Anda di halaman 1dari 23

BUKU SAKU

STRUKTUR KOMUNITAS BINTANG


LAUT (ASTEROIDEA) DI PANTAI KALAT
KELURAHAN REMPANG CATE
KECAMATAN GALANG BATAM

HOTDI HAMDI SIRAIT


15.04.0.017

NOTOWINARTO & RAHMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2020

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena dengan berkat, rahmat, karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

buku suku sebagai hasil akhir dari skripsi

yang berjudul “Struktur Komunitas Bintang

Laut (Asteroidea) di Pantai Kalat Kelurahan

Rempang Cate Kecamatan Galang Batam

Bintang Laut, banyak ditemukan pada

sepanjang pesisir barat pantai pulau-pulau di

Barelang Batam, khusus banyak ditemukan

pada area sedimen berpasir


i
Baku saku ini jauh dari kata

sempurna, semoga tulisan ini dapat

memberi manfaat dan wawasan

tambahan mengenai bintang laut.

Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih.

Penulis 

Hotdi Hamdi Sirait

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................i

Daftar Isi...................................................................iii

Pengertian Buku Saku...............................................iv

Deskripsi Bintang Laut.......................................1

Hasil Pengamatan...............................................11

Klasifikasi Bintang Laut ....................................12

Dokumentasi Hasil

Penelitian .................................16

Riwayat Hidup

penulis .........................................18

iii
Buku Saku

Buku saku adalah suatu buku yang


berukuran kecil berisi informasi yang dapat
disimpan di saku, sehingga dapat
memudahkan siswa dalam mempelajari materi
dengan keadaan apapun, karena buku-buku
tersebut dapat dibawa kemana-mana.
Buku saku merupakan salah satu alat
bantu yang dapat digunakan pada proses
pembelajaran, sehingga bisa mengembangkan
potensi. Para siswa ataupun peminat
keanekaragaman biota laut menjadi belajar
yang mandiri.

iv
Deskripsi Bintang Laut

Asteroidea merupakan salah satu


filum Echinodermata yang berbentuk
bintang. Spesies ini banyak
ditemukan dari zona intertidal sampai
pasang surut pesisir pantai.
Asteroidea adalah hewan
Invertebrata yang hidup di laut,
berkulit duri atau berbintil dan kulit
permukaan tubuh di lindungi zat
kapur. Pergerakan Bintang Laut
lambat geraknya yang diatur oleh
tekanan Hidrostatis.

1
Bentuk tubuh Radial Simetris,
dengan kontur bulat, Silindris atau pun
bentuk bintang dengan lengannya
berduri tumpul berbentuk catut yang
disebut Pediselaria, berjumlah 5 (lima)
atau kelipatan 5 (lima) yang berpangkal
pada satu cakram.
Keanekaragaman spesies bintang
laut terletak pada jumlah lengannya dan
panjang pendek lengan bintang laut.
Pada umumnya lengan bintang laut
berjumlah 5 dan sebagian besar bintang
laut berkisar antara 12 hingga 24 cm.

2
Gambar 2.2 Morfologi Bintang Laut
langoy 2001

3
Posisi bintang laut selalu mendatar
dan dibagian atas bintang laut
merupakan sisi Dorsal tubuh bintang
laut. Diujung sistem pencernaan Anus,
ada sistem reproduksi (Gooopore) dan
sistem air (Madreporit). Bagian
bawahnya merupakan sisi ventral,
terdapat mulut dan kaki-kaki tabung
(Tube Feet). Area pada lengan-lengan
bintang laut dinamai radial area, dan
diantara lengan bintang laut disebut
Interradial atau Axial.

4
Bagian tubuh dari bintang laut dibagi
menjadi dua bagian, bagian Oral
(Ventral) dan bagian Aboral (Dorsal).
Pada bagian Aboral yang menghadap
ke atas, memiliki banyak duri yang
pendek, keras, dan terkadang ada yang
tumpul. Tubuh bintang laut relatif keras
karena dibentuk oleh kerangka
ekstemal dari bahan kapur. Kerangka
ekstemal ini berupa lempeng lempeng
(Plates) kecil yang tersusun sedemikian
rupa sehingga memberi kemudahan
lengan-lengannya untuk menekuk atau
melipat.
5
Sistem ambulakral atau pembuluh air,
dimulai dari suatu lempengan yang
berlubang-lubang dibagian aboral disebut
madreporit, kemudian diteruskan ke
saluran cincin melalui saluran batu.
Saluran cincin tersebut letaknya
mengelilingi mulut yang kemudian
bercabang satu buah ke tiap-tiap
lengannya. Cabang-cabang tersebut
dinamakan saluran radial. Saluran ini
kemudian bercabang-cabang lagi ke
bagian samping dan disebut saluran
transversal dengan kai-kaki tabung
penghisap berfungsi untuk respirasi dan
sirkulasi.

6
Tipe makanan pada kelas ini yaitu
saprozoik dan halozoik. Saluran pencernaan
terdiri atas mulut (dibagian oral) yang
dilengkapi otot lingkar dan otot radial,
esofagus pendek, lambung kardia (lambung
besar), lambung pilorik (lambung kecil)
bercabang 2 ke setiap bagian lengan yang
disebut sekum pilorik dan cabang yang
terdapat di bagian aboral (dekat anus)
disebut sekum rektal (intestine pendek).
Setiap sekum pilorik dilengkapi dengan
kelenjar pencernaan. dan anus. Makanan
dicerna dengan bantuan enzim dan kelenjar
pencernaan, sedangkan makanan yang tidak
dicerna dikeluarkan melalui mulut.

7
Pada kelas Asteroidea yaitu bintang
laut, untuk melangsungkan
kehidupannya tidak dibantu oleh
susunan rangka tubuhnya. Susunan
rangka tubuhnya menyebabkan
mereka melakukan pergerakan dengan
sangat lamban karena kerangka tubuh
yang terdiri dari kaki-kaki tabung
yang bersifat lunak, sehingga
diketahui bahwa bintang laut
termasuk dalam jenis hewan yang
mempunyai pergerakan sangat
lamban.

8
Bintang laut memanfaatkan sistem
vaskular air yang mampu berpindah
dari satu posisi ke posisi lain. Rangka
yang dimilikinya hanya berfungsi
untuk perlindungan dirinya dari
predator. Selain itu, untuk
mempertahankan dirinya dalam
keadaan terdesak bintang laut dapat
memutuskan salah satu lengannya,
tetapi membutuhkan waktu yang cukup
lama agar lengannya bisa kembali.
Butuh waktu satu tahun untuk
perkembangan satu lengan.

9
Habitat Bintang Laut membentang luas
dari zona intertidal pasang surut sampai
zona abyssal yang berada di bawah air
selama pasang. Tidak hanya di zona
intertidal dan zona abyssal, Bintang Laut
sering diketemukan di lubang-lubang
kecil, dan daerah berpasir. Hal tersebut
menjadi salah satu bentuk adaptif suatu
biota laut terhadap lingkungan yang
berbeda yaitu dengan cara. menyesuaikan
bentuk tubuh atau karakter morfologisnya
dengan lingkungan yang ditempati agar
eksistensinya tetap terjaga.

10
Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan di


kawasan Pesisir Pantai Kalat
Kelurahan Rempang Cate Kecamatan
Galang hanya ditemukan 1 jenis
bintang laut yaitu Archaster typicus.
Spesies bintang laut ini banyak
ditemukan pada zona sedimen berpasir
dan hidup secara mengelompok

11
Klasifikasi Bintang Laut

Kingdom :Animalia
Phylum :Echinodermata
Class :Asteroidea
Order :Valvatida
Family :Archasteridae
Genus :Archaster
Species :Archaster typicus

12
Total individu Bintang Laut yang
ditemukan berdasarkan zonasi
sedimen pesisir pantai selama
penelitianan sebanyak 663 ind, terdiri
dari 559 ind berada pada zona sedimen
berpasir, 72 ind pada zona berlumpur
dan 32 ind pada zona karang lumpur.
Sedangkan total individu bintang laut
tertinggi yang ditemukan pada tiap
stasiun pengamatan berada pada
stasiun III yaitu sebanyak 181
individu.

13
Nilai kepadatan Bintang Laut
berdasarkan zonasi di kawasan Pantai
Kalat tertinggi berada pada zona
sedimen berpasir yaitu sebesar 6.99
ind/m2. Nilai frekuensi terendah
bintang laut terdapat pada stasiun IV
dengan jumlah plot kehadiran sebanyak
30 plot sehingga mendapatkan nilai
frekuensi sebesar 50%, sedangkan nilai
frekuensi tertinggi bintang laut terdapat
pada stasiun II yaitu sebesar 65%
dengan jumlah plot kehadiran sebanyak
39 plot dari 60 plot pengamatan.

14
Nilai rata-rata frekuensi Bintang
Laut pada keempat stasiun adalah
59.15%. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa bintang laut
dikawasan pantai barat cenderung
didominasi jenis Archaster typicus
hidup dikawasan sedimen berpasir.

15
Dokumentasi Penelitian

16
17
Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Pangkatan,


kecamatan Pangkatan, Kabupaten
Labuhan Batu, Sumatra Utara pada
tanggal 08 Februari 1996. Penulis
adalah anak ke enam dari enam
bersaudara dari pasangan Alm,
Muhammad Daud Sirait dan
Komaria Rambe.

Penulis mulai mengenal pendidikan dimulai dari


SD Negeri no 115519 Pangkatan pada tahun 2002.
Kemudian penulis melanjutkan studi kejenjang
berikutnya di pondok pesantren Ar-Raudlatul Hasanah
dan tamat pada tahun 2011 Setelah itu, penulis
melanjutkan studi kejenjang berikutnya di tempat yang
sama dan tamat pada tahun 2014 Kemudian pada
tahun 2015, penulis melanjutkan studi strata-1 di
Universitas Riau Kepulaun (UNRIKA) di fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan, program studi
pendidikan biologi.

18

Anda mungkin juga menyukai