Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

BIOKIMIA II

OLEH:

NAMA : EDY PURNOMO


STAMBUK : A1L1 16 067
KELAS : A (GANJIL)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
1. a. Ada Beberapa Faktor Penyebab Penyakit Gula pada Umumnya :

1. Faktor Genetik

Penyebab diabetes yang bisa terjadi salah satu nya yaitu dikarenakan oleh ada

nya faktor genetik. Karena memiliki keluarga yang juga menderita penyakit diabetes

maka dari memiliki kemungkinan besar untuk menderita penyakit diabetes. Oleh

sebab itu jika memiliki riwayat penyakit diabetes maka ada kemungkinan juga untuk

menderita penyakit diabetes jika tidak menjaga kesehatan dan juga kadar gula darah.

2. Faktor Berat badan (Obesitas)

Berat badan memang bisa mempengaruhi kesehatan, karena berat badan pun

bisa menjadi suatu penyakit, dan penyakit diabetes pun bisa terjadi dikarenakan oleh

berat badan. Memiliki berat badan yang besar atau pun berlebihan memiliki

kemungkinan untuk menderita penyakit diabetes salah satu nya.oleh sebab itu

penyebab diabetes bisa di sebabkan oleh berat badan.

3. Faktor Makanan

Penyebab diabetes pun bisa terjadi dari makanan yang di konsumsi, jika

sering mengkonsumsi makan makanan yang tidak sehat seperti hal nya makanan

yang mengandung lemak tinggi atau pun memiliki kadar manis dari gula yang

banyak maka bisa menjadi penyebab diabetes. Oleh sebab itu jaga asupan makanan

yang baik agar tidak mengalami naik nya kadar gula darah.
4. Faktor Merokok

Rokok merupakan sumber penyakit, dan rokok pun bisa menjadi penyebab

diabetes juga oleh sebab itu mengapa penggunaan rokok itu di larang dan tidak baik

untuk di gunakan.

b. Mekanisme Penyimpangan Metabolisme dalam Tubuh

Penyakit Diabetes Melitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing

manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem

metabolisme dalam tubuh. Gangguan itu membuat organ pankreas tidak mampu

memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Perlu diketahui, kadar gula

dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak

puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Sedangkan pada orang normal kadar gulanya

berkisar 60-120 mg/dl.

Secara normal karbohidrat dalam makanan yang Anda makan akan diubah

menjadi glukosa yang selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk

dijadikan energi dengan bantuan insulin. Namun pada orang yang menderita kencing

manis atau penyakit diabetes melitus, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena insulin

dalam tubuh kurang atau tidak ada. Kondisi ini mengakibatkan kandungan glukosa

dalam darah meningkat. Orang yang menderita pennyakit diabetes kadar gula dalam

darah menjadi sangat tinggi setelah makan dan anjlok bila sedang puasa.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang

bertanggung jawab untuk mengontrol kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan

untuk mengubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang
diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam

darah.

c. Tindakan medis untuk mengatasi penyakit gula atau diabetes melitus

1. Diabetes melitus tipe 1

Sampai saat ini, diabetes melitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian terapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan.

Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan

penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan

pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya dengan menggunakan alat tes gula

darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah

mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan terapi insulin (Lantus/

Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah

dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

2. Diabetes melitus tipe 2

Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan

dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet

diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level

gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.

Pada penderita diabetes melitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar

gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan

mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.


Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan

diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak

mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

D. Seseorang yang Mengidap Penyakit Gula Harus Segera diberikan Tindakan

Medis, karena penyakit gula merupakan golongan penyakit kronis yang ditandai

dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem

metabolisme dalam tubuh. Gangguan itu membuat organ pankreas tidak mampu

memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

2. Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi yang menghasilkan dua molekul

karbon dioksida, satu GTP / ATP, dan bentuk-bentuk penurunan NADH dan

FADH2. Langkah-langkah dalam Siklus Asam Sitrat

Langkah 1

Langkah pertama adalah langkah kondensasi, menggabungkan gugus asetil dua-

karbon (dari asetil CoA) dengan molekul oksaloasetat empat-karbon untuk

membentuk molekul sitrat enam-karbon. CoA terikat dengan gugus sulfhidril (-SH)

dan berdifusi menjauh pada akhirnya bergabung dengan gugus asetil lain. Langkah

ini tidak dapat diubah karena sangat eksergonik. Laju reaksi ini dikendalikan oleh

umpan balik negatif dan jumlah ATP yang tersedia. Jika tingkat ATP meningkat, laju

reaksi ini menurun. Jika ATP amat terbatas, tingkat meningkat.


Langkah 2

Sitrat kehilangan satu molekul air dan memperoleh lain saat sitrat diubah menjadi

isomer nya, isositrat.

Dalam siklus asam sitrat, gugus asetil dari asetil CoA melekat molekul oksaloasetat

empat-karbon untuk membentuk molekul sitrat enam-karbon. Melalui serangkaian

langkah, sitrat dioksidasi, merilis dua molekul karbon dioksida untuk setiap

kelompok asetil dimasukkan ke siklus. Dalam prosesnya, tiga NAD + molekul

direduksi menjadi NADH, satu molekul FAD direduksi menjadi FADH2, dan satu

ATP atau GTP (tergantung pada jenis sel) diproduksi (oleh fosforilasi tingkat-
substrat). Karena produk akhir dari siklus asam sitrat juga reaktan pertama, siklus

berjalan terus menerus di hadapan reaktan cukup.

Langkah 3 Dan 4

Pada langkah ketiga, isositrat teroksidasi, menghasilkan molekul lima karbon, α-

ketoglutarat, bersama-sama dengan molekul CO2 dan dua elektron, yang mengurangi

NAD + menjadi NADH. Langkah ini juga diatur oleh umpan balik negatif dari ATP

dan NADH dan dengan efek positif dari ADP. Langkah tiga dan empat keduanya

langkah oksidasi dan dekarboksilasi, yang melepaskan elektron yang mengurangi

NAD + menjadi NADH dan melepaskan gugus karboksil yang membentuk molekul

CO2. α-ketoglutarat adalah produk dari langkah ketiga, dan kelompok suksinil adalah

produk dari langkah empat. CoA mengikat gugus suksinil untuk membentuk suksinil

CoA. Enzim yang mengkatalisis langkah empat diatur oleh inhibisi umpan balik dari

ATP, suksinil CoA, dan NADH.

Langkah 5

Gugus fosfat digantikan dengan koenzim A, dan ikatan energi tinggi terbentuk.

Energi ini digunakan dalam fosforilasi tingkat-substrat (selama konversi dari

kelompok suksinil menjadi suksinat) untuk membentuk salah satu guanin trifosfat

(GTP) atau ATP. Ada dua bentuk enzim, yang disebut isoenzim, untuk langkah ini,

tergantung pada jenis jaringan hewan di mana mereka ditemukan. Salah satu bentuk

yang ditemukan dalam jaringan yang menggunakan sejumlah besar ATP, seperti

jantung dan otot rangka. Bentuk ini menghasilkan ATP. Bentuk enzim kedua

ditemukan dalam jaringan yang memiliki sejumlah besar jalur anabolik, seperti hati.

Bentuk ini menghasilkan GTP. GTP secara energetik setara dengan ATP; Namun,
penggunaannya lebih terbatas. Secara khusus, sintesis protein terutama menggunakan

GTP.

Langkah 6

Langkah keenam adalah proses dehidrasi yang mengubah suksinat menjadi fumarat.

Dua atom hidrogen akan ditransfer ke FAD, menghasilkan FADH2. Energi yang

terkandung dalam elektron dari atom-atom ini tidak cukup untuk mengurangi NAD +

tapi cukup untuk mengurangi FAD. Tidak seperti NADH, pengangkut ini tetap

melekat pada enzim dan mentransfer elektron ke rantai transpor elektron langsung.

Proses ini dimungkinkan oleh lokalisasi enzim yang mengkatalis langkah ini dalam

membran dalam mitokondria.

Langkah 7

Air ditambahkan ke fumarat selama langkah tujuh, dan malat diproduksi. Langkah

terakhir dalam siklus asam sitrat meregenerasi oksaloasetat dengan mengoksidasi

malat. Molekul lain dari NADH yang dihasilkan.

3. Fungsi utama siklus Krebs adalah merupakan jalur akhir oksidasi Karbohidrat,

Lipid dan Protein. Karbohidrat , lemak dan protein semua akan dimetabolisme

menjadi Asetil-KoA. Fungsi Siklus Siklus Krebs antara lain :

 Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.

 Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai

pernapasan untuk produksi ATP.

 Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk

digunakan pada sintesis asam lemak.


 Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam

nukleat.

 Melakukan pengendalian langsung (produk & bakal produk) atau tidak

langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-

komponen siklus.

Protein merupakan suatu senyawa makromolekul yang dihirolisis sehingga

menghasilkan asam amino, lalu asam amino tersebut mengalami proses deaminasi

dan terbentuklah keton. Keton bisa diubah menjadi Asetil KoA atau langsung melalui

proses siklus krebs untuk diproses lebih lanjut sehingga menghasilkan senyawa yang

berguna baik dalam tubuh maupun di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai