Media Dan Masyarakat Kini (2018)
Media Dan Masyarakat Kini (2018)
ii
Ruvira Arindita
Alma Mandjusri
Rahman Asri
iii
MEDIA DAN MASYARAKAT KINI
Perkembangan teknologi komunikasi dan
peran media baru dalam perubahan gaya hidup
Tim Penulis
Ruvira Arindita
Alma Mandjusri
Rahman Asri
Penerbit
UAI Press
Universitas Al Azhar Indonesia
Komplek Masjid Agung Al Azhar
Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta 12110
Telp: (021) 727 92753 Website: www.uai.ac.id
iv
DAFTAR ISI
v
SAMBUTAN REKTOR
K
ita panjatkan rasa syukur kepada Allah Swt, atas
segala curahan rahmat dan anugerah-Nya kepada
Keluarga Besar Universitas Al Azhar Indonesia
(UAI) dalam usianya ke-17, sebuah institusi pendidikan
tinggi pencetak kader bangsa di bawah naungan Yayasan
Pesantren Islam (YPI) Al Azhar.
Budaya edukasi di UAI didasarkan pada prinsip-
prinsip memuliakan ilmu dan mengintegrasikannya
dengan nilai-nilai religius yang diharapkan dapat menjadi
aspek penting perubahan masa depan anak bangsa. Sebab
di masa mendatang mereka dapat menjadi insan harapan
bangsa yang cerdas cendekia, berakhlak Islami dan
memahami ethical practice dan menjalankannya secara
benar sehingga mampu bersaing secara kompetitif dalam
dunia kerja. Hal ini sangat selaras dengan konsep
pembangunan suatu bangsa secara komprehensif, sesuai
cita-cita Nation and Character Building, yang diamanatkan
dalam pembukaan UUD Republik Indonesia 1945.
Sebagai komitmen bersama, bahwa civitas
akademika UAI menjalankan visi-misi Universitas secara
utuh dengan didukung oleh penerapan kaidah-kaidah An
Enterprising University yang progresif yang bertumpu pada
sistem pendidikan yang unggul (excellent education system),
sistem korporat yang inovatif yang menumbuhkan jiwa
entrepreneurial (entrepreneurial corporate system), dan sistem
nilai yang berkeadilan (equity-based values system) yang
merupakan satu wujud Islam Rahmatan lil ‘Alamin, Rahmat
bagi alam semesta, serta melaksanakan Tujuh Elemen Da-
vi
sar UAI secara simultan menuju universitas yang sejajar
dengan Perguruan Tinggi lain baik di tingkat nasional mau-
pun internasional.
Untuk mendukung hal tersebut, UAI berdiri di
barisan terdepan dalam menghadapi tantangan global,
mengikuti perubahan dalam dunia pendidikan serta terus
meningkatkan mutu pendidikan dengan jalan
meningkatkan kualitas dosen, di antaranya melalui
penulisan karya ilmiah sebagai program kegiatan unggulan.
Dengan disusunnya buku ini “Media dan Masyarakat
Kini”, merupakan pengayaan literatur media dalam kaitan
perkembangan di masyarakat mutakhir. Buku ini diharap-
kan dapat memiliki dua kegunaan. Selain dijadikan refe-
rensi bagi mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi da-
lam mengembangkan fokus studinya, buku ini berguna juga
untuk mendorong program studi lainnya dalam mening-
katkan budaya riset ilmiah dosen. Lebih jauh lagi buku ini
diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam upaya
meningkatkan kualitas karya ilmiah yang didasarkan atas
prinsip dan kaidah ilmiah.
Kami menyambut baik dan ucapan terimakasih serta
penghargaan yang tinggi atas kehadiran buku yang ditulis
oleh Tim penyusun dari program studi Ilmu Komunikasi
UAI untuk dipersembahkan dalam rangka milad UAI ke-17.
Semoga bermanfaat. Amien.
Wassalaamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
vii
PENGANTAR PENULIS
P
erkembangan Teknologi komunikasi telah lama
disadari turut membawa dampak terhadap budaya,
nilai, norma, dan pandangan serta cara hidup
masyarakat. Menurut Marshal McLuhan (1964), seorang
tokoh kritis asal Kanada, bahwa perubahan teknologi
komunikasi akan menghasilkan sebuah perubahan yang
mendasar baik dalam tatanan budaya maupun sosial
masyarakat. Dalam pandangannya McLuhan menegaskan
bahwa perubahan teknologi secara tidak terhindarkan me-
nyebabkan perubahan tertentu dalam cara orang berpikir,
dalam cara masyarakat dibangun, dan dalam bentuk bu-
daya yang diciptakan masyarakat.
Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi yang
begitu pesatnya akan berdampak pada budaya hampir
semua masyarakat di dunia. Hal itu terjadi karena dengan
perkembangan teknologi kini, terjadi apa yang disebut
globalisasi informasi di mana penyebaran informasi secara
massal akan mempengaruhi budaya suatu masyarakat.
Pengaruhnya ini secara cepat dan massal diawali dengan
adanya pertukaran budaya antar negara di berbagai be-
lahan dunia, yang kemudian nantinya dimodifikasi bahkan
diadaptasi secara langsung oleh salah satu negara.
Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang
begitu cepat saat ini berdampak langsung pada kecepatan
dalam proses penyampaian dan penerimaan informasi, se-
hingga banyak ahli komunikasi maupun teknologi me-
nyebutkan bahwa saat ini masyarakat telah memasuki era
informasi. Kajian studi yang mempelajari hubungan media
dan budaya merupakan sebuah pembahasan menarik yang
terletak pada bagaimana media tersebut mempengaruhi
viii
budaya masyarakat, dan begitupun sebaliknya dilihat
bagaimana budaya masyarakat mempengaruhi media da-
lam memproduksi konten program tayangannya. Menurut
Dennis McQuail (2010) berkaitan dengan tema kajian Teori
Media dan Budaya ada beberapa topik bahasan yang
menarik antara lain: kualitas budaya massa, karakter dasar
budaya popular, dampak teknologi, ekonomi politik dan
budaya, globalisasi, identitas, gender, dan ideologi.
Beberapa pakar dan peneliti komunikasi melihat
adanya efek negatif media massa terhadap budaya di
masyarakat yang terindikasi dengan mulai pudarnya nilai-
nilai budaya yang telah ada, seiring pesatnya perkem-
bangan media massa yang terjadi saat ini. Dampak ini akan
lebih terasa lagi dengan masuknya nilai-nilai budaya baru
yang terbawa dalam konten media massa, dimana nilai-nilai
tersebut nantinya akan diserap oleh masyarakat dan sering
terjadi nantinya bisa menggantikan identitas budaya
masyarakat yang telah ada sebelumnya.
Dalam kaitan hal tersebut, maka bunga rampai
“Media dan Masyarakat Kini” dihadirkan untuk melihat
bagaimana peran dan fungsi media dihubungkan dengan
perkembangan masyarakat saat ini. Interaksi antara media
dengan masyarakat tentunya akan saling mempengaruhi
dan membawa dampak perubahan yang meliputi berbagai
aspek sosial kemasyarakatan yang terjadi di tengah perkem-
bangan teknologi saat ini. Berkaitan dengan peran media
dalam pembangunan masyarakat saat ini, disadari tidak bisa
dilepaskan dari stakeholder yang beragam. Salah satunya
adalah keluarga yang merupakan pilar dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Di dalam sebuah keluarga,
sosok ibu memegang peranan penting sebagai agen sosial-
isasi. Bahasan Ruvira Arindita tentang peran ibu tersebut
dikupas dalam tulisan tentang Media Baru dan Ibu yang
ix
membahas secara lugas “Media Baru dan Komunitas
Motherhood”. Peran pentingnya keluarga, selain diwakili
peran seorang ibu, juga dilengkapi peran sosok ayah yang
dihadirkan di media yang merepresentasikan posisi ayah
dalam membentuk karakter anggota keluarga. Dalam baha-
sannya Alma Mandjusri menuliskan “Jejaring Iklan Father-
hood Media Baru” yang menggambarkan tentang fenomena
munculnya representasi fatherhood ketika harus berhadapan
dengan realitas sosial dan citra yang harus dibangun me-
lalui perspektif yang lebih menonjol dalam iklan-iklan di
media baru.
Selanjutnya dalam tataran makro Rahman Asri
menghadirkan tulisannya tentang, “Hubungan Media Massa
dan Publik: Reinterpretasi di Era Millenial”. Dalam tulisan
tersebut Rahman menekankan bagaimana perkembangan
teknologi digital yang begitu pesat berdampak pada per-
ilaku masyarakat dalam mengkonsumsi media termasuk
bentuk-bentuk kreatifitas media yang dihasilkan.
Berharap dengan hadirnya beragam tema pemba-
hasan dalam buku ini akan memberikan perspektif dalam
melihat media yang cukup berpengaruh dalam kehidupan
masyarakat, dan sebaliknya masyarakat dengan perkem-
bangan teknologi komunikasi yang begitu pesat saat ini juga
mempengaruhi baik bentuk maupun konten media yang
akan terus berkembang di masa mendatang. Semoga
kontribusi pemikiran dalam buku ini dapat memberikan
sedikit percikan-percikan yang akan menjadi titik masuk
dalam pembahasan yang lebih besar lagi nantinya. Aamiin.
Ruvira Arindita
Alma Mandjusri
Rahman Asri
x
PENGANTAR AHLI
S
eiring perkembangan teknologi komunikasi, media
berubah dalam bentuk dan karakternya yang dapat
mempengaruhi khalayak (masyarakat). Khalayak ti-
dak lagi pasif sebagai konsumen, tapi turut memberikan
warna pada media massa yang dikonsumsinya. Khalayak
tidak hanya sebatas merespon informasi yang diterimanya
melainkan juga menyampaikan opini, pandangan atau
pemikiran dalam berbagai platform media massa.
Penggunaan media digital (online) seperti social media, blog,
dan platform media digital lainnya dalam banyak hal telah
merubah juga pola hubungan media massa dan khalayak
(audiences), di mana media massa tidak lagi ditempatkan
dalam posisi superior di atas khalayak seperti sebelumnya.
McQuails dalam Mass Communications Theories (2010)
menyebutkan ada enam peran media bagi masyarakat:
Pertama, melihat media massa sebagai jendela yang
memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi
di luar sana atau sarana belajar untuk mengetahui berbagai
peristiwa. Kedua, media sering dianggap sebagai cermin
berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang
merefleksikan apa adanya. Ketiga, memandang media
sebagai filter yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi
perhatian atau tidak. Keempat, media acapkali dipandang
sebagai guide, penunjuk jalan atas berbagai ketidakpastian.
Kelima, media sebagai forum untuk mempresentasikan
berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga
memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.
xi
Keenam, media sebagai interlocutor yang bukan sekadar
tempat berlalu-lalangnya informasi, tapi juga partner
komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi
interaktif.
Apa yang disampaikan McQuails tersebut masih
cukup relevan hingga saat ini. Namun, kehadiran teknologi
digital cukup mengubah posisi khalayak sekarang. Khalayak
tidak lagi pasif dan sekedar mengkonsumsi media. Mereka
mampu memberikan ‘warna’ pada media massa, mulai dari
memberikan feedback secara langsung melalui beragam
platform media yang ada hingga berperan aktif sebagai
produsen pesan di media baru.
Keberadaan media massa di tengah kehidupan
masyarakat saat ini, menimbulkan fenomena yang
mempengaruhi corak pandangan, gaya hidup, serta budaya
di masyarakat, bahkan kepada hal-hal yang bersifat
destruktif. Para pengelola media perlu melakukan langkah-
langkah perubahan agar bisa mengantisipasi kecende-
rungan format-format media yang tidak bertanggung ja-
wab terhadap isi yang disebarkannya seperti hoax, meme,
black campaign, serta mengeliminir kerja jurnalistik semu
(pseudo-journalism) yang sangat mempengaruhi opini dan
sikap individu masyarakat terhadap sebuah persoalan yang
sedang ramai dibicarakan.
Buku yang berjudul, “Media dan Masyarakat Kini”
membingkai dengan baik dinamika yang terjadi di antara
media dan masyarakat; seperti fenomena media baru
dalam komunitas ibu, jejaring iklan perspektif fatherhood,
hingga relasi media dan khalayak. Tiga bahasan tersebut
dikupas dari sudut pandang Ilmu Komunikasi sekaligus
dibahas dengan renyah sehingga menarik untuk dibaca
publik secara luas.
xii
Saya memberikan apresiasi kepada para penulis
yang telah menyajikan bacaan bermutu tentang relasi me-
dia dengan kehidupan masyarakat kini. Sebab keberadaan
media yang memproduksi informasi tak bisa dilepaskan
dengan kehidupan masyarakat itu sendiri. Sarana informasi
yang ditopang oleh perkembangan teknologi telah memba-
wa banyak perubahan berarti. Buku ini menjadi penting
bagi mereka yang memiliki minat pada perkembangan isu-
isu media, komunikasi dan masyarakat masa kini.
Akhir kata, saya ucapkan selamat untuk dosen Ilmu
Komunikasi UAI dalam penerbitan perdana ini. Semangat
dan terus berkarya!
xiii
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Richard M. Restak
Professor of Neurology
at George Washington Hospital University
Media dan Masyarakat Kini
bagian satu
MEDIA BARU DALAM KOMUNITAS
MOTHERHOOD
Ruvira Arindita
S
ebuah pertanyaan bernada kritik dilontarkan oleh
pakar media dan budaya Marshall McLuhan,
“Apakah ikan tahu bahwa dirinya basah?”
Jawabannya adalah, “Tidak”. Ikan yang hidup di air
begitu terdominasi oleh air, sehinga hanya jika air tidak
ada, ikan baru menyadari kondisi sebenarnya. Begitu
pula dengan masyarakat dan media. Kehadiran media
sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari hingga
terkadang kita tidak menyadari keberadaan, terlebih lagi
pengaruh mereka. Media menjadi sumber informasi,
menghibur, menyenangkan dan bahkan terkadang
mengganggu kita. Mereka menggerakkan emosi,
menantang sekaligus merendahkan intelegensi kita.
2
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
3
Media dan Masyarakat Kini
4
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
5
Media dan Masyarakat Kini
MEDIA SOSIAL
Salah satu wujud konkret dari media baru adalah media
sosial. Media sosial secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai media yang digunakan untuk bersosialisasi. Ia
juga kerap disebut sebagai jejaring sosial yang dijelaskan
sebagai jaringan yang dapat dipercaya, komunitas virtual
atau komunitas online merupakan sekelompok orang
yang berinteraksi melalui newsletters, blog, komentar,
telepon, e-mail dan pesan singkat, serta mereka yang
menggunakan teks, audio, foto dan video untuk tujuan-
tujuan profesional dan pendidikan. Tujuan utama
jejaring sosial adalah untuk membangun kepercayaan di
dalam komunitas tersebut (Safko, 2010).
Komunitas virtual yang menggunakan teknologi
Web 2.0 untuk menciptakan serta membangun
komunikasi disebut sebagai Komunitas 2.0. Jejaring
sosial dan ikatan kuat terhubung melalui jalur online
sejak awal-awal kemunculan Usenet (sistem diskusi
internet yang terdistribusi secara gobal). Jejaring sosial
juga sangat tergantung dari interaksi dan pertukaran
kolektif yang dilakukan oleh para anggotanya.
Kemampuan untuk memudahkan bergaul dengan
individu-individu yang memiliki pemikiran yang sama
secara cepat dan berasal dari manapun di seluruh dunia
adalah keuntungan yang diperoleh pengguna jejaring
sosial.
6
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
7
Media dan Masyarakat Kini
8
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
9
Media dan Masyarakat Kini
10
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
11
Media dan Masyarakat Kini
12
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
13
Media dan Masyarakat Kini
14
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
15
Media dan Masyarakat Kini
16
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
17
Media dan Masyarakat Kini
18
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
19
Media dan Masyarakat Kini
20
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
21
Media dan Masyarakat Kini
22
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
23
Media dan Masyarakat Kini
Kurun
Posisi Ibu di Masyarakat dan Makna Ibu Ideal
Waktu
Pra • Perempuan dengan kemampuan bereproduksi dianggap suci, tinggi dan
Sejarah dihormati.
• Pembagian kerja sama antara perempuan dan laki-laki bersifat egaliter
Peralihan • Pergeseran menuju paham patriarki
• Bidang politik, sosial, filosofi, keagamaan dan ekonomi hanya untuk laki-laki
Yunani Kuno • Perempuan tidak memiliki hak politik dan pendidikan
(abad ke 5 ) • Kedudukan perempuan dalam pernikahan tidak dihormati
• Hubungan ibu-anak kurang dekat dan Garis keturunan bersifat paternal
Abad • Anak-anak diperlakukan seperti orang dewasa dalam bentuk kecil
pertengahan • Tingkat kematian anak tinggi
• Ibu maupun ayah tidak menunjukkan cinta dan perhatian pada anak
Tahun • Mulai muncul konsep “good mother” atau “ibu yang baik”
1500-1700 • Good mother: perempuan yang menikah, setia, penurut dan selalu
mengesampingkan kepentingannya sendiri demi anak-anaknya.
Tahun • Kehidupan masyarakat di Eropa dan Amerika mulai terbagi menjadi ranah
1800-1900 publik dan privat
• Ranah publik penuh kompetisi dan keras adaah bagian para ayah
• Ranah privat kebalikan dari ranah publik menjadi bagian ibu
Tahun • Scientific mom, para ibu membesarkan anak mengikuti petunjuk sains
1900-1940 • Figur New Woman menggantikan Victorian Women
• Perempuan mengeyam pendidikan lebih tinggi daripada ibu atau nenek
mereka, aktif berorganisasi, memiliki anak dengan jumlah lebih sedikit, mulai
masuk dunia kerja
Tahun • Betty Friedan dalam bukunya “The Feminine Mystique” mengungkapkan
1950-1970 bahwa para ibu rumah tangga kelas menengah dan berpendidikan di AS
mengalami sindrom kehampaan diri karena rata-rata mereka kehilangan
identitas dirinya setelah menjadi istri dan ibu.
• Tahun 1970-an, Adrienne Rich dalam bukunya Of Woman Born menyebutkan
bahwa terdapat dua cara pandang terhadap peran ibu: institution of
motherhood (produk kultur patriarki) dan the experience of mothering.
(pemberdayaan perempuan dalam posisinya sebagai ibu).
Tahun 1980- • Perempuan menikmati kesetaraan dalam hal kesempatan berkarir sekaligus
2000 menjadi ibu (superwoman)
• Di AS pada 1990-an mulai muncul perdebatan antara ibu rumah tangga dan
ibu bekerja.
• Pada 2000-an saat internet muncul, isu mommy wars semakin marak di
kalangan ibu-ibu di AS.
24
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
25
Media dan Masyarakat Kini
26
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
27
Media dan Masyarakat Kini
28
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Setiap hari
Sehabis mandi
Selesai makan
Sehabis apapun
Dalam hatiku,
29
Media dan Masyarakat Kini
Aku berpikir
Mau kemana gerangankah ia?
Notebook
Tapi...
Apa yang selalu ia lihat di notebook?
Facebook!
Setiap hari
Tawanya menggema
Sampai kapankah
hubungan erat antara ibu dan facebook?
30
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
31
Media dan Masyarakat Kini
Sumber: Iskandar. Apa yang Dilakukan Orang Indonesia Saat Akses Internet.
Diakses pada 18 Juni 2017 dari http:tekno.liputan6.com
32
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Literasi Digital
Seperti yang telah ditunjukkan dalam beberapa survey
di atas, terdapat paradoks dalam penggunaan dan
kefasihan bermedia digital di Indonesia. Penggunaan
media yang tinggi tidak diimbangi dengan kefasihan
digital yang memadai. Untuk mampu mencapai
kefasihan bermedia digital, masyarakat tidak terkecuali
kaum ibu perlu memiliki keterampilan literasi digital.
Dalam kaitannya dengan literasi digital, konsep
James Potter paling jelas dan gamblang untuk bisa
diterapkan dalam tulisan ini. Definisi literasi digital
menurut James Potter ialah sebagai berikut:
“A set of perspectives that we actively expose ourselves to
the media to interpret the meaning of the messages we
encounter. We build our perspectives from knowledge
structures. To build our knowledge structures, we need
33
Media dan Masyarakat Kini
tools and raw material. These tools are our skills. The
raw material is information from the media and the real
world. Active use means that we are aware of the
messages and are consciously interacting with them
(Potter, 2005: 22).”
34
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Literasi Media
Tidak cukup hanya memiliki kemampuan literasi digital,
ibu pun perlu memiliki keterampilan literasi media.
Literasi media dapat didefinisikan sebagai sebuah
keterampilan untuk menguasai dan menggunakan
bentuk apa saja dari komunikasi bermedia secara efektif
dan efisien (Baran, 2010). Akademisi dan praktisi media
Art Silverblatt (2008) mengidentifikasi tujuh elemen
yang menjadi karakteristik literasi media sebagai berikut:
1. Pemikiran kritis yang memungkinkan audiens
membangun penilaian yang independen mengenai
konten media.
2. Pemahaman mengenai proses yang terjadi dalam
komunikasi massa. Jika kita memahami komponen
dari proses komunikasi massa dan bagaimana mereka
berhubungan satu sama lain, maka kita akan memiliki
ekspektasi tertentu bagaimana mereka bisa melayani
audiens.
3. Kesadaran akan dampak media bagi individu dan
masyarakat. Jika masyarakat tidak menyadari dampak
tersebut maka mereka akan mudah terseret arus dan
tidak lagi memegang kendali atas konsumsi media.
4. Strategi untuk menganalisa dan mendiskusikan pesan
-pesan media. Masyarakat setidaknya memiliki dasar
pengetahuan tentang bagaimana media memproduksi
sebuah konten acara.
5. Pemahaman bahwa konten media memberikan insight
untuk kebudayaan masyarakat.
35
Media dan Masyarakat Kini
36
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
37
Media dan Masyarakat Kini
38
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
39
Media dan Masyarakat Kini
40
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
41
Media dan Masyarakat Kini
42
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
43
Media dan Masyarakat Kini
44
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
45
Media dan Masyarakat Kini
46
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
47
Media dan Masyarakat Kini
Sumber: https://www.instagram.com/productivemamas/
48
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Sumber: https://www.facebook.com/changemakermoms/
49
Media dan Masyarakat Kini
4. Halo Ibu
Berawal dari Video Blog yang dibuat oleh pendirinya,
Ashtra Effendy di tahun 2016 Halo Ibu kemudian
berkembang menjadi sebuah wadah berbagi untuk para
ibu mengenai perjalanan sekaligus transisi hidup
mereka dalam menjalani peran baru sebagai ibu.
Transisi hidup seorang perempuan menjadi seorang ibu
tidak lah mudah. Mengandung, melahirkan, menyusui
dan membesarkan anak telah disepakati masyarakat
sebagai kodrat perempuan. Sehingga seolah perempuan
sudah ditakdirkan untuk siap lahir dan batin
menghadapi sederetan perubahan besar dalam hidup
ketika memiliki seorang anak.
Halo Ibu hadir sebagai ekspresi kegelisahan sang
pendiri akan resiko Postpartum Depression yang kerap
melanda ibu baru. Beragam artikel tertuang dalam
website Halo Ibu seputar pengalaman menjadi seorang
Sumber: http://www.haloibu.id
50
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Sumber: https://www.youtube.com/results?search_query=halo+ibu
Sumber: https://www.haloibu.id/2017/02/ibu-disayang-ibu-lain/
51
Media dan Masyarakat Kini
52
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
53
Media dan Masyarakat Kini
54
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
55
Media dan Masyarakat Kini
56
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Sumber:
https://www.haloibu.id/2017/02/ibu-disayang-ibu-lain/
57
Media dan Masyarakat Kini
58
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
59
Media dan Masyarakat Kini
60
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
61
Media dan Masyarakat Kini
62
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
63
Media dan Masyarakat Kini
“Speak love to your self, listen to your self carefully, what you want and
what you need” – Ashtra, Doula.
Di Lingkaran Ibu Volume 3 kali itu semua peserta belum saling kenal
dan baru pertama kali ikut. Tapi mereka bilang justru ruang seperti inilah yang
mereka cari, ruang yang membuat mereka mau bercerita, melepaskan
kepenatan dan perasaan yang mengganjal selama ini, karena mungkin mereka
tidak memiliki ruang ini dari orang-orang di sekeliling mereka. Di lingkaran,
peserta merasa didengarkan, dipercaya, dirangkul dan disayang. A place to
release trauma in a cirlce of women.
“Seru banget dan bermanfaat sekali, belom bisa move on kalo habis
playdate bareng ibu-ibu gini, senang bisa ikut lingkaran ibu volume 3 ini,
semoga punya kesempatan lagi buat bergabung lagi. Speachless.. gak bisa
bilang apapun, yang jelas terimakasih untuk sharing yang sangat menyentuh
hati, menyemangati, menebar cinta, inspiratif dan supportif, the power of hugs
and the power of sharing saya rasakan sekali dari awal hingga akhir acara, juga
sampai terbawa ke rumah.., semangat membuka hari baru hari ini untuk
mencintai diri saya sendiri dan menebar kasih juga semangat untuk semua
terutama keluarga kecil saya. . Terimakasih @haloibu.id , terimakasih sudah
menyadarkan saya bahwa seorang ibu harus mencintai diri sendiri, membuat
saya berpikir tentang apa yang saya sukai, dan protect myself terhadap hal
yang negatif, juga menyadarkan apa kelebihan saya, karena sangat mudah
untuk menulis kekurangan dalam diri, dibandingkan kelebihan yg kita miliki.
Terimakasih hari ini indah sekali, @haloibu.id“ – Wina, Bunda Prazada-
64
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
bersyukur, tapi hanya di rumah saja sambil mengurus anak cukup membuatnya
bingung untuk mencapai keinginannya. Satu ibu lagi merasa pencapaian di
tempat kerjanya dahulu sudah tidak bisa dilakukan setelah memutuskan resign
dan menjadi full time mom. Bagi dirinya sebuah tantangan besar ketika harus
meninggalkan pekerjaan demi sang buah hati.
65
Media dan Masyarakat Kini
masalahnya di ruang yang aman dan dapat membuatnya nyaman, tanpa ada
penghakiman dari siapapun. Dirinya merasa sulit untuk memaafkan
kesalahannya di masa lalu dan terkadang masih ada rasa sesal kenapa pernah
melakukan hal tersebut.
Lain lagi cerita ibu muda yang sulit move on dari cerita pilu masa
lalunya. Kisah itu membuat ia sulit menghargai dirinya sendiri. Membuat dirinya
merasa tidak bernilai dan tidak pantas menerima penghargaan. Saya sampai
meneteskan air mata mendengar ceritanya saat itu.
66
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
67 ”
Media dan Masyarakat Kini
68
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alba, Jason. 2008. I’m on Facebook, Now What?.
California : Happy About
Baran, Stanley. 2013. Introduction of Mass Communication:
Media Literacy and Culture. New York: McGrawHill
O’Reilly, Andrea. (2004. From Motherhood to Mothering:
The Legacy of Adrienne Rich’s Of Woman Born. New
York : State of New York University Press
Livingstone, Lievrouw. 2006. Handbook of New Media
(Student Edition): Social Shaping and Social
Consequences of ICTs. London: Sage Publication
Rakhmat, Jalaluddin. 2010. Psikologi Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Rich, Adrienne. 1995. Of Woman Born: Motherhood as
Experience and Institution. New York: W.W Norton
Company, Inc.
McQuail, Dennis 2010. McQuail’s Mass Communication
Theory (6th edition). London: Sage Publication.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Safko, Lon. 2010. The Social Media Bible: Tactics, Tools and
Strategies for Business Success. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
Thurer, Shari L. 1994. The Myths of Motherhood: How
Culture Reinvents The Good Mother. New York :
Penguin Books.
Tesis
Arindita, Ruvira. 2015. Konstruksi Realitas Ibu Ideal. Tesis
Fakultas Ilmu Sosial Politik Departemen Ilmu
69
Media dan Masyarakat Kini
Jurnal
Widyastuti, Nuswantoro dan Sidhi. 2016. Literasi Digital
Pada Perempuan Pelaku Usaha Produktif di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal ASPIKOM, Volume 3
Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15
McDaniel, Holmes, Coyne. 2011. New Mothers and
Media Use: Associations Between Blogging, Social
Networking and Maternal Well-Being
Dokumen Online
Irvan Beka. Kritik Kocak Anak di Puisi Ibu dan Facebook.
http://life.viva.co.id Diakses pada 17 Juni 2017
Aeranie Nur Hafnie. Tren Penggunaan Smartphone di
Kalangan Ibu Rumah Tangga. www.solopos.com.
Diakses pada 15 Juni 2017
Iskandar. Apa yang Dilakukan Orang Indonesia Saat Akses
Internet. http://tekno.liputan6.com Diakses pada 18
70
Media Baru dalam Komunitas Motherhood
Juni 2017
Arif Pitoyo. Perempuan Ternyata Lebih Aktif di Internet
dibanding Pria. www.merdeka.com Diakses pada
21 Juni 2017
Arif Maulana. Internet Indonesia Masih Digunakan Untuk
Media Sosial. www.unpad.ac.id Diakses pada 17
Juni 2017
Khofifah Mursid Fauziah. Ibu Bukan Sekadar Mothers
Day Tapi Ibu Untuk Bangsa. www.republika.co.id
Diakses pada 17 Juni 2017
Adhi Suryadhi. Realita Penggunaan Internet Oleh
Perempuan di Indonesia. https://inet.detik.com
Diakses pada 16 Juni 2017
Kelly Wallace. Longing for the carefree parenting
style of yesterday? http://edition.cnn.com
Diakses pada tanggal 10 Desember 2014
https://www.facebook.com/changemakermoms/
http://www.productivemamas.com/
http://theurbanmama.com/
http://haloibu.id
71
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
Peter L. Berger
Media dan Masyarakat Kini
bagian dua
JEJARING IKLAN FATHERHOOD MEDIA BARU
Alma Mandjusri
K
emunculan iklan-iklan televisi (TV) dengan pola
fatherhood di awal tahun 2000-an, menggeser
citra maskulinitas pada tokoh ayah dalam iklan-
iklan sebelumnya. Sebuah sisi lain dari realitas sosial
iklan yang mencoba mengonstruksi pandangan khalayak
terhadap budaya patriarki dalam keluarga.
Pandangan positif terhadap peran iklan dalam
masyarakat mengatakan bahwa periklanan memiliki
peran edukasi untuk mengajarkan tentang manfaat suatu
produk dan kegunaannya. Periklanan juga membantu
khalayak membentuk citra diri melalui identifikasi
seseorang pada model iklan, dan memberikan wawasan
untuk mengekspresikan gaya hidup sesuai kelas
sosialnya. Sebaliknya, pandangan skeptis terhadap peran
73
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
74
Media dan Masyarakat Kini
75
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
76
Media dan Masyarakat Kini
77
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
78
Media dan Masyarakat Kini
Iklan TV Indomie (1980) ini, peran ayah sebagai pencari nafkah berada di
ruang publik, dan ibu berada di wilayah domestik, dapur.
Iklan TV Good time cookies (1990) peran ayah terlihat dari pakaian yang
dikenakan, kemeja dan dasi, sebagai pencari nafkah
Iklan TV Pepsodent versi Tasya ke dokter Gigi (1990) ayah dan ibu sibuk,
kakek mengambil peran orangtua, mengantar cucunya Tasya ke Dokter Gigi
Iklan TV Susu cap Nona (1997) menggambarkan keluarga kecil yang rajin
minum susu, ayah terlihat sudah bersiap kerja, ibu di dapur menyiapkan susu
untuk anak-anak dan suaminya.
79
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
80
Media dan Masyarakat Kini
Sumber :
https://indoprogress.com/2014
FATHERHOOD VS MANHOOD
Dalam sebuah tulisan ilmiah berjudul The Meaning of
Fatherhood for Men, Tanfer dan Mott (1997) mengatakan,
fatherhood adalah sebuah status yang diraih oleh seorang
laki-laki yang memiliki anak dan tidak dapat dibatalkan
(kecuali anak itu meninggal).
Dalam literatur penelitian kontemporer, istilah
fatherhood digunakan secara bergantian dengan istilah
fathering yang mencakup, melampaui prokreasi tindakan
itu sendiri, yaitu berkenaan dengan semua peran
pengasuhan anak, aktivitas, tugas, dan tanggung jawab
yang seharusnya dapat dilakukan dan dipenuhi oleh
seorang ayah. Pada perkembangannya, istilah fatherhood
yang sebelumnya tersirat hanya disematkan untuk ayah
biologis saja, dengan perubahan yang cepat dalam
struktur keluarga, status fatherhood juga memasukkan
81
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
82
Media dan Masyarakat Kini
83
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
84
Media dan Masyarakat Kini
OLD MODEL
Limited supply – Homogeneous content – Passive mass
NEW MODEL
Many Differen – Diverse channels and channels and
contents – Fragmented and active users/audience –
Varied and unpredictable reception/effect
85
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
86
Media dan Masyarakat Kini
87
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
88
Media dan Masyarakat Kini
89
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
90
Media dan Masyarakat Kini
91
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
92
Media dan Masyarakat Kini
93
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
94
Media dan Masyarakat Kini
95
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
96
Media dan Masyarakat Kini
97
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
98
Media dan Masyarakat Kini
99
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
100
Media dan Masyarakat Kini
101
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
102
Media dan Masyarakat Kini
103
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
104
Media dan Masyarakat Kini
105
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
106
Media dan Masyarakat Kini
107
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
108
Media dan Masyarakat Kini
109
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
110
Media dan Masyarakat Kini
111
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
112
Media dan Masyarakat Kini
113
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
simultan.
Umar bin Abdul Aziz dititipkan belajar pada
Syaikh As Shalih karena ayahnya Abdul Aziz bin
Marwan sangat sibuk. Seperti juga Sultan Muhammad Al
Fatih dititipkan pada gurunya seperti Syaih Aaq
Syamsuddin. Begitupun dengan Imam Syafii yang tidak
punya ayah dari kecil dititipkan pada Imam Waqi. Itulah
tradisi keayahan dalam Islam, mencari perwakilan
Lebih jelas, kita lihat Rasulullah yang ayahnya
wafat, sosok simultan, kakeknya sosok ayahnya.
Kemudian dilanjutkan pamannya Abu Thalib, padahal ia
orang kafir. Itu pentingnya, karena nilai keayahan, dan
jangan sampai anak kita tidak dapat mendapatkan figur
ayah.
Kita lihat misal ketika Maryam lahir, Imran telah
meninggal. Maka, sosok paman Maryam, Nabi Zakariya
menjadi figur ayahnya. Dari ayah, wanita belajar
ketegasan, tidak mudah dipengaruhi pria, dirayu seperti
fenomena perempuan zaman sekarang.
Maryam ketika hamil ia sedih. Dalam QS Maryam
ayat 42 disebutkan bagaimana Maryam bisa hamil,
bahkan ia tidak pernah disentuh seorang lelaki pun.
Inilah bahwa ketegasan diajarkan kepada Maryam.
Konteknsya sekarang, anak perempuan memerlukan
figur ayah yang dekat dengannya agar tetap tegas.
Keterlibatan ayah dalam pendidikan anak
memenuhi gambaran sejarah Islam. Dalam buku al-
Muhaddithat; The Women Scholars In Islam, Mohammad
Akram Nadwi memberikan banyak contoh bagaimana
para ulama kita menyediakan waktu untuk pendidikan
putri-putrinya sebagaimana mereka meluangkan waktu
untuk tugas-tugas lainnya.
114
Media dan Masyarakat Kini
115
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
116
Media dan Masyarakat Kini
117
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
118
Media dan Masyarakat Kini
119
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
120
Media dan Masyarakat Kini
121
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
122
Media dan Masyarakat Kini
123
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
124
Media dan Masyarakat Kini
125
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
126
Media dan Masyarakat Kini
127
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
128
Media dan Masyarakat Kini
129
Jejaring Iklan Fatherhood Media Baru
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bungin, Burhan. 2011. Konstruksi Sosial Media Massa.
Jakarta: Kencana.
McQuail, Dennis. 2000. McQuail’s Communication Theory
(4th edition). London: Sage Publication.
McQuail, Dennis. 2002. Media Performance: Mass
Communication and the Public Interest.London: Sage
Publications.
Moriarty, Mitchell & Wells. 2011. Advertising, edisi
kedelapan, Jakarta: Kencana.
Noviani, Ratna, 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan,
Antara Realitas, Representasi dan Simulasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jurnal
Allgood, Scot M., Beckert, Troy E. 2012. The Role of Father
Involvement in the Perceived Psychological Well-Being
of Young Adult Daughters: A Retrospective Study.
North American Jurnal of Psychology. Vol. 14, No.
1, 95-110.
Kaufman, Michael. 2006. Psychology of Men and
Masculinities. Masculinity is not in our genes, it’s in our
imaginations. Psychology, 431, Spring.
Koray Tanfer, Battelle Memorial Institute & Frank Mott,
Ohio State University, January 16-17, 1997, THE
MEANING OF FATHERHOOD FOR MEN,
Prepared for NICHD Workshop, Improving Data on
Male Fertility and Family Formation at the Urban
Institute, Washington, D.C
Liu, William Ming, 2005. UI Expert On Masculinity, Asian-
130
Media dan Masyarakat Kini
Website
www.muslimahzone.id Peran Ayah dalam Mendidik Anak
menurut Islam, diakses 19 Juli 2017
www.alhikmah.co Sosok Ayah Penentu Arah, diakses 19 Juli
2017
www.landasanteori.com diakses 20/07/2017
www.trendingtopic.info diakses 20/07/2017
www.solopos.com diakses 30/07/2017
www.wajibbaca.com diakses 30/07/2017
131
Hubungan Media Massa dan Khalayak
bagian tiga
HUBUNGAN MEDIA MASSA DAN KHALAYAK
Reinterpretasi di Era Milenial
Rahman Asri
P
erkembangan teknologi komunikasi yang begitu
pesat saat ini secara langsung berdampak pada
pengembangan bentuk-bentuk media yang
diciptakan pada saat ini. Teknologi komunikasi yang
terus berkembang telah mengubah perilaku masyarakat
dalam mengkonsumsi media. Perubahan yang terjadi
bukan hanya dalam kaitan teknis yang dimungkinkan
oleh kemampuan teknologi yang berkembang, namun
juga bentuk-bentuk kreatifitas media yang dihasilkan.
Di era media tradisional (pra-new media age)
masyarakat atau individu mengkonsumsi media secara
parsial (terpisah) dikarenakan teknologi pada saat itu
belum dimungkinkannya sebuah alat memiliki beberapa
fungsi media seperti saat ini. Sebelum memasuki abad
133
Hubungan Media Massa dan Khalayak
134
Media dan Masyarakat Kini
135
Hubungan Media Massa dan Khalayak
Sumber: Nielsen Media Research, Nielsen Media & Marketing Presentation, 2012
136
Media dan Masyarakat Kini
137
Hubungan Media Massa dan Khalayak
138
Media dan Masyarakat Kini
Sumber: https://www.thisdaylive.com
139
Hubungan Media Massa dan Khalayak
Istimewa
140
Media dan Masyarakat Kini
Istimewa
141
Hubungan Media Massa dan Khalayak
142
Media dan Masyarakat Kini
Media Exposure
Sumber: https://www.emarketeers.com/e-insight/5-ways-digital-pros-can
-deal-with-information-overload/
143
Hubungan Media Massa dan Khalayak
144
Media dan Masyarakat Kini
145
Hubungan Media Massa dan Khalayak
146
Media dan Masyarakat Kini
147
Hubungan Media Massa dan Khalayak
148
Media dan Masyarakat Kini
149
Hubungan Media Massa dan Khalayak
150
Media dan Masyarakat Kini
AUDIENCE (AUDIENS)
Audiences sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan
dibombardir oleh media (McLuhan, 1964) .
Magazine Television
Radio Photography
Film
151
Hubungan Media Massa dan Khalayak
Sumber: www.wealthdaily.com/articles/the-power-of-media-a-libertarian-
perspective/5895
152
Media dan Masyarakat Kini
153
Hubungan Media Massa dan Khalayak
154
Media dan Masyarakat Kini
155
Hubungan Media Massa dan Khalayak
156
Media dan Masyarakat Kini
Sumber: https://www.thisdaylive.com
157
Hubungan Media Massa dan Khalayak
158
Sumber: rujukan website media online terkait
159
Media dan Masyarakat Kini
Hubungan Media Massa dan Khalayak
160
Media dan Masyarakat Kini
161
Sumber: rujukan website media online terkait
162
Hubungan Media Massa dan Khalayak
Media dan Masyarakat Kini
163
Hubungan Media Massa dan Khalayak
164
Media dan Masyarakat Kini
165
Hubungan Media Massa dan Khalayak
166
Media dan Masyarakat Kini
167
Hubungan Media Massa dan Khalayak
168
Media dan Masyarakat Kini
169
Hubungan Media Massa dan Khalayak
170
Media dan Masyarakat Kini
171
Hubungan Media Massa dan Khalayak
172
Media dan Masyarakat Kini
173
Hubungan Media Massa dan Khalayak
174
Media dan Masyarakat Kini
175
Hubungan Media Massa dan Khalayak
176
Media dan Masyarakat Kini
177
Hubungan Media Massa dan Khalayak
178
Media dan Masyarakat Kini
179
Hubungan Media Massa dan Khalayak
SOCIETY
CYBER WORLD REAL WORLD
CYBER REAL
COMMUNITY COMMUNITY
180
Media dan Masyarakat Kini
181
Hubungan Media Massa dan Khalayak
182
Media dan Masyarakat Kini
DISKURSUS
Perkembangan teknologi digital yang begitu
marak, dan saat ini kita memasuki gerbang masa depan
yang membawa konsekuensi merubah banyak berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat berjejaring
(Network Society) yang membentuk apa yang disebut glo-
bal village yang saling terhubung dan berinteraksi telah
membuat individu khalayak seperti tidak lagi ter-
belenggu dalam batas-batas geografis di wilayahnya
masing-masing. Dunia maya, cyber seakan menisbikan
batas teritorial antar negara, individu masyarakat dalam
berinteraksi hampir bisa dikatakan tidak dapat dibatasi
ataupun dicegah (banned). Fungsi otoritas kelembagaan
menjadi sangat cair (meskipun masih ada, namun sudah
tidak dominan), itu pun terjadi di industri media massa.
Peran dan fungsi gate-keepers (penjaga gawang) seperti
redaksi yang memilih konten atau isi bahasan informasi,
menentukan narasumber, serta seberapa besar halaman
atau durasi yang ingin ditayangkan dalam sebuah media
massa tidak lagi begitu menentukan (superior) seperti di
masa sebelumnya. Meskipun peran dan fungsi itu tetap
ada, namun sudah sedikit tereliminasi dengan pola in-
teraksi yang berubah antara media massa dan khalayak
yang menjadi target sasarannya.
Memahami perubahan yang terjadi dan mengan-
tisipasi pola hubungan yang akan terbentuk di masa da-
tang, perlu kiranya para jurnalis dan pemilik media me-
repositioning peran dan fungsi media massa di era mile-
nial ini. Tentunya, proses repositioning media massa ter-
sebut bisa dilakukan setelah sebelumnya dilakukan
penafsiran ulang (reinterpretasi) akan peran dan fungsi
media massa serta pola hubungan media massa tersebut
dengan khalayak (audiences) yang lebih aktif saat ini.
183
Hubungan Media Massa dan Khalayak
184
Media dan Masyarakat Kini
Book Review
INTERNET:
YANG MENCENGANGKAN DAN MENCEMASKAN
Judul:
The Innovators: Kisah Para
Peretas, Genius, Dan Maniak
Yang Melahirkan Revolusi
Digital terjemahan dari buku
The Innovators, Walter
Isaacson, Penerbit Bentang,
Yogyakarta (2015).
185
Hubungan Media Massa dan Khalayak
186
Media dan Masyarakat Kini
187
Hubungan Media Massa dan Khalayak
Judul:
The New Digital Age:
Cakrawala Baru Negara,
Bisnis, dan Hidup Kita
terjemahan dari buku The
New Digital Age: Reshaping
The Future of People,
Nation and Business, karya
Eric Schmidt & Jared
Cohen, Kepustakaan
Populer Gramedia, Jakarta
(2014).
“Kami tahu dimana Anda. Kami tahu Anda baru saja dari
mana. Kami bahkan juga bisa mengetahui tentang apa yang
Anda pikirkan.”
“Kami ingin mendapatkan data Facebook dengan cara apa-
pun, dengan ataupun tanpa kesepakatan sama sekali.”
“Saya pikir mayoritas orang tidak ingin Google hanya sebatas
menjawab pertanyaan mereka, namun mereka juga ingin
Google memberitahukan apa yang perlu mereka lakukan se-
lanjutnya.”
(Eric Schmidt)
188
Media dan Masyarakat Kini
189
Hubungan Media Massa dan Khalayak
190
Media dan Masyarakat Kini
191
Hubungan Media Massa dan Khalayak
192
Media dan Masyarakat Kini
Judul:
The Shallows: Internet
Mendangkalkan Cara
Berpikir Kita? terjemahan
dari buku The Shallows:
What The Internet is Doing
to Our Brains? Nicholas
Carr, Bandung: Penerbit
Mizan (2011).
193
Hubungan Media Massa dan Khalayak
194
Media dan Masyarakat Kini
195
Hubungan Media Massa dan Khalayak
196
Media dan Masyarakat Kini
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Yovantra, Wisnu Prasetya Utomo, dkk. 2015. Orde
Media: Kajian Televisi dan Media di Indonesia Pasca
Orde Baru. Yogyakarta: Insist Press.
Bungin, H.M. Burhan. 2013. Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Carr, Nicholas. 2011. The Shallows: Internet Mendangkal-
kan Cara Berpikir Kita? terjemahan dari The Shal-
lows: What The Internet is Doing to Our Brains. Ban-
dung: Penerbit Mizan.
Chabibie, Hasan. 2017. Generasi Digital Sebagai Tulang
Punggung Pendidikan. Jakarta: Pustekkom, Ke-
mendikbud.
De Fleur, Melvin L., and Rokeach, Sandra-Ball. 1982.
Theories of Mass Communication, Fourth Edition.
New York & London: Longman.
Eastman, Susan Tyler & Douglas A. Ferguson. 2013. Me-
dia Programming: Strategies and Practices, 9th Edi-
tion, Boston: Wadsworth Cenage Learning.
Harsono, Andreas. 2010. ‘A9ama’ Saya Adalah Jurnalisme.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Imran, Hasyim Ali. 2012. “Media Massa, Khalayak Media,
The Audience Theory, Efek Isi Media dan Fenomena
Diskursus”, dalam Jurnal Studi Komunikasi dan
Media, Vol. 16 No. 1 (Januari – Juni 2012).
Littlejohn, Stephen W. & Karen A Foss. 2005. Theories of
Human Communication. Belmont, CA: Thomson
Wadsworth.
McLuhan, Marshal. 1964. Understanding Media: The Ex-
tentions of Man. New York: McGrow- Hill Book
197
Hubungan Media Massa dan Khalayak
Company.
McQuail, Denis. 2010. Mass Communication Theory. Lon-
don: Sage Publications Ltd.
Morissan, et.al. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Pratignyo, Irawati. 2012. Nielsen Media & Marketing
Presentation, Jakarta: Nielsen Media Research.
Priyambodo, RH. 2011. Melek Multi Media Massa, Jurnal
Komunika,Vol. 9 No.2, Desember 2011 FISIP –
UHAMKA, Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Ban-
dung: Remaja Rosdakarya.
Saroso, Hardijanto. 2014. “Future TV & Human Capital”,
makalah dalam “Seminar Digitalisasi Televisi” Pro-
gram Pascasarjana Magister Komunikasi, FISIP –
Universitas Indonesia.
Schmidt, Eric & Jared Cohen. 2014. The New Digital Age:
Cakrawala Baru Negara, Bisnis, dan Hidup Kita, ter-
jemahan dari The New Digital Age. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.
Syah, Sirikit. 2014. Membincang Pers, Kepala Negara, &
Etika. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Widjajanto, Kenmada, et.al. 2013. Perencanaan Komu-
nikasi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Ultimis.
UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran, Komisi Penyiaran Indonesia (2009).
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program
Siaran (SPS), Komisi Penyiaran Indonesia (2012).
Kebenaran Berita & Kode Etik, Ikatan Jurnalis Televisi
Indonesia (1999).
198
Media dan Masyarakat Kini
Website
www.cnnindonesia.com Rizieq Shihab Tersangka Porno-
grafi diakses 02/06/2017 www.cnnindonesia.com
Jaksa Agung dan Menkumham Saling Lempar 'Nasib'
Eksekusi Ahok, diakses 21/06/2017
www.kompas.com Dikecam, Kekerasan terhadap Jurnalis
Saat Liput Aksi 112, diakses 11/02/2017
www.merdeka.com Saat wartawan MetroTV jadi sasaran
massa di berbagai aksi bela Islam diakses 12/02/2017
www.tribunislam.com Sebut Massa Aksi Bela Islam III Han-
ya 50Ribu, Wartawan MetroTV Diusir Lagi, diakses,
02/12 / 2016
www.radarbolmongonline.com Ini sebabnya massa men-
gusir wartawan Metro TV saat liputan aksi 212, di-
akses 04/12/2016
www.kompas.com Mendikbud Tegaskan Pentingnya Lit-
erasi Digital diakses 03/02/2017
www.panjimas.com Berulang Kali Siarkan Berita Bohong,
Metro TV Lagi-lagi Diusir Aksi Bela Islam diakses
13/02/2017
www.kiblat.net Sebut Massa Aksi Bela Islam III Hanya
50Ribu, Wartawan MetroTV Diusir Lagi diakses
2/12/2016
199
TENTANG PENULIS
200