Anda di halaman 1dari 20

Publikasi bersama dengan

SEAMEO QITEP in Language


June 2022

SEAMEO INNOTECH
RESEARCH Updates
Riset Regional tentang Pencapaian
Pengasuhan dan Pengembangan Anak Usia
Dini secara Inklusif di Asia Tenggara

kesehatan dan nutrisi, serta meningkatkan keterampilan


Pendahuluan sosial emosional (Britto, 2012; Yoshikawa & Kabay, 2015;

U
UNICEF Philippines, 2018; WHO, 2019; UNESCO,
sia dini adalah tahap yang sangat penting 2019).
dalam perkembangan seseorang. Tahapan
ini berlangsung selama delapan tahun Karena pendidikan merupakan hak universal dan
pertama kehidupan, yaitu ketika pertumbuhan dan tidak terpisahkan, akses terhadap program PPAUD
perkembangan otak berada pada puncaknya (UNESCO, yang berkualitas menjadi suatu keharusan bagi anak
2019; WHO, 2019). Mendukung anak-anak pada tahap usia dini, terutama bagi mereka yang berasal dari
ini melalui program pengasuhan dan pengembangan kelompok marginal dan kurang beruntung. Hal
anak usia dini (PPAUD) secara luas telah diketahui tersebut mendukung salah satu Tujuan Pembangunan
memiliki banyak manfaat bagi perkembangan sosial, Berkelanjutan PBB, yaitu “memastikan pendidikan
emosional, psikologis, kognitif, dan fisik anak (UNICEF, inklusif dan berkualitas bagi semua dan mendorong
2013). Program PPAUD holistik yang menangani semua pembelajaran sepanjang hayat”, dan salah satu targetnya
ranah perkembangan memberikan dampak positif adalah pengembangan anak usia dini (UNESCO,
bagi anak-anak, terutama bagi mereka yang berasal tanpa tahun). Agar program PPAUD berkualitas dapat
dari kelompok yang kurang beruntung, yaitu dengan diakses oleh semua anak, diperlukan reformasi sistemik
meningkatkan pencapaian di sekolah, mengurangi komprehensif (Shaeffer, 2010).
ketidaksetaraan pendidikan dan sosial, meningkatkan

SEAMEO INNOTECH Research Updates 1


Sayangnya, program PPAUD di Asia Tenggara tidak “Orang-orang termarginalkan ketika
selalu berpihak pada kaum miskin dan inklusif, jutaan
anak di seluruh kawasan memiliki risiko dikucilkan
mereka dikucilkan secara sistematik
dari sistem karena berbagai kondisi, di antaranya, dari partisipasi yang bermakna
kemiskinan, gender, lokasi geografis, etnis, dan dalam kegiatan masyarakat.”
disabilitas (Save the Children, tanpa tahun).

Southeast Asian Ministers of Education Organization


Marginalisasi di Asia Tenggara
(SEAMEO) menentukan dua area prioritasnya, yaitu
mencapai pengasuhan dan pendidikan anak usia dini
secara universal dan menangani hambatan inklusi Marginalisasi merujuk pada situasi yang akut dan
pada tahun 2035 (SEAMEO Secretariat, 2016). Untuk membawa kerugian yang berkesinambungan dalam
mendukung hal itu, SEAMEO INNOTECH bekerja pendidikan (UNESCO, 2010). Hal ini sering dihubungkan
sama dengan Asia-Pacific Regional Network for Early dengan pengucilan. Orang-orang termarginalkan ketika
Childhood (ARNEC) melaksanakan kajian regional mereka dikucilkan secara sistematik dari partisipasi
ini dengan tujuan utama, yaitu untuk melakukan yang bermakna dalam kegiatan masyarakat. Pengucilan
dokumentasi dan menganalisis kebijakan dan program tersebut menghalangi mereka untuk memperoleh hak-
PPAUD di Asia Tenggara serta menganalisis pola hak dasar mereka (Jenson, 2000). Oleh karena itu,
marginalisasi yang membatasi partisipasi anak usia dini dalam kajian ini, anak usia dini yang termasuk dalam
dalam program ini. Secara khusus, kajian ini meneliti: kelompok yang termarginalkan adalah mereka yang
cenderung menghadapi situasi ekonomi, sosial, budaya,
• Konteks dan pola marginalisasi pada anak-anak atau politik yang membatasi mereka untuk memperoleh
berusia nol sampai enam tahun; pengasuhan dan pengembangan anak usia dini yang
berkualitas dan menikmati hasilnya.
• Kebijakan yang membentuk kerangka hukum
untuk mendukung pelaksanaan PPAUD bagi anak-
anak yang termarginalkan; Proses ekonomi, politik, dan sosial yang melekat dalam
lingkungan masyarakat yang berbeda cenderung
• Program PPAUD dan intervensi serta inovasi dan menciptakan, mempertahankan, dan memperlebar
praktik baik yang diimplementasikan bagi anak- ketidaksetaraan sosial yang menyebabkan marginalisasi.
anak dari kelompok yang termarginalkan; dan Ketidaksetaraan ini terhubung dengan kesejahteraan,
gender, lokasi, bahasa, etnis, disabilitas, dan faktor lain,
• Faktor yang membantu atau menghalangi
yang sangat mungkin berinteraksi dan memengaruhi
perkembangan dan pendidikan anak usia dini dari
satu sama lain yang kemudian menggandakan dampak
kelompok sosial yang kurang beruntung.
kerugian yang mengekalkan pengucilan sosial. Namun,
pengindentifikasian mereka yang termarginalkan di
Ringkasan riset ini dibuat dari kajian regional, yang dalam dan lintas masyarakat dapat berbeda berdasarkan
informasinya dikumpulkan melalui analisis data pada konteks nasional dan lokal mereka (UNESCO,
sekunder dan dokumen kebijakan tentang berbagai 2010).
program PPAUD yang dilaksanakan di delapan
negara (yang setuju untuk mengambil bagian dalam
Beberapa negara mendefinisikan marginalisasi secara
penelitian), yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
berbeda sebagai berikut: orang-orang dari “daerah
Myanmar, Filipina, Timor-Leste, dan Vietnam. Diskusi
tertinggal, anak-anak di atas umur, keluarga miskin,
kelompok terpumpun dan wawancara informan kunci
anak-anak etnis minoritas, anak-anak imigran, dll.”
juga dilakukan untuk memvalidasi data dengan para
(Ministry of Education, Youth and Sport Cambodia,
pemangku kepentingan utama.
2014), dan orang-orang yang “ditolak aksesnya untuk
mendapatkan hak dan layanan karena status sosial

2 SEAMEO INNOTECH Research Updates


ekonomi, etnis, bahasa, ras, agama, umur, gender, atau interaksi antara petugas kesehatan dan tenaga
disabilitas, status HIV, status migran, atau karena tempat pengasuhan anak membentuk mesosistem. Semua
tinggal mereka” (Ministry of Education Timor-Leste, elemen tersebut berinteraksi dengan lapisan terluar—
2011). Selanjutnya, beberapa negara tidak memiliki makrosistem1 yang meliputi konteks sosial, ekonomi,
definisi yang jelas mengenai “marginalisasi”, atau ada dan politik; konteks kebijakan dan hukum; dan nilai
perdebatan mengenai makna istilah tersebut, seperti budaya dan adat yang melingkupi program PPAUD dan
yang terjadi di Filipina (Esmaquel. 2012). anak-anak dari kelompok yang termarginalkan. Semua
sistem tersebut saling berinteraksi dan memengaruhi
pembelajaran serta hasil perkembangan anak-anak dari
kelompok yang termarginalkan.
Kerangka Teoretis
Marginalisasi yang dialami oleh anak-anak dapat
Pusat kerangka kerja yang merupakan fokus dari kajian ini
ditangani dengan meningkatkan inklusivitas sistem
adalah anak-anak dari kelompok yang termarginalkan.
melalui tiga aspek yang teridentifikasi pada segitiga
Lapisan ini berfokus pada karakteristik dan pola
inklusif yang dikembangkan oleh UNESCO (2010),
marginalisasi yang dialami oleh anak usia dini. Pada
yaitu aksesibilitas dan keterjangkauan, jenis lingkungan
lapisan berikutnya, mikrosistem1—program PPAUD
belajar, serta hak dan kesempatan yang tersedia. Oleh
yang menerapkan praktik inklusif dan berinteraksi
karena itu, semua sistem tersebut, terutama kebijakan
langsung dengan anak juga diteliti. Kebutuhan yang
dan program PPAUD diidentifikasi menggunakan
mendesak bagi anak-anak diusahakan untuk langsung
aspek-aspek ini.
ditangani oleh guru, tenaga pengasuhan anak, dan
orang tua. Interaksi yang terjadi di antara pemangku 1 Dari the Ecological Systems Theory oleh Urie Bronfenbrenner
kepentingan yang berbeda di dalam mikrosistem, (Bronfenbrenner & Morris, 1998)
seperti keterlibatan keluarga di program PPAUD

Gambar 1. Kerangka Teoretis

SEAMEO INNOTECH Research Updates 3


Pola Marginalisasi pada Anak Usia Dini Kemiskinan terkait dengan lokasi pedesaan-perkotaan.
Bagi kebanyakan negara yang terlibat dalam penelitian
ini, berada di pedesaan atau daerah terluar hampir sama
Anak-anak, yang berada pada inti kerangka kerja ini,
saja dengan mengalami kemiskinan. Oleh karena itu,
mengalami berbagai jenis marginalisasi. Hal tersebut
marginalisasi pada anak usia dini juga dapat berarti
dibuktikan dalam berbagai laporan yang diperoleh
terkucilkan karena letak geografis, karena tingkat
dari delapan negara di kawasan Asia Tenggara yang
kemiskinan masih lebih mengkhawatirkan di daerah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Jenis dan pola
pedesaan daripada perkotaan. Di Timor-Leste, tingkat
marginalisasi ini disebabkan oleh hubungan yang saling
pendaftaran prasekolah di daerah pedesaan dan terpencil
memengaruhi antara faktor-faktor lingkungan yang
lebih rendah daripada di daerah perkotaan (Ministry of
berbeda di sekitar anak, seperti dijelaskan dan dibahas
Education Timor-Leste, 2011). Di Myanmar, persentase
berikut ini.
anak-anak usia 3 sampai 5 tahun yang menempuh
pendidikan prasekolah juga lebih rendah di daerah
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi
pedesaan (15,9%) daripada di daerah perkotaan (39,1%)
oleh anak-anak di kawasan ini. Terlahir di keluarga
(UNESCO, 2010).
miskin merupakan faktor utama marginalisasi pada
anak usia dini di Asia Tenggara karena kemiskinan
Konsekuensi lain dari kemiskinan adalah keanggotaan
masih menjadi tantangan bagi sebagian besar negara
pada kelompok etnis atau kelompok bahasa minoritas. Di
di kawasan ini. Kesenjangan yang tersebar luas dan
kebanyakan negara, anak-anak dari anggota kelompok
ketidaksetaraan yang kuat secara sosial dan pada tingkat
etnis atau kelompok bahasa minoritas atau kelompok
kesejahteraan cenderung menghambat pencapaian
pribumi termasuk dalam kelompok termiskin sehingga
ekonomi, baik dalam masyarakat yang relatif makmur,
berdampak pada akses mereka terhadap PPAUD. Di
seperti Malaysia maupun dalam masyarakat yang
Vietnam, terdapat kesenjangan yang besar dalam hal
kurang sejahtera, seperti Myanmar dan Timor-Leste. Di
kehadiran pada tingkat prasekolah antara anak-anak
Laos, hanya 6% dari anak usia 3--5 tahun dari kelompok
dari etnis mayoritas (86%) dan etnis minoritas (60%),
paling tidak sejahtera (umumnya tinggal di daerah
selain besarnya jumlah siswa yang putus sekolah dari
pedesaan dan terpencil, di daerah non-Lao-Tai) berada
kelompok minoritas karena biaya sekolah, hambatan
pada jalur literasi dan numerasi yang benar. Sementara
bahasa, dan pembatasan perjalanan (Giang, dkk., 2016).
itu, lebih dari setengah teman sebaya mereka yang
berasal dari kelompok terkaya berada pada jalur yang
benar untuk kedua indikator yang sama (literasi dan Anak-anak dengan kebutuhan khusus atau penyandang
numerasi). Selain itu, 67% anak dari keluarga terkaya disabilitas berada di antara mereka yang sering dianggap
menempuh pendidikan prasekolah. Sementara itu, terkucil atau termarginalkan dalam kebijakan negara.
hanya 10% anak yang berasal dari keluarga termiskin Walaupun pengakuan atas status mereka yang kurang
menempuh pendidikan tersebut. Di Indonesia, hanya beruntung disepakati di seluruh negara, data terkait
12,7% anak dari kelompok termiskin yang terdaftar di anak usia dini penyandang disabilitas sering kurang
PPAUD dibandingkan dengan rerata nasional sebesar lengkap atau tidak ada, yang membuat mereka lebih
46% (Denboba, dkk., 2015). rentan terhadap pengabaian dan kurangnya perhatian.

“Terlahir di keluarga miskin adalah faktor utama marginalisasi pada


anak usia dini di Asia Tenggara karena kemiskinan masih menjadi
The participant from Cambodia expounds on the
initiatives of tantangan bagiYouth,
the Ministry of Education, sebagian
and besar negara di kawasan ini.”
Sport in response to the increasing ASEAN regional
integration. (Photo courtesy: SEAMEO INNOTECH)

4 SEAMEO INNOTECH Research Updates


Menarik untuk diperhatikan bahwa marginalisasi Program Pengasuhan dan
berdasarkan gender hanya disebutkan secara eksplisit Pengembangan Anak Usia Dini Inklusif
di beberapa negara (yaitu Kamboja, Laos, dan Timor-
Leste). Bahkan, di negara-negara yang menyebutkan
Berbagai program PPAUD berupaya untuk menangani
gender (yaitu Laos dan Timor-Leste), kurangnya
marginalisasi anak melalui kebijakan dan praktik
kesetaraan justru sebagian besar tidak dirasakan di
inklusif di negara-negara yang berbeda. Program-
tingkat prasekolah dasar, tetapi di pendidikan tinggi.
program PPAUD inklusif ini, yang berada di lingkungan
meso, secara langsung menargetkan anak-anak yang
Kelompok lain yang dianggap termarginalkan di Asia termarginalkan.
Tenggara, walaupun tidak disebutkan secara umum,
meliputi anak jalanan; anak-anak yang memiliki
Banyak program menerapkan pendekatan multicabang
masalah hukum; anak-anak telantar dan yatim piatu;
terintegrasi dalam menyediakan layanan PPAUD bagi
anak-anak pekerja migran; anak-anak yang terabaikan,
anak-anak yang termarginalkan. Indonesia mempunyai
teraniaya, atau tereksploitasi; anak-anak pengungsi/
program Pengembangan Anak Usia Dini-Holistik
diungsikan; anak-anak yang bekerja atau pekerja anak;
Integratif (PAUD-HI) yang mencakup empat ranah
dan anak-anak dengan penyakit kronis/keterlambatan
utama: (1) pendidikan usia dini, (2) kesehatan dan
perkembangan. Kelompok yang lebih tidak diperhatikan
nutrisi, (3) pendidikan orang tua, dan (4) perlindungan
adalah anak-anak di daerah sulit, korban perdagangan
anak. Laos memiliki Pendidikan untuk Semua—
anak, dan mereka yang mengalami pernikahan dini.
Inisiatif Jalur Cepat (Education for All—Fast Track
Initiative/EFA-FTI) yang terdiri atas dua komponen
Oleh karena itu, walaupun semua negara memahami utama: (1) akses dan mutu bagi anak usia prasekolah
bahwa hak, program, dan layanan seharusnya tersedia dasar dan usia sekolah dasar, dan (2) pengawasan sektor
bagi semua anak tanpa memandang status atau kondisi pendidikan pada tingkat lokal, provinsi, dan pusat.
hidup, istilah “termarginalkan” atau “marginalisasi” EFA-FTI menyediakan dana bagi pembangunan ruang
tidak sering muncul dalam dokumen kebijakan resmi. kelas baru, renovasi kelas yang sudah ada, hibah untuk
Hanya tiga negara (yaitu Kamboja, Myanmar, dan komunitas yang telah ditentukan dan makanan sekolah
Timor-Leste) yang secara eksplisit menggunakan untuk mengurangi kendala yang disebabkan oleh
istilah tersebut. Istilah yang lebih umum digunakan kemiskinan, peningkatan mutu melalui peningkatan
adalah “kurang beruntung” dan yang kurang umum keahlian guru dan mutu sekolah.
adalah “rentan”. Berdasarkan wawancara, diketahui
bahwa mungkin beberapa negara merasa tidak nyaman
Terdapat juga program PPAUD yang dirancang bagi
dengan penggunaan istilah “termarginalkan” karena
anak-anak dari kelompok etnis minoritas dan anak-
hal itu dapat menyiratkan bahwa kelompok “minoritas”
anak dari daerah pedesaan terpencil. Sebagai contoh,
dianggap remeh, dinilai rendah oleh masyarakat, atau
di Kamboja, pendidikan prasekolah negeri yang
tidak diberi kesempatan untuk mengakses program
multilingual diimplementasikan di seluruh negeri.
pendidikan.
Bahasa etnis dipadukan dengan bahasa nasional, yaitu
bahasa Khmer, untuk mempersiapkan anak-anak ke
sekolah dasar. Pendidikan multilingual berbasis bahasa
ibu (Mother tongue multilingual education/MTB-
MLE) juga diterapkan di Timor-Leste dengan bahasa
nasional tidak resmi (misalnya, Lauten, Manatuto, dll.)
dan dua bahasa resmi (Tetum dan Portugis) (Barreto,
2016; Caffery, Hodge, Coronado, & Taylor- Leech, 2014;
Walter, 2016).

SEAMEO INNOTECH Research Updates 5


Banyak negara melaporkan bahwa mereka memiliki program integrasi penanganan penyakit anak, keduanya
program dan pelatihan bagi anak penyandang disabilitas. dirancang untuk meningkatkan pencegahan dan
Myanmar mempunyai program intervensi anak usia dini pengobatan peyakit umum pada anak”; dan PPAUD
yang menargetkan intervensi disabilitas bagi anak usia berbasis rumah: Program Efektivitas Orang Tua dan
0-5 tahun karena ketiadaan asesmen yang komprehensif Taman Bermain dalam Pengawasan Lingkungan (Parent
bagi anak dari usia 3 sampai 36 bulan. Vietnam memiliki Effectiveness Program and Supervised Neighborhood
program Penjangkauan Pendidikan Tunarungu Play Group/SNPG). Program Mengejar Pendidikan
Intergenerasi Intergenerational Deaf Education Outreach Taman Kanak-Kanak (Kindergarten Catch-Up
(IDEO) yang menargetkan anak-anak penyandang tuna Education Program/KCEP) di Filipina juga merupakan
rungu usia 2 sampai 6 tahun. Program ini merupakan intervensi penting dalam pendidikan anak usia 5
sistem pengajaran inovatif berbasis keluarga dan institusi tahun ke atas, yang tidak mempunyai akses ke sekolah
yang mencakup skrining, dukungan keluarga, dan atau ke pusat penitipan anak atau mereka yang hidup
layanan prasekolah. Malaysia juga mempunyai program dalam kondisi sulit, seperti mereka yang sakit kronis;
prasekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus mengungsi karena konflik bersenjata; yang tinggal di
yang memberikan kesempatan kepada keluarga untuk permukiman baru di perkotaan; yang terkena bencana,
memilih apakah anak mereka akan belajar di (1) sekolah kemiskinan yang parah, dan penganiayaan anak; serta
yang menangani secara eksklusif siswa penyandang mereka yang tidak dapat menyelesaikan Program Taman
disabilitas; (2) Program Integrasi Pendidikan Khusus Kanak-Kanak selama tahun sekolah. Ketika anak-anak
(kelas tertentu di sekolah umum) bagi penyandang tidak mendapatkan akses ke sekolah negeri atau ke pusat
disabilitas fisik untuk belajar seperti siswa biasa; atau penitipan anak, kelompok bermain berbasis rumah
(3) Program Pendidikan Inklusif, anak-anak dengan atau berbasis masyarakat dapat dikelola di daerah
kebutuhan khusus dapat belajar bersama anak-anak tersebut. Timor-Leste mempunyai pusat komunitas dan
lainnya di beberapa mata pelajaran di sekolah umum. program prasekolah berbasis rumah yang berfungsi
Malaysia juga memiliki PERMATA Kurnia Center yang sebagai alternatif pengganti program prasekolah dari
didirikan untuk memberikan pelayanan bagi anak-anak Kementerian Pendidikan yang menargetkan masyarakat
autis usia 2 sampai 6 tahun. Dukungan diberikan dengan dengan akses terbatas terhadap transportasi dan
menyusun rencana pendidikan individu dan panduan yang tinggal jauh dari kotamadya. Selain itu, ada juga
bagi orang tua. program pembelajaran usia dini berbasis keluarga yang
diselenggarakan oleh LSM lokal yang mendapatkan
Program PPAUD berbasis masyarakat juga merupakan pelatihan dari UNICEF tentang pelaksanaan kunjungan
hal yang umum. Myanmar mempunyai Kelompok Ibu- rumah dan peningkatan kesadaran orang tua terkait
Ibu, pendidikan pengasuhan anak, dan program anak- stimulasi dini dan perkembangan anak-anak. Myanmar
ke-anak /program kelompok bermain yang dijalankan memiliki pusat PPAUD keliling yang menargetkan
oleh organisasi nonpemerintah (LSM-lembaga swadaya anak-anak di daerah sulit terjangkau dan tanpa sumber
masyarakat) yang mendidik orang tua mengenai cara daya. PPAUD keliling mempunyai koleksi buku anak-
menangani kesehatan dan seluruh perkembangan anak anak, mainan sesuai dengan tingkat perkembangan,
secara lebih baik serta hak mereka untuk bermain. buku cerita, peralatan audio-visual yang disediakan
Program-program ini memenuhi kebutuhan keluarga oleh sekelompok pengasuh terlatih.
miskin yang tidak mampu mendaftarkan anaknya di pusat
PPAUD atau mereka yang tinggal di desa yang sangat kecil Pusat PPAUD keliling berputar mengelilingi desa; dan
tanpa akses terhadap pelayanan anak usia dini. staf PPAUD membacakan cerita, bernyanyi dengan
anak-anak, membaca buku bersama mereka, dan
Filipina memiliki PPAUD berbasis pusat–Barangay Day meningkatkan pemahaman orang tua dan masyarakat
Care Centers (DCC)–bagi keluarga yang tidak mampu mengenai pentingnya PPAUD .
untuk membiayai pendidikan prasekolah dan layanan
PPAUD berbasis klinik yang mencakup “imunisasi dan

6 SEAMEO INNOTECH Research Updates


Kebijakan tentang Hak kebijakan untuk menangani masalah tersebut. Namun,
dan Kesempatan kebijakan tersebut perlu dilaksanakan untuk menangani
malnutrisi dan ketahanan pangan (Chaparro, Oot,
& Sethuraman, 2014; FAO, 2018). Layanan seperti
Program PPAUD inklusif hanya akan terimplementasi
vaksinasi, suplemen makanan, dan pemberian makanan
jika kebijakan pemerintah dan kerangka hukum yang
tersedia melalui Kementerian Kesehatan bekerja sama
mendukung perkembangan inklusif dan holistik
dengan Kementerian Pendidikan atau Kementerian
anak sudah ada dan berfungsi secara efektif. Definisi
Sosial.
yang diberikan oleh setiap negara tentang PPAUD
menentukan penerima layanan (misalnya, usia, sektor
sosial, dll.), jenis layanan yang harus disediakan Secara keseluruhan, terdapat upaya badan pemerintah
(contohnya, kesehatan, pendidikan, dll.), dan jenis untuk menegakkan hak dan hak istimewa anak-
mode penyelenggaraannya (masyarakat, rumah, LSM, anak di negara Asia Tenggara. Tantangannya adalah
dll.), Kebijakan-kebijakan pemerintah ini seharusnya memastikan bahwa semua anak, terutama yang paling
memfasilitasi dan bukan membatasi penyelenggaraan rentan, menikmati hak dan kesempatan yang memang
program PPAUD bagi anak-anak dari kelompok yang ditujukan untuk mereka.
termarginalkan.
Kebijakan tentang Aksesibilitas
Program PPAUD sebaiknya juga selaras dengan tujuan dan Keterjangkauan
nasional dan mandat kebijakan terkait dengan dukungan
terhadap pendidikan inklusif. Kebijakan-kebijakan Seperti terlihat pada PPAUD mayor dan kebijakan
ini memengaruhi inklusi anak melalui aspek-aspek pendidikan atau dokumen perencanaan lainnya, semua
berikut: (1) hak dan kesempatan, (2) aksesibilitas dan negara yang terlibat dalam penelitian telah berkomitmen
keterjangkauan, dan (3) penyelenggaraan pembelajaran untuk memperluas akses terhadap program dan layanan
dan lingkungan belajar. PPAUD, terutama di daerah yang dianggap tidak layak
atau tertinggal. Kamboja, Laos, dan Myanmar secara
Selain itu, kebijakan terkait pemenuhan kebutuhan eksplisit menyebutkan perluasan akses sebagai salah
dasar, seperti kesehatan dan nutrisi juga tersedia. satu isu prioritas mereka.
Layanan sanitasi, air bersih, dan kesehatan seharusnya
tersedia bagi semua anak (UNICEF, tanpa tahun). Mereka mengadvokasi cakupan program dan layanan
Negara seperti Indonesia, Filipina, Thailand, dan PPAUD yang lebih luas yang secara khusus dapat
Vietnam mempunyai kebijakan nasional khusus memberi manfaat untuk masyarakat kurang beruntung
tentang air dan sanitasi (McIntosh, 2014). Selain itu, dan kurang berkembang. Contohnya, perluasan
karena malnutrisi masih ditemukan pada anak-anak di penitipan anak, taman kanak-kanak, prasekolah dan
Asia Tenggara (misalnya, obesitas anak dan defisiensi kelas prasekolah dasar di Laos. Di Vietnam, hal ini
nutrisi) (ASEAN, WHO, dan UNICEF, 2016), semua berarti anak-anak yang belajar di tingkat prasekolah
negara telah merancang rencana nasional atau memiliki adalah mereka yang menyandang disabilitas, yang

“Tantangannya adalah memastikan bahwa semua


anak, terutama yang paling rentan, menikmati hak dan
kesempatan yang memang ditujukan untuk mereka.”

SEAMEO INNOTECH Research Updates 7


tinggal di rumah tangga miskin, tidak memiliki orang Perlu dicatat bahwa anggaran nasional untuk layanan
tua, atau termasuk ke dalam kelompok etnis di daerah PPAUD beragam dari satu negara ke negara lain dan
tertinggal dan sebagaimana ditetapkan oleh pihak anggaran tersebut berasal dari anggaran pendidikan
berwenang, mereka pantas mendapatkan pembebasan yang memang kecil untuk semua jenjang pendidikan.
dan pengurangan biaya pendidikan. Berdasarkan data yang terkumpul selama 20 tahun, sejak
1999 sampai 2019 dari Institute of Statistics UNESCO
Pusat berbasis masyarakat dan berbasis rumah (2020), Vietnam memiliki pengeluaran terbesar untuk
memainkan peranan penting dalam aksesibilitas pendidikan prasekolah dasar dengan rerata 0,69% dari
layanan PPAUD. Kebijakan di banyak negara telah Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan pengeluaran
menunjukkan bahwa mereka memprioritaskan layanan terkecil adalah Myanmar dengan rerata 0,01% dari
tersebut sebagai strategi untuk menjangkau anak- PDB. Namun, tidak berarti bahwa dana tersebut
anak kurang beruntung. Oleh karena itu, di Kamboja, sebagian besar dianggarkan untuk pendidikan dasar
program prasekolah komunitas dan program PPAUD wajib, mengingat banyak negara belum menyatakan
berbasis rumah akan diprioritaskan. Selaras dengan hal bahwa pendidikan prasekolah dasar sebagai bagian dari
itu, program persiapan sekolah berbasis masyarakat akan pendidikan wajib.
diperluas di Laos, sedangkan di Myanmar, Kelompok
Ibu-Ibu dan kunjungan rumah akan ditingkatkan. Kedelapan negara anggota SEAMEO yang terlibat pada
penelitian ini telah memiliki kebijakan aksesibilitas dan
Negara-negara telah menegaskan bahwa pendidikan keterjangkauan PPAUD. Pusat berbasis masyarakat dan
anak usia dini adalah hak yang diberikan kepada semua berbasis rumah menjadi titik penyebaran layanan ini.
anak tanpa menghiraukan latar belakang mereka, Namun, dana nasional untuk PPAUD terbatas karena
dengan perhatian khusus kepada anak-anak yang program ini tidak diwajibkan bagi semua anak di hampir
termarginalkan, yang berasal dari latar belakang sosial semua negara. Sebagai akibatnya, akses aktual dan
budaya dan ekonomi yang kurang beruntung. Namun, keterjangkauan layanan menjadi tidak memadai bagi
tidak semua orang dari sektor marginal/rentan paham beberapa sektor sehingga memungkinkan terjadinya
akan pentingnya pendidikan anak usia dini (Denboba, marginalisasi.
dkk., 2015; Tan, 2016; UNESCO Bangkok, 2012).

Pada beberapa kasus, penyediaan akses terhadap “Dana nasional untuk PPAUD
program PPAUD yang dikelola oleh pemerintah
cenderung hanya terbatas kepada warga negara terbatas karena program ini tidak
(Hosombath, dkk., 2016; Institute on Statelessness and diwajibkan bagi semua anak di
Inclusion, 2017). Artinya, anak-anak tidak tercatat atau hampir semua negara. Akibatnya,
tanpa kewarganegaraan tidak mendapatkan jaminan
akses terhadap program dan layanan PPAUD karena akses aktual dan keterjangkauan
proses pendaftaran dapat menunjukkan keberadaan layanan menjadi tidak memadai
mereka kepada pihak berwenang. bagi beberapa sektor sehingga
memungkinkan terjadinya
marginalisasi.”

8 SEAMEO INNOTECH Research Updates


Kebijakan tentang Penyelenggaraan Contohnya, di Vietnam, survei nasional menunjukkan
Pembelajaran dan Lingkungan Belajar bahwa walaupun banyak kebijakan pendidikan inklusif
telah menargetkan anak-anak dengan latar belakang
etnis minoritas dan anak-anak penyandang disabilitas,
Pada umumnya, kebijakan yang mengatur lingkungan
kebijakan-kebijakan tersebut umumnya hanya berfokus
belajar anak usia dini ditujukan tidak hanya untuk
pada pembebasan atau pengurangan biaya pendidikan
kelompok yang termarginalkan, tetapi untuk semua
daripada reformasi sistem sekolah. Hasil dari survei
anak di sebuah negara. Karena berlaku untuk semua
menyatakan bahwa pembebasan biaya dan subsidi tidak
anak, hal itu dapat diartikan sebagai upaya negara untuk
selalu efektif dalam mengurangi ketidakadilan dalam
menyediakan lingkungan belajar yang memadai untuk
pendidikan (IRC Consulting, 2014). Menyediakan
anak-anak yang kurang beruntung.
PPAUD bagi anak-anak yang termarginalkan
seharusnya juga sepadan dengan menyediakan
Namun, beberapa pernyataan kebijakan menunjukkan
lingkungan sosial dan psikologis yang aman bagi
perhatian pada kebutuhan untuk menangani isu
mereka. Kebijakan di Indonesia telah mengadvokasi
spesifik dari beragam kelompok yang termarginalkan,
pendirian ruang belajar dan bermain bagi anak-anak
yaitu isu terkait lingkungan belajar mereka. Kebutuhan
dengan mempertimbangkan kebutuhan perkembangan
tersebut mencakup pembangunan sekolah tambahan
mereka dan menggunakan sumber daya belajar dari
dan perbaikan fasilitas fisik, perlengkapan mengajar,
lingkungan sekitar serta menggunakan bahan-bahan
mainan, dan perlengkapan lain yang digunakan
yang memenuhi standar keamanan. Bahan-bahan dan
di ruang kelas atau pusat yang terletak di daerah
ruang-ruang lokal tersebut juga dapat dilihat sebagai
tertinggal. Di Vietnam, arah kebijakan yang dikenal
upaya untuk membantu meningkatkan pengetahuan
sebagai Keputusan 239, telah membawa peningkatan
dan identitas budaya.
jumlah guru dari kelompok etnis minoritas dan
penerapan program bahasa etnis minoritas bagi calon
PPAUD berbasis masyarakat dipahami sebagai strategi
guru di sekolah pendidikan guru. Keputusan tersebut
efektif yang dapat memenuhi kebutuhan anak usia dini
juga menegaskan bahwa “dalam situasi sulit, bagi
yang termarginalkan. Oleh karena itu, di Indonesia,
etnis minoritas, dan di daerah terdalam dan terpencil,
untuk mengatasi keterbatasan ruang di sekolah-sekolah
Negara akan mengelola institusi pendidikan dan kelas
tingkat prasekolah dasar, Kementerian Pendidikan telah
prasekolah negeri dan sepenuhnya menyediakan
menyediakan hibah bagi program PPAUD masyarakat
anggaran dana bagi pengeluaran reguler serta
untuk membangun fasilitas sekolah, dengan alokasi
menyediakan guru yang memadai untuk meningkatkan
dana bagi 8.000 sekolah prasekolah dasar (Rencana
kualitas pendidikan prasekolah (hlm.6)”. Sementara itu,
Strategis Kementerian Pendidikan) dari jumlah 188.981
Myanmar dan Filipina menyatakan komitmen mereka
sekolah prasekolah dasar di Indonesia. Skema hibah lain
untuk menyediakan kurikulum, metode, bahan ajar, dan
disediakan bagi sekolah yang terletak di daerah kurang
pelatihan guru yang sesuai dengan budaya dan bahasa.
berkembang dan terpencil untuk membangun sekolah
prasekolah dasar yang menargetkan 400 pusat PPAUD
Walaupun kebijakan negara menekankan kebutuhan
(Denboba, dkk., 2014).
untuk berfokus pada anak-anak dari kelompok yang
termarginalkan, namun tidak semua negara dapat
Banyak negara memiliki kebijakan PPAUD yang
menyatakan jenis dukungan yang akan diberikan untuk
memahami kebutuhan untuk membangun fasilitas bagi
setiap kelompok ini dengan jelas secara spesiifk.
anak-anak dengan kebutuhan khusus atau penyandang
disabilitas.

SEAMEO INNOTECH Research Updates 9


Timor-Leste melaporkan bahwa Kementerian Faktor-faktor yang Memengaruhi
Pendidikan telah menerbitkan pedoman untuk Perkembangan dan Pendidikan
desain pusat prasekolah yang sesuai untuk anak- Anak-Anak yang Termarginalkan
anak berkebutuhan khusus. Dalam standar minimum
pembangunannya, pusat-pusat tersebut setidaknya
Selain kebijakan dan kerangka hukum, faktor
memiliki ruang yang memadai untuk taman bermain,
eksternal juga memengaruhi implementasi program
serta air dan sanitasi sehingga anak-anak merasa
PPAUD inklusif, yang pada gilirannya berdampak
aman dan terhindar dari bahaya. Undang-Undang
pada perkembangan dan pendidikan anak-anak
Pendidikan Laos juga mengindikasikan bahwa Negara
yang termarginalkan. Di sebagian besar negara Asia
harus menjamin fasilitas dan layanan yang layak bagi
Tenggara, program PPAUD diawasi atau diurusi oleh
siswa penyandang disabilitas karena mereka bersekolah
beberapa badan pemerintah.
di sekolah-sekolah umum. Pada saat yang sama, Negara
juga memberikan dukungan yang tepat kepada orang-
Menurut laporan negara ARNEC (2019), Kementerian
orang dan organisasi-organisasi sosial yang bekerja
Pendidikan dan/atau Kesejahteraan Sosial, bersama
dengan anak-anak penyandang disabilitas.
dengan Kementerian Kesehatan, di antaranya,
bertanggung jawab atas PPAUD. Koordinasi antara
Secara umum, untuk melaksanakan program PPAUD
badan pemerintah berpengaruh pada pelaksanaan
yang berkualitas, infrastruktur sekolah harus tersedia;
program PPAUD. Di beberapa negara, koordinasi
namun, keberadaan pusat-pusat secara fisik saja
antara lembaga pemerintah yang bertanggung jawab
tidaklah cukup. Lingkungan belajar untuk anak-anak
atas PPAUD diidentifikasi sebagai tantangan, terutama
harus memenuhi ketentuan aksesibilitas terhadap
jika tujuannya adalah perkembangan holistik anak
keselamatan, keamanan, sanitasi, dan nutrisi. Ruang
(termasuk kesehatan, gizi, dan pendidikan).
yang memadai untuk bermain dan beraktivitas juga
penting karena anak-anak belajar secara aktif. Selain itu,
Bahkan, dengan struktur legislatif yang ada dan kerangka
materi yang sesuai dengan usia, tingkat perkembangan,
kerja pemerintah yang mendukung PPAUD, program-
dan budaya mereka harus tersedia untuk melayani
program yang ada mungkin belum sepenuhnya dapat
anak-anak dengan kemampuan dan latar belakang yang
mencapai tujuan yang diinginkan tanpa dukungan
berbeda-beda.
infrastruktur yang memadai dalam pelaksanaannya.
Misalnya, materi khusus dan pusat-pusat pembelajaran
yang cocok bagi anak-anak penyandang disabilitas perlu
disediakan dengan mempertimbangkan aksesibilitas
dan kegunaannya. Fasilitas deteksi dini bagi anak
berkebutuhan khusus atau anak penyandang disabilitas
juga harus tersedia. Pusat-pusat juga harus terjangkau
dari segi lokasi dan jarak oleh anak-anak yang berada di
wilayah yang lebih terpencil dan masyarakat etnis. Bila
infrastruktur kurang memadai, keberadaan modalitas
alternatif, seperti pusat berbasis rumah atau program
PPAUD keliling, dapat meningkatkan akses layanan
kepada anak-anak dari daerah yang lebih terpencil serta
masyarakat etnis.

10 SEAMEO INNOTECH Research Updates


Selain infrastruktur fisik, sumber keuangan yang cukup yang mencerminkan pengalaman anak-anak dalam
harus tersedia untuk menyokong program bagi anak- konteks yang berbeda akan memfasilitasi pembelajaran
anak. Anggaran yang cukup harus dialokasikan untuk (Gafwallner, 2017).
program PPAUD, khususnya bagi anak-anak yang
termarginalkan, baik yang berasal dari wilayah yang Terakhir, materi dan kegiatan harus sesuai dengan
menantang secara geografis maupun yang berada dalam kemampuan anak-anak, dengan mempertimbangkan
situasi yang kurang beruntung. anak-anak berkebutuhan khusus atau penyandang
disabilitas (Brillante,2017).
Namun, terdapat banyak contoh ketika program PPAUD
diprivatisasi. Agar anak-anak mendapatkan layanan Kemajuan dan efektivitas program perlu dipastikan
PPAUD, orang tua harus membayar dalam sejumlah melalui pemantauan (monitoring) dan evaluasi (monev)
uang untuk biaya pendidikan. Biaya pendidikan yang yang efektif. Pemantauan memberikan informasi
tinggi menjadi tantangan bagi keluarga miskin untuk tentang pelaksanaan kebijakan atau program, sedangkan
mendapatkan layanan PPAUD bagi anak-anak mereka. evaluasi memberikan bukti tentang alasan ketercapaian
atau ketidaktercapaian target (Kusek & Rist, 2004) serta
Dalam beberapa kasus, dukungan tambahan diberikan memperhatikan pertimbangan akuntabilitas penerima
oleh pemangku kepentingan lain guna membantu manfaat dan pemangku kepentingan lain. Cara lain
pemerintah dalam penyediaan layanan PPAUD. untuk meningkatkan kualitas pengajaran adalah
Investasi swasta untuk pusat-pusat PPAUD diizinkan melalui observasi dan supervisi kelas, yaitu dengan
dan didorong karena keterbatasan kemampuan memberikan wawasan yang berharga dan masukan
negara untuk melayani semua anak-anak. Organisasi- yang membangun.
organisasi nonpemerintah dan internasional juga ikut
memikul tanggung jawab untuk menyelenggarakan Selain data yang dihasilkan dari kegiatan monev,
pendidikan anak usia dini (Asian Development Bank, informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan program
2008), khususnya pendidikan yang menargetkan anak- (yaitu profil anak, informasi demografis guru, dan
anak yang termarginalkan. jangkauan program) juga harus dicatat secara sistematis
dan disimpan dengan aman. Proses pencatatan
Selain input sumber daya untuk program PPAUD, dan penyimpanan itu harus mempertimbangkan
implementasi yang tepat juga sangat penting dalam masalah privasi data. Penyimpanan catatan yang tepat
menerapkan kebijakan PPAUD. Ada kesulitan bersama (pengumpulan, penyimpanan, dan pemrosesan) sangat
dalam memastikan bahwa program pemerintah berharga untuk menggali wawasan tentang hasil dan
menjangkau seluruh pelosok negeri. Kepastian tersebut dampak program PPAUD. Penyimpanan data menjadi
sangat penting, khususnya bagi kelompok anak-anak tantangan di setiap negara, terutama data anak-anak di
yang termarginalkan yang tidak dapat mengakses negara yang rentan karena pengumpulan, analisis, dan
layanan pemerintah dengan mudah. transmisi data sulit dilakukan.

Materi dan kegiatan yang sesuai dan kontekstual untuk Pihak yang berada di garis depan pelaksanaan program,
implementasi pusat juga berperan dalam perkembangan pemantauan, dan evaluasi adalah para guru PPAUD.
anak-anak. Pada kelompok etnis minoritas dan Harus ada cukup guru-guru PPAUD untuk melayani
kelompok-kelompok daerah, penggunaan bahasa ibu jutaan anak-anak usia dini di suatu negara, khususnya
sebagai bahasa pengantar dan penyampaian materi bagi mereka yang paling rentan. Namun, pemenuhan
terbukti bermanfaat. Studi menunjukkan bahwa anak- kebutuhan guru saja tidaklah cukup–hal yang juga
anak belajar dengan lebih baik menggunakan bahasa penting adalah guru-guru dilatih dengan baik untuk
mereka (Ball, 2014). Selain itu, materi dan kegiatan

SEAMEO INNOTECH Research Updates 11


menangani anak-anak usia dini guna meningkatkan Kekhawatiran lain yang dialami anak-anak di
kualitas pengajaran mereka. Selain itu, guru-guru yang beberapa negara adalah keadaan tanpa memiliki
menangani anak-anak dari berbagai latar belakang yang kewarganegaraan. Anak-anak tanpa kewarganegaraan
kurang beruntung juga harus diberdayakan. Misalnya, tidak selalu mendapat hak istimewa dan hak-hak yang
mereka yang menangani anak-anak penyandang sama dengan mereka yang memiliki kewarganegaraan.
disabilitas harus mendapatkan pelatihan yang tepat. Hak tersebut termasuk hak atas pendidikan. Ada
Mereka yang bekerja dengan kelompok etnis dan bahasa ketentuan internasional yang diusulkan untuk mencoba
minoritas harus terbiasa dengan bahasa dan budaya memecahkan dilema ini, yaitu dengan menjamin
anak-anak. “kewarganegaraan diberikan kepada setiap anak yang
lahir di wilayah negara; jika tidak, mereka menjadi tidak
Selain pusat PPAUD, keluarga dan masyarakat memiliki kewarganegaraan” (UNHCR, 2010).
juga memengaruhi perkembangan anak-anak yang
termarginalkan. Pengaruh tersebut dimulai dengan Bencana alam juga menjadi ancaman bagi anak-anak,
kesadaran yang kuat akan pentingnya pengasuhan terutama bagi mereka yang tinggal di daerah berisiko
dan perkembangan anak usia dini bagi semua anak. tinggi. Anak-anak yang termarginalkan lebih rentan
Kesadaran, jika ditransformasikan ke peningkatan terhadap bencana yang disebabkan oleh perubahan
keterlibatan keluarga dan masyarakat, juga berkontribusi iklim karena lokasi geografis mereka dan terbatasnya
pada keberhasilan program PPAUD. Dalam beberapa kesempatan untuk beradaptasi dengan perubahan
kasus, masyarakat dan keluarga menyediakan bantuan (Adger, Huq, Brown, Conway, & Hulme, 2003).
dalam hal pendanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan
program PPAUD–yang dapat meningkatkan partisipasi Akhirnya, urbanisasi dan modernisasi juga merupakan
anak. masalah. Karena modernisasi, masyarakat kadang-
kadang digusur demi pembangunan infrastruktur
Terakhir, faktor sosial dan lingkungan berperan baru, yang menyebabkan masyarakat etnis keluar dari
dalam perkembangan dan pendidikan anak-anak yang desa. Anak-anak adalah pihak yang paling rentan
termarginalkan. Kemiskinan dan dampaknya masih karena mereka perlu bersekolah dan menerima layanan
diidentifikasi sebagai salah satu masalah utama yang PPAUD di lokasi baru sebagai konsekuensi dipindahkan
dihadapi anak-anak yang termarginalkan. Hal ini dari tempat tinggal mereka.
memiliki efek langsung dan tidak langsung pada prestasi
sekolah anak-anak (Engle & Hitam, 2008).

Faktor lain yang disebutkan dalam beberapa surat


kabar di beberapa negara adalah terjadinya konflik
bersenjata yang dialami oleh sejumlah negara Asia
Tenggara. Konflik tersebut, di antaranya, mengancam
“Faktor sosial dan lingkungan
hak-hak dasar anak atas keselamatan, kesehatan, dan berperan dalam perkembangan
pendidikan (Institute of Human Rights and Peace dan pendidikan anak-anak yang
Studies, Universitas Mahidol, 2016).
termarginalkan.”
Sebagian anak-anak bahkan mungkin terlibat langsung
sebagai tentara anak, yang merupakan pelanggaran
hukum kemanusiaan internasional.

12 SEAMEO INNOTECH Research Updates


Kesimpulan Terakhir, ada bentuk-bentuk marginalisasi lain pada
anak-anak yang biasanya tidak disebutkan dalam
laporan negara. Marginalisasi tersebut, antara lain,
Marginalisasi anak terjadi di semua negara-negara Asia
disparitas gender, anak jalanan, anak yang bermasalah
Tenggara yang masuk dalam penelitian ini. Bentuk-
dengan hukum, anak telantar dan yatim piatu, anak
bentuk marginalisasi yang terjadi hampir mirip di
pekerja migran, anak terlantar dan teraniaya, pengungsi,
semua negara. Namun, beberapa bentuk marginalisasi
pekerja anak, dan anak dengan penyakit kronis.
lebih menonjol di negara-negara tertentu. Meskipun
terjadi di seluruh kawasan, hanya beberapa negara yang
secara eksplisit mendefinisikan “marginalisasi” dalam Pola-pola yang berbeda ini juga saling berinteraksi
konteks upaya yang mereka lakukan dalam mendorong dan saling bergabung sehingga menyebabkan anak-
perkembangan anak. Apapun definisinya, marginalisasi anak mengalami marginalisasi berlapis-lapis. Misalnya,
sering dikaitkan dengan pengucilan, baik disengaja anak penyandang disabilitas yang juga berasal dari
maupun tidak disengaja, yang akhirnya menempatkan keluarga miskin lebih sulit untuk mengakses program
anak-anak dalam keadaan yang tidak menguntungkan. PPAUD. Demikian pula, misalnya, untuk anak-anak
dari komunitas etnis yang tinggal di daerah terpencil.
Menjadi hal yang lebih menantang bagi anak-anak
Anak-anak, yang mengalami berbagai jenis
dengan pola marginalisasi jamak untuk mendapatkan
marginalisasi, menjadi fokus praktik PPAUD inklusif.
layanan yang adil karena keadaan mereka yang lebih
Pola-pola marginalisasi diamati di negara-negara
kompleks dan majemuk.
peserta. Hal yang umum terjadi di semua negara yang
masuk dalam penelitian ini adalah masalah kemiskinan,
ketika disparitas pendapatan antara si kaya dan si Banyak faktor yang menentukan keberhasilan program
miskin berakibat pada ketidaksetaraan anak-anak PPAUD. Kesuksesan itu dimulai dari keberadaan
untuk mengakses program-program pendidikan anak kebijakan dan sistem nasional yang tepat yang
usia dini. Lokasi geografis juga berkontribusi terhadap memungkinkan terlaksananya program untuk anak-
marginalisasi karena keluarga yang tinggal di pedesaan anak. Negara harus mampu mengidentifikasi dan
dan daerah terpencil lebih mengalami kesulitan untuk mengenali berbagai jenis marginalisasi yang dihadapi
mengakses layanan pengasuhan anak. Anak-anak anak-anak di negara mereka. Selain itu, sumber daya yang
dengan kebutuhan khusus dan penyandang disabilitas memadai harus tersedia untuk menerapkan, memantau,
juga berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan meningkatkan, dan mempertahankan program yang
karena mereka kemungkinan besar akan mengalami menargetkan kelompok yang paling rentan dengan
pengucilan dari pendidikan dibandingkan dengan benar. Lebih lanjut, ketersediaan guru yang terlatih
mereka yang bukan penyandang disabilitas (UNESCO harus cukup untuk menjangkau semua anak-anak di
Bangkok, 2018), terutama karena banyak lingkungan setiap negara. Terakhir, pentingnya program PPAUD
belajar PPAUD yang tidak inklusif atau tidak dapat harus dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan
diakses. yang berbeda, termasuk penerima manfaat sehingga
program untuk anak-anak usia dini memperoleh
dukungan yang dibutuhkan sehingga tetap berkembang
Anak-anak dari kelompok etnis minoritas juga termasuk
di situasi-situasi yang paling sulit.
di antara kelompok yang termarginalkan di kawasan
karena hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam
mendapatkan dokumen legal yang memungkinkan Telah banyak upaya diusahakan di seluruh kawasan untuk
mereka mengakses sumber daya pemerintah (Institut mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan guna
Studi Hak Asasi Manusia dan Perdamaian, Universitas memastikan pengasuhan anak usia dini yang inklusif
Mahidol, 2016). dan adil serta peluang-peluang pengembangannya.
Namun, masih ada banyak yang harus dilakukan
untuk membuat tujuan ini menjadi kenyataan bagi
anak-anak. Untuk mengangkat situasi anak-anak yang

SEAMEO INNOTECH Research Updates 13


termarginalkan, semua negara harus terus berupaya pemantauan, dan evaluasi semua program PPAUD
untuk menangani setiap pola yang teridentifikasi. Untuk di dalam negeri. Di bawah badan pemerintah pusat
mengentaskan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang diusulkan tersebut, kurikulum standar yang
yang berkelanjutan harus tercapai. Tetapi, pada saat sama untuk program PPAUD dapat diterapkan di
yang sama, penting untuk memastikan bahwa kemajuan seluruh negeri sambil mempertimbangkan berbagai
ekonomi harus menguntungkan semua sektor dan konteks dan latar belakang anak serta meningkatkan
bukan hanya beberapa yang memiliki hak istimewa. peluang untuk mengontekstualkan kurikulum.
Di daerah pedesaan dan terpencil, dengan kehadiran
prasekolah yang umumnya lebih sedikit, infrastruktur • Kebijakan dan mekanisme harus diterapkan
dan program untuk PPAUD harus disediakan. Bagi untuk meningkatkan inklusi sosial bagi anak-anak
anak-anak penyandang disabilitas, materi, fasilitas, dari sektor rentan (UNESCO, 2010). Anak-anak
pembekalan untuk deteksi dini, pedagogi, dan dukungan yang termarginalkan, seperti halnya semua anak,
yang sesuai diperlukan untuk membekali mereka berhak menerima layanan dasar, seperti kesehatan,
dengan keterampilan yang mereka butuhkan. Dalam gizi, dan pendidikan. Oleh karena itu, program
kasus anak-anak tanpa kewarganegaraan atau mereka PPAUD untuk anak usia dini harus holistik dan
yang berasal dari komunitas etnis, hal yang penting komprehensif dengan mengintegrasikan semua
dilakukan untuk adalah melindungi mereka dari layanan penting. Selain itu, anak-anak harus
eksploitasi dan hak-hak mereka ditegakkan. Terakhir, dilindungi dari kekerasan dan diskriminasi.
harus ada strategi holistik dan terpadu untuk mengatasi Pelindungan tersebut merupakan tanggung jawab
masalah akses bagi anak-anak yang mengalami bentuk pemerintah untuk menjunjung tinggi
marginalisasi yang jamak dan majemuk.
Aksesibilitas dan Keterjangkauan

• Diseminasi informasi tentang pentingnya PPAUD


Rekomendasi perlu diperkuat melalui diseminasi informasi oleh
pemerintah daerah. Pemuka masyarakat atau desa
Untuk mengatasi kesenjangan yang teridentifikasi, harus diberdayakan untuk memberikan informasi
ada beberapa rekomendasi yang diidentifikasi untuk kepada para orang tua, terutama ibu, mengenai
membantu meningkatkan strategi-strategi Negara akses terhadap program PPAUD.
Anggota SEAMEO dalam mencapai program dan
layanan PPAUD inklusif. Rekomendasi-rekomendasi • Untuk meningkatkan aksesibilitas, akar penyebab
ini diklasifikasikan ke dalam tiga elemen pendidikan ketimpangan sosial ekonomi dan kemiskinan harus
inklusif: i) Hak dan Peluang; ii) Aksesibilitas dan diatasi. Hal itu dapat dicapai dengan menyediakan
Keterjangkauan; dan iii) Penyelenggaraan Pembelajaran peluang mata pencaharian dan langkah-langkah
dan Lingkungan Belajar. pengentasan kemiskinan (misalnya, bantuan tunai
bersyarat, peningkatan jaring pengaman sosial) dan
kegiatan pengembangan masyarakat.
Hak dan Peluang
• Dukungan negara harus didorong dengan
• Untuk mendukung pencapaian PPAUD universal,
menyediakan lebih banyak sumber keuangan
undang-undang dan kebijakan nasional yang
dan sumber daya manusia dalam pelaksanaan
mewajibkan keikutsertaan pada pendidikan
program dan layanan PPAUD di masyarakat yang
prasekolah setidaknya satu tahun harus ditegakkan.
termarginalkan. Sumber daya keuangan dapat
• Upaya dari berbagai sektor terkait PPAUD dapat diarahkan untuk pembangunan infrastruktur
dipromosikan, diselaraskan, dan diintegrasikan PAUD dan peningkatan kapasitas bagi guru yang
melalui pembentukan badan pemerintah pusat yang bekerja di masyarakat yang termarginalkan.
bertanggung jawab atas pengoperasian, pengaturan,

14 SEAMEO INNOTECH Research Updates


“Menjadi perhatian multisektor dan multidimensi,
koordinasi dan kolaborasi yang kuat antarsektor dan
pemangku kepentingan harus dimanfaatkan untuk
meningkatkan layanan terpadu.”

• Bagi keluarga yang tidak mampu mengirimkan Penyelenggaraan Pembelajaran dan Lingkungan
anaknya ke program PPAUD, perlu disediakan Belajar
program PPAUD gratis atau yang terjangkau.
• Lebih banyak guru harus didorong untuk
Untuk mendukung pendanaan, kemitraan publik-
mengambil pengajaran PPAUD sebagai sebuah
swasta dapat dimanfaatkan, dan salah satu cara
profesi. Standar dan kualifikasi untuk mengajar
yang memungkinkan adalah dengan memberikan
di tingkat anak usia dini dapat diterapkan sebagai
keringanan biaya bagi keluarga yang tidak mampu
bagian dari profesionalisasi pengajaran PPAUD.
membayar biaya program PPAUD.
Guru juga harus diberikan kesempatan untuk
• Program yang sedang diinisiasi oleh LSM perlu kemajuan karier bersama dengan mekanisme
mendapat dukungan yang cukup dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, seperti
dengan membuat kebijakan hukum untuk jaminan jabatan, kesehatan lingkungan kerja yang
menjamin keberlanjutan program mereka. sehat, dan manfaat lainnya.

• Menjadi perhatian multisektor dan multidimensi, • Komunitas praktisi melalui pembentukan


koordinasi dan kolaborasi yang kuat antarsektor organisasi profesi dapat dikembangkan sebagai
dan pemangku kepentingan harus dimanfaatkan sistem pendukung dan memberikan kesempatan
untuk meningkatkan layanan terpadu. pendampingan antara praktisi pemula dan praktisi
berpengalaman di bidang PPAUD.
• Akses terhadap alternatif program PPAUD,
yang berbasis rumah, berbasis masyarakat, dan • Untuk meningkatkan kualitas guru, perlu diadakan
program PPAUD keliling dapat ditingkatkan pelatihan bagi calon guru dan guru tentang praktik
dengan memaksimalkan penggunaan media massa, inklusif dalam menangani anak-anak, terutama
terutama di daerah terpencil. mereka yang berisiko dan berkebutuhan khusus.
Kursus dan topik khusus mengenai pendidikan
• Pelayanan jalan dan transportasi perlu ditingkatkan
khusus, kesehatan dan gizi, serta mengajar siswa
untuk meningkatkan aksesibilitas, terutama bagi
dengan latar belakang etnis dan bahasa yang
anak-anak penyandang disabilitas dan mereka yang
berbeda dapat dipetimbangkan sebagai bagian dari
berada di daerah terpencil.
kurikulum sarjana.
• Keterlibatan orang tua merupakan aspek penting
• Pada tingkatan kelas, pemantauan anak secara
lain dalam mendorong aksesibilitas program
sistematis yang melibatkan pengamatan
PPAUD, terutama mereka yang berasal dari keluarga
kesejahteraan anak-anak dan keterlibatan mereka
kurang mampu. Keterlibatan yang lebih kuat dari
dalam kegiatan kelas, identifikasi hambatan belajar
para orang tua diharapkan dapat meningkatkan
dan partisipasi, dan menentukan poin tindakan
angka partisipasi karena orang tua didorong untuk
untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut,
mengirimkan anak-anak mereka ke program
harus diperkuat dan dilembagakan di seluruh
PPAUD.
program PPAUD.

SEAMEO INNOTECH Research Updates 15


• Sistem pangkalan data dengan data tentang Referensi
karakteristik anak yang terpilah secara sistematis
harus dikembangkan untuk membantu pembuatan
Adger, W., Huq, S., Brown, K., Conway, D., Hulme,
kebijakan dan implementasi program yang
M. (2003). Adaptation to climate change in
terinformasi.
the developing world. Progress in Development
• Pemetaan menyeluruh dari program PPAUD yang Studies, 3(3), 179-195.Retrieved from https://www.
ada dan intervensi yang dilaksanakan oleh berbagai mikehulme.org/wp-content/uploads/2007/04/
sektor di seluruh negeri harus dikembangkan. adger-et-al-pids.pdf
Pemetaan tersebut akan mencegah duplikasi
upaya, memfasilitasi efisiensi penggunaan sumber Asia Pacific Regional Network for Early Childhood
daya, dan mengidentifikasi area yang paling [ARNEC]. (2019). Country profiles. https://arnec.
membutuhkan program. net/ecdcountry

• Terdapat kebutuhan untuk meningkatkan


ASEAN, WHO, and UNICEF. (2016, March 28).
infrastruktur, fasilitas, perlengkapan mengajar, dan
Regional report on nutrition security in ASEAN.
bahan-bahan di pusat PPAUD. Lingkungan belajar,
Retrieved September 10, 2019 from https://
pedagogi pembelajaran, dan materi pembelajaran
reliefweb.int/report/philippines/regional-report-
harus sesuai dengan konteks, budaya, bahasa, dan
nutrition-security-asean
keterampilan dari kelompok anak tertentu yang
dilayani.
Asian Development Bank. (2008). Basic Education.
• Yang terpenting, partisipasi masyarakat yang In Education and Skills: Strategies for Accelerated
termarginalkan dalam perencanaan, perancangan, Development in Asia and the Pacific (pp. 6-23).
pelaksanaan, dan pemantauan program dan layanan Mandaluyong: Asian Development Bank. Retrieved
PPAUD harus dijamin guna memastikan program from https://www.adb.org/sites/default/files/
dan layanan yang responsif. institutionaldocument/32095/education-skills-
strategies-development.pdf
Berbagai jenis marginalisasi masih ada di banyak
negara. Marginalisasi tersebut disebabkan oleh faktor- Ball, J. (2014, February 21). Children learn better in
faktor yang saling terkait dan terhubung di lingkungan their mother tongue. Retrieved August 23 2019 from
anak-anak. Ketika faktor-faktor tersebut belum Global Partnership For Education: https://www.
teratasi, anak-anak akan terus terkucilkan. Oleh sebab globalpartnership.org/blog/childrenlearn-better-
itu, menjadi hal yang penting jika berbagai negara their mother tongue
berusaha untuk mengatasi keterkucilan itu dengan
memberi lebih banyak kesempatan kepada anak-anak
Barreto, F. (2016). Materials development for the EMBLI
yang termarginalkan untuk memengaruhi institusi-
program. 5th International Conference on Language
institusi dan kebijakan-kebijakan yang menentukan
and Education Sustainable Development through
kehidupan mereka (UNDP, 2017). Perlu ada kerja sama
Multilingual Education, Education, (p. 4). Retrieved
dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan,
September 6, 2019 from https://lc.mahidol.ac.th/
termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor
mleconf/2016/Documents/Abstracts/Parallel%20
swasta untuk mencapai PPAUD inklusif di Kawasan
Session%20%IV%20%20%Thu%20PM-1/04E-
Asia Tenggara.
PANEL Timor-Leste-FINAL.docx.pdf

16 SEAMEO INNOTECH Research Updates


Brillante, P. (2017). Every child belongs Welcoming a Denboba, A., Hasan, A., Wodon, Q.T., Adams, L.,
child with disability. Retrieved August 23, 2019 from Hadiatie, T., Hartono, D., & Sayre, R. (2015).
NAEYC: https://www.naeyc.org/resources/pubs/ Early childhood education and development in
tyc/sep 2017/every-child-belongs Indonesia an assessment of policies using SABER
(English). Washington D.C. The World Bank.
Britto, P.R. (2012). Key to equality early childhood Retrieved from http://documents.worldbank.
development. Retrieved September 23, 2019 from org/curated/en/131441468189570749/Early-
http ://aserpakistan.org/document/learning_ chi ld ho o de ducat ion-and-de velopment-in-
resources/2014/Early_Childhood_Education/ Indonesia-an-assessment-of- policies-using-
Consultative%20%Group%20on%20ECCD%20 SABER
Findings pdf
Deurden, M., & Wit, P. (2010). An ecological systems
Bronfenbrenner, U., & Morris, P.A. (1998). The ecology theory of perspective on youth programming.
of developmental processes. In Handbook of Journal of Park and Recreation Administration,
Child Psychology (Vol. 1 Issue 5, pp. 993-1028). 28(2), 108-120.
New York. http://www5.galib.uga.edu/reserves/
docs/scannerpcshelter/illscans/2_14_2019/ Engle, P.L., & Black, M.M. (2008 July 25). The effect
bronfenbrenner_the_ecology_of_developmental_ of poverty on child development and educational
processes.pdf outcomes. Annals of the New York Academy of
Sciences.
Caffery, J., Hodge, R., Coronado, G., & Taylor
Leech, K. (2014). The Timor Leste mother tongue Esmaquel, P. (2012 November 8). Who’s marginalized? It
based multilingual education pilot project: depends, says Comelec. Retrieved from https://www.
A strategic evaluation. Retrieved September rappler.com/nation/15751-who-s-marginalized-
6, 2019 from https://www.researchgate.net/ even-comelec-can-tsay
publication/270703954_The_Timor-Leste_
Mother_Tongue_Based_Multilingual_education_ FAO. (2018). Asia and the Pacific regional overview
pilot_project_A_strategic_evaluation_Report_ of food security and nutrition 2018 - Accelerating
presented_to_UNESCO_National_Commission_ progress towards the SDGs. Bangkok: FAO,
for_Education_Timor Leste UNICEF, WFP, and WHO. https://www.fao org/ 3 /
CA 0950 EN/ca 0950 en pdf
Chaparro, C., Oot, L., & Sethuraman, K. (2014).
Overview of the nutrition situation in seven countries Gafwallner, P. (2017 November 2). Keeping learning real,
in Southeast Asia. Washington DC: FHI 360. https:// relevant, and relatable. Retrieved August 23 2019
www fantaproject org/sites/default/files/download/ from Edutopia. https://www.edutopia.org/article/
Southeast-Asia-NutritionOverview-Apr2014.pdf keeping-learning-real-relevantand-relatable

Denboba, A.D., Sayre, R.K., Wodon, Q.T., Elder, L.K., Giang, K., Oh, J., Kien, V., Hoat, L.N., Choi, S., Lee,
Rawlings, L.B., & Lombardi, J. (2014). Stepping C.O., & Minh, H.V. (2016 February 2019). Socially
up early childhood development Investing in young inclusive cities Evidence review methods. Global
children for high returns. World Bank Group and Health Action, 9. doi:10.3402/gha.v9.29470
Children’s Investment Fund Foundation. Retrieved
September 10 2019 from https://documents1.
worldbank.org/curated/en/868571468321240018/
pdf/92988-REVISED-PUBLIC-WB-ECD-
Mar2016-ENG-v2-web.pdf

SEAMEO INNOTECH Research Updates 17


Hosombath, K., Lam Martinez, S., Mortensen, C., Ministry of Education Timor-Leste. (2011). Timor-Leste
Nguyen, N., Nguyen, T., & Noonanorn, V. (2016). National Education Strategic Plan 2011-2030.
The education situation of children of migrant
families in selected ASEAN countries. Phnom Penh Ministry of Education, Youth and Sport Cambodia.
Aide et Action International. Retrieved September (2014). Education strategic plan 2014-2018. Retrieved
10 2019 from http://seac.aide-etaction.org/wp- August 1, 2019 from Ministry of Education, Youth,
content/uploads/2018/09/AEA-Migration-Desk- and Sport: http://www.moeys.gov.kh/en/policies-
Review-Sept-2016-FINAL.pdf and-strategies/559.html#.XVNy43sRWUI

Institute of Human Rights and Peace Studies, Mahidol Save the Children. (n.d.) Southeast Asia. Retrieved from
University. (2016). Child rights situation anlysis https://www.savethechildren.org.au/About-Us/
within the ASEAN region. Save the Children Where-We-Work/South-East-Asia
Philippines. Retrieved August 23, 2019, from https://
www.crcasia.org/wp-content/uploads/2016/11/
Shaeffer, S. (2010). Inclusion and early childhood care
Child-Rights-Situation-AnaylsisWithin-the-
and development. In ARNEC Connections (Vol.
ASEAN-Region_Mahidol-University-2016.pdf
3). Singapore: ARNEC. Retrieved from https://
arnec.net/publication/arnec-connections-no.3-
IRC Consulting (2014). Household informal from 2010-’inclusive-foundations-for-earlychildhood:-
disbursements for Education in Vietnam. Hanoi: working-together-to-reach-the-unreached’
Indochina Research and Consulting Center for
Analysis amnd Forecasting (CAF) & Institute for
Southeast Asian Ministers of Education Organization
Public Policy and Management (IPPM) Belgian
Secretariat. (2016). SEAMEO 7 priority areas
Technical Cooperation.
action agenda 2016-2020. Retrieved from https://
www seameo org/SEAMEOWeb2/images/
Jenson, J. (2000 November). Thinking about stories/Publications/Centers_Pub/SEAMEO_
marginalization: What, who and why? Retrieved Education_agenda/04SEAMEO 7 Priority Areas
September 18, 2019 from https://www.academia. Implementation by Centres.pdf
edu/20627581/Backgrounder_Thinking_about_
Marginalization_What_Who_and_Why
Tan, R.G. (2016). Early childhood care and education in
five Asian countries. The Head Foundation. Retrieved
Kusek, J.Z., & Rist R.C. (2004). Introduction: Building from https://headfoundation.org/wp-content/
a results-based monitoring and evaluation system. uploads/2020/11/thf-papers_Early-childhood-
In Ten Steps to a Results-Based Monitoring and care-and-education-in-five-Asian-countries.pdf
Evaluation System (pp. 13-14). Washington D.C.:
The World Bank.
UNDP. (2017 March 21). World’s most marginalized
still left behind by global development priorities:
McIntosh, A.C. (2014). Urban water supply and UNDP report. Retrieved from https://www.
sanitation in Southeast Asia: A guide to good practice. undp.org/content/undp/en/home/presscenter/
Mandaluyong: Asian Development Bank. Retrieved pressreleases/2017/03/21/world-s-most-
September 10, 2019 from https://www.adb.org/ marginalized-still-left-behind.html
sites/default/files/publication/42583/urban-water-
supply-sanitationsoutheast-asia/pdf

18 SEAMEO INNOTECH Research Updates


UNESCO. (2010). Reaching the marginalized: EFA Global UNICEF Philippines. (2018 June 27). The benefits
Monitoring Report 2010. Retrieved from http:// of preschool for young children. Retrieved from
unescod.unesco.org/images/0018/001866/186606E. https://medium.com/@unicefphils/the-benefits-of-
pdf preschool-for-young-childrenf 666041bfd9d

UNESCO. (2019). Early childhood care and education. UNICEF. (n.d.). Water, sanitation and hygiene. Retrieved
Retrieved from https://en.unesco.org/themes/early September 10 2019 from UNICEF East Asia and
childhood-care-and-education Pacific: https://www.unicef.org/eap/what-we-do/
wash
UNESCO Bangkok. (2012). EFA goal 1: Early childhood
care and education. UNESCO Bangkok, UNICEF United Nations. (1990 September 2). Convention
EARPRO, and UNICEF ROSA. Retrieved from on the rights of the child. Retrieved from United
https://www.unicef.org/End_Decade_Note__ Nations Treaty Collection: https://treaties.un.org/
Education_for_All_new.pdf p a g e s / Vi e w D e t a i l s a s px ? s r c = I N D & mt d s g _
no=IV11&4&lang=en
UNESCO Bangkok. (2018 May 22). Education and
disability: analysis of data for Asia Pacific countries. Walter, S.L. (2016). The mother tongue based multilingual
Retrieved from https://bangkok.unesco.org/ education (EMBLI) pilot program endline assessment.
content/education-and-disability-analysis-data- Retrieved September 18, 2019 from http://
asia pacificcountries timor-leste.gov.tl/wpcontent/uploads/2018/01/
Eng-Executive-Summary-for-EMBLI-Endline-
UNESCO. (n.d.). SDG 4 Education. Retrieved September Assessment-V4.pdf
6, 2019 from UNESCO Global Monitoring Report:
https://en.unesco.org/gem-report/sdg-goal-4 WHO. (2019). Early child development. Retrieved
September 24, 2019 from World Health
UNESCO Institute of Statistics. (2020a). Education: Organization: https://www.who.int/topics/early-
Expenditure on education as % of GDP (from child-development/en/
government sources). Sustainable Development
Goals. Retrieved from http://data.uis.unesco.org/ Yoshikawa, H., & Kabay, S. (2015). The evidence base on
index.aspx?queryid=181 early childhood care and education in global contexts.
Background paper prepared for the Education for
UHCR. (2010). Good practices addressing statelessness in all global monitoring report 2015. Education for All
Southeast Asia. UNHCR. Retrieved August 23, 2019 2000-2015: achievements and challenges. UNESCO.
from https://www.refworld.org/pdfid/4d6e0a792. Retrieved September 23, 2019 from https://
pdf unescodoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000232456

UNICEF. (2013 July 26). Why early childhood


development? Retrieved September 24, 2019
from https://www.unicef.org/earlychildhood/
index_40748.html

SEAMEO INNOTECH Research Updates 19


Anda dapat mengakses laporan
lengkap “Regional Research
on Achieving Inclusive
Early Childhood Care and
Development in Southeast Asia”
melalui tautan ini:
https://bit.ly/InclusiveECCD

Educational Resear ch Unit


Educational Research and Innovation Office
SEAMEO INNOTECH
Commonwealth Avenue,
Diliman, Quezon City
Philippines 1101

Tel: (+632) 8-924-7681 to 84


Fax: (+632) 8-351-7147
Email: info@seameo-innotech.org
www.seameo-innotech.org

20 SEAMEO INNOTECH Research Updates

Anda mungkin juga menyukai