Anda di halaman 1dari 4

MODEL KEPEMIMPINAN MSDT

MSDT (Management Style Diagnostic Test) adalah alat tes yang


dapat mengungkap model-model kepemimpinan. Model-model
kepemimpinan ini didasarkan pada teori J. W. Reddin tentang
3D theory of managerial effectiveness, atau tiga dimensi gaya
manajemen yang efektif.

Tabel Model Kepemimpinan MSDT:

Less Effective Basic type More Effective


(Kurang Efektif) (tipe dasar) (Lebih Efektif)
Desserter SEPARATED Bureaucratic
Missionary RELATED Developer
Autocratic DEDICATED Benevolent Autocratic
Compromiser INTEGRATED Executive

Berikut penjelasan 8 Model kepemimpinan berdasarkan alat Tes


MSDT:

1. Deserter - Gaya kepemimpinan kurang efektif (Less Effective


Leadership Style)

Ini pada dasarnya adalah pendekatan hand – off atau laisser-faire :


menghindari keterlibatan atau intervensi. Asumsi bersikap netral
pada selama sehari, mencari jalan lain untuk menghindari
pemberlakuan aturan, menjaga supervisor dan bawahannya;
pencegahan perubahan dan perencanaan.

Kegiatan dilakukan oleh manajer, yang menggunakan pendekatan


ini cenderung menjadi defensif. Seseorang yang mencapai nilai
tertinggi mungkin akan merugikan untuk tugas – tugas manajerial
atau mungkin telah mulai kehilangan minat dalam tugas – tugas
tersebut. Ini tidak berarti mereka adalah manajer yang buruk hanya
coba mempertahankan status quo.

2. Bureaucratic : Gaya kepemimpinan yang lebih efektif (More


Effective Leadership Style)
Ini adalah pendekatan legalistik dan prosedural : kepatuhan
terhadap aturan dan prosedur; penerimaan hirarki kewenangan;
preferensi jalur komunikasi formal/ skor tinggi cenderung lebih
sistematis. Mereka berfungsi baik dalam situasi terstruktur dimana
kebijakan yang jelas, aturan didefinisikan dengan baik dan
menerapkan kriteria kinerja yang obyektif dan universal. Karena
mereka bersikeras pada sistem rasional, manajer ini mungkin
terlihat sebagai otokratis, kaku atau rewel. Karena ketergantungan
mereka pada aturan dan prosedur, mereka hampir tidak dapat
dibedakan dari manajer otokratis.

3. Missionary - Gaya kepemimpinan kurang efektif (Less


Effective Leadership Style)

Gaya ini merupakan pendekatan yang afektif. Gaya ini menekankan


pada suasana positif dan keserasian di tempat kerja. Pencetak skor
paling tinggi sensitif dan peduli terhadap kebutuhan pribadi
bawahannya. Mereka mencoba memberikan yang terbaik yang
dapat mereka lakukan. Dukungan tingkah laku merupakan
komponen positif dari gaya ini. Yang memiliki gaya ini mungkin
akan menghindari atau mendamaikan jika terjadi konflik, mereka
merasa tidak nyaman dalam memaksakan sesuatu dan
menemukan kesulitan dalam menolak permintaan, atau membuat
penilaian yang jujur.

4. Developer - Gaya Kepemimpinan yang lebih efektif (More


Effective Leadership Style)

Gaya ini merupakan pasangan tujuan dari gaya misionaris.


Tujuannya dalam arti bahwa kepedulian terhadap seseorang
dilakukan dengan profesional. Gaya ini mengijinkan bawahan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan diberi
kesempatan untuk mengekspresikan pandangan mereka dan untuk
mengembangkan potensi mereka. Kontribusi mereka yang memiliki
gaya ini diakui dan diberi perhatian lebih terhadap pengembangan
mereka. Mereka yang memiliki skor tertinggi cenderung optimis
tentang keinginan orang - orang yang ingin berkerja dan
menghasilkan sesuatu. Pendekatan mereka pada bawahan adalah
kolegial. Mereka ingin berbagi pengetahuan dan keahlian dengan
bawahana mereka dan bangga dalam menemukan dan
mempromosikan bakat.

5. Autocratic - Gaya Kepemimpinan kurang Efektif (Less


Effective Leadership Style)

Ini adalah intruksi dan pengendalian pendekatan. Kepedulian untuk


produksi dan output melampaui hubungan dan kepedulian terhadap
pekerja. Manajer ynag mendapatkan skor tinggi cenderung bersifat
formal. Mereka memberikan tugas kepada bawahan dan melihat
pelaksanaannya dengan ketat.kesalahan tidak ditoleransi, dan
penyimpangan terhadap tujuan atau perintah lain adalah dilarang.
Mereka membuat keputusan secara sepihak dan merasa tidak
perlu untuk menjelaskan atau membenarkan keputusan tersebut.
Mereka meminimalisaski interaksi dengan orang lain, atau
membatasi komunikasi hanya untuk komunikasi yang penting dari
tugas yang dikerjakannya. Mereka mempercayai pada tanggung
jawab individu dan mempertimbangkan pertemuan kelompok
adalah membuang waktu. Mereka cenderung formal, lugas dan
kritis. Oleh karena itu, meraka biasanya dianggap sebagai
seseorang yang dingin dan sewenang – wenang.

6. Benevolent Autocratic - gaya kepemimpinan lebih


efektif (More Effective Leadership Style)

Gaya ini adalah pasangan yang komunikatif dari gaya autocratic.


Sesoeorang yang memiliki skor tinggi dari gaya ini biasanya dilihat
sebagai master tugas yang mendedikasikan diri mereka untuk
tercapainya target produksi. Mereka menikmati dalam hal
menangani masalah operasinal dan mungkin kurang memiliki
kesabaran dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan
orang lain (public relation). Mereka tetap berhubungan dengan
bawahan mereka, memberi intruksi/memerintahkan bawahan
mereka, dan membantu bawahan dalam mengatasi masalah
operasional. Mereka menyusun pekerjaan sehari hari, menetapkan
tujuan untuk memberikan perintah atau mendelegasikannya
dengan perusahaan akuntan. Mereka tidak akan ragu untuk disiplin
atau memberikan teguran, tetapi melakukannya secara adil dan
tanpa menimbulkan kemarahan dari bawahannya.
7. Compromiser - Gaya kepemimpinan yang kurang
efektif (Less Effective Leadership Style)

Merupakan orientasi dari hubungan manusia dan orientasi


tugasnya. Namun ada kesulitan dalam mengintegrasikan kedua hal
tersebut. Oleh karena itu, orang yang termasuk ke dalam gaya ini
biasanya akan terombang ambing antara tugas dengan hubungan
manusia. Untuk mengurangi tekanan langsung, mereka mungkin
akan mencoba untuk berkompromi dengan solusi atau
kebijaksanaan. Mereka mungkin akan sensitif terhadap
pertimbangan realitas yang mungkin akan sitemui, dan bersedia
untuk menunda tugas yang mereka miliki untuk alasan apapun,
baik itu internal maupun eksternal. penilaian yang realistis dari
situasi mereka mungkin menjelaskan mengapa mereka tidak
menggunakan pendekatan yang sebenarnya mereka sukai, yaitu
pendekatan eksekutif.

8. Executive - Gaya Kepemimpinan Lebih Efektif (More Effective


Leadership Style)

Pendekatan ini mengintegrasikan orientasi tugas dan orientasi


hugungan manusia dalam menanggapi permintaan realistis. Cara
terbaik adalah digambarkan sebagai konsultatif, interaktif, dan
pendekatan pemecahan sebuah masalah. Pendekatan ini yang
dituntut dalam mengelola operasi yang membutuhkan eksplorasi
solusi alternatif, penyatuan sumber daya yang berbeda, dan
mengintegrasikan perspektif yang berlawanan. Mereka mendukung
pendekatan tim dalam perencanaan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Mereka merangsang komunikasi dengan
bawahannya, sehingga dapat memperoleh saran dan ide – ide
yang kolektif. Manajer yang menggunakan pendekatan ini biasanya
dianggap sebagai motivator yang baik yang cenderung menangani
koflik dengan terbuka da yang mencoba untuk mendapatkan
komitmen bersama.

Anda mungkin juga menyukai