Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT – PENYAKIT PADA SEL

DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT

DISUSUN OLEH:

INDRI SUKMAWATI AGUSTINI 1504015186


LARAS NAZYRAH RIZKI 1504015205
NIA ANGGELA PUTRI L 1504015260
MAISAH RANI
SITI FATIMAH AZZAHRA
1. LEUKOPENIA

DEFINISI

Leukopenia adalah rendahnya jumlah sel darah putih yang ada di dalam
tubuh. Ini bisa terjadi karena beberapa faktor. Simak berbagai kondisi atau
penyakit yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sel darah putih.

Darah terdiri dari trombosit, plasma darah, sel darah merah, dan sel
darah putih. Tiap komponen darah tersebut memiliki fungsi tersendiri, salah
satunya sel darah putih yang menjadi bagian penting dalam sistem kekebalan
tubuh kita. Sel darah putih atau disebut juga leukosit, bertugas melawan benda
atau organisme asing yang masuk ke dalam tubuh dengan menghasilkan antibodi
untuk melawan infeksi. Apabila terjadi leukopenia, yaitu kondisi di mana jumlah
sel darah putih terlalu rendah, maka kita akan mudah terserang penyakit.
Jumlah leukosit normal:

1. Leukosit normal neonatus adalah 9000 - 30000


sel/mm.
2. Leukosit normal bayi sampai balita adalah 5700-18000
sel/mm.
3. Leukosit normal pada anak 10 tahun adalah 4500-
13500/mm.
4. Leukosit normal pada orang dewasa adalah 4500-
10000 sel/mm.
ETIOLOGI PENYAKIT

1. Infeksi,
misalnya pada sepsis, HIV/AIDS dan tuberkulosis.
2. Kelainan bawaan saat lahir
Membuat fungsi sumsum tulang dalam memproduksi sel darah berkurang,
seperti pada penyakit myelokathexis dan Sindrom Kostmann.
3. Gangguan autoimun
Menghancurkan sel darah putih atau sel sumsum tulang, seperti penyakit
lupus dan radang sendi (rheumatoid arthritis).
4. Infeksi parah yang membuat sel darah putih bekerja ekstra.
5. Pengobatan tertentu
Seperti antibiotik yang merusak sel darah putih, kemoterapi, penicillin,
atau kortikosteroid.
6. kekurangan vitamin B12, folat, zinc, dan tembaga.
7. Ada gangguan atau penyakit yang berhubungan dengan sel darah atau sumsum
tulang, contohnya anemia aplastik, hipersplenisme atau limpa yang terlalu aktif,
myelodysplastic syndrome (MDS), myeloproliferative syndrome, dan myelofibrosis.
8. Kanker darah dan kanker sumsum tulang.
Yaitu kanker yang tumbuh di sumsum tulang dan membuat sel darah
tidak diproduksi dan berkembang dengan normal.
9. Penyebaran atau metastasis kanker.
Sel kanker bisa menyebar ke organ atau jaringan tubuh lain,
termasuk ke sumsum tulang dan memengaruhi fungsinya. Akibatnya,
sumsum tulang kesulitan untuk menghasilkan sel darah yang dibutuhkan
tubuh.
10. Terapi radiasi.
Terapi radiasi yang dilakukan pada tulang besar yang mengandung
sumsum tulang paling banyak, seperti panggul, kaki, dan torso, membuat
leukopenia rentan terjadi.
PATOFISIOLOGI
Leucopenia terjadi karena berawal dari berbagai macam penyebab.
Radiasi sinar X dan sinar (gamma) yang berlebihan serta penggunaan obat-
obatan yang berlebihan, akan menyebabkan kerusakan sumsum tulang.
Dengan rusaknya sumsum tulang, maka kemampuan sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) pun menurun
(dalam kasus ini dikhususkan leukosit yang mengalami penurunan). Kondisi
tersebut akhirnya akan mengakibatkan neutropenia (produksi neutrofil
menurun), monositopenia (produksi monosit menurun), dan eosinopenia
(produksi eosinofil menurun).
Selain itu, jika seseorang mengidap penyakit immunodefisiensi,
seperti HIV AIDS, maka virus HIV akan menyerang CD4 yang terdapat di
limfosit T dalam sirkulasi perifer. Kondisi ini akan menyebabkan limfosit
hancur sehingga mengalami penurunan jumlah, yang disebut dengan
limfopenia. Oleh karena penyebab-penyebab yang berujung pada
menurunnya jumlah komponen- komponen leukosit (neutropenia,
eosinopenia, monositopenia, limfopenia) maka terjadilah leukopenia.
MANIFESTASI KLINIK

A. Indikator yang paling umum dari leukopenia adalah neutropenia (pengurangan


jumlah neutrofil dalam leukosit). Jumlah neutrofil juga dapat menjadi indikator yang
paling umum dari risiko infeksi. Jika leukopenia ringan, orang tidak akan menunjukkan
gejala apapun, hanya dalam kasus yang berat gejala mulai muncul.

B. Jika leukopenia telah masuk ke tahap berat, gejala klinis yang biasa muncul :

Anemia, yaitu penurunan jumlah sel darah merah dan hemoglobin


Menorrhaggia, yaitu perdarahan yang berat dan berkepanjangan saat periode
menstruasi

Metrorrhaggia, yaitu perdarahan dari rahim, tetapi bukan karena menstruasi dan hal ini
merupakan indikasi dari beberapa infeksi

Neurasthenia, yaitu kondisi yang ditandai oleh kelelahan, sakit kepala, dan
mengganggu keseimbangan emosional.
Trombositopenia, yaitu penurunan jumlah trombosit yang abnormal dalam darah.

Stomatitis, yaitu suatu peradangan pada lapisan mukosa struktur di dalam mulut,
seperti pipi, gusi, lidah, bibir, dan lain-lain.

Pneumonia, yaitu peradangan yang terjadi di paru-paru karena kongesti virus atau
bakteri.

Abses hati, yaitu jenis infeksi bakteri yang terdapat dalam hati. Hal ini relative
jarang terjadi tetapi fatal akibatnya jika tidak ditangani.

Kelelahan, sakit kepala, dan demam adalah gejala yang sering terjadi. Selain itu
pasien juga mengalami hot flashes, rentan terhadap berbagai infeksi, ulkus oral,
dan mudah marah Pasien tidak akan menunjukkan gejala kecuali sampai terjadi
infeksi, yang biasanya timbul apabila granulosit lebih rendah dari 1000/mm3.
Demam dan nyeri tenggorok dengan ulserasi merupakan keluhan yang tersering.
Dapat terjadi bakterimia.
DIAGNOSA KLINIK

a. Pemeriksaan labolatorium

Dilakukan pemeriksaan sel darah lengkap (CBC), termasuk manual diferensial


dalam kasus mengevaluasi leukopenia. Hati-hati terhadap evaluasi noda darah
perifer yang memberikan informasi tentang sel darah merah (RBC) dan morfologi
trombosit.

Pemeriksaan smear sumsum tulang dan biopsi sampel dengan teknik sitometri
arus.

Pemeriksaan microbiologic cultur darah, luka, dan cairan tubuh dapat dilihat pada
pasien demam.

Pengujian antibodi antineutrophil harus dilakukan pada pasien dengan riwayat


autoimun sugestif dari neutropenia dan pada mereka yang tidak jelas penyebab
leukopenia.

Dalam bawaan neutropenia dan neutropenia siklik, analisis genetic harus dilakukan
untuk mengklasifikasikan kondisi benar
b. Imaging Studies

Tidak ada pencitraan yang spesifik untuk menetapkan diagnosis leukopenia. Sebagai
bagian dari pemeriksaan untuk lokalisasi infeksi, sesuai radiografi (misalnya, gambar
dada) ditandai.

Studi pencitraan lain ditentukan oleh keadaan-keadaan khusus dari setiap kasus.

c. Temuan Histologi

Pada smear darah tepi menunjukkan penurunan yang ditandai atau tidak adanya
neutrofil.

Pada sumsum tulang mungkin menunjukkan myeloid hypoplasia atau tidak adanya
myeloid prekursor.

Dalam banyak kasus, sumsum tulang selular dengan pematangan promyelocyte di


sumsum tulang belakang.

Pada kesempatan ini, mungkin hypercellular sumsum. d. Pemeriksaan pungsi lumbal


pengambilan cairan Bone Merrow.
Sarkoidosis

Anda mungkin juga menyukai