Anda di halaman 1dari 2

NAMA : CHALIQ FARABI DWIANANDA

NIM : 1911102434032

Mata Kuliah : Hukum Diplomasi

REVIEW FILM ARGO

Argo adalah sebuah film Hollywood yang rilis pada tanggal 12 Oktober 2012 dan menceritakan
atau bertema tentang Revolusi Iran pada tahun 1979, yang dimana saat itu hubungan diplomatik
antara Amerika Serikat dengan Iran sedang tidak baik dikarenakan Amerika Serikat memberi
Suaka Politik terhadap mantan pemimpin Iran yang bernama Reza Pahlevi, sebab semasa
kepemimpinan nya dahulu dianggap telah memberikan kesengsaraan ataupun kejahatan bagi
rakyat negara nya. Dan kenapa Amerika memberikan bantuan suaka? Itu karena Reza Pahlevi
adalah pemimpin yang di rencenakan oleh Amerika di sebabkan Reza Pahlevi kepemimpinan
nya sangat sekuler, anti komunis, dan sangat pro barat. Tidak seperti pemimpin sebelum Reza
Pahlevi yang menolak Amerika untuk mengontrol minyak bumi milik Iran. Oleh sebab itu pada
tanggal 4 November 1979 para demonstran Iran menyerang dan melakukan aksi demonstrasi di
kedutaan Amerika Serikat yang berada di Iran sehinga memasuki gedung kedutaan tersebut. Dan
terlebih para demonstran menyandera 50 staff kedutaan Amerika. Namun, ada 6 orang Duta
Besar yang selamat melarikan diri ke rumah Duta Besar Kanada.

Selanjutnya Pemerintah Amerika Serikat tidak hanya tinggal diam mereka mengirimkan seorang
agen CIA yang bernama Tony Mendez (Ben Affleck) untuk menyelamatkan 6 orang diplomat
yang berada di kedutaan besar Kanada. Dalam misi nya tersebut Tony membuat rencana
penyelamatan dengan menyamar sebagai produser yang ingin membuat film di Iran dengan film
yang berjudul “Argo”. Sesampainya di Iran dia memberitahu kepada 6 diplomat tersebut agar
menyamar juga sebagai crew film dan mereka semua membuat identitas baru menjadi orang
Kanada. Namun setelah mereka berhasil keluar dari rumah kedutaan besar Kanada, Tony
mendapatkan sebuah telpon dari Amerika, bahwa kepulangan mereka harus dibatalkan. Disinilah
Tony mendapatkan dilema, apabila mereka tidak pulang sama saja mereka menyerahkan diri
kepada para demonstran dan mereka akan di sandera ataupun dibunuh. Tony pun berpikir cepat
dan segera menelopon kembali pihak Amerika dan mengatakan bahwa Amerika harus bisa
bertanggung jawab atas keselamatan warga negaranya maka atasan Tony pun meloloskan tiket
kepulangan mereka. Tidak hanya sampai disitu Tony beserta para diplomat sempat ditahan oleh
pihak maskapai bandara dikarenakan mereka dianggap curiga dan juga tiket mereka belum
terkirim, kemudian setelah akhirnya tiket mereka telah dikirim dan mereka bisa menaiki pesawat.

Dalam film Argo ini ada kaitan dengan Hubungan Internasional ataupun hukum diplomatik serta
pasal-pasal Konvesi Wina yang dilanggar para demonstran Iran terhadap Kedutaan Besar
Amerika Serikat. Yang Pertama Pelanggaran Iran Terhadap Kekebalan Gedung Perwakilan
Diplomatik. Bisa kita lihat diawal cuplikan film bahwa para demonstran menerobos masuk
kedalam gedung keedutaan Amerika Serikat yang berada di Iran, bukan hanya menerobos
bahkan para demonstran merusak berbagai fasilitas gedung tersebut. Bila kita kaitkan dengan
pasal konvensi wina maka Iran melanggar pasal 22 Konvensi Wina tahun 1961 sebagai berikut :

1) The premises of the mission shall be inviolable. The agents of the receiving Statemay not
enter them, except with the consent of the head of the mission.

2) The receiving State is under a special duty to take all appropriate steps
to protect  the premises  of  the mission against any intrusion or damage and  to  prevent
any disturbance of the peace of the mission or impairment of its dignity.

3) The premises of the mission, their furnishings and other property thereon andthe means
of transport of the mission shall be immune from search, requisition,
attachment or execution.”1

1) Gedung misi tidak dapat diganggu gugat (inviolable). Pejabat-pejabat dari Negara
penerima tidak boelh memasukinya, kecuali dengan persetujuan kepala misi.

2) Negara penerima di bawah kewajiban khusus untuk mengambil semua langkah yang
perlu untuk melindungi gedung misi terhadap penerobosan atau perusakan dan untuk
mencegah setiap gangguan perdamaian misi atau perusakan martabatnya.

3) Gedung misi, perlengkapannya dan barang-barang lainnya disana serta alat-alatnya


transport misi kebal terhadap penyelidikan, pengambilalihan, perlengkapan atau
eksekusi.

Kemudian pelanggaran yang dilakukan oleh para demonstran adalah Pelanggaran Terhadap
Kekebalan Pribadi. Pelanggaran ini terjadi di adegan dimana para demosntran menahan para
staff diplomat yang berada di gedung kedutaan tersebut, perlu diketahui bahwa duta besar beserta
stafnya bukan merupakan orang-orang asing biasa, tetapi mewakili negara merek dan oleh
karena itu negara penerima berkewajiban memberikan berbagai macam kemudahan dan
perlindungan fisik kepada mereka. Pelanggaran yang dilakukan oleh demonstran Iran ini bisa
kita sangkut pautkan dengan pasal 29 Konvensi Wina tahun 1961 sebagai berikut :

“The person of a diplomatic agent shall be inviolable. He shall not be liable to any form of
arrest or detention. The receiving State shall treat him with due respect and shall take all
appropriate steps to prevent any attack on his person, freedom or dignity”.2

“Pejabat diplomatik tidak dapat diganggu gugat. Ia tidak dapat ditangkap atau ditahan. Negara
penerima harus memperlakukannya dengan hormat dan harus mengambil semua langkah yang
tepat untuk mencegah setiap serangan terhadap badannya, kebebasannya atau martabatnya”.

1
https://legal.un.org/ilc/texts/instruments/english/conventions/9_1_1961.pdf

2
https://legal.un.org/ilc/texts/instruments/english/conventions/9_1_1961.pdf

Anda mungkin juga menyukai