Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karuniaNya, tim penyusun dapat menyelesaikan Panduan Penyiapan dan
Penyaluran obat dan Produk Steril.
Panduan Penyiapan dan Penyaluran obat dan Produk Steril. adalah acuan
dalam melaksanakan kegiatan implementasi obat dari perluasan paradigma pelayanan
kefarmasian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi di dalam
penyusunan panduan ini, kami menyampaikan terima kasih saran serta kritik sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan dimasa mendatang.
Langsa, 2016
Ka. Instalasi Farmasi
RSUD Langsa
1
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar
BAB I Definisi................................................................................................................
BAB II Ruang Lingkup...................................................................................................
I. Sarana dan Prasarana …………………………………………………………
II. Teknik Aseptik ………………………………………………………………….
III. Penyimpanan …………………………………………………………………..
IV. Penanganan Limbah ………………………………………………………….
BAB III Tata Laksana Pencampuran Obat Suntik (Sediaan Injeksi) .........................
I. Penyiapan ………………………………………………………………………
II. Pencampuran ………………………………………………………………….
III. Teknik memindahkan Obat dari Ampul ……………………………………
IV. Teknik memindahkan Sediaan Obat dari Vial …………………………….
V. Formulasi Obat Suntik ………………………………………………………..
BAB IV Tata Laksana Penanganan Sediaan Sitostatika …..………………………….
I. Penyiapan ……………………………………………………………………..
II. Pencampuran ………………………………………………………………….
III. Cara Pemberian ……………………………………………………………….
IV. Penanganan Tumpahan dan Kecelakaan Kerja …………………………
BAB V Dokumentasi ……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………...…
2
BAB I
DEFINISI
Sediaan farmasi steril yang dimaksud dalam buku panduan ini adalah obat
suntik (sediaan injeksi) dan sediaan sitostika. Penyiapan / dispensing sediaan steril
adalah merubah bentuk obat dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses
pelarutan atau penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis oleh apoteker di
instalasi farmasi.
RUANG LINGKUP
4
4. Kelembaban 35 – 50 %
5. Dilengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter.
6. Tekanan udara di ruang positif dari pada tekanan udara di luar ruangan
7. Pass Box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan
bahan obat sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass Boc
terletak diantara ruang persiapan dan ruang steril.
Pencampuran obat suntik pasien di ruang perawatan RSUD Langsa tidak
terdapat LAF-BSC sehingga perlu diperhatikan beberapa hal berikut :
a. Ruangan
Pilih ruang yang paling bersih
Seluruh pintu dan jendela harus selalu tertutup
Tidak ada bak cuci
Lantai didesinfeksi setiap hari dengan menggunakan hypoclorite 100 ppm
Dinding mudah dibersihkan
Meja kerja harus jauh dari pintu
b. Cara Kerja
Gunakan alat pelindung diri (APD)
Bersihkan meja kerja menggunakan aquadest dan alcohol 70 %
Tutup permukaan meja dengan alas
Seka seluruh peralatan dan wadah obat
Buang seluruh bagian yang terkontaminasi
Buang kasa ke dalam kantong tertutup
Tanggalkan pakaian pelindung
I.3 Peralatan
1. Alat Pelindung Diri (APD)
Terdiri dari :
a. Baju Pelindung
b. Sarung Tangan
c. Kacamata Pelindung
d. Masker, Tutup Kepala dan alas kaki
5
2. Laminar Air Flow (LAF) mempunyai penyaringan ganda yang memiliki efesiensi
tingkat tinggi sehingga dapat berfungi sebagai :
Penyaring bakteri dan bahan – bahan oksigen di udara
Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan
Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF
Terdapat 2 (dua) tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril
yaitu :
III. Penyimpanan
Penyimapanan sediaan steril non sitostatika setelah dilakukan pencampuran
disesuaikan dengan stabilitas masing – masing obat. Kondisi khusus
penyimpanan :
1. Terlindung dari cahaya langsung dengan menggunakan kertas karbon /
kantong plastic warna hitam atau aluminium foil.
6
2.
IV. Distribusi
Proses distribusi dilakukan sesuai SPO. Penyimpanan sediaan steril yang telah
dilakukan pencampuran di unit produksi Instalasi Farmasi RSUD Langsa harus
terjamin strerilitas dan stabilitas dengan persyaratan :
a. Wadah
b. Waktu Pengiriman
V Penanganan Limbah
Limbah sediaan sitostatika harus dimasukkan dalam wadah tertentu dan dilakukan
sesuai SPO.
7
BAB III
Pencampuran obat suntik (sediaan injeksi non sitostatika) pasien rawat inap
dilakukan di runag perawatan RSUD Langsa dengan teknis aseptis oleh tenaga
keperawatran / kebidanan. Limbah obat suntik dari sediaan injeksi ke sampah medis
seuai SPO.
I. Penyiapan
Langkah – langkah sebagai berikut :
1. Memriksa kelengkapan dokumen permintaan dengan prinsip 5 BENAR
(Benar Pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemebrian obat)
2. Memeriksa kondisi obat – obatan yang diterima (nama obat, jumlah,
nomor batch, tanggal kadaluarsa)
3. Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas /
tidak lengkap
4. Menghitung kesesuaian dosis
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai
6. Menghitung volume pelarut yang digunakan
7. Membuat label obat di spuit terdiri dari nama pasien, nomor RM, tanggal
lahir, kamar nomor, nama obat, dosis obat, tanggal dan waktu
rekonsititusi campuran
8. Membuat label infuse terdiri dari : nama pasien, nomor RM, tanggal
lahir, kamar nomor, nama obat, dosis obat,, dilarutkan dalam, sebanyak
berapa ml.
II. Pencampuran
Langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
8
2. Melakukan dekontaminasi dan diesinfeksi
3. Menyiapakan meja kerja dengan memberi alas penyerap cairan
4. Menyiapkan kantong buangan sampah untuk bekas obat
5. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alcohol 70 %
6. Mengambil alat kesehatan dan obat – obatan dari wadah obat pasien
7. Melakukan pencampuran dengan teknik aseptic
9
2. Pegang vial dengan posisi 45º masukkan spuit ke dalam vial
3. Masukkan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahan lahan
memutar untuk melarutkan obat
4. Ganti needle dengan needle yang baru
5. Beri tekanan negative dengan cara menarik udara ke dalam spuit
kosong sesuai volume yang diinginkan
6. Pegang vial dengan posisi 45º tarik larutan kedalam spuit tersebut
7. Untuk permintaan infus intra vena bolus diganti needle dengan ukuran
yang sesuai untik penyuntikan.
8. Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi jarum keatas
angkat jarum dan buang ke kantong buangan tertutup.
9. Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup dengan “luer lock
cap”
10. Seka cap dan syringe dengan alcohol.
11. Setelah slesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke
dalam kantong buangan tertutup.
12. Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infuse yang sudah
diberi obat hasil campuran.
13. Memasukkan spuit atau infuse ke dalam wadah untuk pengiriman.
14. Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infuse melalui pass
box.
15. Membuang semua bekas pencampuran ke dalam wadah pembuangan
khusus.
10
Rekonstitusi menghabiskan waktu, khususnya bila sediaan tersebut
sulit untuk dilarutkan.
Dapat terkontaminasi oleh lingkungan disekitarnya dan terkontaminasi
oleh mikroba yang terdapat dalam perut.
Dapat terkontaminasi oleh mikroba. Perhatian mungkin dibutuhkan jika
obat mudah untuk “foaming” (berbusa), sebagai dosis yang tidak
komplit memungkinkan untuk hilang (withdrawn), contoh : teicoplanin.
Jika ampul dipathkan, pecahan kaca ampul tersebut dapat masuk
kesediaan, melukai petugas serta percikan sediaan dapat mencemari
lingkungan sekitarnya.
Jika sediaan menggunakan vial timbul kesulitan memasukkan pelarut
atau obat yang telah direkonstitusi karena adanya tekanan dalam vial.
11
Berbahaya (kontaminasi mikrobakterial)
Mudah mengalami gangguan / masalah pada vakum/tekanan (untuk
via)
Dapat menyebabkan pecahan gelas (untuk ampul)
12
Infus kontinu (countinous infusion)
Infus kontinu diberikan selama 24 jam. Volume infuse dapat
beragam mulai dari volume infuse kecil diberikan secara
subkutan dengan pompa suntik (syringe pum), misalnya 1 ml
per jam, hingga 3 liter atau lebih selama 24 jam, missal nutrisi
parenteral.
2. Injeksi Intratekal
Injeksi intratekal adalah pemberian injeksi melalui sumsum tulang
belakang. Volume cairan yang dimasukkan sama dengan volume cairan
yang dikeluarkan.
3. Injeksi Subkutan
Injeksi subkutan adalah pemberian injeksi di bawah kulit.
4. Injeksi Intramuskular
Injeksi Intramuskular adalah pemberian injeksi di otot.
13
BAB IV
TATA LAKSANA PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA
14
II. Pencampuran
Proses pencampuran sediaan sitostatika
1. Memakai APD
2. Mencuci tangan
3. Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan.
4. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC.
5. Menyiapkan BSC dengan member alas sediaan sitostatika
6. Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika
7. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alcohol 70%,
8. Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.
9. Mengambil alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan diatas meja
BSC.
10. Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptic.
11. Memberi label yang sesuai pada setiap infuse dan spuit yang sudah berisi
sediaan sitostatika
12. Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat – obatan
yang harus terlindung cahaya.
13. Membuang semua berkas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan
khusus.
14. Memasukkan infuse untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke
dalam wadah untuk pengiriman.
15. Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui
pass box.
16. Menanggalkan APD.
15
IV. Penanganan tumpahan dan kecelakaan kerja
1. Penanganan tumpahan
Memberikan tumpahan dalam ruangan steril dapat dilakukan petugas
tersebut atau meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan
chermotherapy spill kit yang terdiri dari :
a. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril
b. Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan.
c. Beri tanda peringatan di sekitar area.
d. Petugas penolong menggunakan alat pelindung diri (APD)
e. Angkat partikel kaca dan pecahan – pecahan dengan menggunakan
alat seperti sendok dan tempatkan dalam kantong buangan.
f. Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang kantong
tersebut.
g. Cuci seluruh area dengan larutan detergen
h. Bilas dengan aquadest.
i. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
j. Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong
pertama.
k. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
l. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam
tempatkan dalam kantong kedua.
m. Ikat kantong secara aman dan masukkan dalam tempat penampung
khusus untuk dimusnahkan dengan incinerator.
n. Mencuci tangan.
16
c. Angkat hati – hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan
alas kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.
d. Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergen, bilas
dengan aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam
wadah pada buangan.
e. Ulangi pencucian 3x.
f. Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.
g. Tutup wadah dan buang dalam wadah buanga akhir.
h. Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah
buangan akhir untuk dimasukkan dengan inscenerator.
i. Cuci tangan.
17
Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka dengan
larutan NaCl 0,9 %.
Aliri mata dengan larutan pencuci mata.
Tanggalkan seluruh pakaian pelindung.
Catat jenis obat yang tumpah.
Laporkan ke supervisor.
Lengkapi format kecelakaan kerja.
3. Tertusuk Jarum
Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plunger untuk
menghisap obat yang mungkin terinjeksi.
Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.
Jika perlu digunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil
obat dalam jaringan yang tertusuk.
Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air
hangat.
Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.
Tanggalkan semua APD.
Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi.
Laporkan ke supervisor.
Lengkapi format kecelakaan kerja.
Segera konsultasikan ke dokter.
4. Pengelolaan limbah sitostatika
Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah :
Gunakan alat pelindung diri (APD)
Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup
Beri label peringatan Biohazard pada bagian luar wadah
Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup
Cuci tangan.
18
19