Anda di halaman 1dari 6

EnviroScienteae 9 (2013) 134-139 ISSN 1978-8096

HABITAT IKAN TIMPAKUL (Periophthalmodon schlosseri) DI MUARA SUNGAI


BARITO

Hidayaturrahmah dan Muhamat

Fakultas MIPA, Program studi Biologi. Universitas Lambung Mangkurat. Jl. A. Yani Km 36
Banjarbaru Kalimantan Selatan. Rahmahidayahipb09@yahoo.com.

Kata Kunci : Habitat, Ikan Timpakul, Muara, Sungai Barito

Abstrak

Muara Sungai Barito merupakan salah satu bagian hutan mangrove yang ada di pulau
Kalimantan. Salah satu hewan lantai yang khas ditemukan di hutan mangrove muara sungai
barito adalah ikan timpakul (P. schlosseri) atau ikan gelodok. Penelitian ini bertujuan
mengetahui beberapa tipe habitat ikan timpakul di wilayah mangrove Muara Sungai Barito.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey line transek. Hasil penelitian dengan daerah
pengamatan seluas 25 hektar didapatkan ikan timpakul sebanyak 37 ekor. Pada hasil tersebut
menunjukkan Tipe habitat ikan timpakul dengan lahan masih alami dijumpai sebanyak 12
ekor sedangkan lahan yang sudah beralih fungsi menjadi tambak sebanyak 25 ekor. Pada tipe
habitat dengan sinar matahari sampai lantai hutan mangrove dijumpai 30 ekor dengan lantai
terdedah dan 5 ekor pada lantai tidak terdedah. Tipe habitat dengan vegetasi pohon hanya
dijumpai sebanyak 3 ekor sedangkan pada vegetasi rumput sebanyak 34 ekor. Kesimpulan
dari penelitian bahwa ikan timpakul di Muara Sungai Barito banyak ditemukan pada habitat
yang sudah dialih fungsikan menjadi tambak dengan keadaan permukaan yang terdedah sinar
matahari dengan struktur tanah yang lunak. Waktu perjumpaan banyak dijumpai pada waktu
air surut

Latar Belakang terdiri dari pohon, semak, dan palem, serta


paku terestrial, epifit, dan rumput yang
Hutan mangrove hidup di dua dunia, berasosiasi dalam tegakan tersebut
antara darat dan laut. Ekosistem mangrove (Setyawan, dkk, 2002).
terbentuk pada lingkungan tropis dan sub Muara Sungai Barito merupakan
tropis dengan suhu tinggi, terdapat endapan salah satu bagian hutan mangrove yang ada
lumpur (alluvial) berbutir halus, gelombang di pulau Kalimantan. Muara sungai barito
laut lemah, air garam dan tawar, serta dapat dicirikan dengan tanaman mangrove
jangkauan pasang surut yang lebar. seperti Avicenna sp,, Xylocarpus granatum,
Mangrove menempati kawasan luas Dolichandrone spathacea (Jannah, 2007)
sepanjang pantai, bantaran sungai, muara, Habitat mangrove di muara sungai barito
delta, dan teluk yang terlindung, serta juga merupakan habitat hewan-hewan yang
pulau-pulau yang "overwash". Mangrove khas, Pada bagian lantai hutan mangrove
juga dapat ditemukan pada laguna tepi terdapat hewan-hewan seperti berbagai
pantai, yang terhubung langsung dengan jenis kepiting, berbagai jenis
laut namun pengaruh aliran pasang lemah timpakul/glodok, katak, biawak dan
dan salinitas rendah. Ekosistem ini sebagainya, sedangkan di bagian atas kera,
dipengaruhi perbedaan salinitas yang lebar bekantan.
dari aliran pasang dan hujan. Istilah Salah satu hewan lantai yang khas
mangrove dapat digunakan untuk hutan ditemukan di hutan mangrove muara sungai
intertidal yang toleran terhadap salinitas barito adalah timpakul/glodok. Hewan ini
135 Hidayaturrahmah dan Muhamat/EnviroScienteae 9 (2013) 134-139

merupakan ikan yang mampu hidup didarat dan pengamatan juga dilakukan pada lahan
yang sering disebut ikan amphibious. yang sudah dibuka untuk dialihfungsinya
Keanekaragaman spesies timpakul di muara sebagai tambak ikan dengan jalan darat. P.
barito cukup tinggi. Salah satu spesies schlosseri yang ditemui dicatat, tipe-tipe
timpakul yang berukuran besar atau sering habitat dan profil dari habitat seperti jenis
disebut giant mudskipper adalah vegetasi, kemampuan sinar matahari
Periophthalmodon schlosseri. Panjang menembus lantai mangrove, keadaan
tubuh P. schlosseri dewasa 20-30 cm. pasang surut air, keadaaan penggunaan
Ukuran tubuh yang besar P. schlosseri lahan.
terlihat mendominasi lantai dari hutan
mangrove, wilayah pasang surut dan tepi
sungai. P. schlosseri di pantai Selangor
Malaysia yang masih muda biasa hidup
simpatrik dengan Ps. novemradiatus, Ps.
gracilis, Ps. spilotus, Ps. ranongensis, dan
Ps. bordati. Ikan dewasa lebih banyak
dijumpai di habitat pasang surut dan kolam-
kolam tepi sungai dari pada lantai
mangrove (Khoironizam and Norma-
Rashid, 2012) Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel
P. schlosseri tidak semua wilayah di Timpakul (P. schlosseri)
mangrove menjadi habitatnya. Menurut
Polgar and Crosa (2009), di wilayah
mangrove Kuala Selangor Malaysia hanya Hasil Dan Pembahasan
ditemukan pada habitat antara yaitu habitat
diantara wilayah terrestrial maupuan Deskripsi Ikan Timpakul (Periopthalmodon
akuatik. Oleh karena itu pada penelitian ini schlosseri)
memfokuskan pada tipe-tipe habitat P.
schlosseri di wilayah mangrove Muara Salah satu jenis fauna ikan gelodok
Sungai Barito. Penelitian ini sebagai usaha atau ikan timpakul yang ditemukan di
awal untuk mengetahui biologi dan ekologi daerah rawa bakau di muara Sungai Barito
dari P. schlosseri di Muara Sungai Barito Kalimantan Selatan adalah jenis
yang akan dijadikan sebagai dasar Periopthalmodon schlosseri (MacKinnon,
konservasi dari spesies ini pada khususnya et.al, 2000). Masyarakat Banjar
dan spesies-spesies yang lainnya yang ada menggunakan istilah timpakul untuk
di Muara Sungai Barito. menyebutkan seseorang yang malas atau
tidak tetap pendirian. Ikan timpakul sering
digunakan sebagai umpan ikan gabus
Metode Penelitian pengganti anak katak.Klasifikasi ikan
timpakul (P. schlosseri) (Bay Science
Peralatan yang diperlukan dalam Foundation, 2009) adalah sebagai berikut :
penelitian ini adalah perahu, kamera,
handycam, dan teropong serta alat tulis. Kingdom : Animalia
Penelitian ini dilakukan dengan metode Phylum : Chordata
survai line transek. Metode ini dipilih Class : Actinopterygii
untuk memudahkan dalam pengamatan Ordo : Perciformes
habitat dari P. schlosseri. Cara Family : Gobiidae
pengambilan sampel dilakukan dengan cara Subfamily : Oxudercinae
berjalan disepanjang anak sungai di Muara Genus : Periophthalmodon
Sungai Barito dengan menggunakan perahu Species : P. schlosseri
Hidayaturrahmah dan Muhamat/EnviroScienteae 9 (2013) 134-139 136

atas lumpur dekat perairan pasang surut


(Mackinnon, 2000). Spesies ini
diidentifikasi dengan warna sisik yang
bergradasi dari cokelat pucat hingga cokelat
tua dipadu garis hitam lateral di sepanjang
kepala hingga sirip ekornya (Murdy, 1989).
Timpakul merupakan hewan
territorial dengan adaptasi yang
membantunya bernafas saat berada diluar
air. Ruang insang menutup rapat ketika
timpakul berada didarat, hal ini
memungkinkan insang menjadi tetap basah
dan membuat insang tetap bekerja serta
dapat menyuplai oksigen melalui kulitnya
untuk berespirasi sementara ikan berada
diluar air (Graham, 1997). Ishimatsu dkk,
(1998) melaporkan bahwa timpakul dapat
Gambar 1. Ikan Timpakul (P. schlosseri) menjaga metabolismenya saat berada di
Sumber : koleksi pribadi dalam lumpur dengan kadar oksigen
rendah.
P. schlosseri, dalam bahasa Inggris
disebut giant mudskipper adalah salah satu Tipe Habitat Ikan Timpakul (P. schlosseri)
anggota genus Periophthalmodon yang
memiliki tubuh yang besar. Panjang Hasil perjumpaan ikan timpakul (P.
tubuhnya dapat mencapai 27 cm, sedangkan schlosseri) dengan daerah pengamatan
kebanyakan dari ikan timpakul lainnya seluas 25 hektar sebanyak 37 ekor. Tipe
mencapai 25 cm. Ikan timpakul yang habitat dengan lahan masih alami dijumpai
terbesar mampu mencapai 50 cm. Ikan sebanyak 12 ekor sedangkan lahan yang
timpakul memiliki beberapa ciri khusus, sudah beralih fungsi menjadi tambak
diantaranya adalah memiliki bentuk tubuh sebanyak 25 ekor. Pada tipe habitat dengan
yang panjang, mata yang saling berdekatan sinar matahari sampai lantai hutan
diatas kepala yang besar, adanya bagian mangrove dijumpai 30 ekor dengan lantai
tubuh yang seperti sirip dada digunakan terdedah dan 5 ekor pada lantai tidak
untuk bergerak di darat dan memiliki terdedah. Tipe habitat dengan vegetasi
kepala dan batang tubuh berwarna biru pohon hanya dijumpai sebanyak 3 ekor
keabu-abuan sampai cokelat kekuningan sedangkan pada vegetasi rumput sebanyak
dengan bagian bawah abu-abu (Burton & 34 ekor. Sedangkan pada waktu air laut
Burton, 2002) pasang sulit dijumpai (tabel 1).
Ikan ini memiliki kemampuan
memanjat diakar mangrove atau merayap di

Tabel 1. Jumlah P. schlosseri yang dijumpai di Muara Sungai Barito


Jumlah P. Tipe Habitat
schlosseri Lahan Sinar matahari vegetasi Keadaan air
yang Alami Alih Terdedah Tidak Pohon rumput Pasang Surut
ditemukan fungsi terdedah
lahan
37 ekor 12 25 30 7 3 34 0 37
37 37 37 37
137 Hidayaturrahmah dan Muhamat/EnviroScienteae 9 (2013) 134-139

a. Ruang yang masih alami dan sudah matahari. Baik sarang yang terdedah
alih fungsi (Gambar 3 dan 4) sinar matahari maupun aktivitas P.
P. schlosseri dapat ditemui dihabitat schlosseri yang menyukai beristirahat
yang masih alami maupun yang sudah terpapar sinar matahari. Kebanyakan
dialih fungsikan. Habitat yang sudah lokasi terdedah sinar matahari tidak
dialihfungsikan menjadi tambak ikan jauh dengan badan air sehingga pada
lebih banyak dijumpai. Hal ini waktu badan kering ikan segera masuk
dimungkinkan Karena wilayah yang ke dalam air atau sarang yang terendam
dialihfungsikan banyak sumber pakan air. Hal ini didukung dengan
seperti kepiting, udang,ikan kecil dan kemampuan P. schlosseri di dalam
kodok. Hewan-hewan ini merupakan metabolism asam amino di dalam
makanan utama P. schlosseri. mendukung kehidupan di darat (Yuen
et al, 2001)
b. Vegetasi (Gamabr 5 dan 6)
Vegetasi disekitar P. schlosseri yang d. Sumber pakan P. schlosseri (Gambar 9
dijumpai terutama di lahan alih fungsi dan 10)
menjadi tambak ikan kebanyakan Sumber pakan P. schlosseri yang
adalah rumput-rumputan dengan utama adalah kepiting untuk ikan yang
struktur tanah yang lunak. Habitat ini dijumpai di daerah aliran sungai. Hal
banyak dijumpai P. schlosseri. ini didukung dengan keberadaan
Sedangkan pada habitat yang alami P. sarang dan aktivitas P. schlosseri
schlosseri yang dijumpai lebih sedikit berdekatan dengan sarang dan aktivitas
bila dibandingkan dengan lahan yang kepiting. Ada beberapa sarang P.
sudah dialihfungsikan sebagai tambak schlosseri ditemukan sisa-sisa
ikan. Hal ini kemungkinan dilahan cangkang kepiting. Kepiting sebagai
yang masih alami P. schlosseri sulit pakan utama juga dijumpai pada P.
mencari lokasi yang lunak untuk schlosseri yang ada di hutan mangrove
membuat sarang dikarenakan di Kuala Selangor Malaysia.
banyaknya akar-akar dari tumbuhan Sedangkan P. schlosseri yang
mangrove. ditemukan di daerah tambak akan
memperoleh pakan dari anak ikan dan
c. Lokasi terdedah dan tidak terdedah udang serta anak katak (Zulkifli, et al,
sinar matahari (Gambar 7 dan 8) 2012).
Kebanyakan P. schlosseri dijumpai
pada lokasi yang terdedah sinar

Gambar 3. Habitat P. schlosseri yang Gambar 4. Habitat P. schlosseri


masih alami yang sudah dialih fungsikan menjadi
Hidayaturrahmah dan Muhamat/EnviroScienteae 9 (2013) 134-139 138

tambak ikan dan udang

Gambar 5. Vegetasi rumput di daerah Gambar 4. Vegetasi di lahan yang


lahan alih fungsi sebagai tambak ikan masih alami, pada lantai penuh
disekitar sarang ikan timpakul dengan akar nafas tumbuhan rawa

Gambar 7. Lokasi sarang yang terdedah Gambar 8. Habitat yang ternaungi


sinar matahari vegetasi mangrove

Gambar 9. Kepiting sebagai sumber Gambar 10. Anak katak dan anak ikan
pakan P. schlosseri di wilayah dekat sebagai sumber pakan P. schlosseri di
sungai lahan alih fungsi sebagai tambak ikan

Kesimpulan rumput. Lahan tersebut sudah dialih


fungsikan menjadi tambak dengan keadaan
P. schlosseri di Muara Sungai Barito permukaan dengan struktur tanah yang
banyak ditemukan pada tipe habitat yang lunak. Waktu perjumpaan banyak dijumpai
terdedah sinar matahari yang bervegetasi pada waktu air surut.
139 Hidayaturrahmah dan Muhamat/EnviroScienteae 9 (2013) 134-139

Daftar Pustaka Oxudercinae). Records of the


Australian MuseumSuppl. U: 1-93
Bay Science Foundation. 2009. Polgar and, G. G. Crosa. 2009.
Periophthalmodon schlosseri (Pug- Multivariate characterisation of the
Headed Mud Skipper). ZipcodeZoo habitats of seven species of
Index To Animals. Malayan mudskippers (Gobiidae:
http://zipcodezoo.com/Animals/P/Peri Oxudercinae). Marine Biology,
ophthalmodon%5Fschlosseri/ 156:1475–1486
(diakses tanggal 01 April 2013) Setyawan, A.D., A Susilowati, dan Sutarno.
Burton, M. & R. Burton. 2002. Biodiversitas Genetik, Spesies dan
International Wildlife Encyclopedia. Ekosistem Mangrove di Jawa
Marshall Cavendish, New York Petunjuk Praktikum Biodiversitas;
Graham, J. B. 1997. Air-breathing Fishes. Studi Kasus Mangrove Penerbit
Evolution, Diversity, and adaptation. Kelompok Kerja Biodiversitas
Academic Press. San Diego. Jurusan Biologi Fakultas
Ishimatsu, A. , MA. Nancy, K. Ogawa, Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Y. Hishida, T. Takeda, S. Oikawa, Alam Universitas Sebelas Maret
T. Kanda & Khoo-khay-huat. 1999. Surakarta Cetakan Pertama 2002
Arterial Blood gas levels and Yuen K. Ip, C.B. Lim, Sf. Chew, Jm.
Cardiosvascular Function During Wilson, And D.J. Randall. 2001.
Vaying Environmental Conditions In Partial Amino Acid Catabolism
A Musdkipper, Peiopthalamdon Leading To The Formation Of
schlosseri . The Journal od Alanin In Periophthalmodon
Experimmental Biology 202, 1753- Schlosseri (Mudskipper): A
1762. Strategy that Facilitates the Use of
Jannah, A.R, 2007. Pengelolaan Taman Amino Acids As an Energy Source
Wisata Alam Pulau Kembang, During Locomotory Activity on
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Land. The Journal of Experimental
Skripsi Departemen Manajemen Biology 204:1615–1624.
Sumberdaya Perairan Fakultas Zulkifli, S.Z., F. Mohamat-Yusuff,
Perikanan Dan Ilmu Kelautan A.Ismail, and ,N.Miyazaki. 2012.
Institut Pertanian Bogor. Food preference of the giant
Khoironizam, MZ and Y Norma-Rashid, mudskipper Periophthalmodon
2012. Distribution of Musdkippers schlosseri (Teleostei: Gobiidae).
(Gobidae:Oxudercinae) on the Knowl. Managt. Aquatic Ecosyst.
Selangor Coast in Sasekumar A. & 405, 07
Chong V.C. (Eds)(2012).
Mangrove and Coastal Enviroment
in Selangor, Malaysia IOES
Monograph No.14, UM Press,
Kuala Lumpur. pp: 105-116.
MacKinnon, K., G. Hatta, h. Halim, & A.
Mangalik. 2000. Ekologi
Kalimantan, diterjemahkan oleh
Gembong Tjitrosoepomo, S.N.
Kartika Sari, Agus Widyantoro.
Prenhalindo, Jakarta
Murdy, E. O. 1989. A Taxonomic Revision
and Cladistic Analysis of the
Oxudercine Gobies (Gobiidae:

Anda mungkin juga menyukai