1. Parenting di masa pandemi Covid-19 dan para orang tua kita Kehilangan,separasi,peran baru dalam keluarga Anggapan orang tua sebagai liyan Covid-19 dan Anak-anak kita “This is a universal crisis and,for some children,the impact will be lifelong_Even after the pandemic is over,children throughout indonesia will continue to feel its impact for years to come”-UNICEF(2020) Tantangan untuk parenting Model braumind: Otoritarian,otoritatif,permissive Era baru orang tua”baru” Tipologi parenting sebagai strategi Rise od farthering Intentional,positif parenting Intemtional parenting (pengasuhan yang di sengaja atau pengasuhan yang di kolaborasi kan orang tua dan anak) 2. Teori pengasuhan anak responsif gender Pengasuhan Anak Interaksi antara anak dengan orang tua meliputi: 1) Pemenuhan kebutuhan fisik(seperti makanan,minum,kesehatan) 2) Pemenuhan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman,kasih sayang,pelindungan dan kenyamanan) 3) Sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat(toleransi,tepo sliro)agar anak hidup sejalan dengan lingkungannya. Dimensi Pengasuhan Anak 1) Parental responsiveness Orang tua dan anak terlibat secara akatif menghabiskan waktu dalam suasana yang jangan dan penuh kasih sayang 2) Parental demanding Orang tua memberikan kontrol terhadap anak,terkadang menggunakan hukuman dengan tujuan untuk mengontrol bahkan menuntut dan memaksa anak.Biasanya orang tua akan memberikan aturan kepada anak ketika anak tidak memenuhi tuntutan dari orang tua. Mengapa pengasuhan responsif gender 1) Masa usia dini merupakan masa yang tepat untuk menerapkan pengasuhan yang responsif gender sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai budaya bias gender sejak dini. 2) Pengasuhan yang respon terhadap perbedaan aspirasi,kebutuhan dan pengalaman perempuan dan laki-laki yang tujuannya mewujudkan keadilan dan kesejahteraan gender. Pola Asuh Responsif Gender Ketidak adilan gender 1. Subordinasi,suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain 2. Stereotype,pemberian citra baku atau label/cap kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu anggapan sehingga mengakibatkan relasi kekuasaan yang tidak seimbang. 3. Beban Ganda(double burden),beban pekerjaan yang di terima salah satu jenis kelamin lebih banyak di bandingkan jenis kelamin lainnya. 4. Marjinalisasi,proses peminggiran akibat perdeaan jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Kesenjangan Gender Akses Program pembelajaran dengan mempertimbangkan akses yang adil bagi perempuan dan laki-laki dalam memanfaatkan/memperoleh sumber-sumber pembelajaran yang telah disediakan serta memperhitungkan kemungkinan memberlakukan cara yang berbeda bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses(yang sama). Partisipasi Keikutsertaan atau suara peserta didik,terutama kelompok perempuan atau suara perempuan (dalam hal aspirasi,pengalaman,kebutuhan)dipertimbangkan/terakomodasi dalam proses pembelajaran.pada umumnya perempuan/ suara perempuan kurang/tidak terwakili karena kendala gendernya. Kontrol Perencanaan kebijakan program kegiatan pembelajaran memberikan kontrol(penguasaan)yang setara terhadap sumber-sumber pembelajaran(Informasi,pengetahuan dan sumberdaya lainnya)bagi perempuan dan laki-laki. Manfaat Perencanaan pembelajaran yang di kembangkan ditujukan untuk memberikan manfaat bagi perempuan dan laki-laki.Maka apa yang dianggap bermanfaat bagi laki-laki belum tentu dianggap bermanfaat bagi perempuan.Demikian pula sebaliknya.Oleh sebab itu kebutuhan serta aspirasi keduanya harus di pertimbangkan.Akan tetapi,karena kebanyakan para perencana adalah laki- laki,maka yang sering terabaikan adalah pertimbangan manfaat bagi perempuan.Perempua pun kadang belum sensitif dalam hal ini. Ruang lingkup pengasuhan Budaya Unggah-ungguh,tatakrama,sopan santun Permainan tradisional Kearifan lokal Agama Aqidah Akhlak Ibadah Muamalah