Anda di halaman 1dari 2

Sinopsis film 13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi :

Film 13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi adalah film laga thriller asal Amerika yang diproduseri
oleh produser dan sutradara kawakan Michael Bay dan ditulis oleh Chuck Hogan, diadaptasi dari buku
yang ditulis tahun 2013 berjudul 13 Hours karya Mitchell Zuckoff. Kisah buku ini diangkat dari cerita 6
anggota tim keamanan yang bertarung membela tenaga diplomatik Amerika di Benghazi, setelah
serangan teroris 11 September 2012. Film ini dibintangi oleh James Badge Dale, John Krasinski, Max
Martini, Toby Stephens, Pablo Schreiber, David Denman, Dominic Fumusa, Demetrius Grosse dan
Freddie Stroma. Pembuatan film dimulai pada 27 April 2015 di Malta yang dijadwalkan rilis pada 15
Januari 2016 oleh rumah produksi Paramount Pictures.

Pada sore hari peringatan kesebelas serangan 11 September, grup militan Islam menyerang gabungan
diplomatik Amerika dan markas CIA di Benghazi, Libya. Kontraktor keamanan CIA-para veteran militer
yang bekerja untuk Navy Selas, Marine Force Recon dan Army Special Forces berupaya menyelamatkan
para duta besar Amerika dan stafnya yang tergabung dalam gabungan diplomatik itu. Para veteran ini
harus menyelamatkan para diplomat Amerika dalam situasi kritis di daerah yang tidak stabil.

Sinopsis Lengkap Film 13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi :

Pada tahun 2012, Benghazi, Libya adalah salah satu tempat yang paling berbahaya di dunia, dan banyak
negara telah mengeluarkan duta besar mereka dari negara tersebut dalam teror serangan yang
dilakukan oleh militan. Namun, Amerika membuat sebuah Special Mission (Kedutaan) yang terbuka di
kota. Kurang dari satu mil jauhnya, pangkalan CIA bernama ‘Annex’ yang diliindungi oleh pasukan Militer
Khusus, Global Response Staff, dibentuk dari mantan anggota operasi khusus. Cerita berlanjut ke Jack Da
Silva (Krainski) yang tiba di Benghazi dan dijemput oleh Tyrone S. ‘Rone’ Woods (Dale) , seorang
anggota tim dan teman dekat Da Silva. Sesaampainya di Annex, Da Silva memperkenalkan diri kepada
seluruh tim dan kapten tim (Costabile), yang terus menerus mengingatkan timnya untuk tidak pernah
melibatkan warga kota supaya menghindari konflik dengan militan di daerah itu.

Duta Besar Amerika untuk Libya, J. Christopher Stevens (Letscher) tiba di Benghazi untuk
mempertahankan hubungan diplomatik ditengah-tengah kekacauan politik dan sosial. Mengabaikan
banyak peringatan, Duta Besar Stevens memutuskan untuk tinggal di Special Mission dengan
terbatasnya perlindungan dari dua agen keamanan diplomatik dan pengawal-pengawal yang
dipekerjakan dari militan lokal 17-Feb. Esok harinya dan saat itu adalah hari peringatan kesebelas
tahunnya peristiwa penyerangan 11 September, Steven melihat pria mencurigakan sedang mengambil
foto bangunan kedutaan dan memberitahukan detail hal tersebut kepada pengawalnya. Di Annex, tim
GRS berkomunikasi dengan keluarga mereka dan Da Silva mengetahui bahwa istrinya sedang
mengandung.

Malam itu, grup militan islam menyerang bangunan kedutaan besar. Tidak sudi mati untuk upah $28
sehari, para pengawal lokal 17-Feb dengan cepat menyerahkan diri, membiarkan penyerang dengan
mudahnya mengakses ke bangunan Special Mission. Scott Wickland (Giuntoli), agen keamanan
diplomatik, membawa Stevens dan seorang petugas, Sean Smith, ke dalam ruang yang aman.Tidak
sanggup untuk sampai di ruang yang aman, militan meledakan bangunan tersebut untuk menghabisi
orang-orang yang ada di dalam bangunan. Wickland berhasil keluar namun ia kehilangan Stevens dan
Smith. Di Annex, tim GRS sangat ingin pergi ke kedutaan besar untuk membantu, tapi sang kapten
menolaknya karena takut dengan tidak adanya tim GRS akan membuat markas Annex rentan. Menolak
untuk mematuhi, tim GRS memberitahu kedutaan dan bertemu dengan agen keamanan diplomatik.

Da Silva dan Woods masuk ke dalam bangunan berusaha menemukan Stevens dan Smith, tapi mereka
hanya berhasil menemukan Smith yang sudah mati karena menghirup asap. Tim tersebut mundur
kembali ke Annex namun diikuti oleh militan setelah Wickland pergi ke arah yang salah.
Mengetahui para militan sudah dekat ke Annex, anggota CIA Annex memanggil beberapa bantuan. Satu-
satunya harapan yang mereka bisa dapatkan adalah dari Glen ‘Blub’ Doherty (Stephens), seorang
petugas GRS, yang membentuk sebuah tim termasuk dua operator Delta yang terbang ke Benghazi
setelah beberapa delay. Sementara itu, tim GRS berjuang melawan militan saat mereka berusaha untuk
mencapai perimeter Annex pada malam hari. Pada saat para militan mengumpulkan kelompok
kemabali setelah gagal menyerang, di saat tim GRS melakukan hal yang sama, mereka harus berlomba
dengan waktu untuk menganalisa resiko dari situasi disaat yang sama mereka juga teringat dengan
keluarga mereka. Setelah menangkis gelombang serangan yang paling besar, Annex mengetahui bahwa
bantuan sedang dalam perjalanan, tapi sebelum bantuan itu datang militan meluncurkan mortar yang
melukai salah satu agen keamanan diplomatik dan membunuh Woods serta Doherty.

Dengan tim GRS yang dikompromikan dan keadaan markas Annex yang rentan, sisa operator GRS
melihat konvoi kendaraan yang mengarah ke Annex. Takut dengan hal terburuk, staff operator bersiap
untuk melakukan perlindungan terakhir, sampai terungkap konvoi tersebut adalah anggota tentara Libya
yang mengawal bala bantuan GRS. Mereka juga mengetahui bahwa Stevens ditemukan dibalik komplek
bangunan kedutaan tapi dikabarkan meninggal di rumah sakit karena menghirup asap.

Saat sisa dari tim menunggu di lapangan terbang bersama jasad Stevens, Smith, Woods dan Doherty,
mereka mereflesikan kembali peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi dan bagaimana kemungkinan besar
mereka tidak akan menerima pengakuan dalam melindungi Annex karena mereka tidak pernah tercatat
pada sejarah. Pada akhirnya, semua anggota tim keamanan Annex sudah pensiun dan hidup dengan
keluarga mereka.

Anda mungkin juga menyukai