokuskan pada Sekolah Dasar dalam menerapkan metode pembelajaran langsung
kepada guru dan bimbingan kepada murid untuk berbagi pengalaman, pengetahuan,
dan keterampilan dalam melaksanakan percobaan dengan menggunakan peralatan alat
peraga Permainan olahraga tradisional Sekolah Dasar. SDN No 175 Bulo - Bulo
adalah salah satu Sekolah Dasar Kabupaten bulukumba. Sekolah tersebut termasuk
SD yang berlokasi di Kecamatan Bulukumpa Kabupaten bulukumba. Bangunan
5

sekolah tersebut sudah beberapa kali mengalami renopasi karena usianya sudah cukup
lama. Namun Demikian masih ditemukan berbagi kendala seperti fasilitas ruangan
khusus untuk alat olahraga dan tempat/lapangan Permainan Olahraga Tradisional
yang belum tersedia serta sumber daya manusia untuk tenaga Pengajar khususnya
permainan olahraga tradisional belum memadai.
Guru yang mengajar olahraga (olahraga permainan tradisional) di SDN No
175 Bulo - Bulo ada 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan yang
berbeda dengan apa yang diajarkan. Dengan demikian pemahaman tentang
permainan olahraga tradisional tentu masih sangat terbatas dan berbeda jika
memang orang yang mengajar berlatar belakang yang sesuai bidangnya.
Pelatihan pembuatan dan penggunaan media alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa. dalam melaksanakan
pembelajaran di SDN No 175 Bulo - Bulo, sebenarnya sudah dilaksanakan tetapi
belum efisien dan efektif karena dasar pengetahuan dari guru hanya diperoleh melalui
penataran. Oleh karena itu, masih perlu dibekali dengan memberikan bimbingan dan
penyuluhan tentang penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunaan
alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni
Rupa.
Secara umum situasi di SDN No 175 Bulo - Bulo dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Memiliki 6 (enam) kelas dari kelas I-VI. Ruangannya sudah pernah direnopasi
melalui Basic Science bantuan Dana Bank Dunia.
2. Sudah memiliki tempat praktek Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan
Dam-daman) serta Seni Rupa.
3. Murid yang belajar Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
serta Seni Rupa hanya kelas III – VI.
4. Murid yang diterima kebanyakan tidak melalui Taman Kanak-kanak (TK) dan
latar belakang Pendidikan orang tua murid bervariasi.
5. Di sekolah tersebut belum memiliki Guru penjas Khusus.
6

Atas dasar pemikiran tersebut, maka penerapan model pembelajaran langsung


menggunakan alat peraga pada Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa dalam melaksanakan Percobaan di SDN No 175 Bulo - Bulo
dipandang perlu dan penting dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat sebagai
upaya perbaikan, peningkatan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Selain itu, juga
dimaksudkan agar dapat meningkatkan motivasi, pengetahuan, dan keterampilan
guru-guru dalam menggunakan alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak
dan Dam-daman) serta Seni Rupa sebagai aspek penting dalam penggunaaan media
pembelajaran.

2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisis situasi terhadap gambaran situasi mengenai kebutuhan


belajar siswa, maka dapat diidentifikasi dan dirumuskan permasalahannya, yakni:
Guru dan siswa di SDN No 175 Bulo - Bulo mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam
menggunakan Alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
serta Seni Rupa disebabkan terbatasnya kemampuan guru/sekolah.
Di Sekolah Dasar sasaran, diperoleh informasi bahwa media pembelajaran
khususnya alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
serta Seni Rupa yang kini digunakan dinilai relatif masih sangat terbatas, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Jika dilihat dari segi prinsip penggunaannya, dinilai
masih kurang efektif karena (a) dalam penyajiannya belum nampak alternatif/peluang
untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, (b) kurang merangsang imajinasi
dan motivasi anak, (c) kurang memberikan pengertian/penjelasan konsep, dan (d)
kurang melibatkan penggunaan panca indra sebanyak mungkin bagi anak dalam
belajar. Hal itu disebabkan karena media yang digunakan tidak dirancang khusus
sesuai dengan tujuannya. Sedangkan alat peraga Permainan olahraga tradisional yang
memang sudah dirancang khusus sesuai tujuannya yang ada di sekolah tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal karena pengetahuan dan kemampuan guru untuk itu
7

masih sangat terbatas dan perlu pengembangan pengetahuan dan keterampilan lebih
lanjut.
Ada tiga kondisi utama yang sering dialami guru di kelas yakni: (1) guru
mengalami kesulitan menggunakan alat peraga Olahraga Permainan Tradisional
(Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan pokok bahasan yang tersedia, (2) guru kurang mampu membuat alat peraga
Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa
sederhana, dan (3) guru kurang terampil dalam membimbing siswa membuat dan
menggunakan alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
serta Seni Rupa sekolah dasar.
8

BAB 2 SOLUSI PERMASALAHAN


Untuk menangani permasalahan mitra menyangkut penerapan model
pembelajaran langsung dengan menggunaan alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa sebagai upaya untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas PBM di
SD untuk mata pelajaran pendidikan jasmani khususnya Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa. Solusi yang ditawarkan
diawali dengan pemberian stimulus yang dapat merangsang perkembangan
intelegensi-intelektual anak secara maksimal baik secara verbal maupun non-verbal.
Sehubungan dengan itu, maka model pembelajaran SD yang perlu dikembangkan
ialah model pembelajaran langsung melalui bantuan alat peraga karena dapat menjadi
stimulus yang efektif. Selain itu, dapat pula memberikan pengalaman-pengalaman
nyata yang perlu bagi perkembangan intelegensi anak, terutama dalam merangsang
indra lebih banyak, daya pikir, serta imajinasinya. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran melalui alat peraga pendidikan penting dilakukan dan disebarluaskan
penerapannya di SD dalam rangka meningkatkan stimulus intelegensi-intelektual
anak sejak dini.
Atas dasar pemikiran perlunya pemberian stimulus, maka pelatihan pembuatan
dan penggunaan media alat peraga permainan tradisional (bakiak dan dam - daman)
serta seni rupa di SDN No 175 Bulo - Bulo dalam proses pembelajaran dipandang
perlu dan penting dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat sebagai upaya
perbaikan, peningkatan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Selain itu, juga
dimaksudkan agar dapat meningkatkan motivasi, pengetahuan, dan keterampilan
guru-guru dalam menggunakan alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak
dan Dam-daman) serta Seni Rupa sebagai aspek penting dalam penggunaaan media
pembelajaran.
Berdasarkan hasil survey, dilakukan upaya/tindakan pelatihan tentang
penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunaan alat peraga Olahraga
Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa di SD, membuka
9

kesempatan untuk diskusi, kemudian memberikan bimbingan kepada guru dan siswa
saat alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni
Rupa dioperasikan/digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini
diharapkan dapat dimantapkan dan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kebutuhan
dan kemampuan guru/sekolah. Oleh karena itu sangat tepat bila guru SD diberikan
bimbingan mengenai pelatihan pembuatan dan penggunaan media alat peraga
permainan tradisional (bakiak dan dam - daman) serta seni rupa dalam melaksanakan
percobaan saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian bimbingan
mengenai pelatihan pembuatan dan penggunaan media alat peraga permainan
tradisional (bakiak dan dam - daman) serta seni rupa kepada guru SD akan diperoleh
kemampuan dalam hal (1) mempergunakan alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai materi yang diajarkan untuk meningkatkan efesiensi waktu
dalam proses pembelajaran; (2) meningkatkan kemapuan penguasaan materi dan
keterampilan membuat dan menggunakan alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa bagi Guru-guru dan siswa di
SDN No 175 Bulo - Bulo dan (3) meningkatkan motivasi dalam proses belajar
mengajar dan untuk menunjang pelaksanaan cara belajar siswa aktif (CBSA). Selain
itu, kegiatan pengabdian yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi guru
Sekolah Dasar dalam hal (1)menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan serta
kreatifitas guru membuat dan menggunakan alat praktik alat peraga dalam percobaan
dan (2) mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan belajar dan
perkembangan anak. Demikian pula kesulitan/keterbatasan pelatihan pembuatan dan
penggunaan media alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa. dalam percobaan untuk keperluan pembelajaran di SD
dapat teratasi.
10

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


Metode dan langkah kegiatan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Nama, Posisi, tugas Tim dan Waktu yang digunakan
No Metode dan langkah Tujuan
Pemecahan masalah
.
1. Metode ceramah dengan memberi- Untuk memperoleh bekal pengetahuan
kan penyuluhan tentang pelatihan dan pemahaman tentang pelatihan
pembuatan dan penggunaan media pembuatan dan penggunaan media alat
alat peraga Olahraga Permainan peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam- Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
daman) serta Seni Rupa. Kemudian serta Seni Rupa.
dilanjutkan dengan metode diskusi
dan tanya jawab
2. Metode Demonstrasi. Ditunjukan Untuk memperlihatkan bagaimana
dengan membuat dan cara pembuatan dan pelaksanaan
memperagakan alat peraga Olahraga percobaan dengan menggunakan alat
Permainan Tradisional (Bakiak dan peraga Olahraga Permainan
Dam-daman) serta Seni Rupa sesuai Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
topik materi yang akan diajarkan. serta Seni Rupa SD sesuai kurikulum
dan topik pokok bahasan yang akan
diajarkan.
3. Metode praktikum. Memberikan Untuk memberikan pengetahuan dan
kesempatan kepada murid untuk keterampilan dalam membuat alat
melakukan prakikum sesuai pokok peraga Olahraga Permainan
bahasan yang diajarkan dan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
diberikan bimbingan tentang cara serta Seni Rupa sekaligus dapat
pelatihan pembuatan dan terampil menggunakan alat-alat peraga
penggunaan media alat peraga tersebut di SD.
Olahraga Permainan Tradisional
(Bakiak dan Dam-daman) serta Seni
Rupa
4. Metode pemberian tugas. Untuk memberikan pemantapan dan
Memberikan pertanyaan yang akan tambahan bagi peserta yang mengalami
dikerjakan di rumah kesulitan di kelas/disekolah.

Kualifikasi Tim Pelaksana, Relevansi Skill, dan Sinergisme Tim dan


Pengalaman kemasyarakatan, khususnya bagi ketua Tim Pengusul
11

Tabel 3.2 Nama, Posisi, tugas Tim dan Waktu yang digunakan

No. Nama Lengkap Posisi Tugas Waktu

1. Drs. Lutfi B., M.Kes Ketua Bersama-sama dengan anggata tim: 10 jam
/minggu
 Mendesaian dan membuat
proposal
 Merencanakan dan membuat
alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa
 Membuat LKS
 Menguji coba alat peraga yang
telah dibuat.
 Menjelaskan cara menggunakan
alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa kepada
siswa SD
 Mengawasi jalannya percobaan
 Merancang laporan pengabdian
dan menyususun laporan akhir

2. Yusnadi, S.Pd, M.Pd Anggota Membantu ketua dalam hal : 12 jam


/minggu
 Mendesaian dan membuat
proposal
 Merencanakan dan membuat
alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa
 Membuat LKS
 Mengujicoba alat peraga yang
telah dibuat.
 Menjelaskan cara menggunakan
alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa kepada
siswa SD
 Mengawasi jalannya percobaan
 Merancang laporan pengabdian
dan menyususun laporan akhir
3. Drs. Nasaruddin, M.Pd Anggota Membantu ketua dalam hal : 12 jam
/minggu
 Mendesaian dan membuat
proposal
 Merencanakan dan membuat
12

alat peraga Olahraga Permainan


Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa
 Membuat LKS
 Mengujicoba alat peraga yang
telah dibuat.
 Menjelaskan cara menggunakan
alat peraga Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-
daman) serta Seni Rupa
 Mengawasi jalannya percobaan
 Merancang laporan pengabdian
dan menyususun laporan akhir

.Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan


evaluasi pada saat pemantauan. Kerangka evaluasi yang dilakukan adalah sbb:
1. Guru yang yang telah menerapkan penggunaan media alat peraga Olahraga
Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa. SD diminta
untuk mengisi format Observasi yang telah disiapkan untuk memberikan
tanggapan/komentar/saran/mengenai keefektifan dan kepraktisan alat Olahraga
Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa yang sedang
digunakan dalam percobaan, demikian pula dengan ketertarikan, dan
kesediaan/kesanggupan untuk memodifikasi alat peraga maupun peralatan
Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa di SD
yang sudah mengalami kerusakan sehingga alat tersebut dapat dikembangkan.
2. lembar penilaian untuk melihat tingkat pemahaman dan kemampuan murid dengan
penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan alat peraga
Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa.
Hasil identifikasi terkait model pembelajaran langsung menggunaan alat
peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa SD
sebagai upaya peningkatan efektifitas pembelajaran dalam rangka peningkatan
kualitas proses belajar mengajar (PBM) di SD. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan
survei untuk melihat kondisi sarana dan prasarana pembelajaran di SD sasaran,
13

khususnya yang berkaitan dengan alat peraga Olahraga Permainan Tradisional


(Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa. Kemudian mengkaji pokok permasalahan
yang dihadapi, kebutuhan yang diperlukan, dan potensi yang dapat dimanfaatkan
untuk pemecahan masalahnya.
Berdasarkan hasil survei tersebut dilakukan upaya/tindakan bimbingan
tentang penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan alat peraga
Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa, membuka
kesempatan untuk diskusi, kemudian memberikan bimbingan kepada guru dan siswa.
Kegiatan ini diharapkan dapat dimantapkan dan dikembangkan lebih lanjut
berdasarkan kebutuhan dan kemapuan guru/sekolah. Metode mengajar yang sesuai
dengan minat dan tahap perkembangan mental (intelektual) anak akan dapat
memoifasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa yang memiliki
motivasi kuat, maka akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan
belajar.
Herman Hudoyo (1990:100) mengatakan apabila ”seorang peserta didik
mempunyai motivasi belajar ia akan mempelajarinya dengan sunguh-sunguh sehingga
ia mempunyai pengertian yang lebih dalam”. Ia dengan mudah dapat mencapai tujuan
belajar. Sebaliknya suatu kegagalan, dapat menghasilkan harga diri turun, yang berarti
motivasi belajarnya menurun.
Apabila peserta didik dapat memahami materi-materi Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa. Dapat ditegaskan bahwa
motivasi itu penting dalam belajar. Karena dengan motivasi yang kuat akan
meningkatkan semangat belajar bagi peserta didik. Siswa yang mempunyai motivasi
berprestasi dalam belajar akan memperoleh hasil belajar yang baik jika dibandingkan
dengan siswa yang tidak mempunyai motivasi berprestasi dalam belajar.
Melalui demonstrasi penerapan model pembelaran langsung dengan
menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar Permainan Tradisional, guru
dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa. Motivasi itu akan semakin
kuat apabila guru dan siswa sama- sama menggunakan alat peraga dalam
14

pembelajaran.Selanjutnya motivasi yang kuat akan memberikan hasil belajar yang


optimal. Jadi dapat ditegaskan bahwa dengan adanya alat peraga dalam pembelajaran
Permainan Tradisional akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Sehubungan dengan kondisi guru dan fasilitas sekolah yang terbatas maka
luaran pelaksanaan kegiatan PPM adalah berupa:
1. Adanya penuntun penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan
alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni
Rupa di Sekolah Dasar
2. Produk alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
serta Seni Rupa
3. Perangkat pembelajaran dan media
4. Terjadinya peningkatan kreativitas dan keterampilan para guru di SDN No 175
Bulo - Bulo membuat alat peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan
Dam-daman) serta Seni Rupa.
5. Peningkatan pengetahuan guru dalam penerapan model pembelaran langsung
dengan menggunakan beberapa alat peraga Olahraga Permainan Tradisional
(Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa yang telah tersedia di sekolah.
15

BAB 4 JADWAL DAN RINGKASAN ANGGARAN

1. Jadwal kegiatan

Kegiatan penerapan model pembelaran langsung dengan menggunaan alat


peraga Olahraga Permainan Tradisional (Bakiak dan Dam-daman) serta Seni Rupa
SD direncanakan dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2020 dengan rincian
sbb:

Tabel 4.1 Jadwal kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan PPM.

bulan ke-
No Nama Kegiatan I II III IV V VI Ket.
.
1. Ceramah/penjelasan tentang pelatihan
pembuatan dan penggunaan media alat
peraga Olahraga Permainan Tradisional
(Bakiak dan Dam-daman) serta Seni
Rupa. dan penggunaan Permainan
Tradisional SD
2. Pengadaan alat dan bahan yang akan
digunakan
3. Demonstrasi tentang pelatihan
pembuatan dan penggunaan media alat
peraga Olahraga Permainan Tradisional
(Bakiak dan Dam-daman) serta Seni
Rupa.
4. Membimbing, Mengawasi, dan
mengevaluasi pelaksanaan praktek/
praktikum Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
serta Seni Rupa
5 Lanjutan Membimbing, Mengawasi, dan
mengevaluasi pelaksanaan praktek/
praktikum.Olahraga Permainan
Tradisional (Bakiak dan Dam-daman)
serta Seni Rupa
6 Laporan dan penggandaan hasil kegiatan
16

2. Ringkasan Anggaran

Tabel 4.2. Pos-pos Pengeluaran


No Jenis pengeluaran Perincian Ket.
. Anggaran
1 Upah Pelaksana
a. Ketua Pelaksana Rp. 1.750.000,-
b. Anggota Pelaksana I Rp. 750.000,-
c. Anggota Pelaksana II Rp. 750.000,-

Jumlah Rp. 3.250.000,-


1. Bahan dan peralatan (bahan habis)
a. Peralatan Praktek Rp. 2.700.000,-
b. Bahan percobaan Rp. 1.200.000,-
Jumlah Rp. 3.900.000,-
3. Biaya perjalanan dan Komsumsi
a. Transportasi (3 orang)
3 X 3 X Rp. 250.000,- Rp. 2.250.000,-
b. Biaya Konsumsi (3 Orang)
3 X 4X Rp 120.000,- Rp. 1.800.000,-
Jumlah Rp. 4.050.000,-
4. Biaya pembuatan laporan dan Rp. 800.000,-
penggandaan
Jumlah Rp. 800.000,-
Jadi Jumlah Anggaran Keseluruhan Rp.12.000.000,- (Dua belas juta
Rupiah
17

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Sutawidjaya, 1995: Penggunaan Alat Peraga Dalam Pengajaran IPA.


Suatu penelitian Rangkuman. Puslit IKIP Malang.

Hafid, 1990. Metodik Khusus pembelajaran IPA. Makalah yang disajikan Dalam
Penataran Calon Dosen PGSD IKIP Ujung pandang.

Herman Hudoyo, 1990. Strategi Belajar Mengajar Permainan Tradisional. Penerbit


IKIP Malang.

. Ruseffendi, 1992. Pendidikan Permainan Tradisional 3. Depdikbud, Jakarta.

Suko Riyanto, 1990. Pengaruh Alat Peraga Sebagai Alat Bantu Dalam Pengajaran
di SD kelas V Kabupaten Kediri. FPMIPA IKIP Malang.

Suparyanto, dkk.,1981. Petunjuk Pembuatan Alat Peraga/Praktik Sederhana Bidang


Studi IPA untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud
18

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai