Jawaban :
Persona Non Grata secara harfiah bermakna 'Seorang Tidak Dihargai'. Seorang yang
telah dideklarasikan dengan hal semacam itu oleh negara tuan rumah maka dilarang
memasuki atau tinggal di negara itu. Ini adalah bentuk paling serius dari sikap
ketidaksetujuan yang bisa dilakukan negara terhadap diplomat. Masalah Negara
merupakan subjek hukum internasional yang paling utama, sebab negara dapat
mengadakan hubungan-hubungan hukum internasional dalam segala bidang kehidupan
masyarakat internasional, baik dengan sesama negara maupun dengan subjek-subjek
hukum internasional lainnya.1 Dalam hukum internasional tidak semua entiti dapat
dikatakan sebagai negara. Hal tersebut diatur dalam Pasal 1 Konvensi Montevideo 27
Desember 1933 mengenai Hak-Hak dan Kewajiban-Kewajiban Negara (the Convention
on Rights and Duties of State) yang berbunyi sebagai berikut: “ The state as a person of
international law should progress the following qualification ( a) a permanent population;
(b) defined territory; (c) government; and (d) capacity to enter into the relations with
other states.” Ketiga kriteria pertama telah mendapatkan pengakuannya sejak abad ke-
19 di Eropa, sedangkan untuk yang terakhir berasal dari para penulis Amerika Latin.2
Dari segi hukum internasional, kriteria keempat merupakan syarat yang paling penting.
Suatu negara harus memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan hubungan
2. Jelaskan menurut analisa saudara apakah Duta Besar Korea Utara untuk
Malaysia telah melakukan pelanggaran terhadap Konvensi Wina 1961? (Skor 25)
Jawaban :
Negara penerima boleh setiap saat dan tanpa harus menerangkan keputusannya, memberitahu
Negara pengirim bahwa kepala misinya atau seseorang anggota staf diplomatiknya
adalah persona non grata atau bahwa anggota lainnya dari staf misi tidak dapat diterima.
Dalam hal seperti ini, Negara pengirim, sesuai dengan mana yang layak, harus memanggil
orang tersebut atau mengakhiri fungsi-fungsinya di dalam misi. Seseorang dapat
dinyatakan non grata atau tidak dapat diterima sebelum sampai di dalam teritorial Negara
penerima .
Dalam permasalahan Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia, diusir oleh Malaysia.
diakarenakan, Kang Chol telah menuduh Malaysia bersekongkol dengan kekuatan asing.
Kang Chol dianggap sebagai 'Persona Non Grata' alias 'Orang yang Tak Diinginkan'.untuk
menyudutkan Korea Utara.namun sebelumnya pemerintah Malaysia Sebelum bersikap,
Kang Chol terlebih dahulu diundang menemui Deputi Sekretaris Jenderal untuk Hubungan
Bilateral Kementerian Luar Neggeri, Raja Nushirwan bin Zainal Abidin Namun Kang Chol
tak kunjung tiba.
Pasal berbunyi Negara penerima (Malaysia) boleh setiap saat dan tanpa harus
menerangkan keputusannya, memberitahu Negara pengirim bahwa kepala misinya atau
seseorang anggota staf diplomatiknya adalah persona non grata sehubungan pihak korea
ataupun yang bersangkutan yaitu KANG Chol tidak meminta maaf kepada pemerintah
Malaysia atas tuduhan tersebut sehingga Malaysia berhak dan wajar untuk peosan non
gatra terhadap kang chol.
Sikap ini sah atau legal dilakukan karena sudah diatur dalam Pasal 9 Konvensi Wina
dalam bab Hubungan Diplomatik. Dan pengusiran utusan diplomatik ini boleh
dilakukan kapan saja tanpa harus menjelaskan alasan mengapa tindakan tersebut
dilakukan.
Jawaban :
Indonesia pernah memberi status persona non grata pada seorang atase militer Uni
Soviet di tahun 1982. Atase tersebut bernama Sergei P. Egorov. Ia dituduh telah
melakukan tindakan spionase terhadap pemerintah Indonesia. Ia bersama salah satu
anggota TNI AL bernama Letkol Susdaryanto bersekongkol untuk membocorkan
dokumen-dokumen kelautan Indonesia. Salah satu dokumen yang dibocorkan
adalah dokumen mengenai keadaan laut Natuna Untuk aksinya ia diberi imbalan
sebesar 600.000 rupiah Dua tahun kemudian, Letkol Susdaryanto akhirnya dijatuhi
vonis sepuluh tahun penjara dan dicopot sebagai anggota TNI AL..
Jawaban :
Untuk hal ini Indonesia Diplomat/perwakilan Indonesia belum pernah diberikan status
persona non grata.oleh negara lain namun brazil hanya menolak dubes Indonesia
yang akan ditempatkan di Brazil pada 2015. Brazil menolak Surat Kepercayaan dari
pemerintah Indonesia yang menugaskan Toto Riyanto untuk menjadi duta besar RI
untuk Brazil. Penolakan ini ditanggapi Indonesia dengan langsung menarik dubes RI
dari negara Samba tersebut.
Padahal Dubes Toto secara resmi jauh-jauh hari telah mendapat undangan dan
telah berada di Istana di Brasil. Pemberitahuan dari pihak Kemlu Brasil dilakukan
tanpa memberi alasan. dugaan kuat karena protes pemerintah Brasil atas 1
warganya yang telah dihukum mati dan 1 lagi yang akan menjalani hukuman mati.