Tujuan:
Tahap Persiapan
Abdi dalem Kraton Yogyakarta mempersiapkan gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati,
yaitu Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Nagawilaga, untuk dikeluarkan dari
persemayamannya.
Abdi dalem Kraton Yogyakarta juga mempersiapkan berbagai keperluan upacara, seperti
perlengkapan gamelan, perlengkapan upacara, dan perlengkapan kenduri.
Tahap Gamelan Sekaten Dibunyikan
Gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati dibunyikan di Bangsal Sekar Kedhaton, Keraton
Yogyakarta.
Gamelan dibunyikan selama tujuh hari, dari pukul 16.00 hingga 23.00 WIB.
Masyarakat umum dapat menyaksikan dan mendengarkan alunan gamelan sekaten.
Tahap Gamelan Sekaten Dipindahkan ke Halaman Masjid Besar
Gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati dipindahkan ke Halaman Masjid Besar Yogyakarta,
tepatnya di Pagongan Ageng.
Pemindahan gamelan dilakukan pada malam hari, tepatnya pada pukul 23.00 WIB.
Prosesi pemindahan gamelan diiringi dengan iring-iringan prajurit Keraton
Yogyakarta.
Tahap Sri Sultan Hadir di Masjid Besar
Sri Sultan Hamengku Buwono X hadir di Masjid Besar Yogyakarta pada malam ketujuh,
yaitu tanggal 11 Rabiul Awal.
Kedatangan Sri Sultan disambut dengan berbagai tarian dan pertunjukan seni.
Sri Sultan kemudian mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW.
Tahap Kondur Gongsa
Gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati dikembalikan ke Keraton Yogyakarta pada malam
ketujuh, yaitu tanggal 11 Rabiul Awal.
Prosesi pengembalian gamelan diiringi dengan iring-iringan prajurit Keraton
Yogyakarta.
Kegiatan Lain
Selain acara-acara yang disebutkan di atas, ada juga berbagai kegiatan lain yang
diselenggarakan dalam rangka upacara Sekaten, seperti:
Pasar malam
Festival kuliner
Pertunjukan seni
Lomba-lomba
Pantangan
Ada beberapa pantangan yang harus dihindari selama berlangsungnya upacara Sekaten,
yaitu:
Tidak boleh berjudi
Tidak boleh bertengkar
Tidak boleh berkata kasar
Penutup
Upacara Sekaten merupakan salah satu tradisi budaya Jawa yang masih dilestarikan
hingga saat ini. Upacara ini merupakan simbol perpaduan antara budaya Islam dan
Jawa. Upacara Sekaten juga menjadi ajang untuk melestarikan berbagai kesenian dan
kebudayaan Jawa.