Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN

TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3

NAMA MAHASISWA : ANDIKA PRATAMA

NO INDUK MAHASISWA /NIM : 031058068

KODE MATA KULIAH/NAMA : HKUM4206/HUKUM INTERNASIOANAL

KODE/NAMA UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG

MASA UJIAN : 2019/2020 (2020.1)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Apa yang dimaksud dengan persona non grata
Jawab :
Persona non grata adalah sebuah istilah dalam bahasa Latin yang dipakai dalam
perkancahan politik dan diplomasi internasional. Makna harafiahnya adalah orang yang
tidak diinginkan. Orang-orang yang di-persona non grata-kan biasanya tidak boleh hadir
di suatu tempat atau negara. Apabila ia sudah berada di negara tersebut, maka ia harus
diusir dan dideportasi. Menurut Pasal 9 Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik,
negara penerima dapat menyatakan status persona non grata kapan saja tanpa harus
menjelaskan alasan keputusannya

B. Kapan persona non grata dapat dilakukan!


JAWAB :
Pengiriman agen diplomatik suatu negara ke negara lainnya dilandasi pada Konvensi
Wina 1961 tentang hubungan diplomatik dan konsuler. Setiap negara berhak untuk
menolak atau mengusir diplomat yang dicalonkan atau sudah menjalankan tugasnya di
negara penerima. Dalam pasal 9 ayat (1) konvensi Wina menyebutkan bahwa negara
penerima (receiving state) dapat dengan tegas menolak agen diplomatik negara
pengirim (sending state). Penolakan dan pengusiran juga terjadi apabila dubes atau
diplomat yang akan ditempatkan di negara tersebut dikatakan telah melakukan kegiatan
campur tangan atau intervensi terhadap urusan dalam negara penerima termasuk sikap
pribadi dari sang diplomat.
Selain itu, dubes dan diplomat tersebut menunjukkan rasa permusuhan (hostile
act) baik terhadap rakyat maupun di negara tempat ia menjalankan misi diplomatik.
Penolakan dan pengusiran dubes atau diplomat juga dapat dilakukan jika melakukan
praktik spionase, terlibat dalam tindak kejahatan dan kekerasan hingga terlibat dalam lalu
lintas obat-obatan terlarang dapat dinyatakan sebagai persona non grata (Sumaryo
Suryokusumo, Hukum Diplomatik Teori dan Kasus, 2005:117)

2. A. Jelaskan penerapan persona non grata berdasarkan ketentuan dalam Konvensi


Wina 1961!
JAWAB :
`Negara penerima boleh setiap saat dan tanpa harus menerangkan keputusannya,
memberitahu Negara pengirim bahwa kepala misinya atau seseorang anggota staf
diplomatiknya adalah persona non grata atau bahwa anggota lainnya dari staf misi tidak
dapat diterima. Dalam hal seperti ini, Negara pengirim, sesuai dengan mana yang layak,
harus memanggil orang tersebut atau mengakhiri fungsi-fungsinya di dalam misi.
Seseorang dapat dinyatakan non grata atau tidak dapat diterima sebelum sampai di dalam
teritorial Negara penerima.
Adapun tata cara pembukaan hubungan diplomatik terdapat pada pasal 2
Konvensi Wina 1961 yaitu 1. Persyaratan, setiap negara mempunyai hak menerima dan
mengirim perwakilan diplomatik (hak legasi). Suatu negara tidak dapat dipaksa pihak
manapun untuk membuka atau menutup perwakilan diplomatik di luar negeri. Adapun
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu harus ada kesepatakan antara kedua belah pihak
(mutual consent), dan prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku (Widagdo,
2008:32). 2. Tahapan pembukaan perwakilan diplomatik yaitu persetujuan (Agrretment),
surat kepercayaan (Letter of Credance), dan penerimaan di negara penerima 3.
Pengangkatan dan penerimaan kepala perwakilan diplomatik, pengangkatan duta besar
biasanya dilakukan atas nama kepala negara. calon-calon duta besar diajukan oleh
menteri luar negeri kepada kepala negara untuk mendapatkan persetujuannya (Syahmin,
2008:58).

B. Jelaskan menurut analisa saudara apakah Duta Besar Korea Utara untuk
Malaysia telah melakukan pelanggaran terhadap Konvensi Wina 1961?
Jawab :
Duta besar korut untuk Malaysia telah melanggar konvensi wina dikarenakan
mengabaikan undangan dari pemerintah Malaysia dan menuduh Malaysia bersekongkol
dengan pihak lain dalam investigasi kasus kematian kakak tiri pemimpin Korea Utara
Kom Jong-Un, yakni Kim Jong-Nam. Di dalam proses penyelidikan kasus pembunuhan
itu pihak Korea Utara menunjukkan sikap yang tidak koperatif dan mendukung
kepolisian Malaysia, sehingga Pemerintah Malaysia mengambil langkah untuk mengusir
Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia dan hal yang sama dilakukan oleh Korea Utara.
Malaysia telah melakukan persona non grata kepada perwakilan diplomati dari Korea
Utara akibat pemerintahan Korea Utara tidak mempunyai itikat baik untuk menyelesaikan
kasus ini. Dalam hukum internasional khususnya hukum diplomatik penerapan prinsip
persona non grata yang dilakukan oleh Malaysia maupun Korea Utara tidak bertetangan
dengan norma-norma hukum internasional.
3. Jelaskan menurut analisa saudara apakah prinsip resiprositas (timbal balik)
berlaku untuk dalam hal pemberian persona non grata? Jelaskan!
Jawab :
Setiap negara mempunyai hak menolak untuk menerima seseorang pejabat
diplomatik,apakah atas dasar sifat pribadinya atau latar belakang sebelumnya, misalnya
jika ia dikenal pernah menanamkan rasa sentiment bernada kebencian atau permusuhan
terhadap negara tempat ia akan di angkat sebagai kepala perwakilan dari perwakilan
diplomatik. Karena itu,ia dapat dinyatakan di tolak karena sifatnya terhadap negara
tempat ia akan diangkat, atau di dalam bahasa latin dinyatakan dengan jelas sebagaiex eo
ob quod mittitur atau suatu ungkapan diplomatik bagi negara penerima untuk tidak
menerimanya atau seperti yangdijelaskan di atas sebagai deklarasi persona non-grata.
Setiap negara melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik didasarkan
atas prinsip-prinsip hukum yang berlaku, yaitu prinsip timbal balik (reciprositas).

4. A. Indonesia pernah memberikan status persona non grata kepada


diplomat/perwakilan negara lain. Jelaskan kapan, terhadap diplomat/perwakilan
negara mana dan mengapa Indonesia mempersona non gratakan
diplomat/perwakilan tersebut. Berikan analisa saudara
Jawab :
Indonesia pernah memberi status persona non grata pada seorang atase militer Uni
Soviet di tahun 1982. Atase tersebut bernama Sergei P. Egorov. Ia dituduh telah
melakukan tindakan spionase terhadap pemerintah Indonesia. Ia bersama salah satu
anggota TNI AL bernama Letkol Susdaryanto bersekongkol untuk membocorkan
dokumen-dokumen kelautan Indonesia. Salah satu dokumen yang dibocorkan adalah
dokumen mengenai keadaan laut Natuna. Letkol Susdaryanto terpaksa menjual dokumen
rahasia dikarenakan terdesak oleh kebutuhan ekonomi dan iri dengan kehidupan teman-
temannya yang terlihat berkecukupan. Sebab Susdaryanto sudah lama tidak naik pangkat.
Untuk aksinya ia diberi imbalan sebesar 600.000 rupiah. Dua tahun kemudian, Letkol
Susdaryanto akhirnya dijatuhi vonis sepuluh tahun penjara dan dicopot sebagai anggota
TNI AL. Sedangkan Sergio dipulangkan dan statusnya sebagai diplomat dicopot oleh
pemerintah Uni Soviet. Namun uniknya, baik dari pihak Uni Soviet dan Indonesia sama-
sama diam dan tidak mengumumkannya ke publik untuk menjaga hubungan diplomatik
antar kedua negara.

B. Diplomat/perwakilan RI juga pernah diberikan status persona non grata.


Jelakan kapan, oleh negara mana, dan jelaskan mengapa Diplomat/perwakilan
Indonesia menerima persona non grata pada kasus tersebut! . Berikan analisa
saudara
Jawab :
Contohnya di tahun 2015, ketika Dubes Indonesia untuk Brazil yakni Toto Riyanto
ditolak masuk kesana. Alasannya tidak pernah diungkapkan. Tetapi Toto tahu bahwa ini
adalah serangan balasan atas hukuman mati kepada WN Brazil bernama Marco Archer
Cardoso Moreira. Ia ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta karena membawa narkoba
jenis kokain. Marco lalu dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Indonesia.
Presiden Brazil kala itu, Dilma Rouseff meminta agar Marco tidak dijatuhi hukuman mati
dengan alasan kemanusiaan. Namun permintaannya ditolak mentah-mentah oleh Presiden
Joko Widodo. Pemerintah Indonesia pada waktu itu sudah berencana ingin membekukan
hubungan diplomatik dengan Brazil. Namun entah kenapa pada akhirnya keinginan
tersebut tidak pernah direalisasikan. Syukurlah pada bulan Oktober 2015, hubungan
keduanya berangsur membaik.

Anda mungkin juga menyukai