Anda di halaman 1dari 4

TERM OF REFERENCE (TOR)

IN HOUSE TRAINING BANTUAN HIDUP DASAR


KLINIK UTAMA MATA SILAMPARI SRIWIJAYA EYE CENTRE LUBUKLINGGAU

1. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Gawat Darurat itu sendiri adalah
keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan
saja, siapa saja dan dimana saja. Kondisi ini menuntut kesiapan seluruh petugas rumah
sakit baik medis maupun non medis untuk mengantisipasi kejadian itu. Bila kita cermati,
kematian-kematian karena henti jantung dan henti nafas selama ini cukup banyak.

Oleh sebab itu kemampuan seluruh petugas rumah sakit baik medis maupun non medis
sangat diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama kepada pasien terutama kasus
emergency sejak mulai masuk RS (Pre Hospital) dan di sekeliling areal rumah sakit (Intra
Hospital). Kecepatan pertolongan pertama kepada korban sangat menentukan
keselamatan jiwa. Keterlambatan pertolongan akan membuat kondisi fatal.

Bantuan Hidup Dasar (BHD) tindakan yang dilakukan pada seseorang dalam keadaan
darurat dan jika tidak dilakukan dengan segera dapat menimbulkan kematian
(Bachtiar,2016). Indkasi BHD menurut American Hearth Assosiaciton (AHA)( 2015 adalah
henti jantung dan sumbatan jalan nafas . Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan sebuah
tindakan utama yang dilakukan untuk menyelamatkan seseorang yang mengalami henti
jantung . BHD terdiri dari identifikasi henti jantung dan aktivasi sistem pelayanan gawat
darurat terpadu (SPGDT). Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan bagian dari tindakan
bantuan hidup dasar. Tindakan ini dilakukan untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka,
menunjang pernafasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus
dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan tanda henti jantung atau henti nafas dan
segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi. Selain itu Resusitasi juga dikatakan
sebagai sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya
melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan ventilasi yang memenuhi
syarat. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan visi dan misi klinik
utama mata silampari sriwijaya eye centre lubuklinggau yaitu memberikan perawatan
holistic,inovatif dan berkualitas tinggi terhadap masyarakat maka Klinik menyediakan
sumber daya manusia terlatih baik medis dan non medis yang mampu memberikan
pertolongan pertama baik kepada pasien maupun orang-orang di sekitar pasien yang
mengalami kegawatdaruratan. Oleh sebab itu, Klinik memfasilitasi pegawainya dalam
meningkatan keilmuan serta keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama atau
bantuan hidup dasar (BHD).

2. LATAR BELAKANG
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan
napas,membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan
alat bantu. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan menuju Klinik utama yang
terakreditasi nasional, maka klinik utama mata silampari sriwijaya eye centre lubuklinggau
melaksanakan pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) untuk staf karyawan di klinik baik
medis maupun non medis.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Ini Untuk Meningkatkan Keterampilan
Pegawai Rumah Sakit Baik Medis Maupun Non Medis Dalam Menangani Kasus-Kasus
Dengan Kegawat Daruratan, Khususnya Dalam Memberikan Bantuan Hidup Dasar
Disaat Bantuan Medis Belum Ada.
b. Tujuan Khusus
 Semua staf karyawan memahami cara-cara melakukan pertolongan/bantuan hidup
dasar
 Semua staf mampu melakukan praktek pertolongan BHD
 Terlaksananya program pelatihan BHD bagi staf dan karyawan Klinik utama mata
silampari sriwijaya eye centre lubuklinggau.

4. PELAKSAAN KEGIATAN
Kegiatan In house Training ini dilakukan dengan cara pemaparan materi dari narasumber,
uji pretest dan post test serta simulasi tindakan BHD. Pemateri /narasumber : dr.brama R
adithya yang merupakan wakil direktur pelayanan medis yang sudah sertifikasi pelatihan .

MATERI
1. Pengenalan Awal Dan Penanganan Pertama Korban
2. Bantuan Hidup Dasar

5. SASARAN PESERTA
1. Direktur/ Wakil Direktur Klinik
2. Kepala Instalasi Klinik
3. Seluruh Staf karyawan Klinik baik medis ataupun non medis

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini akan diadakan dalam 2 sesi (pagi dan siang) disesuaikan dengan jadwal shift
karyawan
Hari/tanggal :
Pukul : sesi 1 pukul 08.00-10.00 wib
Sesi 2 pukul 13.00-15.00 wib
Tempat : di ruang meeting klinik lantai 2

Lubuklinggau, September 2023

Wadir Pelayanan medis Ketua Akreditasi

dr.Brama R Adithya dr.Desfri Angraini,SP.M


ANGGARAN BIAYA :

No. Kebutuhan Dana yang dibutuhkan Keterangan


1 Spanduk kegiatan Rp.75000
2 Makan+minum narasumber+panitia Rp. 50.000
3 Air minum peserta+snack Rp. 100.000
Total Rp.225.000

Anda mungkin juga menyukai