I. Pendahuluan
A. Tujuan Umum
Terwujudnya kondisi Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memenuhi syarat
kesehatan, agar masyarakat pengunjung dan sekitarnya terhindar dari
gangguan kesehatan
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya pengelolaan sampah medis di fasilitas pelayanan
kesehatan
2. Terlaksananya pengawasan dan pembinaan tentang pengelolaan sampah
medis yang memenuhi syarat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku
IV. Sasaran
1. Puskesmas : 1 buah
2. Puskesmas Pembantu : 5 buah
3. Poskeskel : 4 buah
KERANGKA ACUAN
SOSIALISASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
I. Pendahuluan
Kondisi Sanitasi yang buruk dan ketersediaan air minum yang tidak
memenuhi syarat kesehatan akan berkontribusi terhadap berbagai kasus penyakit
berbasis lingkungan, seperti diare, kecacingan,dll. Hal ini terlihat dari angka
kejadian penyakit Diare pada tahun 2010, sebesar 423 per 1000 penduduk pada
semua umur.
Salah satu cara untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
sanitasi serta dalam upaya mengendalikan penyakit diare, penyakit kecacingan
dan penyakit berbasis lingkungan lainnya adalah dengan kegiatan terpadu
melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ), dan hal ini
perlu dilakukan mengingat berbagai upaya peningkatan cakupan jamban melalui
berbagai proyek dan pendekatan top down yang selama ini dilakukan tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk
mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat
dengan cara pemicuan dimana masyarakat dimotivasi untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam berperilaku hidup
hygienis dan saniter
2. Termotivasinya masyarakat dalam berperilaku hidup hygienis dan saniter
IV. Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam kegiatan sosialisasi STBM ini adalah ketua
RT, ketua RW, Lurah, Petugas Pustu dan Poskeskel diwilayah kerja Puskesmas
Tanjung Paku.
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Sosialisasi STBM
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
E. Evaluasi Kegiatan
KERANGKA ACUAN
PEMICUAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (STOP BABS)
I. Pendahuluan
Perilaku Buang Air Besar (BAB) di tempat yang tidak aman adalah salah
satu faktor risiko turunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari
tanah, perilaku tersebut dapat mencemari sumber air minum masyarakat.
Kondisi tersebut akan berkontribusi terhadap berbagai kasus penyakit berbasis
lingkungan, seperti Diare, Kecacingan,dll. Data UNICEF tahun 2002
menyebutkan sekitar 40.000 anak Indonesia meninggal setiap tahun akibat
Diare.
Salah satu cara untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
sanitasi serta dalam upaya mengendalikan penyakit Diare, penyakit Kecacingan
dan penyakit berbasis lingkungan lainnya adalah dengan kegiatan terpadu
melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ), dan hal ini
perlu dilakukan mengingat berbagai upaya peningkatan cakupan jamban melalui
berbagai proyek dan pendekatan top down yang selama ini dilakukan tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap jamban yang sehat
tersebut perlu dilakukan pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan terhadap
keluarga yang masih buang air besar sembarangan.
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Pemicuan STBM
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
E. Evaluasi Kegiatan
KERANGKA ACUAN
VERIFIKASI STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (STOP BABS)
I. Pendahuluan
Salah satu cara untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
sanitasi serta dalam upaya mengendalikan penyakit Diare, penyakit Kecacingan
dan penyakit berbasis lingkungan lainnya adalah dengan kegiatan terpadu
melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ), dan hal ini
perlu dilakukan mengingat berbagai upaya peningkatan cakupan jamban melalui
berbagai proyek dan pendekatan top down yang selama ini dilakukan tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap jamban yang
sehat tersebut perlu dilakukan pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan
terhadap keluarga yang masih buang air besar sembarangan.
Untuk memastikan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam buang
air besar maka perlu dilakukan proses verifikasi. Proses verifikasi ini dilakukan
sebelum deklarasi desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan.
II. Latar Belakang
A. Puskesmas tanjung paku dengan jumlah penduduk ± 29.613 jiwa, dengan
4.323 KK.
B. Pada tahun 2016 masih ada 4,7% masyarakat yang Buang Air Besar
Sembarangan
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat melalui pemberdayaan
masyarakat sehingga masyarakat terhindar dari penyebaran penyakit berbasis
lingkungan.
B. Tujuan Khusus
1. Adanya kesamaan persepsi Stop Buang Air Besar Sembarangan
1. Terlaksananya verifikasi Stop Buang Air Besar Sembarangan oleh tim
verifikasi diwilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
2. Meningkatnya akses masyarakat terhadap jamban yang sehat.
IV. Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam kegiatan verifikasi stop buang air besar
sembarangan adalah seluruh rumah tangga diwilayah kerja Puskesmas Tanjung
Paku.
V. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Verifikasi STBM
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
E. Evaluasi Kegiatan
KERANGKA ACUAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN MPA-PHAST
DI SEKOLAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PAKU
TAHUN 2018
I. Pendahuluan
Methodology for Participatory Assesment – Participatory Hygiene
Sanitation Transfomation yang kemudian disingkat dengan MPA – PHAST
merupakan salah satu upaya pendekatan atau pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan. MPA – PHAST diartikan sebagai perubahan hidup bersih dan
sanitasi dengan menggunakan metode partisipasi. MPA mempunyai tujuan fokus
pada perencanaan sarana air bersih dan sanitasi. Sedangkan PHAST mempunyai
tujuan fokus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta pencegahan
penyakit.
Anak usia sekolah adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan
kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah
kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan,
gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan perilaku kesehatan pada
anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan
lingkungan seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri, dll.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu suatu upaya untuk mendorong
perubahan perilaku masyarakat khususnya masyarakat sekolah agar dapat
berperilaku higienis dan saniter.
II. Latar Belakang
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat yang sehat terhindar dari penyakit/gangguan
kesehatan
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
MPAPHAST di sekolah
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat sekolah tentang perilaku
hygienis dan saniter
IV. Sasaran
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Pemberdayaan masyarakat
1. Pemberdayaan - Persiapan
masyarakat - Pelaksanaan kegiatan
- Pelaporan
A. Persiapan
1. Sosialisasi dan advokasi ke pihak sekolah tentang adanya kegiatan
pemberdayaan di sekolah
2. Persiapan tempat dan hal lainnya yang berhubungan dengan kelancaran
kegiatan
B. Pelaksanaan
1. Pemberdayaan masyarakat oleh Narasumber
C. Pelaporan
1. Laporkan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas
2. Laporan diberikan segera setelah kegiatan
E. Evaluasi Kegiatan
I. Pendahuluan
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatnya derajad kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan tersusun secara terus
menerus.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya kemampuan dan keasadaran masyarakat (pasien) serta
masyarakat sekirnyaakan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup
bersih dan sehat
2. Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan berhubungan
dengan kesehatan lingkungan
3. Terciptanya keterpaduan antar program terkait yang dilaksanakan
puskesmas dengan kesehatan lingkungan
4. Meningkatnya kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit berbasis
lingkungan melalui Pemantauan Wilayah Setempat ( PWS ) terhadap
lingkungan secara terpadu
IV. Sasaran
1. Penderita penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan
lingkunganyang datang ke Puskesmas
2. Masyarakat umum yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan yang
datang ke Puskesmas
3. Lingkungan penyebab masalah bagi penderita/ masyarakat sekitarnya.
V. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Klinik Sanitasi
Puskesmas Tanjung Paku
A. Persiapan
1. Dalam Gedung : persiapan alat/bahan konseling seperti buku kunjungan
harian, status kesehatan lingkungan, ATK, dll
2. Luar Gedung : Persiapan alat seperti, ATK, Form kunjungan lapangan
Klinik Sanitasi
B. Pelaksanaan
1. Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik
2. Mempelajari kartu status /rujukan tentang diagnosis oleh petugas
poliklinik
3. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarga, karakteristik
penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta
diagnosis penyakitnya kedalam buku register.
4. Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga
penderita tentang kejadian penyakit dengan mengacu pada buku
pedoman teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan panduan konseling
bagi petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas.
5. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
berkaitan dengan kejadian penyakit yang di derita.
6. Memberi saran tindak lanjut sesuai dengan permasalahan.
7. Bila diperlukan membuat kesepakatan dengan penderita atau
keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan.
8. Observasi lapangan menggunakan form kunjungan lapangan Klinik
Sanitasi
9. Kegiatan surveilans penyakit dan lingkungan.
C. Pelaporan
1. Laporkan hasil pemeriksaan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kota
2. Laporan diberikan 1 x 3 bulan
Tabel
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Klinik Sanitasi
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
BULAN
N
Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Klinik V V v v V v v v v v v v
Sanitasi
I. Pendahuluan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.
Rumah juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk
menghabiskan sebagian besar waktunya. Bahkan bayi, anak-anak, orang tua, dan
orang sakit menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah.
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta
sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara
fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara
produktif. Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,
teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi
dengan baik.
Rumah yang tidak sehat seringkali menyebabkan penyakit, seperti DBD,
Ispa, TB Paru, Diare, penyakit Kulit, cacingan dll. Untuk itu perlu dilakukan
pembinaan kepada masyarakat agar tercipta keadaan lingkungan perumahan
yang baik atau bersih untuk kesehatan.
A. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran serta kemampuan masyarakat
dalam menyehatkan perumahan dan lingkungannya
B. Tujuan Khusus
1. Termotivasinya masyarakat utnuk memiliki/bertempat tinggal dirumah
yang memenuhi syarat kesehatan
2. Terlaksananya pengawasan dan penilaian rumah sehat sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku
3. Terlaksananya pemberian nasehat tentang rumah sehat bagi keluarga/
masyarakat yang memerlukan.
IV. Sasaran
Diutamakan rumah-rumah pada daerah yang mempunyai risiko tinggi
terhadap penularan penyakit berbasis lingkungan seperti Diare, Kecacingan, TB
Paru, Ispa, dan DBD
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Pembinaan Rumah Sehat
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
A. Persiapan
1. Pendataan dilakukan oleh Sanitarian Puskesmas dan dibantu oleh Bidan
Pustu/Poskeskel
2. Data meliputi: Nama KK, alamat, Jumlah Anggota Keluarga
B. Pelaksanaan
1. Petugas sanitasi mendatangi rumah yang akan diperiksa/dibina
2. Pemeriksaan menggunakan cheklist/form
3. Catat permasalahan yang dijumpai pada saat pemeriksaan
4. Berikan nasehat/saran perbaikan
5. Buat kesimpulan tentang sarana tersebut memenuhi syarat/tidak
memenuhi syarat
C. Pelaporan
1. Laporkan hasil pemeriksaan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kota
2. Laporan diberikan 1 x 3 bulan
VIII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Tabel
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Rumah Sehat
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
BULAN
No Kegiatan Kelurahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembinaan Tanjung V v v
Rumah Paku
Sehat
Kampung V v v
jawa
PPA v v v
Koto v v v
panjang
X. Evaluasi Kegiatan
I. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia,
tanpa air manusia dan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan
tidak bisa bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air
haruslah dapat menjamin, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air
yang dilayani oleh sistem perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan maupun
Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ). Selain itu air tanah dangkal dari sumur
sumur gali atau pompa serta air hujan diolah oleh penduduk menjadi air minum
setelah dimasak terlebih dahulu.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi baik tidaknya kualitas air
bersih, diantaranya adalah tercemarnya mata air atau air baku, Penyakit menular
yang disebarkan melalui air disebut penyakit bawaan air (water borne diseases),
penyakit-penyakit tersebut hanya dapat menyebar apabila Mikroorganisme
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap pakai
demikian besar, sehingga usaha DAMIU tumbuh subur dimana- mana sehingga
perlu diawasi. Pembinaan dan pengawasan dilakukan terhadap DAMIU supaya
air yang dihasilkan dari DAMIU tersebut selalu aman dan sehat untuk
dikonsumsi.
II. Latar Belakang
A. Puskesmas tanjung paku dengan jumlah penduduk ± 29.613 jiwa, dengan
4.323 KK. Jumlah DAMIU 13 buah.
B. Pada tahun 2015 masih ada 23% yang belum memenuhi syarat hygiene
sanitasi.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Terlindunginya masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat mekonsumsi
air minum yang berasal dari DAMIU
B. Tujuan Khusus
1. Tersosialisasinya Hygiene Sanitasi DAMIU kepada masyarakat
2. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan
sehingga menjamin mutu air yang dijual
3. Teridentifikasinya masalah DAMIU yang harus dibina oleh petugas
IV. Sasaran
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan
Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ) Puskesmas Tanjung Paku
A. Persiapan
1. Pendataan dilakukan oleh Sanitarian Puskesmas dan dibantu oleh Bidan
Pustu/Poskeskel
2. Data yang diperlukan meliputi: nama DAMIU, alamat, pemilik, jumlah
karyawan
B. Inspeksi Sanitasi Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
1. Petugas Sanitasi mendatangi DAMIU yang akan diperiksa/dibina
2. Pemeriksaan menggunakan cheklist/form Inspeksi Sanitasi DAMIU
3. Catat permasalahan yang dijumpai pada saat pemeriksaan
4. Berikan nasehat/saran perbaikan
5. Tetapkan tingkat pencemaran sarana air bersih
C. Pengambilan Sampel
1. Siapkan alat pengambilan sampel (Botol steril,jerigen, ATK, dll)
2. Pengambilan sampel
D. Pelaporan
1. Laporkan hasil pemeriksaan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kota
2. Laporan diberikan 1 x 3 bulan
VIII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Tabel
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang
( DAMIU )
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
BULAN
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inspeksi v v v v
Sanitasi
v v v v
v v v v
v v v v
2 Pengambilan v v v v v V v V v v v
sampel Air
v v v v v V v V v v v
v v v v v V v V v v v
v v v v v V v V v v v
I. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia,
tanpa air manusia dan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan
tidak bisa bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air
haruslah dapat menjamin, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air
yang dilayani oleh sistem perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan maupun
Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ). Selain itu air tanah dangkal dari sumur
sumur gali atau pompa serta air hujan diolah oleh penduduk menjadi air minum
setelah dimasak terlebih dahulu.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi baik tidaknya kualitas air
bersih, diantaranya adalah tercemarnya mata air atau air baku, Penyakit menular
yang disebarkan melalui air disebut penyakit bawaan air (water borne diseases),
penyakit-penyakit tersebut hanya dapat menyebar apabila Mikroorganisme
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap pakai
demikian besar, sehingga usaha DAMIU tumbuh subur dimana- mana sehingga
perlu diawasi. Pembinaan dan pengawasan dilakukan terhadap DAMIU supaya
air yang dihasilkan dari DAMIU tersebut selalu aman dan sehat untuk
dikonsumsi.
II. Latar Belakang
C. Puskesmas tanjung paku dengan jumlah penduduk ± 29.613 jiwa, dengan
4.323 KK. Jumlah DAMIU 13 buah.
D. Pada tahun 2015 masih ada 23% yang belum memenuhi syarat Hygiene
Sanitasi.
III. Tujuan
C. Tujuan Umum
Terlindunginya masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air
minum yang berasal dari DAMIU
D. Tujuan Khusus
4. Tersosialisasinya Hygiene Sanitasi DAMIU kepada masyarakat
5. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan
sehingga menjamin mutu air yang dijual
6. Teridentifikasinya masalah DAMIU yang harus dibina oleh petugas
IV. Sasaran
Tabel
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) Puskesmas Tanjung Paku
- Pengambilan Sampel
- Pelaporan
Tabel
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang
( DAMIU )
Puskesmas Tanjung Paku
Tahun 2018
BULAN
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inspeksi v v v v
Sanitasi
v v v v
v v v v
v v v v
2 Pengambilan v v v v v V v v v v v
sampel Air
v v v v v V v v v v v
v v v v v V v v v v v
v v v v v V v v v v v