Anda di halaman 1dari 64

ASEPTIC DISPENSING

FARMASI RUMAH SAKIT


Dosen Pengampu : Dra. Aziza Nuraini P., MM., Apt.

KELAS A
KELOMPOK 5

Althur Valentino Rochim 23340134


Mutiara Dania 23340135
Ayu Wandira 23340153
Nurul Khotimah Anzar 23340154
Definisi
Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan
mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas.

Dispensing sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara aseptis oleh apoteker di sarana pelayanan Kesehatan.

Teknik aseptis dispensing adalah teknik dan perlengkapan aseptik yang digunakan
dalam bidang kefarmasian untuk manipulasi dan/atau pencampuran obat suntik sesuai
perintah dokter dengan tujuan menghasilkan sediaan jadi yang steril.
Tujuan

Dispensing sediaan steril bertujuan:

1. menjamin agar pasien menerima Obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan;
2. menjamin sterilitas dan stabilitas produk;
3. melindungi petugas dari paparan zat berbahaya
4. menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.
Jenis Aseptic Dispensing

Aseptic dispensing terbagi menjadi 3 :


1. IV Admixture
2. Nutrisi parenteral
3. Sitostatika

Sediaan sitostatika bersifat :


1. Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan kanker.
2. Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik.
3. Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin
Klasifikasi Ruangan Produksi
Ruang produksi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Class 100 (Grade A)

2. Class 10.000 (Grade B)

3. Class 100.000 (Grade C)

4. Uncontrolled area
Class 100 (Grade A)
a. Disebut juga white area/clean area
b. Ruang untuk proses yang kritis
c. Diperoleh dengan menggunakan laminar air flow
d. Untuk pengisian sediaan parenteral volume besar dan kecil yang tidak
mengalami
e. Sterilisasi lagi (dilakukan secara aseptis)
Class 10.000 (Grade B)
a. Disebut juga white area/clean area
b. Ruang proses yang kurang kritis (dibandingkan class 100)
c. Memagari ruangan untuk proses yang lebih kritis (class 100)
d. Ruangan/koridor untuk menerima bahan-bahan yang sudah steril atau sudah
diberikan.
Class 100.000 (Grade C)
a. Disebut juga grey area/semi-clean area
b. Ruangan terkontrol
c. Untuk kerja nonaseptis, seperti packaging primer untuk nonsteril
Uncontrolled area
a. Nama lainnya black area
b. Untuk sekunder packaging
c. Warehousing utility → Gudang sebagai tempat penyimpan
Sumber-Sumber Kontaminasi
01 Udara/atmosfer

Operator atau orang yang mengoperasikan berasal dari kulit,


02 rambut, dan pakaian

03 Bahan baku alam maupun sintetik air

04 Desain peralatan dan permukaan peralatan


sistem untuk suplai udara bersih:
1. Aliran udara
2. Penyaringan udara
3. Pengaturan suhu dan kelembapan
Macam-macam penyaring udara yang digunakan, yaitu :

1. Fibrous Filter

2. Hepa Filter
1. Fibrous Filter

a. Dari cotton wool, wool, atau gelas fiber

b. Untuk prefiltration

c. Menyaring 99% partikel dengan ukuran turun sampai 5µm pada


kecepatan aliran udara 0,12 m/s (dalam kondisi loosely packed)
2. Hepa Filter

a. Menyaring 99.9% partikel dengan ukuran turun sampai dengan 1 µm


pada kecepatan aliraan udara yang sama (dalam kondisi compressed)

b. Dari berbagai fiber terikat dengan resin/pengikat akrilik

c. Menyaring 99,9% partikel dengan ukuran turun sampai 1 µm dan


kecepatan aliran udara 0,54 m/s.
Tata Letak Ruang Pencampuran Aseptis
1. Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat kesehatan dan
bahan obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan volume cairan).

2. Ruang cuci tangan dan ganti pakaian


Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan, ganti pakaian
kerja dan memakai alat pelindung diri (APD).

3. Ruang Antara (Ante room)


Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara
4. Ruang steril (Clean room)

Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut:


• Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel
• Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
• Suhu 18 – 22°C 4) Kelembaban 35 – 50%
• Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter
• Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar
ruangan.
• Pass box
Pass Box

Pass Box adalah tempat masuk dan keluarnya alat Kesehatan dan bahan
obat sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass Box terletak
diantara ruang administrasi produk dan ruang steril.
Peralatan
Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran

sediaan steril
1. Alat Pelindung Diri (APD)

2. Laminar Air Flow (LAF)


Alat Perlindungan Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD)


digunakan pada saat
melakukan penyiapan sediaan
steril IV admixture dan
nutrisi parenteral
Alat Perlindungan Diri (APD)

Penggunaan Alat Pelindung (APD) ini pada saat


petugas akan bekerja di area steril. Dimana
penggunaan APD ini ditujukan untuk
meminimalkan adanya kontaminasi dan petugas
harus terbebas dari partikel dan bebas serat.

Ini digunakan pada saat pengerjaan dispensing


sediaan sitostatika
Baju pelindung

Baju Pelindung sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable


(tidak tembus cairan), tidak melepaskan serat kain, dengan
lengan panjang,bermanset dan tertutup di bagian depan.
Sarung Tangan

Sarung tangan yang dipilih harus memiliki permeabilitas yang


minimal sehingga dapat memaksimalkan perlindungan bagi
petugas dan cukup panjang untuk menutup pergelangan
tangan. Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak
(powder free). Khusus untuk penanganan sediaan sitostatika
harus menggunakan dua lapis.
Kacamata Pelindung

Hanya digunakan pada saat penanganan sediaan sitostatika.


Laminar Air flow (LAF)
Fungsi LAF :
• Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara.
• Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan.
• Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.
• Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara.
• Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan.
• Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.
Laminar Air flow (LAF)

Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran


sediaan steril :
• Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air Flow)
• Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow).
Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air Flow)
Aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga
sediaan obat tidak terkontaminasi partikel dari
luar/operator. Petugas tidak terlindungi dari partikel
ataupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat
ini digunakan untuk IV admixture dan Nutrisi
Parenteral.
Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow)
Aliran udara langsung mengalir kebawah dan jauh dari
petugas sehingga memberikan lingkungan kerja yang lebih
aman.
Untuk penanganan sediaan sitostatika
menggunakan LAF vertikal Biological Safety
Cabinet (BSC) kelas II dengan syarat tekanan udara
di dalam BSC harus lebih negatif dari pada tekanan
udara di ruangan.
Teknik Aseptis
Tahapan Pengerjaan teknik Aseptis
1. Petugas harus mencuci tangan sesuai

2. Petugas harus menggunakan APD sesuai SOP

3. Masukkan semua bahan melalui Pass Box sesuai SOP

4. Proses pencampuran dilakukan di dalam LAF- BSC

sesuai SOP

5. Petugas melepas APD setelah selesai kegiatan sesuai

SOP
Penyimpanan
Penyimpanan sediaan steril non sitostatika setelah dilakukan
pencampuran tergantung pada stabilitas masing masing obat.
Kondisi khusus penyimpanan:

1. Terlindung dari cahaya langsung, dengan menggunakan


kertas karbon/kantong plastik warna hitam atau aluminium
foil.
2. Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di dalam lemari
pendingin (bukan freezer).
Distribusi
Proses distribusi dilakukan sesuai SOP Pengiriman sedíaan steril yang
telah dilakukan pencampuran harus terjamin sterilitas dan
stabilitasnya dengan persyaratan :

A. Wadah
1. Tertutup rapat dan terlindung cahaya.
2. Untuk obat yang harus dipertahankan stabilitasnya pada suhu
tertentu, ditempatkan dalam wadah yang mampu menjaga
konsistensi suhunya.
B. Waktu Pengiriman
Prioritas pengiriman untuk obat obat yang waktu stabilitasnya
pendek.
C. Rute pengiriman
Pengiriman sediaan sitostatika sebaiknya tidak melalui jalur
umum/ramai untuk menghindari terjadinya tumpahan obat yang akan
membahayakan petugas dan lingkungannya.
1. IV Admixture

Pemberian obat-obatan melalui rute intravena dapat


diberikan secara tersendiri (dalam bentuk obat tunggal) maupun
bentuk iv admixture. IV admixture adalah suatu larutan steril yang
dimaksudkan untuk penggunaan parenteral (diberikan melalui
intervana) yang dibuat dengan cara mencampurkan satu atau lebih
produk parenteral dalam satu wadah.
Keuntungan pemberian secara IV Admixture

1. Lebih Praktis karena larutan infus yang telah dicampur obat dapat
sekaligus berfungsi ganda yaitu larutan infus sebagai pemelihara
keseimbangan cairan tubuh dan obat yang berada didalamnya dapat
berfungsi mempertahankan kadar terapetik obat dalam darah

2. Pada pemberian banyak obat (multiple drugs therapy), dimna cara


ini merupakan alternatif yang paling baik karena terbatasnya
pembuluh vena yang tersedia, sehingga lebih nyaman bagi pasien,
Kerugian pemberian secara IV Admixture

1. Air embolus
2. Bleeding ( perdarahan )
3. Reaksi alergi
4. Iritasi vena
5. Pirogen
6. ekstravasasi
Alasan IV Admixture Menjadi Tanggung
Jawab Farmasi

1. Farmasis menguasai problem yang berkaitan dengan kontaminan, inkompatibilitas


fisika, kimia, ataupun inkompatibilitas teraupeutik serta sekaligus
dapatmengatasinya jika problem ini muncul serta menguasai problem yang
berkaitan dengan stabilitas
2. Efesiensi biaya
3. Menurunnya potential errors
4. Kualitas meningkat
5. Merupakan salah satu pengalaman dari pharmaceutical care
Penyiapan IV Admixture

Peralatan yang diperlukan dalam penyiapan IV


Admixture Jarum
1. Jarum
2. Swinge
3. Alkohol
4. Wadah-wadah yang bersifat disposable use
5. Refrigerator (pendingin), alat ini digunakan untuk
menjaga stabilitas produk IV Admixture
Penyiapan IV Admixture dilakukan melalui prosedur sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah
Masalah yang timbul akibat pencampuran secara sembarang
akibat interaksi antara obat yang satu dengan
Inkompatibilitas invitro obat lain yang ditambahkan.

akibat interaksi antarobat atau interaksi obat


Inkompatibilitas farmakologi dengan penyakit yang diderita pasien.

Pencampuran bahan obat ke dalam larutan infus yang tidak


Problem sterilitas menggunakan cara-cara aseptik dapat menyebabkan
masuknya mikroorganisme ke dalam sediaan.
.

Adanya partikel dalam sediaan parenteral

Partikel dapat berasal dari tutup karet vial, pecahan kaca pada
saat mematahkan ampul, rambut, atau kain petugas.
2. Nutrisi Parental
a. Nutrisi Prenteral merupakan pemberian nutrisi secara intravena diluar dari tractus
gastrointestinal (tanpa melalui tractus gastrointestinal).
b. Nutri Parenteral adalah Suatu bentuk sediaan cair yang dalam kombinasi sesuai
dapat menyediakan semua nutrient diet normal yang di absorpsi melalui saluran
pencernaan.

Rute pemberian
a. Vena Sentral
b. Vena Perifer
Pemantauan pengawasan kondisi pasien
Kadar glukosa darah
Karena tingginya konsentrasi glukosa pada nutrisi parenteral,
disarankan untuk mengawasi kadar glukosa darah pasien pada
interval reguler dan batasan hiperglikemia, menggunakan skala
insulin sliding atau subkutan.

Sindrom refeeding
Diartikan sebagai keadaan meningkatnya elektrolit dan cairan
tubuh yang parah disertai abnormalitas metabolik padapasien
malnutrisi yang sedang menjalani terapi refeeding, baik secara
oral, enteral, maupun parenteral.

Kondisi darah
Pemantauan kondisi darah sangat penting untuk menunjukkan
perkembangan asupan nutrisi parenteral pada pasien
Komponen nutrisi parenteral
Komponen dasar :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak ( Lipid )
4. Air
Komponen tambahan
1. Vitamin

2. Trace element

3. Elekrolit
3. Sitostatika

Sitostatika yang mempunyai arti “pembunuh sel” banyak digunakan


pada terapi kanker. Senyawa ini bersifat karsinogen, dapat merusak jaringan
hidup sehingga penanganan terhadap obat-obat ini harus
dilakukan secara khsus.
Sediaan sitostatika bersifat :
1. Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan kanker.
2. Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik.
3. Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin
Komponen yang diperlukan dalam penyiapan obat
sitostatika dan obat berbahaya lainnya
1. Kebijakan dan Prosedur
2. Biology Safety Cabinet
3. Pakaian Pelindung bagi Petugas
4. Pelabelan, Penyimpanan, & Pendistribusian
5. Penanganan Limbah
Kebijakan & Prosedur

Kebijakan yang tekait dengan penanganan obat sitostatika serta


obat berbahaya merupakan isu yang sangat sensitif karena
berhubungan dengan keselamatan kerja. Dalam hal ini diperlukan
sikap yang bijaksana serta hati-hati. Pembuatan kebijakan dan
prosedur hendaknya juga melibatkan, baik farmasis, perawat,
maupun para staf medis di rumah sakit. Suatu prosedur atau
kebijakan yang telah dibuat harus diikuti oleh semua karyawan dan
nonkaryawan
Biology Safety Cabinet
Penanganan terhadap obat berbahaya hendaknya dilakukan
dalam suatu ruangan khusus dan dalam kondisi aseptik di
bawah Laminar Airflow Biological Safety Cabinet dengan tipe
aliran vertikal. Penanganan obat berbahaya tidak boleh
menggunakan laminar airflow tipe horizontal.

Pemakaian alat Biological Safety Cabinet mempunyai dua


fungsi, yaitu:
1. Melindungi petugas dari exposure (kontak) obat berbahaya
2. Menjaga sterilitas sediaan
Pakaian Pelindung bagi Petugas

Pakaian pelindung yg digunakan petugas yakni :


1) Baju panjang yang terbuat dari kain yang bebas dari serat.
2) Sarung tangan steril bebas partikel rangkap dua.
Cara memakainya: sarung tangan pertama (bagian dalam)
dimasukkan ke dalam baju dan sarung tangan kedua (bagian
luar) dibiarkan di luar baju.
3) Respirator
4) Pelindung mata
5) Penutup sepatu dan penutup rambut dan sarung tangan kedua
(bagian luar) dibiarkan di luar baju
Pelabelan, Penyimpanan, &
Pendistribusian

Label obat yang mengandung sitostatika meliputi :


1) Nama jenis sitostatika yang terdapat dalam sediaan
2) Jumlah total obat dan jumlah total volume
3) Waktu kedaluwarsa
4) Kondisi penyimpanan

Obat-obat berbahaya disimpan dalam tempat khusus yang terpisah


dengan penyimpanan bahan obat lain. Alat yang digunakan untuk
mendistribusikan obat harus dirancang sedemikian rupa sehingga
meminimalkan rusaknya kemasan obat-obat berbahaya.
Penanganan Limbah

Limbah obat berbahaya harus ditangani secara khusus, dikemas dalam


wadah yang terpisah, dan diberi label atau tanda khusus. Petugas yang
membawa wadah berisi limbah obat berbahaya harus menggunakan sarung
tangan untuk mencegah exposure obat berbahaya pada petugas tersebut.
Limbah obat sitostatika dapat dimusnahkan dengan incenerator bersuhu
tinggi > 1.000°C atau beberapa obat tertentu dapat dimusnahkan dengan
penambahan suatu bahan kimia tertentu. Termasuk limbah obat berbahaya
ialah sisa obat yang tidak terpakai, kemasan obat, spuit, jarum, infus set,
vial, ampul, dan lain-lain.
Penanganan Obat Sitostatika

a. Dalam penanganan obat sitostatika, perlu diperhatikan juga keamanan petugas, pasien, dan
lingkungan sekitar.

b. Penyiapan obat sitostatika harus dilakukan dengan mengutamakan keamanan, kualitas obat,
dan tujuaan sterilitas, stabilitas, dan ketercampuran obat dapat tercapai

c. Petugas menggunakan APD lengkap

d. Dengan LAF vertical menggunakan ruang steril


Pencampuran
1. Memakai APD sesuai prosedur tetap

2. Mencuci tangan sesuai prosedur tetap

3. Menghidupkan Biological Safety Cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan

4. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai prosedur tetap

5. Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika

6. Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika

7. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.

8. Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box

9. Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja BSC

10. Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis


Lanjutan..
Pencampuran
11. Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan
sitostatika

12. Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat- obat yang
harus terlindung Cahaya

13. Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan


khusus

14. Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah
untuk pengiriman

15. Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui pass
box

16. Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap


Pemberian
1. Vena Sentral

2. Vena Priver
Vena Sentral

a. Ujung kateter tetap berada dalam vena sentral

b. Digunakan untuk jangka panjang

c. Larutan dengan osmolaris > 900 mOsm/1

d. Konsentrasi dekstrosa 30%


Vena Priver

a. Ujung kateter tetap berada dalam ujung vena perifer

b. Digunakan untuk penggunaan jangka pendek (max 2 minggu)

c. Larutan dengan < 90 mOsm/1

d. Konsentrasi dekstrosa maksimal 12.5%


Penanganan Tumpahan
1. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang

steril

2. Membersihkan tumpahan di dalam BSC


Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril

1. Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan

2. Beri tanda peringatan di sekitar area

3. Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

4. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan menggunakan alat seperti sendok d

an tempatkan dalam kantong buangan.

5. Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalamkantong tersebut.

6. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalamkantong tersebut.

7. Cuci seluruh area dengan larutan detergen


Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril

8. Bilas dengan aquadest

9. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat

10. Tanggalkan sarung tangan luar dan tutup kaki, tempatkan dalamkantong pertama

11. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.

12. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam,tempatkan dalam kantong kedua

13. Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampungkhusus untuk dimusnahkan

dengan incinerator

14. Cuci tangan

Lanjutan…
Membersihkan tumpahan di dalam BSC

1. Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk tumpahan serbuk

2. Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai dua pasang sarungtangan baru

3. Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas kerja/meja/penyerap

dan tempatkan dalam wadah buangan

4. Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergen, bilas dengan aqua destilata

menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah pada buangan


Membersihkan tumpahan di dalam BSC

5. Ulangi pencucian tiga kali

6. Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan

7. Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.

8. Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah buangan akhir untuk dimusnahkan

dengan incenerator.

9. Cuci tangan

Lanjutan…
Penanganan Keselamatan Bekerja

1. Jika kontak dengan kulit

2. Jika kontak dengan mata

3. Jika tertusuk jarum


Jika Kontak Dengan Kulit

1. Tanggalkan sarung tangan


2. Bilas kulit dengan air hangat
3. Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat
4. Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi dengan larutan Chlorin 5%
dan bilas dengan air hangat
5. Jika kulit sobek pakai H2O2 3%
6. Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus
7. Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
8. Laporkan ke supervisor
9. Lengkapi format kecelakaan
Jika Kontak Dengan Mata

1. Minta pertolongan
2. Tanggalkan sarung tangan
3. Bilas mata dengan air mengalir dan rendam dengan air hangat selama menit
4. Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka dengan larutan NaCl 0,9%
5. Aliri mata dengan larutan pencuci mata
6. Tanggalkan seluruh pakaian pelindung
7. Catat jenis obat yang tumpah
8. Laporkan ke supervisor
9. Lengkapi format kecelakaan kerja
Jika Tertusuk Jarum
1. Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plunger untuk menghisap obat yang mungkin terinjeksi

2. Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang

3. Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat dalam jaringan yang tertusuk

4. Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat

5. Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat

6.Tanggalkan semua APD

7. Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi

8. Laporkan ke supervisor

9. Lengkapi format kecelakaan kerja

10. Segera konsultasikan ke dokter


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai