Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran listrik dalam ber-
bagai jenis larutan berdasarkan data pengamatan.
2. Mengelompokkan larutan ke dalam kelompok larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
3. Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat meng-
hantarkan arus listrik.
4. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
5. Menjelaskan berbagai konsep reaksi reduksi-oksidasi
(redoks).
6. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa
maupun ion.
7. Menentukan oksidator, reduktor, zat hasil oksidasi, dan
Kata Kunci zat hasil reduksi dalam reaksi redoks.
Daya hantar listrik, elektrolit, reaksi 8. Memberi nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi.
ionisasi, elektrolit kuat, senyawa ionik,
senyawa kovalen polar, reduksi, oksidasi,
9. Menjelaskan penerapan konsep reaksi redoks dalam proses
bilangan oksidasi, autoredoks, lumpur pengolahan limbah (lumpur aktif).
aktif.
Pengantar
P ernahkah Anda memperhatikan orang yang mencari ikan di sungai dengan cara
menyetrum, apa yang terjadi? Ternyata di sekitar alat setrum tersebut tiba-tiba
muncul banyak ikan yang mengapung karena telah mati. Mengapa ikan-ikan di
sekitar alat penyetrum bisa mati? Apakah air sungai dapat menghantarkan arus listrik?
Tahukah Anda mengapa limbah cair maupun padat yang berasal dari rumah tangga
ataupun industri dapat diuraikan oleh mikroorganisme? Bagaimana cara
mikroorganisme menguraikan/membusukkan limbah-limbah tersebut? Pe-nasaran
ingin tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, ikuti pembahasan berikut
ini.
Dalam bab ini Anda akan mempelajari tentang daya hantar listrik larutan
elektrolit dan nonelektrolit, konsep reaksi redoks dan penerapannya dalam proses
pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif.
144 Kimia X SMA
Peta Konsep
Larutan
terdiri dari
berisi
Senyawa Ion Senyawa Kovalen Polar
le
m
ah
at
ku
B. Konsep Redoks
Reaksi Redoks
perkembangan konsep
Oksidasi Reduksi
naik n
turu
Bilangan Oksidasi
dengan dengan
3. Ujilah daya hantar listrik masing-masing larutan tersebut dengan cara mencelupkan
kedua elektrode karbon ke dalam larutan uji secara bergantian!
Perhatian: Setiap akan mengganti larutan yang diukur daya hantar listriknya,
elektrode karbon harus terlebih dahulu dicuci sampai bersih agar data
eksperimen tidak bias (valid).
4. Amati perubahan yang terjadi pada lampu dan batang elektrode. Catatlah hasil
pengamatan pada tabel pengamatan!
Sumber arus
Anode
(elektrode bermuatan positif)
Katode
(elektrode bermuatan negatif)
Larutan elektrolit
Latihan 4.1
Tahukah Anda bahwa sebuah baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik
dalam jumlah yang aman dapat dibuat dari sebuah jeruk lemon, klip kertas yang
terbuat dari baja, dan paku pines kuningan. Tidak percaya? Bagaimana cara
membuatnya? Caranya sangat sederhana dan dapat Anda lakukan sendiri-sendiri
dengan mudah karena tidak memerlukan banyak peralatan dan prosedur yang rumit.
Belahlah sebuah jeruk lemon, kemudian tancapkan sebuah paku pines dan klip kertas
ke dalam jeruk lemon yang telah dibelah tadi. Pines dan klip harus ditancapkan
sedekat mungkin tetapi tidak sampai bersentuhan. Hati-hati jangan sampai ada cairan
jeruk yang ada di atas paku pines maupun klip. Basahi lidah Anda dengan air liur
dan tempelkan sedikit ujung lidah di atas paku pines dan klip. Sensasi rasa yang
timbul diakibatkan oleh sejumlah kecil arus listrik sebagai hasil dari elektrolit dalam
air liur di lidah.
Bagaimana, mudah kan? Coba praktikkan di kelas masing-masing bersama
kelompok kerja Anda.
Sumber: Janice Van Cleave. 2003. A+ Proyek-proyek Kimia.
Terjemahan oleh Wasi Dewanto. Bandung: Pakar Raya.
Latihan 4.2
Latihan 4.3
1. Elektrolit Kuat
a. Asam kuat
HxZ (aq) ⎯⎯
→ x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh: • HCl(aq) ⎯⎯
→ H+(aq) + Cl–(aq)
• H2SO4(aq) ⎯⎯
→ 2 H+(aq) + SO42–(aq)
• HNO3(aq) ⎯⎯
→ H+(aq) + NO3–(aq)
Kimia X SMA 151
b. Basa kuat
M(OH)x(aq) ⎯⎯
→ Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: • NaOH(aq) ⎯⎯
→ Na+(aq) + OH–(aq)
• Ba(OH)2(aq) ⎯⎯
→ Ba2+(aq) + 2 OH–(aq)
• Ca(OH)2(aq) ⎯⎯
→ Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)
c. Garam
MxZy(aq) ⎯⎯→ x My+(aq) + y Zx–(aq)
Contoh: • NaCl(aq) ⎯⎯→ Na (aq) + Cl (aq)
+ –
• Na2SO4(aq) ⎯⎯
→ 2 Na+(aq) + SO42–(aq)
• Al2(SO4)3(aq) ⎯⎯
→ 2 Al3+(aq) + 3SO42–(aq)
2. Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
⎯⎯
H Z(aq) ←⎯ →
⎯ x H+(aq) + Zx–(aq)
x
b. Basa lemah
M(OH)x(aq) ⎯⎯
→
←⎯
⎯ Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: NH4OH(aq) ⎯⎯
←⎯ → NH +(aq) + OH–(aq)
⎯ 4
Al(OH)3(aq) ⎯⎯
←⎯ → Al3+(aq) + 3 OH–(aq)
⎯
Fe(OH)2(aq) ⎯⎯
←⎯ → Fe2+(aq) + 2 OH–(aq)
⎯
Latihan 4.4
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa larutan H2SO4, NaOH, CH3COOH, NH4OH,
dan NaCl termasuk larutan elektrolit. Padahal telah diketahui bahwa NaCl
adalah senyawa yang berikatan ion (senyawa ionik), sedangkan HCl, H2SO4,
CH3COOH, dan NH4OH adalah kelompok senyawa yang berikatan kovalen
(senyawa kovalen). Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan listrik disebut
senyawa kovalen polar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit ditinjau dari jenis ikatan
kimia senyawanya dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Untuk
lebih jelas lagi tentang hubungan sifat elektrolit dengan ikatan kimia, silakan
perhatikan bagan berikut (gambar 4.3).
Ikatan kimia
Kovalen Ion
Tugas Individu
1. Buatlah makalah tentang aplikasi penggunaan konsep larutan elektrolit dan nonelek-
trolit dalam teknologi sumber energi listrik alternatif!
2. Sekarang ini sel baterai untuk keperluan peralatan elektronik telah dibuat semakin
canggih dan berukuran kecil. Carilah artikel di berbagai sumber pustaka (majalah,
buku, internet) tentang teknologi pembuatan sel baterai!
Kimia X SMA 153
Tugas Kelompok
Jumlah ion dalam sebuah larutan berbanding langsung dengan kemampuan larutan
menghantarkan arus listrik (konduktivitas). Jadi semakin banyak jumlah ion, maka
semakin terang nyala lampu.
1. Buatlah rancangan eksperimen yang lebih sederhana menurut imajinasi Anda
dengan menggunakan bahan-bahan yang murah, tidak terpakai, dan tersedia di
lingkungan sekitar. Lakukan lagi eksperimen uji daya hantar listrik larutan dengan
memanfaatkan larutan-larutan yang biasa ada di sekitar lingkungan Anda.
Bandingkan kekuatan elektrolitik setiap larutan dengan membandingkan intensitas
cahaya lampu dan timbulnya gelembung gas di sekitar elektrode.
2. Buatlah poster untuk pameran lomba karya ilmiah tentang eksperimen hasil kerja
kelompok Anda, kemudian pajanglah di ruang pameran karya siswa di sekolah
Anda!
Cara membuat poster yang baik untuk lomba karya ilmiah dapat Anda tanyakan
ke guru kimia yang mengajar.
Latihan 4.5
Gambar 4.4 Besi berkarat (Fe2O3 ) dan sate dibakar adalah contoh reaksi pengikatan oksigen
Kimia X SMA 155
Latihan 4.6
Tugas Kelompok
Carilah sebanyak-banyaknya contoh reaksi kimia di kehidupan sehari-hari yang
merupakan reaksi reduksi-oksidasi!
B Bilangan Oksidasi
Pada pelajaran sebelumnya kita sudah mempelajari perkembangan konsep
reaksi redoks, salah satunya adalah reaksi kenaikan dan penurunan bilangan
oksidasi. Apa yang dimaksud bilangan oksidasi dan bagaimana cara kita
menentukannya?
1. Pengertian Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran
kemampuan suatu atom untuk melepas atau menangkap elektron dalam
pembentukan suatu senyawa.
Nilai bilangan oksidasi menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas
atau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda positif maupun
negatif.
2. Penentuan Bilangan Oksidasi Suatu Unsur
Kita dapat menentukan besarnya bilangan oksidasi suatu unsur dalam
senyawa dengan mengikuti aturan berikut ini (James E. Brady, 1999).
Aturan penentuan bilangan oksidasi unsur adalah:
a. Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan
oksidasi = 0.
b. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam
senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1.
Contoh: - Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
- Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1
c. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalam
senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1
Contoh: - Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2
- Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1
d. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.
e. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.
Contoh: - Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan
oksidasinya = +1
Kimia X SMA 157
- Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilang-
an oksidasinya = +2
f. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya.
Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2
g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0.
Contoh: - Dalam senyawa H2CO3 berlaku:
2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0
h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.
Contoh: - Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = + 1
C o n t o h 4.1
Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi pada senyawa berikut.
a. Fe2O3 b. H2O2 c. MnO4–
Jawab:
a. Fe2O3
bilangan oksidasi O = –2 (aturan c)
2 biloks Fe + 3 biloks O = 0
2 biloks Fe + 3(–2) = 0
2 biloks Fe – 6 = 0
2 biloks Fe = +6
+6
biloks Fe = 2
biloks Fe = +3
b. H2O2
biloks H = +1 (aturan b)
2 biloks H + 2 biloks O = 0
2(+1) + 2 biloks O = 0
+2 + 2 biloks O = 0
2 biloks O = –2
biloks O = –1
c. MnO4–
biloks O = –2 (aturan c)
biloks Mn + 4 biloks O = –1 (aturan h)
biloks Mn + 4(–2) = –1
biloks Mn – 8 = –1
biloks Mn = –1 + 8
biloks Mn = +7
Latihan 4.7
C o n t o h 4.2
Latihan 4.8
C o n t o h 4.3
reduksi
oksidasi
Pada reaksi tersebut, H2S berfungsi sebagai reduktor sedangkan SO2 berfungsi sebagai
oksidator, sehingga reaksi tersebut termasuk autoredoks.
Latihan 4.9
Tugas Individu
Tugas
Tugas : Kelompok
Rangkuman
1. Larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan pelarut.
2. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut sebagai larutan elektrolit. Dalam
larutan elektrolit terjadi peruraian ion-ion yang dapat bergerak bebas, sehingga mampu
menghantarkan arus listrik.
3. Larutan elektrolit dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Keduanya berbeda dalam hal banyak sedikitnya menghasilkan ion.
4. Senyawa ion dalam larutannya dapat bersifat elektrolit lemah maupun kuat, sedangkan
senyawa kovalen dalam larutan dapat bersifat nonelektrolit, elektrolit lemah, atau
elektrolit kuat.
5. Konsep reaksi oksidasi-reduksi mengalami perkembangan mulai dari berdasar
penerimaan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta
perubahan bilangan oksidasi.
6. Reaksi redoks merupakan peristiwa oksidasi dan reduksi yang berlangsung bersamaan.
7. Pada reaksi redoks, oksidator adalah zat yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan
zat ini sendiri mengalami reduksi. Sedangkan reduktor adalah zat yang dapat
menyebabkan terjadinya reduksi dan zat ini sendiri mengalami oksidasi.
8. Reaksi redoks banyak berperan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya
adalah untuk mengatasi limbah industri dengan menggunakan metode lumpur aktif.
164 Kimia X SMA
1234567890123456789012
Uji Kompetensi 1234567890123456789012
1234567890123456789012
I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!
Yang tergolong elektrolit lemah adalah larutan dengan inisial huruf ... .
A. P, Q, dan R
B. R, S, dan T
C. P, R, dan T
D. U, V, dan W
E. P, R, dan W
Kimia X SMA 165
18. Bilangan oksidasi unsur bromim yang tertinggi terdapat dalam senyawa … .
A. Fe(BrO2)3 D. AlBr3
B. Ca(BrO)2 E. PbBr4
C. HBrO4
19. Nama dan rumus kimia senyawa berikut yang tidak sesuai adalah … .
A. nitrogen(I) oksida = N2O
B. nitrogen(II) oksida = NO
C. nitrogen(III) oksida = N2O3
D. nitrogen(IV) oksida = NO2
E. nitrogen(V) pentaoksida = N2O5
20. Reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah … .
A. AgCl + 2 NH3 ⎯⎯ → Ag(NH3)2Cl
B. NaOH + CH3COOH ⎯⎯ → CH3COONa + H2O
C. AgNO3 + NaCl ⎯⎯ → AgCl + NaNO3
D. OH + Al(OH)3 ⎯⎯
– → AlO2– + 2 H2O
E. Hg(NO3)2 + Sn ⎯⎯ → Hg + Sn(NO3)2