Dalam PSAK 73, penyewa diwajibkan untuk mencatat seluruh sewa, baik financial lease atau-
pun operational lease di laporan posisi keuangan penyewa, yang akan merefleksikan hak lease
untuk memanfaatkan suatu aset selama masa manfaatnya. Di samping itu, penyewa juga ha-
rus mengakui liabilitas untuk membayar sewa.
Dalam model biaya, aset hak guna diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusu-
tan dan akumulasi penurunan nilai. Aset hak guna didepresiasikan selama yang mana yang
lebih awal antara awal mula sewa sampai dengan akhir masa manfaat asset atau sampai akhir
masa sewa. Kecuali bila kepemilikan beralih ke Lessee pada akhir masa sewa atau lessee
mengeksekusi opsi beli maka aset hak guna didepresiasikan sejak awal mula sewa sampai
dengan akhir masa manfaat aset.
Bunga atas liabilitas sewa pada masing-masing periode adalah jumlah yang menghasilkan
suku bunga periodik yang konstan atas sisa saldo liabilitas sewa. Penyewa mengakui
dalam laba rugi, kecuali biaya tersebut sudah termasuk dalam jumlah tercatat aset lain,
bunga atas liabilitas sewa; dan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam
pengukuran liabilitas sewa pada periode di mana kejadian atau kondisi yang memicu
pembayaran tersebut terjadi.
Lessee dapat tidak menerapkan persyaratan pengakuan seperti dijelasakan di atas dan mem-
ilih untuk memperhitungkan pembayaran sewa sebagai beban berdasarkan garis lurus selama
masa sewa atau dasar sistematis lainnya untuk dua jenis sewa berikut:
a. Sewa jangka pendek : Jangka waktu sewa kurang dari 12 bulan tidak mengandung opsi beli
b. Sewa aset bernilai rendah.
• Aset pendasar tidak memiliki ketergantungan atau interalasi dengan aset lain
• Aset pendasar memiliki nilai rendah secara absolut (IFRS 5.000) ketika baru
(seperti computer pribadi atau barang-barang kecil dari perabot kantor), tanpa
memperhatikan materialitas
• Jika aset disubsewakan maka tidak memenuhi aset bernilai rendah
Contoh-contoh situasi yang secara individual atau kombinasi biasanya menyebabkan sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
1. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada penyewa (Lessee) pada akhir masa sewa
2. penyewa memiliki opsi untuk membeli aset pendasar pada harga yang diperkirakan
cukup rendah dari nilai wajar pada tanggal opsi tersebut mulai dapat dieksekusi sehingga
menjadi cukup pasti, pada tanggal insepsi, bahwa opsi tersebut akan dieksekusi;
3. Masa sewa adalah sebagian besar dari umur ekonomis aset bahkan jika hak kepemilikan
tidak dialihkan
4. Pada tanggal insepsi, nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum setidaknya
mencakup secara substansial seluruh nilai wajar dari aset sewaan
5. Aset sewaan bersifat khusus sehingga hanya penyewa yang dapat menggunakannya
tanpa perlu melakukan modifikasi signifikan.
Subsewa (sublease)
Subsewa adalah sewa dimana penyewa (Lessee) menyewakan kembali sebagian atau semua
aset dasar (leased asets) kepada pihak lain dimana penyewa utama tetap mempertahankan
beberapa hak-haknya pada perjanjian sewa utama. PSAK 73 mewajibkan perjanjian sewa
utama (head sublease) dengan subsewanya diperlakukan sewa sewa terpisah.
1. Bila perjanjian sewa utama jangka pendek sehingga penyewa dapat menerapkan pengec-
ualian klasifikasi (penyewa dapat mengklasifikasikan sewa sebagai sewa operasi) maka sub-
sewa juga diklasifikasikan sebagai sewa operasi
2. Jika tidak memenuhi, subsewa harus diklasifikasikan berdasarkan hak guna aset yang tim-
bul dari kontrak sewa utama (head lease).
Untuk pengukuran selanjutnya lessor mengakui pendapatan keuangan selama masa sewa
dari sewa pembiayaan, berdasarkan pola yang mencerminkan tingkat pengembalian periodik
konstan atas investasi bersih pesewa.
Untuk pesewa pabrikan atau dealer pada tanggal dimulainya sewa mengakui:
1. Pendapatan yang merupakan nilai wajar sewaan atau nilai kini pembayaran sewa didis-
kontokan menggunakan tingkat bunga pasar;
2. Harga pokok penjualan sebesar biaya perolehan atau (nilai buku jika berbeda) dikurangi
nilai kini dari nilai sisa yang tidak dijamin (unguaranteed residual value); dan
3. Keuntungan atau kerugian penjualan (selisih harga jual dengan harga pokok penjualan).
Untuk sewa operasi, lessor mengakui pembayaran sewa operasi sebagai pendapatan dengan
dasar garis lurus atau, jika lebih representatif dari pola di mana manfaat dari penggunaan
aset yang mendasarinya berkurang, dasar sistematis lainnya.
Entitas mengukur kemungkinan penyesuaian berdasarkan mana yang lebih dapat ditentukan
dari:
1) selisih antara nilai wajar imbalan penjualan dan nilai wajar aset; dan
2) selisih antara nilai kini pembayaran kontraktual sewa dan nilai kini pembayaran sewa pada
harga pasar
Jika transfer aset tidak memenuhi pengakuan untuk penjualan berdasarkan PSAK 72 maka:
1. Seller-lesse akan tetap mengakui aset dan mengakui liabilitas keuangan sebesar jumlah
yang diterima
2. Buyer-lessor tidak mengakui aset yang diterima melainkan mengakui aset keuangan
sebesar jumlah yang dibayarkan
Bila pembayaran sewa tidak dapat dialokasikan kepada masing-masing elemen tanah dan
bangunan dengan andal maka keseluruhan sewa diklasifikasikan sebagai finance lease,
kecuali bila jelas baik elemen tanah maupun elemen bangunan adalah sewa operasi dalam
hal ini klasifikasinya adalah sewa operasi. Untuk sewa tanah dan bagunan dimana jumlah
untuk elemen tanah tidak material dibandingkan keseluruhan sewa, PSAK memperbolehkan
elemen tanah dan elemen bangunan diperlakukan sebagai satu kesatuan. Dalam kasus ini
masa manfaat bangunan dianggap sebagai masa ekonomis keseluruhan aset (tanah dan
bangunan).
Hak kontraktual entitas untuk menerima kas atau aset keuangan lain merupakan kewajiban
kontraktual bagi entitas lain untuk menyerahkan kas atau aset keuangan yang bersangkutan.
Pada kasus yang sederhana, liabilitas keuangan adalah kewajiban kontraktual entitas untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain ke entitas lain. Pada situasi yang lebih kompleks,
sama seperti aset keuangan, liabilitas keuangan dapat juga berbentuk kontrak untuk menye-
rahkan
(i) instrumen ekuitas terbitan entitas yang jumlahnya bervariasi (jika kontrak tersebut
bukan
merupakan kontrak derivatif) atau
(ii) saham yang nilainya telah ditentukan atau nilainya didasarkan pada perubahan nilai
variabel tertentu (underlying variable) (jika kontrak tersebut merupakan kontrak derivatif).
3. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Namun, dalam menentukan apakah se-
buah kontrak yang mensyaratkan penyerahan instrumen ekuitas entitas merupakan instru-
ment ekuitas, entitas harus memastikan apakah kontrak tersebut merepresentasikan
kewajiban untuk menyerahkan sejumlah tertentu yang dibayarkan dalam bentuk saham atau
merepresentasikan kewajiban untuk menyerahkan sejumlah tertentu saham tanpa melihat
nilai wajar saham pada tanggal penyerahan.
Sebuah kontrak untuk menyerahkan (atau menerima) sejumlah tertentu yang dibayarkan da-
lam bentuk saham bukan merupakan instrumen ekuitas karena pada tanggal komitmen enti-
tas tersebut tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah saham yang harus diserahkan (atau
harus diterima) pada tanggal penyerahan.