OLEH :
NIM :2223073073
JURUSAN ELEKTRO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal
penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Tingkat Pemahaman
Belajar Mahasiswa” ini dengan baik.
Tujuan penulis membuat proposal ini untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Terselesaikannya
proposal yang dibuat penulis, melalui banyak sekali proses, hambatan, rintangan dan
segala hal dapat penulis melalui berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang
telah membantu jalannya pembuatan proposal ini.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan proposal ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan dari proposal yang penulis buat. Dan selaku penulis sangat mengharapkan
sekali adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan pada tugas-tugas
selanjutnya.
Semoga dengan dibuatnya proposal usaha ini, penulis berharap semua orang
khususnya yang membaca proposal ini dapat berwirausaha dengan modal semangat dan
keyakinan.
Kupang, 8 Mei 2023
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Belajar sudah menjadi kewajiban bagi para mahasiswa. Mencari ilmu, mengasah
skill yang dimiliki, dan juga menambah wawasan demi kecerdasan otak. Tentunya
belajar merupakan poin utama yang harus dikejar oleh mahasiswa. Terkadang nilai
masih menjadi patokan tingkat ukur rajin dan pintarnya mahasiswa. Tak selalu nilai
hanya berasal dari hasil mengerjakan tugas dan soal yang diberikan oleh dosen.
Terkadang beberapa dosen juga memberi nilai khusus atas etika, sopan dan santun, serta
keaktifan mahasiswa sendiri. Mahasiswa dituntut dan dilatih agar otak dan wawasan
berpikiran luas, terbuka, etika dan tingkah laku dapat dilatih untuk terus menjadi lebih
baik, serta bakat dan kemampuan yang terus menerus diasah agar dapat berkembang
dari hari kehari yang nantinya dapat berguna baik bagi kepentingan diri sendiri maupun
kepentingan banyak masyarakat.
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan dalam rangka menambah wawasan dan
ilmu yang dapat berguna bagi kepentingan diri sendiri dan orang lain. Manusia
melakukan hal ini dalam kondisi sadar dan sengaja melakukannya. Dalam aktivitas
belajar akan terjadi perubahan dalam diri seseorang tersebut. Jika perubahan intensitas
keaktifan pada jasmani dan mental seseorang berubah menjadi tinggi maka dapat
dikatakan sebuah kegiatan belajar tersebut adalah hal yang baik. Hal yang sebaliknya
pun sangat memungkinkan dapat terjadi. Dalam hal belajar, seseorang tidak hanya
berfokus pada buku atau materi. Belajar juga dapat diartikan interaksi seseorang dengan
lingkungan yang ada di sekitarnya. Artinya lingkungan pun dapat memberikan kita
informasi dan wawasan yang berguna untuk diri seseorang. Lingkungan disini yang
dimaksut adalah ketika obyek atau hal-hal yang ada di sekitar individu dapat
menjadikan seseorang belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang pernah ia miliki
atau temukan sebelumnya.
Lain halnya dengan belajar, pembelajaran memiliki makna yang lebih condong
ke arah proses. Proses bagaimana pembimbing atau dosen dapat mengatur, merangkai,
merencanakan, dan mengorganisasikan materi agar menumbuhkan semangat belajar
pada peserta didik yang diampu dan mencapai tingkat pemahaman yang diinginkan oleh
pembimbing atau dosen.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan
ditentukan kriterianya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran
sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Dapat diartikan bahwa
kesuksesan seorang pembimbing atau guru dapat dilihat dari dua hasil produk tersebut.
Yaitu aspek produk dan aspek hasil. Tidak selamanya kesuksesan dilihat dari aspek
hasil. Justru terkadang hasil terbaik terlihat setelah proses yang telah mereka lakukan.
Pembelajaran merupakan interaksi dari dari kumpulan komponen-komponen penting
yaitu pembimbing atau pendidik, peserta didik, dan sumber pengetahuan yang terjadi
dalam satu situasi dan satu tempat. Interaksi yang dilakukan tersebut juga dilakukan
dalam keadaan sadar atau memang sengaja dilakukan untuk sebuah tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Interaksi yang dilakukan bersifat edukatif yang berarti segala interaksi
yang dilakukan memiliki tujuan menambah wawasan dan meningkatkan kecerdasan
bagi peserta didik. Pembimbing melakukan banyak hal seperti merancang materi,
melaksanakan tahap interaksi yang telah dirancang dengan peserta didik, serta
mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan. Pembelajaran tidak bisa terjadi tanpa
adanya perencanaan yang baik. Semua interaksi tersebut membutuhkan proses yang
melalui tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan ini sangat penting diperhatikan detailnya
agar hasil yang didapat dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan. Ketika hasil yang
didapat sudah sesuai atau hampir mendekati hasil yang diinginkan otomatis dapat
dikatakan bahwa pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran yang baik dan efektif.
Tentunya hasil yang diinginkan adalah sesuatu yang positif atau hal baik yang
dapat dirasakan tidak hanya oleh peserta didik, melainkan kedua belah pihak.
Pembelajaran adalah hal yang dilakukan melalui proses dan interaksi kedua belah pihak
baik peserta didik maupun pembimbing. Sehingga ketika menginginkan hasil yang baik
dan positif tentunya dibutuhkan kerja keras dari kedua belah pihak. Tidak bisa hanya
mengandalkan salah satu pihak saja. Kedua belah pihak harus memiliki tujuan yang
sama dan tingkat kerja keras yang sama pula untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Kebanyakan kasus terjadi adalah ketika peserta didik tidak berusaha sekeras apa
yang dilakukan oleh pembimbing atau guru. Peserta didik terlihat lebih pasif atas apa
yang sudah diberikan oleh guru atau pembimbing mereka, karena guru sudah pasti
menemukan cara untuk menjadikan peserta didiknya termotivasi untuk memahami
pembelajaran. Namun ada banyak sekali faktor yang menyebabkan hasil yang didapat
tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan. Tidak hanya faktor kesalahan salah satu
pihak saja. Ada kalanya ketika lingkungan lah yang menjadi akar permasalahan. Seperti
halnya perceraian orang tua yang mengakibatkan mental dan fikiran seorang peserta
didik terganggu sehingga kehilangan fokus dan minat ketika proses pembelajaran
berlangsung. Atau pada kasus lainnya, ketika seorang peserta didik tumbuh dengan
ekonomi yang sangat minim sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya dalam
proses pembelajaran. Faktor yang terjadi akibat lingkungan ini tentu tidak dapat
dihindari dan dikendalikan oleh peserta didik. Padahal mungkin saja niat yang dimiliki
oleh peserta didik dan kondisi yang sedang ia rasakan saling bertolak belakang atau
tidak dapat mendukung satu sama lain. Hal ini tentu sangat disayangkan. Pada
hakikatnya setiap individu memiliki potensi minat dan bakat yang dapat dikembangkan.
Hal yang harus dilakukan adalah mencari jalan keluar terbaik yang dapat mengatasi
permasalahan karena faktor lingkungan tersebut dan semua pihak pun sudah seharusnya
mendukung dan mengambil peran dalam memperbaiki permasalahan tersebut.
Hal yang sedang terjadi sekarang pun sama halnya. Faktor lingkungan menjadi
penghalang yang cukup besar bagi banyak masyarakat. Tak terkecuali proses
pembelajaran yang melibatkan pembimbing dan juga peserta didik. Proses pembelajaran
yang dilewati dengan banyak hambatan dan rintangan sedang dirasakan oleh banyak
pihak. Namun tidak berhenti disitu, kini sudah banyak solusi-solusi yang diciptakan
agar tetap dapat menunjang proses pembelajaran. Dengan dukungan teknologi yang
canggih dan sudah maju di era sekarang sangatlah menolong banyak permasalahan yang
terjadi seperti saat ini. Ketika aktivitas yang berhubungan dengan tatap muka dihentikan
sementara, selalu ada solusi yang ditemukan. Masyarakat memanfaatkan kecanggihan
teknologi jaman sekarang agar tetap dapat melakukan aktivitas tatap muka walaupun
sedang dalam kondisi berjauhan bahkan ber mil-mil jauhnya. Begitu juga sama halnya
dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan
bertemu di kelas dan saling bertatap muka, kini dapat dilakukan dari rumah masing-
masing dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
apakah ada pengaruh pembelajaran daring terhadap tingkat pemahaman mahasiswa?
1. Bagi dosen
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada parah dosen untuk mengetahui
tingkat pemahaman mahasiswa melalui pembelajaran daring.
2. Bagi mahasiswa
4. Bagi penulis
Peneliti ini dapat menambah wawasan yang baru tentang pengaruh pembelajaran
daring terhadap tingkat pemahaman mahasiswa
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring
terhadap tingkat pemahaman mahasiswa?
BAB II
LANDASAN TEORI
Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara
luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman
dan definisi yang berbeda-beda. Sardiman (2007) menyatakan bahwa belajar adalah
perubahan, relatif permanen pada perilaku, pengetahuan dan kemampuan berfikir yang
diperoleh karena pengalaman. Pengalaman tersebut dapat diperoleh dengan adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Rusman (2016) menyebutkan bahwa
belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semuasituasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Belajar bukan hanya sekadar menghapal, melainkan suatu proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang.
Makna Pembelajaran dalam KBBI adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas
belajar dan mengajar. Istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan
mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan
mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM).
Susanto (2013) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik. Namun, dalam implementasinya, sering kali kata
pembelajaran ini diidentikkan dengan kata mengajar. Kata pembelajaran diartikan
sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga peserta didik mau
belajar.
Badrul Khan (dalam Prawiradilaga, 2013) menjelaskan bahwa e-learning terdiri dari
beberapa unsur yang saling terkait dan saling berpengaruh antara unsur yang satu
dengan unsur yang lain sebagai suatu sistem. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Kemajuan teknologi akan berdampak pada perubahan peradaban dan budaya manusia,
dalam dunia pendidikan, kebijakan penyelenggaraan pendidikan kadangkala di
pengaruhi oleh dampak kemajuan teknologi, tentutan zaman, perubahan budaya dan
prilaku manusia, adakalanya kemajuan teknologi menjadi prihal yang memudahkan
pelaku pendidikan untuk lebih mudah mencapai tujuan pendidikan itu. Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik, antara pendidik dan peserta pendidik, memanfaatkan
keunggulan computer, mengunakan bahan ajar yang bersifat mandiri. Perubahan yang
tengah dialami oleh seluruh pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan pada
saat ini adalah bagaimana menggunakan teknologi secara total sebagai media utama
dalam pembelajarang dalam jaring (daring), keberadaan teknologi dalam pendidikan
sangat bermanfaat untuk mencapai efesiensi proses pelaksanaan pembelajaran dalam
jaringan, manfaat tersebut seperti efesiensi waktu belajar, lebih mudah mengakses
sumber belajar dan materi pembelajaran. Menurut Meidawati: manfaat pembelajaran
daring learing dapat membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efesien antara
guru dengan murid, kedua siswa saling berinteraksi dan berdiskusi antara siswa yang
satu dengan yang lainnya tanpa melalui guru, dengan orang tua, keempat sarana yang
tepat untuk ujian maupun kuis, kelima guru dapat dengan mudah membrerikan materi
kepada siswa berupa gambar dan video selain itu murid juga dapat menguduh bahan
ajar tersebut, keenam dapat memudahkan guru membuat soal di mana saja dan kapan
saja tanpa batas waktu.
2.2.4 Keunggulan Atau Kelebihan Pembelajaran Dalam Jaringan
2. Pengajar dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui internet
3. Siswa dapat belajar (me-review) bahan ajar setiap saat dan dimana saja apabila
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
5. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.
7. Relatif lebih efisien misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari Perguruan Tinggi
atau sekolah konvensional dapat mengaksesnya.
2. Pelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri
karena pembelajaran daring membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.
4. Sangat potensial sebgai sumber belahar bagi pelajar yang tidak memiliki cukup waktu
untuk belajar.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah tersedianya
listrik, telepon, dan komputer.
Seperti telah disebutkan secara singkat diatas, satu kelemahan terbesar dari
pembelajaran daring adalah amat kurangnya interaksi langsung antara guru dengan
siswa maupun antara siswa denga siswa. Hal ini berdampak besar kepada siswa, karena
walaupun mereka bisa berkomunikasi secara synchoronous melalui live chat atau
asynchoronous melalui e-mail atau forum diskusi, tetap saja interaksi antar manusia
secara langsung tidak dapat tergantikan.
3. Mengutamakan keaktifan siswa. Proses belajar terjadi akibat adanya proses aktif dari
siswa. Proses aktif ini sangat diperlukan dalam pembelajaran konvensional maupun
pembelajaran daring. Pada pembelajaran daring memerlukan kegiatan aktif dari siswa.
Dalam pembelajaran daring cara mengaktifkan siswa dapat menggunakan teknologi.
Teknologi dipilih, karena dapat memfasilitasi dan menyediakan berbagai hal yang dapat
mengaktifkan siswa. Dalam menggunakan teknologi guru dapat merancang beberapa
akktifias yang dapat membuat siswa aktif baik dalam berfikir, aktif bersosialisasi
maupun aktif dalam hal lainya.
Prestasi belajar adalah suatu usaha atau kegiatan mahasiswa untuk menguasai
bahan-bahan pelajaran yang diberikan dosen di kampus. Prestasi belajar adalah istilah
yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung. Prestasi belajar
dapat menunjukkan tingkat keberhasilan seseorang setelah melakukan proses belajar
dalam melakukan perubahan dan perkembangannya. Hal ini disebabkan prestasi belajar
merupakan hasil penilaian atas kemampuan, kecakapan dan keterampilan keterampilan
tertentu yang dipelajari selama masa belajar.
Prestasi belajar adalah gabungan dari dua kata yaitu prestasi dan belajar, yang
memiliki makna tersendiri. Dalam kamus besar bahasa indonesia prestasi belajar
merupakan hasil yang telah dicapai. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang
diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan. Ahmadin mengemukakan
bahwa pengertian dari prestasi belajar adalah secara teori bila sesuatu kegiatan dapat
memuaskan suatu kebutuhan maka ada kecendrungan besar untuk mengulanginya.
Sedangkan menurut Slameto (2003 : 10) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah
suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar.
Perubahan ini meliputi perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Adapun menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001 : 43)
mengatakan prestasi belajar sebagai hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, angaka, huruf maupun kalimat yang dapat menceriminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap siswa dalam waku tertentu. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang
menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai, huruf, angka maupun
kalimat yang menyatakan keberhasilan siswa selama proses pembelajaran.
1. Faktor internal Menurut Suryabrata (2002:17-20) faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam individu dan dapat memengaruhi terhadap prestasi belajar individu.
Faktor-faktor internal ini meliputi faktor ini meliputi faktor jasmanidan faktor
psikologis a. Faktor jasmani
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu: Pertama, faktor kesehatan.Sehat
berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya atau bebas dari
penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, proses
belajar siswa seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badanya tetap
terjamin dengan cara mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, balajar,
istrahat, makan, tidur, dan beribadah.
Kedua, Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik sempurna mengenai
tubuh atau badan. Cacat itu dapat berupa buta, setenga buta, tuli,setengah tuli, patah
kaki, patah tangan dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa
yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal itu terjadi hendaknya ia belajar pada
lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatannya.
b. Faktor yang berasal dari sekolah Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari
guru, mata pelajaran yang tempuh, dan metode yang dierapkan. Faktor guru banyak
menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru,
kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak
memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang
diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan
kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan daripengaruh atau campur tanganorang
lain. Oleh karena itu juga tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.
c. Faktor yang berasal dari masyarakat Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat,
Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak.
Pengaruh masyarakat bahkan dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung
perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi. Selain itu masih terdapat
faktor penghambat keterampilan belajar yaitu faktor dalam dan faktor dari luar diri
siswa. Faktor dari dalam yaitu kesehatan, kecerdasan, perhatian, minat dan bakat.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu keluarga, sekolah, disiplin yang diterapkan
disekolah, masyarakat, lingkungan tetangga dan akifitas organisasi.
(c) Otonomi
Otonomi belajar adalah suatu hal yang muncul dari dalam diri individu pelajar berkaitan
dengan tanggung jawab untuk menerima pelajarannya.
(d) Kreativitas
(e) Kemandirian
Kesiapan dan kemampuan individu untuk berdiri sendiri yang ditandai dengan
mengambil inisiatif. Selain itu mencoba mengatasi masalah tanpa meminta bantuan
orang lain, berusaha dan mengarahkan tingkah laku menuju kesempurnaan.
Berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.
(g) Keterampilan peserta didik
Merupakan suatu kemampuan di dalam menggunakan akal, fikiran, ide serta kreatifitas
dalam mengerjakan, mengubah atau juga membuat sesuatu itu menjadi lebih bermakna
sehingga dari hal tersebut menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
METODE PENELITIAN