Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Penelitian:

Analisis Situasi Partisipasi Anak dan Remaja


serta Keterlibatan di Masyarakat

PENGANTAR
MEMAHAMI APA YANG MEMPERKUAT hak untuk terlibat.
PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA DALAM
Partisipasi anak dan remaja adalah hak yang berakar pada
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MERUPAKAN Konvensi Hak-hak Anak, yang diratifikasi oleh Indonesia,
HAL YANG MENDASAR BAGI PEMBANGUNAN dan tercermin dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun
NEGARA MANAPUN. 2014 tentang Perlindungan Anak.2 Di bawah naungan
Anak-anak dan remaja terdampak secara langsung Konvensi tersebut, anak-anak dan remaja memiliki hak
oleh keputusan-keputusan yang dibuat oleh orang untuk mengekspresikan pandangan mereka secara
tua, masyarakat dan pemerintah terkait pendidikan, bebas terhadap semua hal yang memengaruhi mereka,
kesehatan, perlindungan dan pekerjaan mereka. Orang di mana pandangan tersebut diberi bobot sesuai usia
muda juga dapat terlibat secara aktif sebagai agen dan tingkat kedewasaan anak.
perubahan di komunitas mereka ketika berperan sebagai
mitra yang setara dalam proses-proses pengambilan Partisipasi berkontribusi terhadap pemberdayaan
keputusan. Dengan berkontribusi terhadap perubahan remaja – untuk percaya terhadap diri mereka sendiri,
sosial, orang muda dapat membangun masa depan yang untuk mengembangkan keterampilan mereka melalui
lebih baik bagi diri mereka sendiri dan kesejahteraan di kolaborasi, dan untuk terlibat secara aktif dalam
komunitas mereka. mewujudkan hak-hak mereka. Untuk berpartisipasi,
remaja membutuhkan ruang-ruang aman untuk
Indonesia merupakan tempat tinggal bagi sekitar membentuk dan menyuarakan pandangan dan pendapat
85 juta anak-anak, di mana lebih dari setengahnya mereka, dan para pendukung yang berpengaruh
adalah remaja (usia 10-19 tahun).1 Orang muda adalah dalam upaya memengaruhi proses-proses pembuatan
masa depan bangsa. Remaja merupakan inti dari kebijakan dan pengambilan keputusan. Tanpa adanya
pembangunan strategis dan pencapaian tepat waktu lingkungan yang mendukung yang sedemikian rupa,
dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan mereka partisipasi tidak bisa sepenuhnya bermakna.
akan menjadi para pembuat kebijakan pada tahun
2030. Namun, anak-anak dan remaja sering menjadi Untuk melibatkan remaja dalam pembuatan kebijakan,
pengecualian dalam proses-proses perencanaan dan Pemerintah Indonesia telah membentuk Forum
pengambilan keputusan penting, meskipun memiliki Anak, sebuah wadah bagi partisipasi anak dari tingkat

RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT 1
perdesaan hingga nasional. Sebagian besar anggotanya
berusia 12-17 tahun, yang berarti masuk dalam rentang
usia remaja.3 Selanjutnya, Forum Anak dan kelompok-
kelompok anak lainnya mengambil bagian dalam GARIS BESAR PENELITIAN
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang),
UNICEF dan Badan Perencanaan Pembangunan
sebuah forum untuk partisipasi publik dalam perencanaan
Nasional (Bappenas) bersama-sama mengadakan
dan penyusunan anggaran pembangunan.
studi, ‘Analisis Situasi Partisipasi Anak dan Remaja
Orang muda di Indonesia mempunyai antusiasme yang dan Keterlibatan di Masyarakat di Indonesia’. Studi
tinggi untuk berkontribusi terhadap masyarakat mereka. deskriptif ini berupaya untuk menyediakan sebuah
Sebuah jajak pendapat melalui U-Report pada tahun gambaran umum tentang persepsi remaja terhadap
2020 mengungkap bahwa 95% responden ingin belajar partisipasi mereka dan keterlibatan di masyarakat,
bagaimana cara berpartisipasi dalam pengambilan dan juga menjelaskan lingkungan yang mendukung
keputusan. Meskipun negara memiliki kebijakan-kebijakan bagi partisipasi anak dan remaja.
yang berpengaruh untuk mendukung hak ini, tantangan
Terdapat kekurangan informasi yang substansial
tetap ada saat menerapkannya. Investasi harus dibuat
tentang bagaimana cara kerja partisipasi anak dan
untuk membangun kapasitas orang tua, guru, pemimpin
remaja. Oleh karena itu, studi ini mengeksplorasi
masyarakat dan agama, dan pejabat pemerintah daerah
bagaimana cara kerja wadah partisipasi yang
untuk menciptakan sebuah lingkungan yang mendukung
sudah ada, termasuk lingkungan hukum dan
bagi partisipasi anak dan remaja.
kebijakannya, kesadaran terhadap hak-hak
Studi yang menjadi fokus dari ringkasan penelitian ini partisipasi (antara orang dewasa dan remaja) dan
bertujuan untuk memulai sebuah pembicaraan tentang pemahaman terhadap norma dan hambatan sosial,
bagaimana kita dapat menerapkan hak remaja secara dan menganalisis keterampilan dan kemampuan
praktis dalam mengekspresikan pandangan mereka, dan orang dewasa dan remaja untuk berpartisipasi
melibatkan mereka secara bermakna dalam keputusan- secara bermakna. Analisis ini juga mengidentifikasi
keputusan tentang kebijakan, layanan dan program yang praktik dan pembelajaran terbaik yang berkaitan
memengaruhi kehidupan mereka. Studi ini menyediakan dengan partisipasi remaja di wilayah perkotaan dan
rekomendasi-rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti, perdesaan di ketiga provinsi yang menjadi obyek
yang dapat membantu mempercepat upaya-upaya untuk studi: Aceh, Jawa Timur dan Papua.
mencapai partisipasi bermakna bagi anak-anak dan
Hasil-hasil yang disajikan sebagian besar diperoleh
remaja di Indonesia.
melalui wawancara informan kunci dan diskusi
kelompok partisipatoris (participatory group
discussion/PGD) bersama 140 remaja (75 anak
perempuan) dan 87 orang dewasa (36 perempuan).
Ini didukung oleh sebuah survei kuantitatif yang
diikuti oleh 191 remaja (105 anak perempuan).
Kuesioner survei, jadwal wawancara dan alat-
alat PGD saling melengkapi satu sama lain untuk
menghasilkan informasi tentang domain partisipasi
Syarat-syarat utama kunci – keterlibatan di masyarakat, pemberdayaan dan pemuka agama, dan staf organisasi masyarakat sipil (OMS) – menghasilkan berbagai wawasan yang
yang dibutuhkan untuk dan pengambilan keputusan – dan lingkungan kaya tentang bagaimana partisipasi bermakna dapat dicapai. Tiga studi kasus menyoroti pembelajaran yang
yang mendukung. Alat-alatnya dikembangkan
partisipasi anak dan remaja berdasarkan Kerangka Konseptual UNICEF untuk
diperoleh dari tiap-tiap provinsi: untuk Aceh, fokusnya adalah tantangan partisipasi bagi remaja dengan
disabilitas; untuk Jawa Timur, yaitu partisipasi aktif remaja meskipun kurangnya lingkungan yang mendukung;
Mengukur Hasil dari Partisipasi Remaja, dan alat- dan untuk Papua, wawasan remaja tentang permasalahan di masyarakat.
• Lingkungan yang mendukung – alat PGD yang sudah ada yang digunakan oleh para
keberadaan dan keterkaitan antara aktor
peneliti terhadap remaja. Sementara Pemerintah Indonesia menyiapkan pengembangan sebuah program partisipasi remaja yang
sosial, struktur, kebijakan dan peraturan
berpengaruh dan petunjuk teknis bagi kementerian-kementerian terkait, penelitian ini menyediakan bukti dan
yang mendukung terjadinya partisipasi
Berbagai wawasan diperoleh dari remaja anggota analisis yang sangat dibutuhkan tentang aksesibilitas dan kualitas wadah partisipasi, termasuk hambatan
• Partisipasi bermakna – suara, ruang, dan non-anggota Forum Anak, termasuk remaja dan pembelajaran yang diperoleh. Sebagai tambahan, studi ini menawarkan sebuah alat diagnosis untuk
audiens, pengaruh dari kelompok terpinggirkan, termasuk remaja membantu para pembuat kebijakan dan praktisi dan anak-anak dan remaja untuk mengukur, dan merencanakan
• Ketersediaan berbagai mode penyandang disabilitas dan pemeluk agama penguatan, domain partisipasi kunci.
partisipasi – konsultatif, kolaboratif, minoritas. Baik persepsi dan pengalaman dari
dipimpin remaja remaja dan orang dewasa – termasuk orang tua,
• Ekologi sosial partisipasi – individu, pejabat pemerintah daerah, tokoh masyarakat
keluarga, institusi, dan lain-lain.

2 RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT 3
HASIL TEMUAN yang mereka pilih. Partisipasi representatif menunjukkan
pengaruh yang menjanjikan dan merupakan sebuah cara
merasa mereka dihargai; merasa seperti sebuah bagian
penting dalam lingkungan mereka; dan merasa mereka
provinsi setuju bahwa suara anak-anak dan remaja tidak
sepenuhnya didengar. Para pemangku kepentingan ini
lain yang potensial untuk keterlibatan remaja dengan para dapat memengaruhi orang lain. Menariknya, proporsi menyatakan bahwa ketika remaja menjadi bagian dalam
Hasil temuan utama adalah sementara partisipasi remaja
pengambil keputusan; ini juga dapat menyediakan sebuah responden di daerah perdesaan memiliki skor yang lebih sesi-sesi Musrenbang, suara mereka terkesan seperti
terjadi di wadah yang dipimpin pemerintah pada tingkat
lingkungan yang aman untuk partisipasi. Studi ini secara tinggi dalam hal ini, dibandingkan dengan responden di sudah dilatih sebelumnya dan tidak jujur. Peserta studi
nasional, sub-nasional dan perdesaan, di kelompok
jelas menunjukkan keberadaan ruang-ruang bagi remaja daerah perkotaan (53,9 vs. 39,7 persen). lainnya mengatakan bahwa, menurut pengalaman
keagamaan dan wadah yang digagas OMS, hak ini
untuk mengekspresikan diri mereka, tetapi bagaimana mereka, orang dewasa yang hadir sebagai pemangku
diwujudkan dalam berbagai tingkatan. Sebagai tambahan, Namun, sementara sebagian besar responden survei
cara kerja ruang-ruang ini dalam mendukung partisipasi kepentingan tidak memerhatikan anggota Forum Anak.
konsultasi lebih sering dilaporkan dalam kaitannya (68,1 persen) setuju bahwa ‘beberapa pemimpin
remaja yang bermakna membutuhkan penelitian lebih
dengan partisipasi dalam kelompok keagamaan atau masyarakat mendengarkan saya’, sebanyak 25,1 persen Partisipasi dalam wadah yang dipimpin pemerintah
lanjut.
wadah yang dipimpin OMS, meskipun kehadiran wadah dari responden mengatakan bahwa tidak ada pemimpin bersifat selektif. Selain itu, baik orang dewasa maupun
yang dipimpin pemerintah lebih umum atau populer. masyarakat yang mendengarkan mereka. remaja sama-sama memiliki ekspektasi bahwa remaja
yang berpartisipasi dalam Musrenbang akan memiliki
Kebijakan yang mendukung partisipasi anak dan remaja
ditemukan pada kebijakan yang mengesahkan penciptaan
PERSEPSI TENTANG REMAJA Partisipasi anak dan remaja dalam proses-proses
pengambilan keputusan bersama orang dewasa dapat
rasa percaya diri, dan kesiapan yang baik untuk
mengungkapkan pandangan mereka. Staf OMS dan
wadah Forum Anak dan pengorganisiran Musrenbang. DAN PARTISIPASI diadvokasi, mengingat betapa pentingnya anak-anak dan beberapa tokoh masyarakat telah memainkan sebuah
Studi menunjukkan bahwa, meskipun demikian, remaja dalam masyarakat Indonesia. Namun, tantangan
Para remaja dari lintas wadah maupun kelompok – baik peran yang berarti dalam membangun keterampilan
kebijakan sedemikian rupa hanya sebatas memastikan potensial dalam partisipasi termasuk kurangnya
anggota maupun non-anggota Forum Anak, termasuk remaja dan membantu menyampaikan pendapat mereka
anak-anak dan remaja memiliki hak untuk berpartisipasi kepercayaan terhadap remaja, kurangnya keterampilan
remaja dari kelompok terpinggirkan – secara konsisten dalam rapat.
atau diwakilkan dalam Musrenbang. Dalam praktiknya, dan kemampuan baik dari orang dewasa maupun remaja,
mengakui pentingnya partisipasi mereka di berbagai
pengakuan terhadap anggota Forum Anak oleh peserta norma sosial negatif yang memandang remaja sebagai Sejauh ini, komitmen dan kemampuan pemerintah untuk
lingkungan sosial. Akan tetapi, hasil temuan menunjukkan,
Musrenbang lainnya jarang terjadi, dan mekanisme umpan anggota masyarakat yang pasif, bukan mitra yang setara, mendukung remaja untuk berpartisipasi secara aman
bahwa di tiap lokasi, partisipasi anak dan remaja telah
balik (Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan dan pemahaman yang kurang memadai tentang wadah dalam mekanisme-mekanisme yang ada, sebagian
menjadi sebuah konsep yang asing atau tidak dikenal di
Perlindungan Anak/Permen PPPA) untuk memastikan partisipasi remaja. besar berfokus pada mengundang Forum Anak untuk
kalangan anggota masyarakat dan pejabat pemerintah.
bahwa pandangan remaja, atau siapapun pesertanya, menghadiri Musrenbang dan mendanai kegiatan
dipertimbangkan, sejauh ini belum banyak diterapkan. Studi ini menemukan beberapa contoh di mana anak- kampanye Forum.
anak dan remaja dianggap tidak tegas dan tidak sadar
Orang dewasa – khususnya orang tua dan guru – dapat
menjadi pendukung atau penghambat dalam partisipasi
terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka – sifat-sifat
WADAH PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA
remaja. Sebagai contoh, sikap orang tua atau orang dewasa
yang dikaitkan dengan tahapan atau fase perkembangan PARTISIPASI BERMAKNA DAN WADAH-
mereka. Persepsi orang dewasa tentang orang muda WADAH ALTERNATIF
yang terlalu protektif dapat mencegah remaja untuk WADAH YANG DIPIMPIN PEMERINTAH
mencerminkan ide-ide mereka tentang masa kanak-
berinteraksi dalam situasi-situasi sosial, menghalangi Wadah Forum Anak diakui dalam peraturan daerah
kanak, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh masa Remaja mengakui manfaat dari berpartisipasi dalam
keterlibatan mereka di masyarakat. Secara khusus, studi tentang perlindungan anak, dan keterlibatannya
kanak-kanak mereka sendiri. Meskipun demikian, orang Forum Anak, seperti menemukan teman baru dan
ini menemukan bahwa orang tua merupakan ‘penjaga dianjurkan dengan jelas dalam proses-proses
dewasa yang menjadi peserta studi ini membagikan memperoleh rasa percaya diri untuk bersuara, tetapi
gerbang’ (gatekeeper) pertama ketika berbicara tentang pengambilan keputusan di sekolah, masyarakat dan
sebuah pemahaman tentang pentingnya mengasuh dan orang dewasa kurang mengakui keberadaan dari
partisipasi remaja. Pengembangan kapasitas dibutuhkan rapat-rapat Musrenbang. Namun, peraturannya gagal
mendidik anak-anak. manfaat ini. Remaja juga menegaskan bahwa partisipasi
baik bagi orang dewasa maupun remaja. Sikap saling dalam menguraikan bagaimana keterlibatan dalam Forum
mereka dalam rapat-rapat Musrenbang dinilai penting,
menghormati dan keterlibatan yang bermakna dengan Hasil survei menunjukkan bahwa hampir setengah dari Anak dapat bersifat bermakna – sehingga pengaruh
meskipun sikap fasilitator dan peserta usia dewasa akan
remaja adalah tujuan bagi orang dewasa yang bersedia responden usia remaja (47,3 persen) merasa ada orang anggotanya terhadap keputusan-keputusan Musrenbang
memengaruhi jika dan bagaimana suara remaja didengar.
mendukung partisipasi remaja. dewasa yang menyediakan dukungan bagi mereka; dapat disimpulkan – dan bagaimana wadahnya dapat
Penjadwalan rapat, baik saat jam-jam sekolah atau malam
beradaptasi dengan berbagai cara yang diminati remaja
Studi ini menemukan sebuah kesadaran terhadap hari, menjadi penghambat bagi partisipasi remaja.
untuk mengekspresikan diri mereka.
pentingnya memberdayakan remaja untuk menyuarakan
Tingkat keterlibatan remaja di masyarakat termasuk
dan membagikan pendapat mereka. Beberapa praktik Di Aceh, sebuah contoh diberikan tentang partisipasi
tinggi (kecuali bagi mereka dari kelompok terpinggirkan).
pemberdayaan ditemukan, termasuk pelatihan berbicara representatif melalui Musrenbang Anak (Musrena),
di depan umum bagi remaja dan peningkatan kepekaan
terhadap hak-hak anak bagi orang tua dan pemuka agama
47.3% Di ketiga provinsi, anggota Forum Anak melaporkan
telah menyuarakan pendapat mereka secara aktif untuk
sebuah forum tahunan bagi para pemangku kepentingan
untuk mendapatkan masukan dari anak-anak, Para
remaja merasa mendukung kampanye mereka, sebagai contoh, untuk
pimpinan daerah setempat. Meskipun demikian, upaya ada orang anggota Forum Anak diberikan sebuah ruang untuk
dewasa yang mengatasi kebiasaan merokok, penggunaan narkoba
pemberdayaan remaja masih fokus pada berbicara membagikan ide dan kekhawatiran mereka kepada para
menyediakan dan kekerasan. Pada hari-hari besar keagamaan, Forum
di depan umum dan meningkatkan rasa percaya diri, dukungan bagi perempuan peserta pertemuan, yang kemudian akan
mereka Anak (dan kelompok-kelompok orang muda lainnya)
daripada membahas cara-cara lain bagi orang muda membawa pandangan remaja tersebut untuk didiskusikan
berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan
untuk mengekspresikan diri mereka secara aman dan dalam Musrena. Melalui partisipasi representatif ini,
acara, dan berkonsultasi atau berkolaborasi dengan orang
bertindak terhadap isu-isu penting yang mereka hadapi. Musrena mendukung remaja anggota Forum untuk
dewasa. Namun, peserta studi menyebutkan beberapa
Dibutuhkan pengembangan kapasitas lebih lanjut mengekspresikan pandangan mereka kepada orang
contoh di mana orang muda hanya melakukan apa yang
untuk memastikan bahwa proses-proses Musrenbang dewasa secara aman.
telah ditugaskan oleh orang dewasa yang mengorganisir
dikembangkan dengan cara-cara yang ramah anak.
acara. Memberikan anak-anak dan remaja sebuah ruang

53.9% 39.7%
responden di responden
Hal penting dalam pemenuhan hak remaja untuk daerah perdesaan di daerah yang aman untuk mengekspresikan pendapat mereka
perkotaan Beberapa pejabat pemerintah dan staf OMS di ketiga
berpartisipasi adalah mendukung kemampuan untuk hanyalah salah satu bagian dari upaya untuk mendukung
melakukan hal sedemikian rupa sesuai cara atau wadah

4 RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT 5
partisipasi bermakna mereka. Memastikan bahwa mereka
didengar, dan pendapat mereka dipertimbangkan, juga
PENDUKUNG DAN HAMBATAN mengakui betapa pentingnya partisipasi anak dan
remaja, dan studi ini menemukan beberapa contoh di
Studi ini menegaskan bahwa pengaruh remaja dalam
pendapat-pendapat yang berarti bagi mereka masih
membutuhkan pendengar untuk memberikan umpan KONTEKSTUAL UNTUK PARTISIPASI mana kegagalan untuk mengakui betapa pentingnya semu meski dengan adanya konsultasi sekalipun, dan
balik kepada orang muda. Tinjauan pustaka dari studi hal tersebut dapat memengaruhi perkembangan anak ini dapat didefinisikan sebagai ‘tokenisme’.8 Tidak ada
ini tidak menemukan bukti bahwa mekanisme yang dan remaja. Studi kasus di Jawa Timur menunjukkan mekanisme untuk memastikan apakah pandangan
sedemikian rupa ada. Dalam sebuah studi pada tahun PENGEMBANGAN KAPASITAS UNTUK REMAJA bahwa partisipasi remaja tetap mengalami tantangan remaja telah didengar atau tidak. Lundy berargumen
2018, Lundy mengajukan ‘empat F’ dalam pemberian DAN ORANG DEWASA dalam lingkungan-lingkungan sosial seperti sekolah, bahwa untuk menjauh dari tokenisme, orang dewasa
umpan balik: Fast (Cepat), Full (Penuh), Friendly (Ramah) Pengembangan kapasitas untuk partisipasi dalam dengan mengambil contoh murid-murid yang dihina oleh perlu mengadopsi sikap dan perilaku yang menghormati
dan Followed-up (Ditindaklanjuti).4 Pendekatan ini pengambilan keputusan publik tidak hanya sebatas kepala sekolah mereka, karena telah berusaha untuk dan melibatkan anak-anak (dan remaja).9 Hal yang sama
menawarkan sebuah solusi yang penuh rasa hormat keterampilan berbicara di depan umum atau membangun mengemukakan pendapat mereka terhadap kebijakan berlaku bagi orang muda saat mereka menyiapkan diri
untuk keterlibatan orang dewasa–remaja. rasa percaya diri; tetapi juga terdiri dari peningkatan tertentu di sekolah mereka. Seperti yang dilaporkan oleh untuk terlibat dengan orang dewasa melalui wadah-
kesadaran remaja terhadap mekanisme Musrenbang, seorang murid: “Beberapa teman bahkan dicap sebagai wadah yang ada, dan apa yang penting di sini adalah
Studi ini menemukan bahwa masyarakat dan OMS menggunakan bahasa yang dapat mereka mengerti. provokator oleh kepala sekolah dan hampir dibawa ke membangun rasa percaya diri dan rasa aman mereka.
dapat memengaruhi pembentukan wadah-wadah lebih Sementara itu, penting bagi anggota masyarakat usia kantor polisi. Dituduh memengaruhi orang lain akibat
lanjut sebagai alternatif dari Forum Anak. Di semua dewasa untuk memahami kontribusi orang muda perilaku buruknya.”
lokasi, organisasi yang menerapkan sebuah pendekatan terhadap rapat-rapat Musrenbang. Tidak cukup untuk
yang cukup partisipatoris adalah kelompok keagamaan hanya mengatakan bahwa remaja memiliki hak atau MENUJU PARTISIPASI ANAK DAN ORANG
– sebagai contoh, Remaja Masjid dan Pemuda Gereja – memperbolehkan mereka untuk berpartisipasi dalam MENJAUH DARI TOKENISME DEWASA YANG BERMAKNA
dan kelompok yang dipimpin OMS. Keterlibatan remaja wadah-wadah yang ada; orang dewasa yang terlibat juga Komite Hak-hak Anak memberikan rekomendasi kepada Studi ini menemukan bahwa keterlibatan remaja dalam
dalam kegiatan keagamaan dinilai kuat, baik di wilayah harus memahami bagaimana suara remaja berkontribusi Indonesia untuk “menyediakan persyaratan-persyaratan proses-proses pengambilan keputusan di ketiga provinsi
perdesaan maupun perkotaan dan di ketiga provinsi. secara bermakna dalam proses-proses perencanaan yang bersifat eksplisit untuk mempertimbangkan masih minim. Meskipun remaja hadir saat rapat-rapat
Menariknya, dalam ruang-ruang inilah partisipasi pembangunan. pendapat yang disuarakan oleh anak-anak pada forum- perencanaan pembangunan atau dalam kegiatan-
konsultatif dan kolaboratif paling sering terjadi.
forum ini di dalam seluruh proses pengambilan keputusan kegiatan untuk mempromosikan hak-hak mereka atau
yang menyangkut anak-anak”.7 menggunakan hak-hak partisipasi mereka, tidak ada bukti
PERAN ORANG DEWASA DALAM LINGKUNGAN yang ditemukan untuk memastikan bahwa pandangan
EKSKLUSI REMAJA YANG TERPINGGIRKAN REMAJA Di ketiga provinsi, peserta studi usia remaja mereka telah didengar dan dipertimbangkan. Sebaliknya,
Permasalahan seputar inklusivitas Forum Anak (atau Sebagian besar peserta dalam studi ini – baik remaja mengekspresikan kekecewaan mereka karena tidak apa yang ditemukan justru laporan tentang ‘serangan
kekurangannya) sudah sering ditemukan dan muncul maupun orang dewasa – setuju bahwa orang tua didengar dalam Musrenbang. Alasan atas kekecewaan balik’ dan pertanyaan tentang mengapa remaja harus
sekali lagi dalam studi ini.5 Sejumlah peserta melaporkan memainkan sebuah peran kunci dan merupakan ‘penjaga ini sudah jelas: Mereka percaya bahwa apa yang perlu berpartisipasi.
bahwa Forum Anak dan kelompok-kelompok remaja gerbang’ (gatekeeper) pertama untuk mewujudkan mereka katakan mencerminkan permasalahan penting
lainnya tidak memiliki anggota yang membutuhkan yang mereka dan teman sebayanya hadapi di lingkungan Partisipasi representatif, sebuah pendekatan yang biasa
partisipasi remaja. Beberapa informan dan peserta
perlindungan khusus, seperti remaja dengan disabilitas mereka. Para remaja mempertanyakan nilai dari menjadi digunakan untuk melibatkan kelompok-kelompok orang
PGD bahkan memberi saran untuk mengubah cara
atau bertempat tinggal atau bekerja di jalanan.6 Para peserta undangan dalam rapat-rapat Musrenbang muda dengan para pengambil keputusan, merupakan jalur
anggota keluarga berkomunikasi, agar suara anak-anak
peneliti juga tidak menemukan anggota aktif Forum Anak dan acara-acara yang dipimpin pemerintah lainnya yang potensial untuk menuju lingkungan yang lebih aman
diperbolehkan untuk didengar. Lainnya menyarankan
yang termasuk dalam kelompok terpinggirkan tersebut. ketika mereka diperlakukan sebagai peserta yang tidak bagi partisipasi remaja. Sementara remaja menganggap
agar orang tua mencoba untuk mendengarkan bahkan
Di Aceh, diskriminasi terhadap anak-anak dan remaja mendapatkan informasi, tidak diberikan ruang untuk diri mereka mampu berkontribusi secara bermakna
ketika perilaku anaknya dinilai bermasalah – sebuah ide
sering ditemui. berpartisipasi secara penuh sesuai yang mereka harapkan dalam melakukan diskusi kolaboratif dan pengambilan
yang diajukan oleh beberapa remaja yang kemudian
dan persiapkan. keputusan dengan orang dewasa dan pemimpin daerah
diperluas untuk anggota masyarakat.
Perlindungan yang berlebihan, perlakuan belas kasihan setempat, mereka menyadari bahwa relasi kuasa antara
dan persepsi yang membatasi potensi mereka dapat Guru juga disebut sebagai pendukung maupun Sebelum anggota masyarakat mengekspresikan suara orang dewasa dan orang muda membatasi ekspektasi
menyebabkan anak-anak dan remaja dengan disabilitas penghambat partisipasi anggota remaja dalam kegiatan- mereka dalam Musrenbang, mereka sering berdiskusi mereka terhadap sebuah lingkungan yang mendukung.
merasa rendah diri dan tidak berguna di masyarakat – lawan kegiatan Forum Anak. Tidak semua anggota masyarakat di antara mereka sendiri tentang berbagai pandangan Relasi kuasa ini mengambil peran dalam kehidupan
dari tujuan partisipasi. Sementara perlindungan dianggap dari tiap-tiap anggota dan menyepakati apa yang akan sehari-hari mereka, dari keluarga hingga sekolah hingga
penting bagi individu-individu yang terpinggirkan, hal yang diangkat saat rapat. Kemudian, ketika rapat berlangsung, tingkat masyarakat, menempatkan anak-anak dan remaja
sama berlaku juga untuk partisipasi, dan lingkungan yang pokok-pokok agendanya diprioritaskan; ini terjadi selama sebagai obyek perlindungan dan pengasuhan, ketimbang
sama yang menyediakan perlindungan tersebut (yaitu: berjalannya Musrenbang, dari tingkat perdesaan hingga sebagai mitra yang setara.
orang tua dan anggota masyarakat) harus menyediakan nasional. Maka, suara-suara disaring, dan mereka yang
sebuah lingkungan yang mendukung untuk partisipasi. memiliki suara tidak selalu tahu apakah ide mereka telah Semua lokasi memiliki contoh seputar partisipasi
diprioritaskan, apalagi diwujudkan. representatif. Saran dari seorang peserta studi untuk
mempertimbangkan pendekatan ini juga dipikirkan
Studi kasus di Papua menunjukkan sebuah contoh dengan baik, di mana remaja pertama-tama harus
di mana seorang anak perempuan berusia 15 tahun membagikan ide mereka dengan cara yang dirasa nyaman
memiliki wawasan yang berharga untuk diajukan dalam bagi mereka. Penggunaan teknologi juga disarankan,
rapat kelurahan yang ia hadiri – tentang bagaimana cara sebagai contoh, untuk mendukung terjadinya ekspresi
anak-anak menuju sekolah setelah terjadi banjir – tetapi ia pendapat. Maka, kesiapan tersebut, bukan tentang
tidak diminta pendapatnya. melatih cara mengemukakan pendapat, tetapi tentang
memperdalam pemahaman terhadap hal yang menjadi
perhatian sebelum disuarakan kepada publik.

6 RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT 7
PETA POSISI TENTANG KONDISI PARTISIPASI YANG BERMAKNA DAN LINGKUNGAN YANG KERANGKA ANALISIS UNTUK PARTISIPASI REMAJA
MENDUKUNG

PERSEPSI TERHADAP PARTISIPASI REMAJA DALAM

> > > > > I D E N T I F Y > > > > > F O R M U L AT E
PARTISIPASI REMAJA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT CIVIL EMPOWERMENT DECISION-
ENGAGEMENT MAKING
TINGGI TINGGI
L I N G K U N G A N YA N G M E N D U K U N G

L I N G K U N G A N YA N G M E N D U K U N G
Persepsi orang tua,
pemimpin lokal/orang
dewasa lainnya

Partisipasi remaja
dalam kelompok
keagamaan dan
kegiatan LSM
P e r s e p s i
remaja SPACE VOICE AUDIENCE INFLUENCE
Partisipasi remaja

EXPLORE
dalam lingkungan
sekolah dan
Forum Anak
ENABLING ENVIRONMENT
RENDAH SEDANG TINGGI RENDAH SEDANG TINGGI

T I N G K AT PA R T I S I PA S I T I N G K AT PA R T I S I PA S I

ACEH E AST JAVA PAPUA

Evaluasi terhadap alat-alat yang digunakan dalam partisipasi anak dan remaja: keterlibatan di masyarakat,
studi ini menginformasikan pengembangan sebuah pemberdayaan dan pengambilan keputusan.
kerangka dan daftar periksa untuk menganalisis
partisipasi remaja dalam hubungannya dengan Untuk semua wadah yang teridentifikasi dalam
Kedua peta ini mewakili unsur-unsur dalam lingkungan remaja yang mendukung partisipasi dan yang mengenali dan
lingkungan yang mendukung dan partisipasi yang studi ini, ruang yang tersedia tidak sepenuhnya
mengatasi hambatan dalam partisipasi dari sudut pandang sosio-kultural, dan tingkatan partisipasi remaja.
bermakna. Penggunaan alat diagnosis ini dapat aman dan inklusif bagi remaja untuk membentuk
membantu mengukur, dan merencanakan penguatan, dan mengekspresikan pendapatnya. Suara paling
Sumbu x menggambarkan tingkatan partisipasi, yang dibagi menjadi tiga: rendah, untuk partisipasi konsultatif; sedang,
domain partisipasi kunci. sering dipahami sebagai pidato langsung, sebuah
untuk kolaborasi; dan tinggi, untuk partisipasi yang dipimpin remaja.10 Sumbu y menggambarkan, dari rendah ke tinggi,
interpretasi sempit yang memberi tekanan kepada
tingkatan dukungan yang disediakan dalam bentuk pendukung partisipasi (kebijakan, tradisi, wadah, program, dan
Lingkungan yang mendukung mengenali dan remaja yang tidak nyaman untuk berbicara di depan
lain-lain).
mengatasi hambatan dalam partisipasi dari sudut umum; ekspresi pandangan seharusnya difasilitasi
Peta pertama menggambarkan persepsi remaja dan orang dewasa terhadap partisipasi remaja. Sementara remaja pandang sosio-kultural. Penting untuk memiliki secara bebas sesuai cara atau wadah yang dipilih.
menyadari adanya dukungan dari beberapa orang dewasa, sebagian besar orang dewasa masih tidak memberi kerangka hukum dan kebijakan yang mendukung Audiens untuk pandangan tersebut seharusnya
dukungan semampu mereka, khususnya dalam proses-proses pengambilan keputusan. Di Jawa Timur, remaja partisipasi remaja, tetapi semua pihak yang berada di bersedia mendengarkan dengan rasa hormat, tetapi
menerima dukungan dari orang dewasa dan ruang-ruang yang sedikit lebih kuat (baik) untuk berpartisipasi – komitmen dalam lingkungan remaja harus menyadari keberadaan studi ini menemukan beberapa contoh di mana
pemerintah tampak lebih kuat di provinsi ini, dengan lebih banyak wadah yang teridentifikasi. Sebagai tambahan, hak-hak remaja untuk berpartisipasi. Berangkat dari orang dewasa tidak memerhatikan atau bersikap
remaja di Papua secara umum mengekspresikan rasa percaya diri ketika berbicara tentang lingkungan mereka dan kesadaran ini, orang dewasa dapat mendukung remaja tidak terbuka terhadap pandangan remaja. Studi ini
bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk memperbaikinya. Perbedaan yang mencolok antara persepsi orang untuk berpartisipasi, dan dukungan yang sedemikian mengidentifikasi sejumlah penghambat bagi remaja
dewasa dan remaja di provinsi ini menunjukkan pemahaman yang berbeda-beda tentang partisipasi remaja, dan rupa sangatlah penting khususnya bagi masyarakat di dalam menginformasikan proses-proses pengambilan
tentang remaja, kemampuan, hak dan peran mereka di rumah dan di masyarakat. mana generasi yang lebih muda tidak didorong untuk keputusan, salah satunya adalah tidak mengetahui
menyuarakan isi pikiran mereka secara terbuka. apakah apa yang mereka ajukan akan ditindaklanjuti
Partisipasi remaja dalam keterlibatan di masyarakat merupakan fokus dari peta kedua. Ini menunjukkan bahwa di atau tidak. Luasnya pengaruh yang dimiliki remaja
sekolah dan Forum Anak, remaja mengalami partisipasi konsultatif – tetapi ini masih jauh dari ekspektasi mereka Dukungan ini harus diberikan di lingkungan manapun terhadap proses-proses pengambilan keputusan
tentang bagaimana mereka dapat memengaruhi pengambilan keputusan. Peta pertama menunjukkan bahwa orang di mana anak-anak dan remaja berada, seperti: rumah, harus mempertimbangkan tingkat kedewasaan
tua dan orang dewasa lainnya, termasuk guru dan pemimpin daerah setempat, dianggap memiliki pengaruh yang tinggi sekolah, kelompok keagamaan dan masyarakat mereka dan kesesuaian budaya dari wadah yang
dalam menciptakan sebuah lingkungan yang mendukung bagi partisipasi anak dan remaja. Sedangkan, peta kedua (termasuk rapat-rapat perencanaan pembangunan). digunakan.11 Namun, studi ini menemukan bahwa
menunjukkan bahwa di sekolah dan Forum Anak, dukungan sesungguhnya dari orang dewasa terhadap keterlibatan Dukungan yang sedemikian rupa akan mengarah kedua faktor tersebut telah digunakan sebagai alasan
remaja dalam proses-proses pengambilan keputusan hanya sebatas menyediakan ruang konsultasi dengan remaja. pada pemberdayaan empat unsur dalam partisipasi untuk membatasi partisipasi remaja.
Sementara itu, potensi yang dimiliki kelompok keagamaan dan kegiatan OMS untuk mendukung terwujudnya bermakna: ruang, suara, audiens dan pengaruh. Unsur-
partisipasi kolaboratif terjadi di ketiga provinsi. unsur ini kemudian membentuk domain utama dalam Daftar periksa yang digunakan didasari oleh kerangka
ini dan dirancang untuk menilai kondisi minimal yang

8 RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT 9
dibutuhkan untuk mendukung keberlangsungan fisik yang mendukung terjadinya percakapan, sebagai
partisipasi remaja. Penggunaan daftar periksa harus contoh, sebuah pertemuan tingkat desa.
dilanjutkan dengan pertanyaan mendalam untuk Bappenas dan KPPPA mengadakan sebuah
memastikan sebuah gambaran yang lebih besar evaluasi bersama terhadap penerapan Permen UNICEF dapat membagikan pengalamannya tentang
tentang keadaan partisipasi remaja dalam sebuah PPPA Nomor 4 Tahun 2011 tentang Petunjuk bagaimana remaja dapat membagikan suara mereka
masyarakat tertentu. Pelaksanaan Kebijakan Partisipasi Anak dan menggunakan media daring, dan juga pembelajaran dari
Nomor 18 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan wadah U-Report. UNICEF dapat membantu menciptakan
Forum Anak. sebuah wadah digital untuk menyoroti bagaimana orang
dewasa dan remaja dapat bekerja sama untuk menghapus
REKOMENDASI Komitmen pemerintah untuk memfasilitasi Forum Anak hambatan yang ada, agar remaja diperlakukan sebagai
agen perubahan.
dan membantu para anggotanya mengarahkan proses-
Studi ini mengusulkan lima rekomendasi untuk mencapai proses perencanaan pembangunan harus diprioritaskan.
sebuah lingkungan yang mendukung dan partisipasi anak Pemerintah pusat dan daerah – khususnya Bappenas,
dan remaja yang bermakna. Rekomendasi ini ditujukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda),
kepada UNICEF dan Bappenas, dengan harapan untuk KPPPA dan kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Merancang intervensi bertarget untuk
didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga mendorong remaja dan orang dewasa di tingkat
dan Perlindungan Anak (KPPPA). Berencana (DP3AKKB) di daerah – harus memastikan sekolah dan masyarakat untuk mendukung
fasilitasi Forum Anak yang berkelanjutan dalam kegiatan- terwujudnya sebuah ruang yang aman dan
kegiatan mereka untuk mempromosikan hak-hak anak, memberdayakan untuk keterlibatan dan
Ciptakan sebuah mekanisme umpan balik dan juga partisipasi mereka dalam Musrenbang. partisipasi.
atau struktur komunikasi dalam Musrenbang,
yang diterapkan dari tingkat perdesaan hingga Organisasi orang tua murid dan guru dan komite sekolah
nasional, bagi remaja dan perwakilan mereka merupakan sasaran utama untuk intervensi di sekolah
untuk memantau bagaimana sebuah ide atau karena keduanya berbentuk badan perwakilan. Dalam
usulan dari remaja dipertimbangkan dalam Fasilitasi tidak hanya sebatas masyarakat perdesaan yang ikatannya kuat, dukungan
proses penentuan tingkat prioritas isu. mengundang Forum Anak dari orang tua mengarah pada dukungan dari tokoh
sebagai peserta Musrenbang. masyarakat dan pemuka agama. OMS, kelompok
Remaja harus memiliki pilihan untuk diwakilkan pada keagamaan, dan bahkan praktik-praktik komunal (di
Yang lebih penting, entitas Berbagi pengetahuan dan menciptakan jalur
daerah perdesaan) telah melibatkan remaja dalam
rapat-rapat perencanaan pembangunan oleh peserta dialog untuk meningkatkan pemahaman tentang
lain. Waktu pelaksanaan rapat seringkali tidak sesuai,
pemerintah harus: proses perancangan dan pelaksanaan acara; beberapa di
partisipasi sebagai sebuah hak, dan untuk
dan orang muda seharusnya lebih fokus pada pesan antaranya telah menempatkan remaja dan orang dewasa
meningkatkan persepsi tentang anak-anak
mereka daripada bagaimana menyampaikannya secara 1. memastikan bahwa remaja bersama-sama secara strategis dalam proses-proses
dan remaja sebagai agen perubahan, di antara
efektif kepada orang dewasa. Selain itu, berhubung mengetahui cara kerja Musrenbang; pengambilan keputusan.
remaja, orang tua, guru dan tokoh masyarakat
partisipasi bermakna membutuhkan kemampuan untuk 2. memberikan waktu bagi dan pemuka agama.
memengaruhi proses-proses pengambilan keputusan, Semua lembaga pemerintahan yang bekerja untuk anak-
remaja untuk menyiapkan dan anak, remaja, keluarga dan masyarakat harus mengemban
maka dibutuhkan sebuah mekanisme umpan balik Anak-anak dan remaja harus didengar dalam jalur dialog,
menyampaikan ide/usulan mereka tugas untuk mengarusutamakan pendekatan partisipasi
dan struktur komunikasi yang sesuai. Ini seharusnya tidak hanya diminta hadir sebagai peserta rapat; untuk
dengan cara yang sesuai dengan ke dalam program-program yang didukung pemerintah.
mendukung peserta remaja (atau perwakilan mereka) didengar, mereka tidak perlu melakukan percakapan
untuk menelusuri perjalanan ide/usulan mereka dan
mereka;
langsung yang sinkron ataupun hadir secara fisik. Dialog
mengapa ide/usulan tersebut diprioritaskan atau tidak. 3. meminta izin orang tua dan guru perlu terjadi bagi pejabat pemerintah, guru, anggota
bagi remaja yang ingin menghadiri masyarakat dan tokoh masyarakat masyarakat dan Memfasilitasi penelitian yang dipimpin orang
Memastikan bahwa pesan remaja mencapai tiap pertemuan secara langsung; pemuka agama, dan bagi anak-anak dan remaja itu
tingkatan dalam Musrenbang sangatlah penting. Untuk
muda tentang wadah-wadah alternatif bagi
4. memastikan remaja memperoleh sendiri. Ini akan meningkatkan kesadaran terhadap hak- anak-anak dan remaja untuk menginformasikan
melakukannya, gunakan dua rangkaian pendekatan yang hak partisipasi dan pemahaman terhadap norma dan
umpan balik; proses-proses pengambilan keputusan dalam
disarankan berikut ini: Pertama, tiap tingkatan pemerintah hambatan sosial.
harus meresmikan dan mengesahkan mekanisme 5. memberikan remaja ruang untuk lingkungan sosial mereka (yaitu: sekolah,
umpan balik, sebagai contoh, menyusun notulensi rapat memberikan umpan balik terhadap organisasi, masyarakat, kota) dan mengadakan
Beberapa contoh jalur dialog antara lain buku komik yang konferensi atau pertemuan tingkat tinggi bagi
yang tersedia bagi semua peserta. Kedua, penting untuk usulan lainnya tentang hal-hal yang digunakan dalam studi ini sebagai alat yang bersahabat anak-anak dan remaja untuk menyampaikan
menilai bagaimana remaja (dan perwakilan mereka) memengaruhi kehidupan mereka; untuk memicu percakapan di antara remaja tentang
mengidentifikasi dan melakukan pendekatan terhadap
penelitian mereka dan memperoleh umpan balik.
dan partisipasi;12 karya seni atau wadah digital yang memberi
individu-individu dari semua tingkatan untuk membawa peluang bagi remaja untuk mengekspresikan pandangan
6. mengadvokasi pemangku Studi ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
pesan mereka. Masukan untuk membuat sebuah mereka; dan diskusi saat pertemuan tingkat desa seputar
kepentingan lainnya tentang pengalaman atau experiential learning (menggunakan
mekanisme umpan balik atau struktur komunikasi yang isi kotak saran. Pelibatan para pemangku kepentingan
sesuai dapat dihasilkan dengan menangkap praktik-
pentingnya partisipasi anak dan alat bantu visual) dan dialog berbasis kegiatan dapat
dalam sebuah dialog harus melibatkan: (1) eksplorasi menghasilkan wawasan tentang partisipasi remaja
praktik terbaik dari wadah atau ruang partisipasi dalam remaja, dengan partisipasi dalam
pemahaman dan persepsi saat ini tentang partisipasi berdasarkan refleksi. Penelitian partisipatoris merupakan
masyarakat dan sekolah. Musrenbang sebagai salah satu
dan remaja; (2) kerja sama dengan salah satu aktor atau pilihan terbaik untuk penelitian yang dipimpin orang
contoh praktiknya. penggerak lokal yang bersedia untuk berbicara tentang muda tentang wadah-wadah alternatif karena sifatnya
peran remaja di masyarakat; dan (3) penggunaan ruang yang responsif umur dan mendukung keterwakilan.

10 RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT 11
Sementara anak-anak dan remaja
merupakan informan dalam hal-
hal yang memengaruhi kehidupan
mereka, informasi yang mereka miliki
cakupannya beragam tergantung
pada tingkat kedewasaan, kebutuhan
dan konteks mereka (contoh:
keluarga, sekolah, masyarakat).

Eksplorasi terhadap wadah-wadah


alternatif harus memiliki perhatian
khusus pada bagaimana cara
mendukung keberlangsungan
partisipasi dan keterlibatan remaja
dengan disabilitas, dan kelompok
terpinggirkan lainnya, di masyarakat,
seperti remaja yang tinggal atau
bekerja di jalanan.

UNICEF dan OMS dapat proses penyusunan program penelitian ini sebagai bagian dari rencana kerjanya
menyumbangkan sumber daya untuk membangun kapasitas Forum Anak. Berhubung studi ini menemukan
mereka untuk membangun kapasitas bahwa anggota Forum terlibat secara aktif dalam lingkungan masyarakat
remaja dalam melakukan penelitian, dan sekolahnya, keterlibatan Forum Anak dapat bersifat strategis – dengan
dan dapat memfasilitasi diseminasi adanya kontribusi dari anggotanya baik sebagai peneliti muda maupun peserta
atau penyebaran hasil temuan penelitian.
penelitian pada sebuah konferensi
(atau wadah/sarana lainnya) yang
aman dan mendukung untuk menarik
dukungan publik dan perhatian
pemerintah. KPPPA dapat memimpin

CATATAN AKHIR

1 Badan Pusat Statistik, Laporan Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2020
2 Perserikatan Bangsa-bangsa, Konvensi Hak-hak Anak, Perserikatan Bangsa-bangsa, New York, 20 November 1989; Undang-undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Amendemen Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3 Lihat, sebagai contoh: ‘Forum Anak wadah partisipasi anak’, DP3KB Kabupaten Brebes, 1 November 2017, <http://dp3kb.brebeskab.go.id/forum-anak-
wadah-aspirasi-anak/>, diakses pada 25 April 2022; Yohana, Nova, ‘Komunikasi partisipasi Forum Anak dalam program pembangunan Kabupaten Layak
Anak di Kabupaten Siak (Studi kasus pada Forum Anak Siak)’, 25 Januari 2019, tersedia di: <https://repository.unri.ac.id/jspui/handle/123456789/9579>,
diakses pada 25 April 2022.
4 Lundy, Laura, ‘In Defence of Tokenism? Implementing children’s right to participate in collective decision-making’, Childhood, edisi 25, no. 3, 2018, hal.
340–354.
5 Leksana, Grace, ‘Study on Child Friendly City: Cooperation mechanism and child participation, and
applicability of indicators’, Laporan yang tidak dipublikasikan, United Nations Children’s Fund, Jakarta, 2011; Markplus Insight, ‘Laporan akhir: Pemetaan
partisipasi anak dalam pengambilan keputusan di Indonesia’ [Final Report: Mapping children’s participation in decision making in Indonesia], Laporan
yang tidak dipublikasikan, United Nations Children’s Fund dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, 2012; Rejeki,
Endah Sri, ‘Child Friendly Cities: Negotiating space for poor children and poor girls in Denpasar and South Jakarta, Indonesia’, Disertasi untuk program
doktor, Monash University, Sydney, 2018.
6 Secara keseluruhan, terdapat 15 kategori Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus, termasuk anak korban kekerasan, anak dengan disabilitas dan
anak yang pernah dieksploitasi secara seksual/ekonomi.
7 Komite Hak-hak Anak Perserikatan Bangsa-bangsa, Kesimpulan Observasi yang terdapat pada gabungan laporan periodik ketiga dan keempat Indonesia,
CRC/C/IDN/CO/3-4, 13 Juni 2014 [versi lanjutan yang tidak diedit], hal. 6. Tersedia di: <www.refworld.org/docid/541bef294.html>, diakses pada 21 Mei
2021.
8 Tisdall, E. Kay M., ‘Addressing the Challenges of Children and Young People’s Participation: Considering time
and space’, ch. 16 in International Perspectives and Empirical Findings on Child Participation: From social exclusion to child-inclusive policies, edited by
Tali Gal and Benedetta Duramy, Oxford University Press, Oxford, 2015, pp. 381–404.
9 Lundy, ‘In Defence of Tokenism?’.
10 Lansdown, Gerison, Conceptual Framework for Measuring Outcomes of Adolescent Participation, United Nations Children’s Fund, New York, 2019.
Available at: <www.unicef.org/media/59006/file>, accessed 19 April 2022.
11 Ibid
12 Lihat buku komik di: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, United Nations Children’s Fund dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,
‘Cerita A’, <https://partisipasiremaja.wixsite.com/komika>, diakses pada 25 April 2022; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, United
Nations Children’s Fund dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, ‘Cerita B’, <https://partisipasiremaja.wixsite.com/komikb>, diakses pada 25 April
2022. Buku komik ini dikembangkan dari proyek penelitian Mobile Arts for Peace (MAP), yang menggunakan pendekatan partisipatoris berbasis seni
untuk menciptakan dialog tentang pembinaan perdamaian di antara remaja dan orang muda. Untuk informasi lebih lanjut seputar MAP, lihat: Mobile Arts
for Peace, ‘MAP Activities in Indonesia – Phase One’, <https://map.blogs.lincoln.ac.uk/indonesia>, diakses pada 19 April 2022.

12 RINGKASAN PENELITIAN: ANALISIS SITUASI PARTISIPASI ANAK DAN REMAJA SERTA KETERLIBATAN DI MASYARAKAT

Anda mungkin juga menyukai