Anda di halaman 1dari 31

ASEPTIC DISPENSING

KELOMPOK 7

NAMA KELOMPOK :

Xena Tandung Bulo 23340059


Melany Fridila Latuheru 23340060
Dheana Osmany 23340061
Laras Nazyrah Rizki 23340062
Penggunaan Aseptic Dispensing
1. Pencampuran sediaan parenteral (IV admmixture)

2. Nutrisi parenteral / total parenteral nutrision (TPN)

3. Obat sitostatiska
Klasifikasi Ruang Produksi
a). class 100 (grade A)
• white area/clean area
• Ruang untuk proses kritis
• Diproleh dengan menggunakan lamiran airflow
• Untuk pengisian sediaan parenteral volume besar dan kecil
yang tidak mengalami sterilisasi lagi (dilakukan secara aseptis)

b). class 10.000 (grade B)


• White area/clean area
• Ruang proses yang kurang kritis (dibanding class 100)
• Melindungi ruangan untuk proses yang lebih kritis (class 100)
• Ruangan untuk menerima bahan-bahan yang sudah steril atau
sudah di sterilkan
Klasifikasi Ruang Produksi
cc). Class 100.000 (grade C)
• Grey area
• Ruangan terkontrol
• Untuk kerja non aseptis (ex. Packing primer untuk non
steril)

d). Uncontrolled area


• Black area
• Untuk sekunder packing
• Warehousing utility
Sistem Suplai Udara Bersih
1. Intake of fresh air
2. Prefiltration
3. Temperatur adjustment
4. Humidification
5. Final Filtration
Ruangan Yang Sesuai Dengan Standar
Diperlukan :
1. Aliran udara
2. Penyaringan udara
3. Pengaturan suhu dan
kelembapan
Dua Bentuk Aliran Udara

1. Conventional flow (turbulen), yaitu aliran udara tidak


uniform, tetapi kesegala arah.

2. Laminar ( Vertikal atau horizontal), yaitu aliran udara yang


sama dan terarah.
RUANGAN DAN PERALATAN
Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan terkontrol. Ruangan
ini terdiri dari :
a) Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat kesehatan
dan bahan obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan volume cairan).
b) Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan, ganti pakaian
kerja dan memakai alat pelindung diri (APD).
c) Ruang antara (Ante room)
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara
d) Ruang steril (Clean room)
Jenis Penyaring Udara

1. Fibrous Filter 2. HEPA Filter


• Cotton wool • Menyaring 00,9% partikel dengan ukuran
turun sampai 5µm pada kecepatan aliran
• Untuk prefiltration
udara yang sama
• Dari berbagai fiber terkait dengan
resin/pengikat akrilik
Pengaturan Suhu Dan
Kelembapan
1. Suhu tempat kerja menurut British Standard ialah 20± 2C dan US
Standard ialah 20± 2ºC.

2. Kelembapan tempat kerja


menurut British Standard ialah 35 – 50% dan US Standard ialah <50%.
Desain Kontruksi Untuk Clean Room
1. Lay out (Peletakan) ruangan clean room
a. Ruang Persiapan
b. Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
c. Ruang antara (ante room)
d. Ruang steril (clean room)
a) Dilengkapi high efficiency
particulator air (HEPA) filter 10.
b) Tekana udara didalam ruangan lebih
positif dari pada tekana udara diluar
e. Pass box
Pass Box
Pass Box adalah penyangga transfer
barang antara dari dalam ruang steril ke
luar ruangan sehingga tidak
mengganggu tekanan udara dan juga
tidak ada udara luar yang masuk ke
dalam ruang steril tersebut.
KEMASAN

Peralatan dan bahan pengemas yang digunakan dalam


pencampuran produk parenteral terlebih dahulu harus di
sterilisasi.
1. Syringe → plastic maupun gelas.

2. Botol → plastic maupun gelas.


Penggunaan Tipe Aliran Dari Alat
Laminar Airflow

1. Tipe horizontal laminar airflow : 2. Tipe vertical laminar airflow : udara


udara yang terfilter bergerak dari terfilter bergerak dari atas kebawah.
belakang alat maju kedepan Digunakan untuk mengangani obat
(mengarah ke petugas). Digunakan berbahaya bagi operator seperti
untuk menangani obat yang tidak sitostatiska. karena udara mengalir
membahayakan petugas yaitu TPN dari atas kebawah maka operator
dan IV. terhindar dari paparan obat berbahaya.
Evaluasi Terhadap Alat Laminar Airflow
1. Menghitung keceapatan aliran udara menggunakan alat
anemometer.
2. Menghitung jumlah partikel yang terdapat pada daerah
kerja.
3. Menghitung mikroorganisme yang terdapat dalam
daerah kerja menggunakan alat microbical count.
Persyaratan Kondisi Aseptic
1. APD (alat pelindung diri )
A. Sediaan IV admixture dan TPN : B. Sediaan Sitostatika:
1. Baju pelindung 1. Baju pelindung
2. Masker disposible
2. Masker
3. Pelindung kepala
3. Pelindung kepala
4. Sarung tangan
4. Sarung tangan
5. Sepatu boot
6. Kacamata pelindung.
Persyaratan Kondisi Aseptic (Lanjutan)
2. Perilaku Yang Tidak Diperbolehkan Di Ruang3. Mencuci Tangan Sebelum
Aseptik
Memasuki Ruangan
a. Berbicara yang tidak perlu
b. Batuk-batuk dan bersin
c. Membuat gerakan-gerakan yang tidak
perlu
d. Merokok,makan dan minum diruangan
1. Pencampuran Sediaan Parenteral (IV admmixure)

■ IV Admixure adalah suatu larutan steril yang

dimaksudkan untuk penggunaan parenteral melalui

intravena yang dibuat dengan cara mencampurkan

satu atau lebih produk parenteral kedalam satu

wadah.
Prosedur penyiapan IV Admixture
2. Penyiapan Nutrisi Parenteral
1. Pasien dengan penyakit berat perlu pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang mencukupi. Dalam perawatan intensif sering
kali munculuntuk dilakukan pemberian nutrisi secara oral
larna adanya gangguan saluran pencernaan sehingga perlu
diberikan nutrisi parenteral untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien sehari – hari
2. Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk sediaan cair farmasi
yang dalam kombinasi sesuai dapat menyediakan semua
nutrieen diet normal yang diabsprpsi melalui saluran
pencernaan
Pemberian Nutrisi Parenteral
A. VENA SENTRAL B. VENA PERIFER
a. Ujung kateter tetap berada dalam a. Ujung kateter tetap berada dalam ujung
vena sentral vena perifer
b. Digunakan untyuk jangka panjang b. Digunakan untuk penggunaan jangka
pendek (max 2 minggu)
c. Larutan dengan osmolaris > 900
mOsm/1 c. Larutan <900 mOsm/1
d. Konsentrasi dekstrosa 30% d. Konsentrasi dekstrosa maksimal 12.5%
Peranan Farmasis Dalam Memilih Kondisi Pasien
Untuk Pemberian TPN
Pengawasan kondisi pasien meliputi :
A. Kadar Glukosa Darah
Karna tingginya konsentrasi glukosa pada nutrisi parenteral
B. Sindrom Refeeding

Diartikan sebagai keadaan meningkatnya elektrolit dan cairan tubuh yang


parah disertai abnormalitasmetabolik.
C. Kondisi Darah

Pemantauan kondisi darah sangat penting untuk menunjukkan


perkembangan asupan nutrisi parenteral pada pasien.
Komponen Nutrisi
1. Karbohidrat Parenteral
Karbohidrat diperlukan sebagai bahan bakar untuk system saraf,sel darah
merah dan sel darah putih,serta untuk proses granulasi jaringan,biasanya 50%
dari total asupan kalori yang dibutuhkan.
2. Protein
Protein biasanya dalam bentuk asam amino
3. Lemak (Lipid)
Lemak merupakan sumber energi tertinggi,digunakan untuk struktur sel
dan jaringan.
4. Air
Biasanya digunakan Aqua Pi (Worter for injection) untuk mendapatkan
konsentrasi dan volume akhir nutrisi parenteral.
Komponen Additive (Tambahan)
Nutrisi Dalam Jumlah Kecil
1. VITAMIN

Vitamin yang biasa ditambahkan kedalam nutrisi parenteral ialah

vitamin A,C,E,B1,B2,B6,B12,asam folat,asam pantotenat,biotin dan

niasin.

2. Trace element

Diperlukan dalam reaksi enzymatic dalam tubuh.


3. Penyiapan Obat Sitostika
Penanganan sediaan sitostika selain kontaminasi juga memperhatikan
perlindungan terhadap petugas ,produk, dan lingkungan. Penanganan
sediaan sitostika yang aman diperlu dilakukan secara disiplin dan hati-
hati untuk mencegah risiko yang tidak diingikan karena sebagai besar
sediaan sitostika bersifat :
a. Karsinogenik yang bearti menyebabkan kanker
b. Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutase genetik
c. Teratogenik yang bearti dapat membahayakan janin
Penanganan Limbah Obat Sitostatika
Limbah obat sitostatika harus ditangani secara khusus yaitu :
1. Dikemas dalam wadah terpisah, dan diberi label atau tanda khusus.
2. Petugas yang membawa wadah berisi limbah obat berbahaya harus
menggunakan sarung tangan untuk mencegah exposure obat berbahaya pada
petugas tersebut.
3. Limbah obat sitostatika dapat dimusnahkan dengan incenerator bersuhu
tinggi >1.000°C atau beberapa obat tertentu dapat dimusnahkan dengan
penambahan suatu bahan kimia tertentu.termasuk limbah obat berbahaya
ialah sisa obat yang tidak terpakai. Kemasan obat, spuit,jarum,infus set,
vial, ampul, dan lain-lain
Evaluasi Pencampuran Produk Aseptis
● Evaluasi pencampuran prosuk parenteral bertujuan untuk menjamin mutu dan
keamanan produk pasien.
Ada 2 bagian dari evaluasi yaitu QA dan QC
QA mengarah pada jaminan mutu dari prodak yang di buat
QC mengarah pada control produk
QA QC
● Kebijakan procedure
● Pendidikan pelatihan,serta evaluasi ● Evaluasi bahan
petugas ● Komponen kemasan
● Penyimpanan ● Produk akhir
● Fasilitas dan peralatan
● Teknik aseptic dalam penyimpanan
produk parenteral
● Validasi
● Waktu kadaluarsa
● Etiket atau pelabelan
Jenis Infuset yang ada di pasaran ada 3
● Infuset dengan tetesan mikro
○ Digunakan oleh anak usia kurang dari satu tahun (1cc = 60 tts)
● Infuset digunakan tetesan makro
○ Digunakan oleh pasien dewasa (1 cc= 20 tts)
● Tranfusi set
○ (1cc=15 tetes)
Rumus menghitung tetesan infus
DAFTAR PUSTAKA

1. Oetari, RA. 2018. Teknik Aseptis. Gadjah Mada University:


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai