Anda di halaman 1dari 19

Penerapan Kearifan dan Potensi Lokal

pada Pembelajaran IPA


Kegiatan PKM Program Studi Pendidikan IPA, 12 Agustus – 9 September 2023
Sub Tema 7: Mendesain pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal
Triks dan Tips (GARI)

Gali Kearifan dan Analisis Konsep Rancang Implementasi


Potensi Lokal Pembelajaran
Konteks
Seni Arsitektur

Permainan

Tradisi
G (Gali): Permainan Ketapel
• Istilah ketapel (catapult) diambil dari bahasa yunani, cata (bawah) dan pollo
(melemparkan), ditemukan oleh bangsa yunani pada 300 SM.
• Ketapel digunakan dalam perang pada awal 399 SM dan sebagai salah satu
alat untuk berburu.
• Masuk ke Indonesia pada zaman peperangan dengan Belanda.
• Ketapel resmi menjadi cabang olahraga pada 18 Agustus 2020, di bawah
naungan Persatuan Ketapel Tradisional Indonesia (Perkatin).
Cara Penggunaan Ketapel
• 1. meletakkan benda kecil, semisal kelereng, batu kecil, atau isi salak pada
jibuk (tempat peluru).
• 2. memegang bagian bawah ranting berbentuk Y.
• 3. menarik karet ke belakang dan mengarahkan pada sasaran.
• 4. melepaskan tarikan pada karet dan kelereng atau batu dari tempatnya.
A (Analisis): Sains Masyarakat Jawa dan Sains Ilmiah
pada Permainan Ketapel
Tahapan Sains Sains Ilmiah (Fisika)
Bermain Masyarakat Jawa
Jibuk ditarik Ben watune iso mlayu, karete Karet yang diregangkan menyimpan energi potensial. Ketika
sehingga kudu ditarik dilepaskan, karet yang diregangkan mampu
meregang melontarkan peluru karena adanya energi potensial tersebut
Nek karete ditarik adoh, watune Semakin besar gaya Tarik yang diberikan, maka gaya pemulihnya
Mluncate adoh semakin besar sehingga peluru akan semakin jauh terlontar.
Besar gaya pemulih sama dengan gaya tariknya. Berlaku hukum
III Newton (gaya aksi-reaksi)
Posisi tarikan Nek mlintheng kudu radha Sudut tarikan gaya memengaruhi jauh dekatnya lontaran peluru.
karet munggah sithik ben radha adoh
mluncate
Lintasan Mlayune watu ora lurus Gerak kerikil yang terlontar dari ketapel tidak berupa lintasan
peluru yang terus, nanging radha lurus atau lingkaran, tetapi membentuk lintasan yang menyerupai
terlontar mlengkung parabola. Hal ini terjadi akibat pengaruh gravitasi bumi.
Konsep Fisika:
1. Hukum Hooke dan Elastisitas
Hukum hooke adalah hukum yang menjelaskan tentang gaya
dalam ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas sebuah benda
atau pegas. Secara matematis hukum hooke dapat dituliskan:

Elastisitas adalah sifat bahwa suatu bahan akan berubah


baik dalam hal ukuran dan bentuk karena mendapatkan gaya luar dan
akan kembali ke bentuk dan ukuran semula apabila gaya luar itu
ditiadakan
2. Hukum III Newton (Hukum Aksi-Reaksi)

Pada saat jibuk ditarik, karet menyimpan energi yang disebut energi potensial. Sehingga ketika tarikan
dilepas, karet mampu melontarkan peluru pada jibuk. Besarnya gaya lontar karet ini sama dengan gaya tarik
yang diberikan tetapi dengan arah yang berlawanan, sehingga berlaku tarik lontar FTarik = - FLontar . Persamaan
ini merupakan bentuk keberlakuan hukum III Newton tentang aksi-reaksi.
3. Usaha dan Energi, Hukum Kekekalan Energi

• Usaha yang dilakukan pada sebuah peluru oleh gaya tarik yang konstan (konstan dalam hal besar dan
arah) didefinisikan sebagai hasil kali besar perpindahan peluru dengan komponen gaya yang sejajar
dengan perpindahan.

Energi Potensial

Hukum Kekekalan Energi


Energi Kinetik
4. Gerak Parabola

• Gerak parabola merupakan suatu jenis gerakan benda yang


diberi kecepatan awal kemudian menempuh lintasan yang
arahnya hanya dipengaruhi oleh gravitasi. Hal ini terjadi jika
hambatan udara dan efek gerak rotasi bumi diabaikan, serta
percepatan gravitasi dianggap tetap.

Sumbu X: gerak lurus beraturan (GLB)


Sumbu Y: gerak gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
R: Rancang Pembelajaran
▪ Identitas
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Judul Modul : Elastisitas Bahan
• Tujuan Pembelajaran:
1. Menganalisis sifat elastisitas karet ketapel
2. Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas karet ketapel berikut presentasi hasil percobaan
dan pemanfaatannya
▪ Materi:
1. Elastisitas: Stress, Strain dan Modulus Young dari karet ketepel
2. Energi Pegas/Karet

I. Implementasi Pembelajaran
MENONGKAH KERANG
15
Demografi dan topografi
• Riau sebagai daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia
• Di Kab Indragiri Hilir, 93,31% merupakan daerah dataran rendah,
yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut
(peat), daerah hutan payau (mangrove)
• Terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil dengan rata-rata
ketinggian lebih kurang 0-3 Meter dari permukaan laut.
• Dipengaruhi oleh pasang surut, tanah-tanah terbelah-belah oleh
beberapa sungai (12 sungai) terusan.
• Suku-suku yang ada antara lain Banjar, Bugis, melayu dll,
• Suku yang mendiami daerah pinggiran pantai adalah suku laut
/Duano.
16

Menongkah Kerang
• Menongkah merupakan aktivitas, Tongkah adalah
alatnya, berupa papan untuk tumpuan atau titian.
Menongkah kerang merupakan kegiatan menangkap
kerang dengan menggunakan papan tumpuan
• Menongkah dilaksanakan pada kondisi surut kering.
• Kegiatan ini telah diajarkan sejak balita, sehingga tradisi
ini bagi anak-anak suku laut sebagai bagian dari
permainan keseharian mereka
• Menongkah kerang dilakukan dengan durasi waktu 5 – 8
jam, dan dilakukan oleh 10 sampai 20 orang setiap kali
turun ke laut, dan mampu mengumpulkan 26-40 kg
• Rata-rata ukuran papan tongkah dibuat dengan ukuran
Panjang sekitar 1.5 m, lebar 50-80 cm, dan ketebalan 3-
6cm, Kedua ujung Tongkah berbentuk lonjong (lancip)
dan melentik ke atas
Analisis Konsep
Aspek/Topik
Analisis Pengetahuan Masyarakat
Konsep Pengetahuan Ilmiah (sains)
Proses Manongkah Objek tangkapan adalah Kerang hewan Kerang darah (Anadara granosa) merupakan organisme benthos yang hidup di pesisir pantai berlumpur.
kerang yang mudah ditemukan dan rasanya lezat Kerang ini merupakan jenis kelompok kerang yang memiliki pigmen penghasil darah merah (haemoglobin)
yang biasa disebut blood Cockles yang berfungsi mengikat oksigen dalam daging kerang, sehingga kerang
ini dapat hidup pada kondisi kadar oksigen yang relatif rendah dan masih bisa bertahan hidup walaupun
tanpa air (Ilhamudin, 2019). Adanya kandungan hemoglobin yang terdapat di dalam cairan merah
sehingga kerang ini dikenal dengan istilah kerang darah
Manongkah biasanya dilakukan pada saat Saat air dalam kondisi surut maka kerang akan terlihat sehingga masyarakat lebih mudah mengambil
pagi hari kerang. Kerang hidup di pesisir pantai dengan substrat pasir lumpuran serta salinitas yang tidak terlalu
tinggi. Umumnya hidup menempel dan bergerombol pada dasar substrat yang keras, yaitu batu karang,
kayu, bambu atau lumpur keras.
Manongkah kerang hanya dilakukan di Kerang termasuk anggota pelecypoda yang banyak ditemukan populasinya di daerah pasang surut. Kerang
pesisir pantai berlumpur efektif tumbuh pada kondisi lumpur 46 cm sd 146 cm. Hal tersebut karena pasir berlumpur lunak memiliki
materi organik yang kaya.
Proses manongkah harus menggunakan Lumpur merupakan komponen tanah yang bercampur dengan kandungan air yang banyak. Papan
papan agar tidak tenggelam di dalam tongkah memberikan luas permukaan yang luas sehingga dibandingkan dengan luas permukaan telapak
lumpur kaki sehingga memberikan daya angkat yang lebih besar untuk menopang bobot massa tubuh.
Spesifikasi tongkah Papan tongkah terbuat dari kayu pohon Pohon jelutung (Dyera polyphylla) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang hidup di rawa gambut di
jelutung pesisir Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Kalimantan. Jelutung termasuk salah satu jenis dari suku
Apocynaceae, marga Dyera.
Papan tongkah harus tebal dan kuat Kayu jelutung berwarna putih kekuningan, bertekstur halus, arah serat lurus dengan permukaan kayu yang
licin mengkilap. Kayu jelutung memiliki kekuatan dan kualitas kayu sedang. (Boer et al., 2004) dan pohon
ini mudah di temukan
Rata-rata ukuran papan tongkah dibuat Luas permukaan berpengaruh terhadap gaya angkat sehingga penongkah tidak tenggelam di lumpur.
dengan ukuran Panjang sekitar 1.5 m, lebar Adanya variasi ketebalan menyesuaikan dengan bobot tubuh penggunanya.
50-80 cm, dan ketebalan 3-6cm.
Kedua ujung Tongkah berbentuk lonjong Ujung berbentuk lancip membantu mengurangi gaya gesekan ujung tongkah dengan cairan lumpur
(lancip) dan melentik ke atas sehingga laju tongkah lebih cepat dengan satu kali gaya dorongan kaki.
18

Aspek Sains
R: Rancang Pembelajaran
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Topik : Tekanan Zat
Alokasi Waktu : 8 JP (10× 40 menit) (4× Pertemuan)
Materi: Tekanan pada Zat: konsep tekanan, hubungan antara gaya dan luas permukaan terhadap besarnya
tekanan dan Hukum Pascal
Thank You

winny@upi.edu

Anda mungkin juga menyukai