Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN NEKROPSI

Riwayat Kasus

Ayam ditemukan mati di dalam box ayam. No unggas U215/22 berjenis kelamin Jantan,
ras broiler, nama pemilik Firman alamat lambaro, diperiksa pada tangal 18 Juli 2022, umur ±4
Minggu berwarna putih Kusam. Hasil anamnesa diketahui bahwa ayam ditemukan mati pada pagi
hari di dalam kandang penampungan dengan kondisi bulu tampak pucat, Kusam dan disertai
hiperemi di seluruh tubuh.

Sekan:

 Rahman Zharif
 M.Khair Akmal Al Ghifari

Dosen Pembimbing :

 Dr. drh. M. Nur Salim, M.Si

Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA)

Hasil temuan yang dituangkan dalam protokol nekropsi dituangkan dalam bentuk tabel
berikut:

Organ (diurutkan per sistem) Uraian Lesi PA Diagnosa PA


Keadaan Umum Luar

Kulit Hiperemi -

Bulu/Rambut Bulu Kusam -

Mukosa Mata hiperemi Konjungtivitis


Mukosa Hidung -
TAP
Mukosa Mulut -
TAP
Mukosa Telinga -
TAP
Mukosa Kloaka
Anemis Anemis

Sub kutis Hiperemi Selulitis


Traktus Respiratorius

Rongga Hidung
TAP -
Laring
Hiperemi Laringitis
Faring
Hiperemi Pharingitis
Trachea Hemoragi Tracheitis
Bronkhus
Hemoragi Bronkitis
Biforcatio
Hemoragi Bronkitis
Air Sac
TAP -
Paru-paru
Tidak mengalami Pneumonia
pembengkakan,
konsistensi kenyal,
berwarna gelap,
hemoragi dan bidang
sayatan terbuka dan
uji apung mengapung
Traktus Digestivus

Mulut -
TAP
Esofagus Hiperemi, hemoragi Entiritis

Tembolok TAP -

Proventriculus Bekas Ptechie dan Enteritis


hemoragi

Ventriculus TAP -
Enteritis
Duodenum Hemoragi
Enteritis
Jejunum Hemoragi
Enteritis
Ileum Hemoragi
Enteritis
Caecum Hemoragi
Enteritis
Seca Tonsil Terdapat
pembengkakan
Anemis
Cloaca Anemis

Hepar Mengalami Hepatitis


pembengkakan dan
konsistensi kenyal.
Berwarna merah
gelap/Hemoragi dan
bidang sayatan
terbuka

Empedu Berwarna hijau gelap -


dan terisi penuh/
TAP

Pankreas Berwarna pucat dan Pankreatitis


hiperemi

Traktus Sirkulatorius

Jantung Sedikit membengkak Miocarditis

Buluh Darah Hiperemi Vaskulitis

Traktus Urinarius

Renal pembengkakan Nefritis


dengan konsistensi
kenyal berwarna
merah

Kelenjar Pertahanan

Timus TAP -

Bursa Fabrisius TAP -

Limpa Membengkak,konsist Splenitis


ensi kenyal serta
berwarna
gelap/Hemoragi

Rongga Dada TAP -


Rongga Perut TAP -

Nervus

N. ischiadicus dexter TAP -

N. ischiadicus sinister TAP -

Otak

Cerebrum Hemoragi Ensefalitis

Cerebellum Hemoragi Ensefalitis

Organa Genitalia Masculina

Testis Hiperemi Orchitis

Musculus

M. pectoralis Terdapat eksudat dan


Miocarditis
hiperemi

M. femoralis TAP

M. brachialis TAP -

Tulang dan Sendi

Ossa Metatarsal Terdapat eksudat, Arthritis


pembengkakan dan
disertai darah

Kausa mortis
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perubahan patologi anatomi yang terlihat pada organ ayam
(U215/22), penyebab kematian tersebut diakibatkan oleh infeksi penyakit Cholera unggas/ fowl
cholera (Pasteurella multocida). Penyakit fowl Cholera disebabkan oleh Pasteurella multocida,
dengan angkar morbilitas dan mortilitas yang tinggi.

Diagnosis
Cholera unggas/fowl cholera
Differensial Diagnosa
- Avian Influenza
- Infectious bronchitis (IB)
- Infectious Laryngo Tracheitis (ILT)
- Infectious Coryza
- Mycoplasmosis

Diskusi
Penyakit kolera atau Avian pastereulla adalah salah penyakit menular pada unggas yang
disebabkan oleh Pastereulla multocida. Penyakit kolera dapat menyerang ayam, itik, kalkun, angsa
dan unggas lain baik domestik maupun unggas liar. Penyakit biasanya bersifat akut ditandai
dengan perdarahan sepsis, kematian mendadak, angka kematian yang tinggi serta penyebaran
penyakit yang cukup luas (Winarsih et al., 1997).
Penyakit ini dapat bersifat preakut yang dapat membunuh unggas sekitar 60% tanpa menunjukkan
tanpa-tanda sakit sebelumnya. Bentuk akut ditandai oleh adanya kelemahan, tidak ada nafsu
makan, mencret, keluar cairan dari mata dan hidung, berlangsung beberapa hari dan kematian
mencapai sekitar 30% . Bentuk suliakut biasanya menyerang organ pernapasan dengan tanpa-tanda
susah bernapas, keluar eksudat dari rongga hidung, sedangkan bentuk khronis biasanya bersifat
lokal dengan adanya pembengkakan pada persendian kaki atau balung. Biasanya ayam berumur di
bawah 4 bulan tahan terhadap Penyakit kolera, sedangkan itik berumur 4 minggu dan kalkun
berumur 6- 10 minggu peka terhadap Penyakit kolera (Poernomo dan Sarosa, 1996)
Pengendalian dan pengobatan kolera unggas di Indonesia masih mengandalkan pada pemakaian
obat-obatan antibiotika. Penanggulangan kolera unggas dengan antibiotika tidak efektif,
meningkatkan resistensi kuman dan menimbulkan masalah residu pada produk ternak atau daging
Obat antibiotika masih diimpor, harganya cukup mahal dan tidak terjangkau oleh peternak. Vaksin
kolera ayam impor, biasanya dipakai pada peternak breeder, akan tetapi kurang cocok, karena
serotipenya berbeda dengan serotipe lokal. Dari penelitian sebelumnya dilaporkan tidak ada reaksi
proteksi silang antara galur vaksin pasteurellosis unggas dan yang lain (Supar dan Djeanuri, 2001)

Daftar Pustaka
Winarsi W., Hastowo S., dan Lay, B.W. (1997). Kasus Kolera Pada Itik. Media Veteriner,
4(1):1-6.

Supar, Y. S., dan Djaenuri, N. K. (2001). Pengembangan Vaksin Kolera Unggas: I. Proteksi
Vaksin Pasteurella Multocida Isolat Lokal Pada Ayam Terhadap Uji Tantang Galur
Homolog Dan Heterolog. Jurnal Ilmu Ternak Dan Veteriner, 6(1), 59-67.

Poernomo, S., dan Sarosa, A. (1996). Isolasi Pasteurella multocida dari ayam pedaging. JITV,
2(2), 132-136.

Lampiran
Proventrikulus mengalami hemoragi Pial dan jengger mengalami
Hemoragi

Rongga hidung tidak ada perubahan M. pectoralis mengalami hemoragi


dan akumulasi eksudat
Limpa mengalami pembengkakan dan Ginjal mengalami hemoragi dan
hemoragi pembengkakan

Hati mengalami pembengkakan dan Trakea mengalami hemoragi


hemoragi
Eoshofagus dan crop tidak mengalami Pangkreas mengalami hipermi
perubahan

Duodenum, jejenum dan ileum serta Paru-paru mengalami hemoragi dan


secum mengalami hiperemi dan heoragi hiperemi
Jantung terdapat penimbunan lemak Otak mengalami hemoragi

Anda mungkin juga menyukai