Anda di halaman 1dari 7

Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan … Hari/Tanggal : Jumat, 8 September 2023

Limbah Industri dan Domestik


Pertemuan : 3
Kelas : A2
Dosen : Dr. Beata Ratnawati S.T.,
M.Si
Asisten : Pepy Fajriah Natayu, A.Md
Leo Krisna, S.Si
Nur Anisa Labonu, S.Si

PAPER
SIKLUS DAUR HIDUP

Qeisthiani Yurizka J0313211013

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tumbuhnya industri yang begitu pesat
pada saat ini menimbulkan pengaruh tersendiri baik itu yang menyangkut dampak positif maupun
dampak negatifnya. Dampak positifnya tentunya terjadinya peningkatan mutu dan kualitas hidup yang
lebih baik. Akan tetapi dampak negatif dari adanya perkembangan teknologi ini seperti degradasi
lingkungan akibat eksploitasi berlebihan tentunya harus lebih diwaspadai untuk tidak terjadi suatu
kerusakan lebih parah dalam tatanan lingkungan yang ada baik itu lingkungan hidup maupun
lingkungan sosial. Lajunya pertambahan penduduk dan meningkatnya kebutuhan manusia
menyebabkan lingkungan ikut dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Padahal antara
manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Lingkungan mempengaruhi hidup
manusia dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada dalam
lingkungan hidupnya dan tidak dapat terpisahkan dari padanya. Dengan demikian lingkungan hidup
menjadi bagian penting dari kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurunnya tingkat keanekaragaman hayati dan rusaknya fungsi ekosistem menyebabkan
sejumlah masalah yang serius dan ancaman pada kehidupan manusia. Faktanya sejumlah aktivitas
manusia memberikan tekanan terhadap lingkungan, sehingga berpotensi terjadinya degradasi
lingkungan dan rusaknya fungsi ekosistem, baik di daratan, laut yang berakibat pada kerugian yang
sangat besar dalam kehidupan Fenomena ini menyebabkan tingkat keterancaman sumberdaya alam
yang tinggi, sehingga ketahanan lingkungan dapat menurun. Dalam perkembangannya, tatanan
lingkungan hidup maupun lingkungan sosial hendaknya senantiasa diperhatikan agar tidak
mendatangkan berbagai jenis bencana. Untuk itu diperlukan tanggungjawab dari semua elemen
masyarakat dalam menjaga tatanan lingkungan hidup dan lingkungan sosial sehingga diharapkan akan
tercipta suatu cara pandang yang lebih baik dalam memandang lingkungan itu sendiri. Salah satu
kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup yang termasuk di dalamnya lingkungan social
adalah menjaga agar tetap terjadi keberlanjutan. Dalam mewujudkan lingkungan berkelanjutan
utamanya didasari oleh penekanan ekologi, dimana setiap komponen ekologi mulai dari yang terkecil
tak boleh luput dari perhatian. Penekanan ekologis akan menjadi komponen penting bagi berkelanjutan
lingkungan, bukan hanya karena potensinya mengurangi dampak kerusakan suatu lingkungan, tapi juga
karena potensinya untuk mengenalkan konsep baru tentang hubungan manusia dengan alam.

TINJAUAN TEORITIS

SIKLUS DAUR HIDUP


Daur hidup adalah rangkaian tahapan dari generasi ke generasi dalam sejarah reproduksi suatu
organisme, mulai dari pembuahan hingga produksi keturunannya sendiri (Campbell 2020). Secara
umum, daur hidup adalah fase perkembangan makhluk hidup dari lahir, tumbuh menjadi dewasa, dan
kemudian menghasilkan keturunan. Secara sederhana, daur hidup adalah bagian dari tahap
perkembangan hewan sejak menetas atau lahir sampai dewasa. Daur hidup juga dikenal dengan istilah
siklus hidup.
Definisi lain, daur hidup adalah suatu proses yang menandai perkembangan suatu organisme
sejak memulai hidupnya di bumi sampai bereproduksi untuk mempertahankan keberadaan jenisnya.
Proses tersebut merupakan suatu perputaran (daur atau siklus) karena akan kembali pada titik awal
mulanya. Dalam daur hidup terlihat perubahan bentuk luar (morfologi) yang menandai fase
perkembangan suatu individu. Akhir dari daur hidup adalah kematian. Setiap makhluk hidup memiliki
daur hidup yang berbeda-beda.

SIKLUS DAUR HIDUP PADA ORGANISME DI EKOSISTEM DARAT


Soemarwoto (1983) menjelaskan ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Tingkatan organisasi ini sendiri
dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang
terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Hubungan
timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan serta jaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi
aliran energi dan siklus materi (Effendi 2018).
Pada ekosistem darat, siklus hidup semua tumbuhan dicirikan oleh pergantian generasi, di mana
generasi haploid multiseluler (n) dan diploid multiseluler (2n) secara bergantian menghasilkan satu
sama lain. Tanaman diploid, sporofit, menghasilkan spora haploid melalui meiosis. Spora ini membelah
secara mitosis, sehingga menimbulkan gametofit multiseluler, tanaman haploid jantan dan betina yang
menghasilkan gamet (sperma dan telur). Fertilisasi, peleburan gamet, menghasilkan zigot diploid, yang
membelah secara mitosis dan membentuk sporofit baru. Pada angiospermae, sporofit merupakan
generasi dominan: lebih besar, lebih mencolok, dan berumur lebih panjang dibandingkan gametofit
(Campbell 2020).
FUNGSI SIKLUS DAUR HIDUP TERHADAP KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN
Berkelanjutan memiliki arti yang cukup luas, yaitu kemampuan untuk melanjutkan sesuatu yang
didefinisikan tanpa batasan waktu. Berkelanjutan dapat dimaksudkan dengan ketahanan,
keseimbangan, keterkaitan. Lebih lanjut berkelanjutan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
bertahan melanjutkan suatu perilaku yang didefinisikan tanpa batas waktu. World Commission on
Environment and Development mendefinisikan berkelanjutan sebagai kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Lingkungan berkelanjutan dapat diartikan segala sesuatu yang berada di sekeliling makhluk
hidup yang mempengaruhi kehidupannya dengan kondisi yang terus terjaga kelestariannya secara alami
maupun dengan sentuhan tangan manusia tanpa batasan waktu. Lingkungan berkelanjutan juga dapat
diartikan sebagai bagaimana pemenuhan kebutuhan sumber daya yang ada untuk generasi masa kini
hingga masa depan tanpa mengorbankan kesehatan ekosistem yang menyediakannya. Secara lebih
spesifik, lingkungan berkelanjutan disimpulkan sebagai suatu kondisi keseimbangan, ketahanan, dan
keterkaitan yang memungkinkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya tanpa melebihi kapasitas
ekosistem pendukungnya dan mampu beregenerasi untuk terus mampu memenuhi kebutuhan hingga di
masa depan.
Lingkungan berkelanjutan memiliki prinsip-prinsip dalam menekankan kelestarian, diantaranya:
1. Melindungi sistem penunjang kehidupan
2. Melindungi dan meningkatkan keanekaragaman biotik
3. Memelihara atau meningkatkan integritas ekosistem, serta mengembangkan dan menerapkan
ukuranukuran rehabilitasi untuk ekosistem yang sangat rusak
4. Mengembangkan dan menerapkan strategi yang preventif dan adaptif untuk menanggapi
ancaman perubahan lingkungan global
Siklus daur hidup merupakan sebuah peristiwa alamiah dalam proses kehidupan makhluk hidup
yang terjadi di ekosistem. Proses tersebut merupakan suatu perputaran (daur atau siklus) karena akan
kembali pada titik awal mulanya. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap keseimbangan suatu
ekosistem. Keseimbangan ekosistem akan terjadi, bila komponen-komponen ekosistem dalam jumlah
yang berimbang. Diantara komponen-komponen ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan
saling memberikan apa yang menjadi kebutuhannya. Keseimbangan tersebut harus tetap terjaga
sehingga akan menjadi keberlanjutan dan aliran energi dalam ekosistem akan tetap terjaga (Khairina
2020).
Menyelamatkan keanekaragaman hayati dan melindungi fungsi ekosistemnya telah menjadi
kesepakatan dunia (PBB) dan menetapkannya sebagai salah satu misi Sustainable Develpoment Goals
(SDG’s), untuk melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya alam, baik di daratan, dan lautan secara
berkelanjutan, berlangsungnya kehidupan sekarang, besok hingga nanti generasi selanjutnya, serta
meningkatkan perekonomian atau kesejahteraan hidup masyarakat.
Melonjaknya produksi dan perubahan globalisasi dan perkembanagan kemajuan sering kali
mengorbankan lingkungan sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Lingkungan yang tercemar
akan berdampak buruk bagi kelanjutan dan keberadaan sumberdaya alam yang akhirnya dapat
menurunkan kehidupan masyarakat, oleh karena itu pengelolaan sumberdaya alam perlu
memperhatikan keserasian serangkaian aktivitas/kegiatan manusia dengan lingkungan.
Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan dengan interaksi sekitarnya,
termasuk dalam pengelolaannya sehingga ia dapat seimbang. Kesesuian lingkungan dan pengelolaanya
perlu dikonsepkan dengan konsep berkelanjutan supaya pelestarian terhadap lingkungan dapat
dilakukan secara terus menerus tanpa menghambat kemajuan.

KETERKAITAN SIKLUS DAUR HIDUP DENGAN POLA RANTAI MAKANAN


Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang dipakai untuk memberikan gambaran berbagai
macam bentuk kehidupan di permukaan bumi, interaksi di antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Interaksi tersebut akan merujuk pada keseluruhan aspek kehidupan, ekonomi, sosial, lingkungan,
pengetahuan, etika, dan keterkaitan satu aspek dengan aspek lainnya. Secara global, hal ini menjadi isu
sangat penting di seluruh dunia (Khairina 2020).

Selain keanekaragaman spesies, struktur dan dinamika suatu komunitas juga bergantung pada
hubungan makan antar organisme – struktur trofik komunitas tersebut. Perpindahan energi kimia dari
sumbernya pada tumbuhan dan autotrof lainnya (produsen primer) melalui herbivora (konsumen
primer) ke karnivora (konsumen sekunder, tersier, dan kuaterner) dan akhirnya ke pengurai
(Dekomposer), yang memakan sisa-sisa organisme dari semua tingkat trofik disebut sebagai rantai
makanan. Kedudukan suatu organisme dalam rantai makanan disebut tingkat trofik. Panah menunjukan
perpindahan energi kimia dalam makanan melalui tingkat trofik suatu komunitas ketika organisme
saling memakan satu sama lain.
Pada dasarnya aliran energi adalah berpindahnya energi dari suatu bentuk ke bentuk lain. Energi
adalah kekal, tidak dapat dihancurkan dan juga tidak dapat diciptakan. Artinya, makhluk hidup harus
mendapat energi dengan cara memperolehnya dari bentuk lain. Aliran energi dalam suatu ekosistem
yang terjadi melalui peristiwa makan dan dimakan yang disebut rantai makanan.

KESIMPULAN
Usaha yang dilakukan secara sadar dengan menggali hasil alam dan tidak merusak sumberdaya
alam lainnya merupakan hakikat dari pengelolaan sumberdaya alam, sehingga dalam penggunaanya
harus memiliki pedoman sebagai panduan dalam pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumberdaya
alam tersebut. Dalam mewujudkan lingkungan berkelanjutan adalah harus mampu melindungi ekologi
dan menangani permasalahan-permasalahan yang terkait di dalamnya serta melestarikan habitat dan
keanekaragaman endemiknya, meningkatkan integritas ekosistem dan memperbaiki kerusakan
ekosistem, serta mempersiapkan strategi untuk menghadapi ancaman kerusakan yang akan datang.
Lingkungan berkelanjutan juga harus mengintegrasikan tiga komponen pentingnya, yaitu ekologi,
sosial dan ekonomi menjadi satu kesatuan.

REFERENSI

Campbell NA, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, Rebecca B. 2020. Campbell Biology.
Ed ke-12. New York (US): Pearson.
Effendi R, Salsabila H, Malik A. 2018. Pemahaman Tentang Lingkungan Bekelanjutan. MODUL,
18(2): 75-82.
Khairina E, Purnomo EP, Malawani AD. 2020. Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ketahanan Nasional, 26(2): 155-181.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai