OLEH
PROPOSAL
AMBON
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Montevideo 1933 mengenai hak dan kewajiban negara sebagai berikut : “Negara
dan kemampuan untuk berhubungan dengan negara lain”. 1 Dari segi hukum
sama lainnya. Kepentingan ini antara lain meliputi bidang hukum, budaya, sosial,
ekonomi, politik dan sebagainya. Adanya interaksi yang permanen adalah satu
1
Adhitya Apris Setyawan, Perlindungan Hukum Terhadap Wilayah Kedutaan Negara
Asing Sebagai Implementasi Hak Kekebalan Dan Keistimewaan Diplomatik, Lex et Societatis,
Vol. I/No. 5/September/2013, hlm 73.
2
J. G. Starke, Pengantar Hukum Internasional Vol. 2, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hlm
30.
Hubungan diplomatik merupakan hal penting yang harus dibangun suatu
negara dengan negara lain untuk merepresentasikan peran antar negara dalam
berdasarkan praktik internasional yang diadopsi oleh praktik negara dan mengacu
internasional..4
hukum diplomatik yang kemudian dikenal dengan Konvensi Wina 1961 tentang
Hubungan Diplomatik yang terdiri dari 53 pasal yang mencakup hampir semua
terdiri dari 8-10 pasal. Konvensi Wina 1961 sebagai faktor penting bagi
3
Diakses dari: https://123dok.com/document/qoj9e60z-bab-pendahuluan-tertentu-
berkaitan-dengan-kepentingan-negara-diwakilinya.html. Diakses pada 13 September 2021.
4
Diakses dari: http://scholar.unand.ac.id/17009/5/BAB%20I.pdf. Diakses pada 13
September 2021.
diplomatik, terutama mengenai hal kekebalan dan hak-hak istimewa diplomatik
Setiap negara yang melakukan hubungan diplomatik tentu saja ada pejabat
negaranya, hal ini dinyatakan dalam pasal 3 ayat (1) konvensi wina 1961 yang
yaitu: mewakili negara tuan rumah, melindungi kepentingan negara dan warga
melaporkan pada negara tuan rumah tentang situasi hukum dan perkembangan
pengetahuan.6 Para diplomat tersebut agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya
secara memadai, mereka harus diberikan kekebalan dan hak istimewa sesuai
dengan aturan hukum kebiasaan internasional dan perjanjian lain yang mengatur
Pembukaan konvensi wina tahun 1961 menyatakan bahwa tujuan dari hak
istimewa dan kekebalan ini bukanlah untuk menguntungkan individu, tetapi untuk
are inviolable. He is not responsible for any form of arrest or detention. The host
country treats him with respect and takes all appropriate steps to prevent attacks
5
Boer Mauna, Hukum Internasional (Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global), Alumni, Bandung, 2005, hal. 513.
6
Pasal 3 Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik
7
Setyo Widadgo, Hukum Diplomatik dan Konsuler, Bayu Media Publishing, Malang,
2008, hlm.53.
on his person, freedom or dignity. (Pejabat diplomatik tidak dapat diganggu,
ditangkap dan ditahan. Dia harus diperlakukan dengan hormat dan negara
Akibat yang paling penting dari tidak boleh diganggu gugatnya seorang
diplomat adalah adanya hak kekebalan untuk bebas dari yurisdiksi negara
kekebalan diplomat itu mutlak dan tidak boleh dibawa ke pengadilan atau diberi
sanksi.9 Namun pada prakteknya banyak kepentingan yang berasal dari negara
pengirim maupun dari individu diplomat itu sendiri yang berada dibalik suatu
sebagai akibatnya negara penerima dapat menyatakan persona non grata terhadap
diplomat tersebut.
tindakan awal yang dilakukan suatu negara agar memperlihatkan pada negara
bentuk apapun. Pernyataan persona non grata ini seringkali disalahgunakan oleh
beberapa negara. Suatu negara bisa saja mem-persona non grata-kan seseorang
diplomat atau diplomat tertentu tanpa ada alasan yang jelas. Mengenai kebijakan
persona non grata ini selalu saja menimbulkan perdebatan yang panjang apakah
suatu negara berkewajiban memberi alasan dari diusirnya seseorang diplomat atau
8
Pasal 29 Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik
9
Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005, hlm. 551.
beberapa diplomat. Negara yang diplomatnya diusir selalu meminta penjelasan
dan karena penjelasan itu selalu dijawab secara diplomatis, negara tersebut
Seperti yang terjadi pada hari minggu 18 April 2021, Rusia telah
oleh agen rahasia (FSB). FSB dilaporkan menangkap Sosonyuk pada Jumat, 16
April 2021. Kemudian, Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil kuasa usaha
Ukraina, Vasy Pokotylo dan menyatakan bahwa Sosonyuk memiliki waktu 72 jam
Disisi lain, Ukraina pada hari Sabtu 17 April 2021 kemudian membuat
protes keras atas tindakan Rusia terhadap Sosonyuk, dan sepenuhnya menyangkal
10
Ibid., hlm.534.
11
CNN Indonesia, Rusia dan Ukraina saling usir diplomat buntut konflik perbatasan, di
akses dari: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210418105558-134-631304/rusia-
ukraina-saling-usir-diplomat-buntut-konflik-perbatasan, terbit pada 18 April 2021, di akses pada
25 September 2021.
12
Aditya Jaya Iswara, Balas Dendam, Ukraina Usir Diplomat Rusia dari Kiev, diakses
dari: https://www.kompas.com/global/read/2021/04/20/102625170/balas-dendam-ukraina-usir-
diplomat-rusia-dari-kiev?page=all, terbit pada 20 April 2021, di akses pada 15 Agustus 2021.
dakwaan yang diajukan terhadap petugas konsuler. Tindakan pihak berwenang
Rusia itu sangat melanggar Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik tahun
1961 sekali lagi membuktikan kebijakan bermusuhan lebih lanjut dengan Ukraina
yang dipilih oleh Rusia.13 Hubungan antara kedua negara meningkat setelah
pasukan dari Rusia ditempatkan di perbatasan timur Ukraina, yang diduduki oleh
pemberontak separatis. Kondisi ini bisa menyebabkan perang antara kedua negara
terulang pada tahun 2014. Perang dilaporkan menewaskan lebih dari 13.000 orang
dan Ukraina juga kehilangan Krimea, yang kini diduduki Rusia. Ukraina
kemudian meminta bantuan Blok Barat melalui Organisasi Pakta Atlantik Utara
(NATO) untuk membantu mereka menghadapi perang yang akan datang dengan
Rusia.14
Ukraina melakukan aksi mata-mata dan ditahan oleh pihak Rusia. Sebelumnya
perlu diperhatikan pada pasal 29 konvensi wina 1961 yang menjelaskan bahwa,
orang menurut agen diplomatik tidak bisa diganggu gugat. Dia tidak akan
13
Victor Maulana, Ketegangan Meningkat, Ukraina Usir Diplomat Rusia, diakses dari :
https://international.sindonews.com/read/400870/41/ketegangan-meningkat-ukraina-usir-diplomat-
rusia-1618740244, terbit pada 18 April 2021, diakses pada 25 September 2021.
14
Heri Firmansyah, Konflik Perbatasan, Rusia-Ukraina Saling Usir Diplomat, diakses
dari : https://rri.co.id/internasional/1028055/konflik-perbatasan-rusia-ukraina-saling-usir-diplomat,
terbit pada 19 April 2021, diakses pada 25 September 2021.
tindakan yang sempurna agar mencegah terjadinya serangan apa pun terhadap
tidak dapat ditahan dan harus diperlakukan dengan hormat. Namun, pada
diplomatnya ialah tidak benar dan Ukraina juga menuduh bahwa Rusia telah
melanggar aturan dalam konvensi wina karena alasan yang dituduhkan kepada
diplomatnya tidak jelas atau tidak dibenarkan, sehingga Ukraina melakukan hal
diuraikan di atas, maka penulisan ini berjudul: Persona Non Grata Dalam
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang penulisan yang telah diuraikan diatas, maka dapat
grata ?
2. Apa implikasi hukum bagi Rusia dan Ukraina berdasarkan konvensi wina
1961?
C. Tujuan Penelitian
15
Pasal 29 Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik
A. Untuk mengetahui bagaimana praktek negara penerima dalam
C. Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
bidang hukum internasional terutama mengenai praktek negara Rusia dan Ukraina
diplomatik.
2. Manfaat Praktis :
perkembangan hukum internasional, terutama dalam hal ini mengenai apa saja
akibat hukum dari adanya pemberian persona non grata berdasarkan konvensi
wina 1961.
E. Kerangka Konseptual
berikut:
1. Hubungan Diplomatik
negara. Untuk melakukan interaksi diplomatik dengan negara lain perlu adanya
negara yang akan mendapat perwakilan diplomatik suatu negara (receiving state).
Tanpa adanya pengakuan terhadap negara tersebut, maka pembukaan interaksi &
hubungan diplomatik ini ialah dapat ditinjau pada konvensi wina 1961 mengenai
hubungan diplomatik. Konvensi wina 1961 ini terdiri dari 53 pasal yang
tetap antar negara. Disamping itu pula, masih ada dua protokol pilihan tentang
2. Perwakilan Diplomatik
negara penerima (terutama bagi calon duta besar) maka perlu adanya
16
Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik dan Konsuler Jilid I, Tatanusa, Jakarta,
2013, hlm.8.
17
Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik
permintaan yang jelas secara informal pada kepala negara penerima mengenai
apakah calon yang diajukan negara pengirim bisa diterima menjadi wakil
perutusan- perutusan atau perwakilan perwakilan yang ditunjuk oleh suatu negara
ialah agar dapat menjalankan fungsi sebagai seorang diplomatik, hal ini dapat
dilihat dalam pasal 3 ayat (1) konvensi wina 1961 yang dimana menyatakan
situasi & perkembangan pada bidang ekonomi, militer, ilmu pengetahuan & lain-
lain pada negara penerima, & meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara
namun hak-hak ini tidak selamanya melekat pada diri perwakilan diplomatik.
mengusir setiap perwakilan diplomatik yang tidak disukai atau dianggap telah
18
Widodo, Hukum Kekebalan Diplomatik, CV.Aswaja Pressiondo, Malang, 2009, hlm.71.
19
Pasal 3 Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik
3. Persona Non Grata
umumnya kata ini ditujukan pada anggota diplomatik yang tidak disukai sehingga
wajib segera meninggalkan negara dimana dia ditempatkan.20 Dasar bagi negara
diatur dalam pasal 9 ayat (1) konvensi wina tahun 1961 tentang hubungan
diplomatik yang menyatakan negara penerima bisa setiap waktu & tanpa perlu
atau anggota staf diplomatik misi merupakan persona non grata atau bahwa
anggota lain dari staf misi tidak bisa diterima. Negara pengirim wajib
grata atau tidak bisa diterima sebelum datang pada wilayah negara penerima,. 21
Sesuai praktik negara yang telah lama berkembang, dewasa ini pemberian
persona non grata negara penerima kepada seorang calon duta besar maupun
dengan adanya pemberian persona non grata ini menimbulkan implikasi hukum
sehingga mengakibatkan akibat hukum bagi diplomat dan juga bagi hubungan
Akibat hukum dari adanya pemberian persona non grata ini bagi diplomat
20
Simorangkir, Kamus Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm.128.
21
Pasal 9 Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik.
yang menerimanya, dan juga mengakibatkan hubungan diplomatik antar kedua
F. Metode Penelitian
jawaban objektif dan ilmiah serta dapat dijelaskan dari bahan pustaka yang
1. Tipe Penelitian
pustaka atau data sekunder belaka yang berhubungan dengan judul penelitian.
2. Pendekatan Masalah
konseptual.
a. Pendekatan Perundang-undangan
b. Pendekatan Kasus
22
Peter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum (edisi Revisi), Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, 2013, h.133
Pendekatan kasus (case approach) dilakukan dengan cara melakukan
telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah
c. Pendekatan Konseptual
konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan masalah yang
dihadapi.24
3. Bahan Hukum
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Adapun bahan-
1. Bahan hukum primer, yaitu Bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari
aturan-aturan hukum internasional yaitu konvensi wina tahun 1961 dan artikel
yang terkait dengan kasus persona non grata dalam praktik negara Rusia dan
mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian, pendapat pakar hukum
23
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi (cetakan ke 12). Kencana
Prenada Media, Jakarta, 2016, hal.134
24
Ibid. hal. 135-136.
atau literatur hukum, jurnal hukum, buku-buku yang berkaitan dengan hukum
penjelasan dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder berupa: Black’s
peraturan hukum internasional terkait dengan isu hukum yang hendak dibahas,
a. Pengolahan
cara :
dengan memilih apakah data yang diambil relatif & lengkap untuk mendukung
komputer.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Boer Mauna, Hukum Internasional (Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global), Alumni, Bandung, 2005
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Justitia Studi Group, Bandung, 1986
J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional (Vol. II), Sinar Grafika, Jakarta, 2007
S.M. Noor dkk, Buku Ajar Hukum Diplomatik Dan Hubungan Internasional,
Pustaka Pena Press, Makassar, 2016
Setyo Widadgo dan Agis Ardhiansyah, Kekebalan dan Hak-hak Istimewa Dalam
Hubungan Diplomatik Menurut Konvensi Wina 1961, UB Press, Malang,
2020
Peraturan Perundangan-undangan :
Konvensi Wina 1961 Tentang Hubungan Diplomatik
Jurnal :
Setyawan, A. A, Perlindungan Hukum Terhadap Wilayah Kedutaan Negara
Asing Sebagai Implementasi Hak Kekebalan dan Keistimewaan
Diplomatik, Jurnal Lex et Societatis Vol I, 2013
Website :
Aditya Jaya Iswara, Balas Dendam Ukraina Usir Diplomat Rusia Dari Kiev,
Diakses dari :
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/20/102625170/balas-
dendam-ukraina-usir-diplomat-rusia-dari-kiev?page=all, Diakses pada 25
Februari 2022.
Firmansyah, H, Konflik Perbatasan, Rusia Ukraina Saling Usir Diplomat,
Diakses dari :
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/20/102625170/balas-
dendam-ukraina-usir-diplomat-rusia-dari-kiev?page=all, Diakses pada 25
September 2021
https://123dok.com/document/qoj9e60z-bab-pendahuluan-tertentu-berkaitan-
dengan- kepentingan-negara-diwakilinya.html, Diakses pada 13 September
2021.
Indonesia, CNN, Rusia dan Ukraina Saling Usir Diplomat Buntut Konflik
Perbatasan, Diakses dari :
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210418105558-134-
631304/rusia-ukraina-saling-usir-diplomat-buntut-konflik-
perbatasan,Diakses pada 25 September 2021