Anda di halaman 1dari 3

Oct 13, 2022

Plagiarism Scan Report


Characters:7222 Words:1001

2% 98%
Plagiarized Unique Speak Time:
Sentences:49
9 Min

Excluded URL None

Content Checked for Plagiarism


Nama : Ery Muhammad Shadikin NIM : 2211018049 Human Immunodeficiency Virus

(HIV) di Kabupaten Kutai Timur Defini Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV)

adalah retrovirus yang menginfeksi sel darah putih manusia sehingga menyebabkan

turunnya kekebalan tubuh dan menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome

(AIDS). (WHO, 2014)(Kementerian Kesehatan RI, 2015) Virus itu masuk kedalam tubuh

sesorang, bisa melalui darah, dengan berbagai cara : transfuse atau penggunaan jarum

suntik bekas pakai atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV. Selain darah,

penularan juga melalui hubungan seksual beresiko. Berikutnya ada ASI yang juga

menjadi media tular, terutama ASI dari Ibu dengan HIV positif, ini berpeluang besar

menularkan pada Bayinya, terutama ibu yang belum pernah pengobatan HIV

sebelumnya.(E Rasmiani, 2015) Akibat dari penurunan daya tahan tubuh yang

disebabkan oleh virus HIV, seseorang sangat rentan terhadap berbagai macam

peradangan seperti tuberkulosis, kandidiasis, kulit, paru-paru, saluran pencernaan, otak

dan kanker. Pengobatan menggunakan antiretroviral (ARV) diperlukan untuk

mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh, sehingga kesehatan kondiisi penderita

dapat pulih kembali. Data Kasus Perkembangan kasus HIV di Kaltim yang dilaporkan

pada tahun 2009 s/d 2022 dilaporkan sebanyak 8.113 orang dengan kasus AIDS 4.263

orang. Berdasarkan data tersebut distribusi jumlah ODHIV berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki : 5.435 orang dan Jenis Kelamin Perempuan sebanyak 2.677 orang. Jika di

persentasikan maka terlihat jenis kelamin laki-laki lebih dominan dibandingkan

perempuan yaitu 67 % berbanding 33 %. dari total Jumlah ODHIV baru di Kaltim

(Laporan P2P Kalimantan Timur, 2022) Data di Kabupaten Kutai Timur menunjukkan

bahwa persentase pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV yang

mendapat pelayanan sesuai standar sebagai berikut : Persentase capaian penanganan

HIV sesuai standar relatif stabil kecuali di periode tahun tahun 2020 dimana saat itu

sedang situasi pandemi. Dan capaian di tahun 2022 merupakan capaian hingga

semester 1. Etiologi HIV kali pertama ditemukan oleh Montagnier (Institute Pasteur,

Paris 1983), seorang ilmuwan asal Perancis, yang mengisolasi virus ini dari seorang

pasien dengan gejala limfadenopati. Pada waktu itu virus ini diberi nama

Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Selanjutnya Gallo (National Institute of

Health, USA 1984) menemukan Human T Lymphotropic Virus (HTL-III) yang juga

adalah penyebab AIDS. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa LAV dan HTL-III

merupakan virus yang sama, sehingga akhirnya WHO memberikan nama resmi HIV

pada pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986). Pada tahun

1986 di Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS, kemudian

virus itu disebut HIV-2 dan berbeda dengan HIV-1 secara genetik maupun antigenik.

Page 1 of 3
Namun dengan adanya bukti yang ada yang mengindikasikan bahwa shimpanse Pan

troglodytes trogolodytes sebagai sumber infeksi HIV-1 dan monyet Cercocebus atys

asal Afrika Barat sebagai sumber infeksi HIV-2 pada populasi manusia. Maka akhirnya

untuk memudahkan kedua virus itu disebut sebagai HIV saja.(Veronika, 2016)

Patofisiologi Penularan HIV dan AIDS pada awalnya terjadi melalui hubungan

heteroseksual. Peningkatan jumlah pengguna jarum suntik di Indonesia menyebabkan

cara penularan HIV & AIDS mengalami perubahan yaitu terutama terjadi melalui

penggunaan jarum suntik bersama di kalangan para penasun. Namun kondisi terkini,

metode penularan HIV & AIDS berubah lagi ke arah hubungan heteroseksual.

Perubahan cara penularan tersebut perlu di waspadai agar intervensi yang dilakukan

dalam upaya pencegahan tidak salah. Setelah masuk ke dalam darah, Infeksi HIV

menyebabkan sistem imun progresif menurun, dikarenakan jumlah dan fungsi sel CD4

yang berkurang. Setelah masuk di fase AIDS terjadi sindrom yang ditandai penurunan

jumlah sel limfosit TCD4 dan ketidakmampuan mengontrol infeksi oportunistik, akibat

virus, bakteri, jamur, atau parasit yang mengakibatkan seseorang memiliki sistem

kekebalan tubuh yang lemah, dan pada kondisi AIDS dapat menyebabkan kematian.

Tanda dan Gejala Dalam perjalan klinis infeksi HIV dikenal istilah masa jendela atau

window period, yaitu fase dimana hasil pemeriksaan antibodi menunjukkan hasil

negative, namun sebenarnya virus sudah terdapat dalam darah pasien. Hal ini

disebabkan antibodi yang terbentuk belum cukup kadarnya untuk terdeteksi pada

pemeriksaan laboratorium. Pada periode ini pasien sudah berpotensi untuk menularkan

HIV kepada orang lain, dan periode bisa berlangsung bervariasi setiap pasiennya

bahkan bisa 6 bulan, tergantung kondisi masing – masing individu pasien, sebelum

terjadi serokonversi positif.(Veronika, 2016) Menurut WHO terdapat klasifikasi gejala

klinis, dan sistem klasifikasi ini digunakan di negara berkembang, hal ini disebabkan

pemeriksaan fimfosit CD4+ tidak selalu tersedia. Klasifikasi dibedakan menjadi 4

stadium yaitu : (Ivana Sugiarto, 2016) Inciden Rate Insiden rate menggambarkan

jumlah kasus baru HIV yang terjadi pada populasi tertentu. Berdasarkan data Profil

Kesehatan Kutim Tahun 2021 jumlah populasi kunci yang menjadi sasaran kerja adalah

sebesar 17.743 Orang. Dengan jumlah penemuan kasus baru sebanyak 124 Orang

yang terdiri atas 65 Laki – laki dan 59 Perempuan. (Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai

Timur, 2022) Incident Rate HIV pada Jumlah penduduk Kabupaten Kutim tahun 2021

adalah sebanyak 424.334 jiwa. Jumlah kasus baru HIV sepanjang tahun 2021

ditemukan sebanyak 124 kasus. I 𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐵𝑎𝑟𝑢 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 X K 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑝 𝑎𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐼𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛 = 124 :424.334 X

100.000 = 29,2 Maka angka kesakitan penyakit HIV di Kutim Tahun 2021 adalah 29,2.

Artinya dalam setiap 100.000 penduduk terdapat 29 orang yang berpotensi terinfeksi

HIV. Prevalensi Rate Prevalensi Rate menggambarkan keadaan suatu masalah

kesehatan pada suatu saat. Besarnya nilai prevalence ditentukan banyaknya orang

yang sakit sebelumnya (insiden = I) serta lamanya orang menderita penyakit (duration =

d). Faktor yang mempengaruhi prevalensi adalah keganasan penyakit, durasi penyakit

dan jumlah kasus baru. Didapatkan data kasus kumulatif HIV di Kutim hingga tahun

2021 sebanyak 379 orang. = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ penderita lama dan baru X K 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑝 𝑎𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑘 =

379 : 424.334 x 100.000 = 89,31 Maka angka prevalensi penyakit HIV di Kutim adalah

89,31 per 100.000 penduduk di Kutim. Case Fatality Rate Case Fatality Rate CFR HIV

adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit HIV pada periode waktu

tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut. Dengan jumlah kematian sebanyak

Page 2 of 3
5 Jiwa, dapat dihitung angka kematian penyakit HIV pada Kabupaten Kutim tahun 2021

adalah CFR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ kematian akibat penyakit X K 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ kausu terdiagnosa pada

waktu yang sama CFR = 5 : 124 x 100 = 4,03 Maka angka kematian penyakit HIV di

Kutim selama bulan Januari Hingga September adalah 4,03 atau dapat di asumsikan

dalam setiap 100 orang yang terinfeksi terdapat 4 kasus kematian.

Sources

2% Plagiarized

· Besarnya nilai prevalence ditentukan banyaknya orang yang sakit sebelumnya (insiden
= I) serta lamanya orang menderita penyakit (duration = d). Jika jumlah org yang sakit …

https://www.bing.com/ck/a?!

Home Blog Testimonials About Us Privacy Policy

Copyright © 2022 Plagiarism Detector. All right reserved

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai