Anda di halaman 1dari 2

NAMA : LUCKY YUDYA IRAWAN

NIM : 041313259

1. Berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (1) Konvensi Wina 1961, dapat ditegaskan bahwa negara
penerima setiap saat dan tanpa penjelasan dapat memberitahu negara pengirim bahwa kepala
perwakilan atau pun salah seorang anggota staf diplomatiknya adalah persona nongrata, karena
itu negara pengirim harus memanggil pulang atau mengakhiri fungsinya di perwakilan. Sebagai
wakil dari negaranya maka wajib bagi perwakilan diplomatik untuk menjaga nama baiknya
maupun negaranya dan tidak hanya berlindung pada atribut yang memberikan kekebalan dan
keistimewaan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang wakil diplomatik.
Terlebih saat melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan dan melanggar ketentuan hukum
nasional di negara penerima. Apabila hal demikian terjadi, maka pemerintah negara penerima
dapat memberikan sanksi dan negara pengirim wajib bertanggung jawab sepenuhnya.
2. Iya.
Pengusiran dubes Korea Utara tersebut dilakukan, setelah dubes Korea Utara tersebut
menyatakan bahwa negaranya tidak mempercayai cara Malaysia dalam menangani penyelidikan
pembunuhan Kim Jong-nam. Dubes Korea Utara juga menuduh jika Malaysia bersekongkol
dengan pihak lain yang menurut laporan Antara seperti Korea Selatan. Namun tuduhan Korea
Utara ditanggapi Malaysia sebagai sebuah penghinaan. Menteri luar negeri Malaysia Anifah
Haji Aman menuntut dubes Korea Utara tersebut meminta maaf, tetapi diacuhkan oleh dubes
Korea Utara. Pengusiran sang duta besar pun menjadi pilihan Malaysia untuk menyatakan
ketegasan sikat terhadap dubes Korea Utara tersebut.
3. Deklarasi persona non grata atas dasar asas resiprositas ini merupakan suatu tindakan
pembalasan yang masuk dalam kategori retorsi. Retorsi merupakan suatu tindakan pembalasan
yang sah dan dibenarkan menurut Hukum Internasional. Dengan demikian, maka dapat
ditentukan bahwa tindakan pembalasan melalui pengenaan deklarasi persona non grata atas
dasar asas resiprositas dapat menjadi suatu cara penyelesaian sengketa yang sah untuk ditempuh
dalam pelaksanaan hubungan diplomatik antar negara.
4. Indonesia pernah memberi status persona non grata pada seorang atase militer Uni Soviet di
tahun 1982. Atase tersebut bernama Sergei P. Egorov. Ia dituduh telah melakukan
tindakan spionase terhadap pemerintah Indonesia. Ia bersama salah satu anggota TNI AL
bernama Letkol Susdaryanto bersekongkol untuk membocorkan dokumen-dokumen kelautan
Indonesia. Salah satu dokumen yang dibocorkan adalah dokumen mengenai keadaan laut
Natuna.
5. Duta Besar kita pun pernah di-persona non grata-kan oleh negara lain. Contohnya di tahun
2015, ketika Dubes Indonesia untuk Brazil yakni Toto Riyanto ditolak masuk kesana.
Alasannya tidak pernah diungkapkan. Tetapi Toto tahu bahwa ini adalah serangan balasan atas
hukuman mati kepada WN Brazil bernama Marco Archer Cardoso Moreira. Ia ditangkap di
Bandara Soekarno-Hatta karena membawa narkoba jenis kokain. Marco lalu dijatuhi hukuman
mati oleh pemerintah Indonesia.

Presiden Brazil kala itu, Dilma Rouseff meminta agar Marco tidak dijatuhi hukuman mati
dengan alasan kemanusiaan. Namun permintaannya ditolak mentah-mentah oleh Presiden Joko
Widodo. Pemerintah Indonesia pada waktu itu sudah berencana ingin membekukan hubungan
diplomatik dengan Brazil. Namun entah kenapa pada akhirnya keinginan tersebut tidak pernah
direalisasikan. Syukurlah pada bulan Oktober 2015, hubungan keduanya berangsur membaik.

Sumber:

 Yusvitasari, D. (2019). Penerapan Prinsip Persona Non Grata Terhadap Duta Besar Ditinjau
Dari Perspektif Hukum Internasional (Studi Kasus Penganiayaan Tki Oleh Duta Besar Arab
Saudi Di Jerman). Ganesha Civic Education Journal, 1(1), 60-71.
 Purnawan, P. G. A., & Harry Purwanto, S. H. (2011). PENERAPAN ASAS RESIPROSITAS
DALAM DEKLARASI PERSONA NON GRATA TERHADAP PEJABAT
DIPLOMATIK (Doctoral dissertation, [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada).
 Mangku, D. G. S. (2017). Penerapan Prinsip Persona Non Grata (Hubungan Diplomatik Antara
Malaysia dan Korea Utara). Jurnal Advokasi, 7(2), 135-148.
 Palenewen, E. R. (2014). Implikasi Yuridis Terhadap Persona non Grata Pejabat Diplomatik
Berdasarkan Konvensi Wina 1961. LEX ET SOCIETATIS, 2(3).

Anda mungkin juga menyukai