GROUP ASSIGNMENT
STUDI KASUS FIZZY COLA BOTLING COMPANY
Dosen Pengampu :
Drs. Amsal Djunid, M.Bus., Ak.
Oleh Kelompok 3 :
1. Mei Bagus Ivantoro (2110531047)
2. Naffa Salsabilla (2110532065)
3. Rachel Orvala (2110533051)
4. Veronika Geani (2110531007)
PENDAHULUAN ................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 1
5. Identifikasi Sub Sistem Proses Bisnis dan Menyiapkan Dokumentasi Sistem yang
Sedang Berjalan ....................................................................................................................... 3
6. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal yang Ada (mengidentifikasi titik kendali dan
kelemahannya) ......................................................................................................................... 5
10. Daftar Kebutuhan Hardware dan Software untuk Sistem yang Baru .............................. 9
10.2 Software.......................................................................................................................... 9
i
PENDAHULUAN
Fizzy Cola Bottling Company of Sumatera, inc didirikan oleh Ali J. Johnson II dan Bob
K. Gunawan. Johnson memiliki pengalaman di industry minuman ringan melalui berbagai
posisi di produksi dan manajemen di kantor Coca – Cola di Slebes. Fizzy Cola Bottling
Company of Sumatera, Inc. (FCBCS), merupakan distributor regional produk minuman
nonalkohol, yang melayani sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan bagian barat.
Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 2001, dengan waralaba eksklusif dari Fizzy Cola
Company (FCC) yang berkembang pesat di Bekasi, Banten. Perusahaan Banten, sesuai
dengan praktik industri di tahun 2010-an dan 2020-an, awalnya memasok pasar lokal yang
relatif kecil. Namun, dengan semakin populernya produk-produk ini setelah Reformasi, FCC
mulai memperluas cakrawalanya dan mengarahkan pandangannya pada operasi nasional dan
kemudian internasional. Strategi ini dilakukan untuk memfokuskan energinya pada produksi
konsentrat minuman dan sirup, meninggalkan pewaralaba untuk menangani tanggung jawab
pengemasan dan distribusi. FCBS merupakan perusahaan yang sederhana, tetapi telah
berkembang menjadi franchise pembotolan terbesar Fizzy Cola Company di Esia Tenggara.
Kantor pusat perusahaan dan pabrik pembotolan utamanya masih berada di pusat kota
Payakumbuh, tetapi pusat distribusi berlokasi di Albany, Selebes, Pontianak, dan Rokan,
Sumatera, serta Kotobaru, Kalimantan.
Produk asli Fizzy Cola Company adalah minuman cola yang bersaing langsung
dengan Pepsi-Cola dan Coke. Ini masih merupakan sapi perah perusahaan, menghasilkan 30
persen dari total pendapatan dan 45 persen dari pendapatan operasional, tetapi lini produk
telah diperluas selama bertahun-tahun untuk termasuk diet dan cola tanpa kafein dan soda
jeruk dan jeruk nipis. Sepuluh tahun yang lalu, FCC membeli sebuah perusahaan kecil
Tanjung Pati yang memproduksi cola cokelat, mirip dengan minuman yang dijual di toko
obat lingkungan sebelum Reformasi. Cokelat cola telah membuat comeback yang
mengejutkan dan sekarang terjual dengan baik di kalangan remaja dan dewasa muda, serta di
antara para orang tua.
ii
PEMBAHASAN
Analisis Terhadap Sistem Fizzy Botling Company
1
Pada perusahaan, posisi tertinggi dari suatu jabatan adalah presiden. Berdasarkan
kasus Fizzy Cola Botling Company, disebutkan secara tersirat terdapat tiga dewan
direksi dan tiga 3 wakil presiden. Wakil presiden memiliki peran masing-masing yaitu
wakil presiden operasi, wakil presiden pemasaran, dan wakil presiden keuangan.
Kemudian, jabatan dibawahnya adalah para manajer. Manajer pada kasus Fizzy Cola
Botling Company terdapat manajer payakumbuh kantor pusat dan manajer pusat
distribusi local.
2
4. Diagram Konteks dari Sistem Saat Ini
Sistem pada perusahaan Fizzy Cola Bottling Company of Sumatera, Inc. (FCBCS),
memulai kegiatannya dengan memasarkan produknya. Bagian pemasaran memperoleh data-
data penjualan yang terjadi, lalu dimasukkan ke sistem agar nantinya dapat diolah menjadi
laporan penjualan. Setelah itu, dari bagian akuntansi memasukkan data tagihan, dimana
nantinya akan diproses sistem dan akan dikeluarkan status pembayaran, dan dikirimkan lagi
ke bagian akuntansi. Bagian manajer nantinya akan memasukkan data-data anggaran yang
diperlukan setelah melihat laporan penjualan dan laporan keuangan lainnya dan akan diolah
oleh sistem. Lalu, masyarakat juga akan memberikan feedback yang nantinya dibutuhkan
untuk menyusun laporan keuangan oleh sistem. Setelah laporan keuangan terbentuk, maka
akan diberikan ke dewan pengawas, untuk dilihat bagaimana progres yang terjadi.
5. Identifikasi Sub Sistem Proses Bisnis dan Menyiapkan Dokumentasi Sistem yang
Sedang Berjalan
5.1. Diagram Alur (Flowchart)
3
Sistem pada perusahaan Fizzy Cola Bottling Company of Sumatera, Inc. (FCBCS),
dimulai dari pelanggan yang memesan produk. Lalu, pesanan itu akan diolah menjadi
order penjualan oleh bagian pemasaran yang nantinya akan diberikan ke bagian produksi
(dan diarsipkan dibagian pemasaran). Bagian produksi akan menyiapkan pesanan dari
pelanggan, lalu setelahnya akan dikirim ke pelanggan oleh bagian pengiriman.
Dari bagian produksi, order penjualan diberika ke bagian akuntansi. Lalu, akan
diolah menjadi faktur penjualan, dan akan diberikan ke pelanggan bersamaan dengan
pengiriman barang. Setelah itu, pelanggan melakukan pembayaran dan memberikan
bukti pembayaran ke bagian pemasaran. Untuk bukti pembayaran ini akan diberikan ke
bagian akuntansi, lalu akan diolah menjadi laporan keuangan bersamaan dengan berkas-
berkas lainnya. Laporan keuangan tersebut nantinya akan diberikan ke pihak manajer
yang diperlukan untuk evaluasi kinerja.
4
6. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal yang Ada (mengidentifikasi titik kendali dan
kelemahannya)
Tidak dapat mencapai persediaaan just-in-time, tetapi selama periode sepuluh tahun
telah berhasil mengurangi persediaan dari sepuluh hari menjadi pasokan setiap hari.
Buruknya kendali sumber daya manusia. Seperti pada manajer penjualan
sebelumnya yang berhenti disebabkan perselisihan dengan top manager karena
merasa diberi tanggung jawab untuk semua penjualan, tetapi tidak memiliki otoritas
untuk wewenang back-up.
Ancaman kesalahan dari kesalahan pembukuan oleh pengemudi
Standar per unit untuk setiap produk disimpan dalam file induk biaya standar.
Namun, dokumentasi pada file master formula dan file master biaya standar telah
hilang
Otomatisasi skala besar dari pabrik produksi perusahaan, relevansi lanjutan dari
sistem biaya standar diragukan. Seperti saat kontrol diperlukan setiap menit, dan
laporan varians, yang tidak tersedia sampai beberapa minggu setelah terjadi
kesalahan
Komunikasi antara pusat distribusi dan Payakumbuh terbatas pada entri pekerjaan
jarak jauh dan remote output sangat terbatas yang dapat diakomodasi pada mesin
teletype. Setiap pusat distribusi memiliki dua mesin teletype yang berkomunikasi
dengan mainframe melalui modem multiplexing dan saluran telepon.
5
Perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan sejumlah vendor kecil
yang setia, lalu menjamin permintaan untuk pengiriman barang dan berbagi dengan
mereka keuntungan pembelian jangka panjang.
Meningkatkan penetapan berberapa bahan yang benar-benar dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan perusahaan agar lebih akurat dalam pemesanan jumlah bahan
yang diperlukan.
6
Laporan Posisi Keuangan
7
9.2 File Buku Besar (General Ledger)
Table Akun
Tabel Ttransaksi
Jurnal
8
10. Daftar Kebutuhan Hardware dan Software untuk Sistem yang Baru
10.1 Hardware
Modem/Router
Printer
Pesawat telepon
Personal computer
NIC / LAN CARD
Kabel jaringan
Hardisk eksternal
10.2 Software
Aplikasi akuntansi seperti Accurate, Jurnal, Xero, dan lain-lain. Dapat melacak
serta mempermudah transaksi keuangan.
Aplikasi terbaru yang berkaitan dengan manufacturing, diantaranya, (1)
manufacturing software, yang dapat memudahkan perusahaan untuk
menghilangkan proses yang tidak memberikan nilai bisnis, (2) Inventory
Management Software, membantu perusahaan memastikan persediaan selalu
berada di tingkat yang cukup. Contohnya, Deskera, Oracle, HashMicro, dan
lain-lain.
Aplikasi pesan-pesan agar tetap terhubung dalam penyampaian informasi
kerja, seperti E-mail, Whatsapp, dan lain-lain.
Aplikasi meeting online, seperti zoom, skype, microsoft teams, dan lain-lain.