Nim : 207.19.026
Ruangan : 2 (PIAUD)
Semester : 2
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
bimbingan serta hidayah-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah
Bermain dan Permainan.
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah kami
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaa
lebih lanjut.
Meskipun ini sifatnya sederhana semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
penulis pada khususnya.
Isna Hakim
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
BAB II : PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain bagi anak usia dini sudah tidak asing lagi. Setiap pada anak usia dini, di situ
pasti dijumpai kegiatan bermain. Bermain dan anak usia dini dibaratkan seperti halnya dua
sisi mata uang. Antara sisi satu dengan sisi yang lainnya saling melengkapi dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Karena memang bermain merupakan dunianya anak-anak. Dalam hal ini,
aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial. Bermain adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas anak
untuk bersenang-senang. Bermain juga diartikan sebagai dunia anak-anak, yang merupakan
hak asasi bagi anak usia dini dan hakiki pada masa prasekolah, berkaitan dengan hal itu
Hurlock mengategorikan bermain menjadi dua, yaitu: “Bermain aktif dan bermain pasif,
bermain aktif yaitu kesenangan yang dilakukan individu seperti berlari sedangkan bermain
pasif yaitu tidak melakukan kegiatan secara langsung seperti menonton tv”.16Dikemukakan
oleh Piaget menekankan bahwa “Bermain sebagai alat utama bagi anak untuk belajar dan
suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang yang menimbulkan kesenangan dan
kepuasan”. Sedangkan menurut Masitoh bahwa “Bermain juga merupakan tuntutan dan
kebutuhan yang esensial bagi anak TK”17.Melalui bermain anak akan dapat memuaskan
tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi,
sosial, nilai dan sikap hidup. Sehingga penerapan metode bermain dapat memotivasi anak
dalam pembelajaran melalui metode bermain anak akan berada dalam suasana yang
menyenangkan dan pembelajaran pun menjadi lebih menarik.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1. Tahap manipulatif
Tahap ini dapat dilihat pada anak usia 2-3 tahun. Dengan alat-alat atau benda-benda yang ia
pegang, anak melakukan penyelidikan dengan cara membolak-balik, meraba-raba bahkan
menjatuhkan lalu melempar dan memungut kembali dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apa yang dapat diperbuatnya dengan benda-benda atau alat tersebut.
2. Tahap simbolis
Anak yang berada pada tahap ini kadang-kadang berbicara sendiri tentang apa yang
dibuatnya sesuai dengan fantasinya atau hal-hal yang pernah di lihat di lingkungannya.
3. Tahap eksplorasi
Pada tahap ini anak sering bermain sendiri, ia lebih senang tidak berteman dalam bermain.
kegiatan bermain ini dilakukan berulang-ulang dengan hati yang riang.
4. Tahap eksperimen
Pada umumnya para ahli hanya membedakan atau mengkatergorikan kegiatan bermain tanpa
secara jelas mengemukakan bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkatan
perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya.
a. Jean Piaget
Bermain diambil pada periode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum 3-4 bulan yang
belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan bermain. Kegiatan ini hanya merupakan
kelanjutankenikmatan yang diperoleh seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu. Jadi
merupakan pengulangan dari hal-hal sebelumnya dan disebut reproductive assimilation.
Merupakan ciri periode pra operasional yang ditemukan pada usia 2-7 tahun ditandai dengan
bermain khayal dan bermain pura-pura. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dan
menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang,
kuantitas dan sebagainya . Seringkali anak hanya sekedar bertanya, tidak terlalu
memperdulikan jawaban yang diberikan dan walaupun sudah dijawab anak akan bertanya
terus. Anak sudah menggunakan berbagai simbol atau representasi benda lain. Misalnya sapu
sebagai kuda-kudaan, sobekan kertas sebagai uang dan lain-lain. Bermain simbolik juga
berfungsi untuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan pengalaman emosional anak.
Setiap hal yang berkesan bagi anak akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermainnya.
Kegiatan bermain lain yang memiliki aturan adalah olahraga. Kegiatan bermain ini
menyenangkan dan dinikmati anak-anak meskipun aturannya jauh lebih ketat dan
diberlakukan secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong games seperti
kartu atau kasti. Anak senang melakukan berulang-ulang dan terpacu mencapai prestasi yang
sebaik-baiknya.
Jika dilihat tahapan perkembangan bermain Piaget maka dapat disimpulkan bahwa bermain
yang tadinya dilakukan untuk keenangan lambat laun mempunyai tujuan untuk hasil tertantu
seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja yang baik.
b. Hurlock
Berupa kegiatan mengenai objek atau orang lain, mencoba menjangkau atau meraih benda
disekelilingnya lalu mengamatinya. Penjelajahan semakin luas saat anak sudah dapat
merangkak dan berjalan sehingga anak akan mengamati setiap benda yang diraihnya.
Tahap ini mencapai puncknya pada usia 5-6 tahun. Antara 2-3 tahun anak biasanya hanya
mengamati alat permainannya. Biasanya terjadi pada usia pra sekolah, anak-anak di Taman
Kanak-Kanak biasanya bermain dengan boneka dan mengajaknya bercakap atau bermain
seperti layaknya teman bermainnya.
Biasanya terjadi bersamaan dengan mulai masuk ke sekolah dasar. Pada masa ini jenis
permainan anak semakin bertambah banyak dan bermain dengan alat permainan yang lama
kelamaan berkembang menjadi games, olahraga dan bentuk permainan lain yang dilakukan
oleh orang dewasa.
Tahap ini diawali ketika anak mendekati masa pubertas, dimana anak mulai kurang berminat
terhadap kegiatan bermain yang tadinya mereka sukai dan mulai menghabiskan waktu untuk
melamun dan berkhayal. Biasanya khayalannya mengenai perlakuan kurang adil dari orang
lain atau merasa kurang dipahami oleh orang lain.
Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami, bermain merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh anak dengan spontan, dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik,
melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar
bermain(seperti perkembangan kreativitas), dan merupakan interaksi antara anak dengan
lingkungannya, serta memungkinkan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya tersebut.
Masa bermain pada anak memiliki tahap-tahap yang sesuia dengan perkembangan anak, baik
kognitif, afektif, maupun psikomotor dan sejalan juga dengan usia anak.
c. Mildred Parten
Anak sepertinya belum melakukan kegiatan bermain, hanya mengamati sesuatu sejenak saja.
Misalnya bayi mengamati jari tangan atau kakinya sendiri dan menggerakannya tanpa tujuan.
Anak memperhatikan anak yang lain yang sedang melakukan suatu kegiatan atau sedang
bermain. Misalnya seorang anak yang memperhatikan temannya sedang bermain petak
umpat, tanap ia ikut bermain tetapi ia turut merasa senang seolah ia ikut bermain.
Anak bermain sendiri mencari kesibukan sendiri, tanpa perduli dengan orang lain/ teman lain
yang ada disekitarnya.
Anak melakukan kegiatan bermain bersama anak lain tetapi belum ada pemusatan tujuan
bermain. Misalnya beberapa anak bermain menepuk-nepuk air di kolam bersama- sama.
Anak melakukan kegiatan bermain bersama-sama dengan teman secara terorganisasi dan
saling bekerja sama, ada tujuan yang ingin dicapai bersama dan ada pembagian tugas yang
disepakati bersama. Misalnya bermain rumah-rumahan ada yang jadi bapak, ibu dan anak,
masing-masing memiliki tugas.
Anak membuat rumah-rumahan tersebut dengan kain atau balok-balok dan bermain peran
dengan boneka.
Tahap perkembangan bermain yang dikemukakan oleh Mildred Parten ini lebih menekankan
pada aspek sosialisasi anak dalam bermain. Artinya, bahwa kegiatan bermain merupakan
gambaran proses sosialisasi yang dilalui anak sejak lahir, masa bayi, masa kanak-kanak dan
masa anak pra sekolah hingga masa anak sekolah kelas awal.
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak usia dini.
Bermain dapat mengembangkan berbagai potensi anak, tidak hanya pada potensi fisik saja,
tetapi juga pada kognitif, bahasa, sosial, emosional, kreatifitas, dan pada akhirnya potensi
akademik anak. bermain ada nilainya, yaitu bermain dapat mengembangkan keterampilan
sosial, emosional, dan kognitif. dalam kegiatan bermain terdapat berbagai kegiatan yang
memiliki dampak terhadap perkembangannya yaitu:
1. dapat memperkuat otot dan mengembangkan daya imajinasi dan koordinasinya melalui
gerak, melatih motorik halus, motorik kasar, dan keseimbangan fisik kinerja tubuhnya.
2. dapat mengemabngkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain,
kemandirian dan keberanian untuk berfikir atau berinisiatif karena saat bermain anak sering
berpura-pura jadi orang lain.
1. Perkembangan Bahasa
Aktivitas bermain adalah ibarat laboratorium bahasa anak, yaitu memperkaya perbendaharaan
kata anak dan melatih kemampuan berkomunikasi anak.
2. Perkembangan Moral
Bermain membantu anak untuk belajar bersikap jujur, menerima kekalahan, menjadi
pemimpin yang baik, bertenggang rasa dan sebagainya.
manfaat bermain bagi anak manfaat bermain bagi anak usia dini manfaat bermain bagi anak
pra sekolah manfaat bermain bagi anak sekolah manfaat bermain bagi anak sd manfaat
bermain bagi anak tk manfaat bermain bagi anak paud manfaat bermain bagi anak sekolah
dasar manfaat bermain bagi anak balita manfaat bermain untuk anak tk manfaat bermain
puzzle bagi anak manfaat bermain musik bagi anak manfaat bermain pasir bagi anak manfaat
bermain peran bagi anak manfaat bermain peran bagi anak usia dini manfaat bermain bagi
perkembangan anak usia dini manfaat bermain outdoor bagi anak apa manfaat bermain bagi
anak manfaat bermain air bagi anak usia dini manfaat bermain bagi anak usia dini menurut
para ahli arti dan manfaat bermain bagi anak usia dini
3. Perkembangan Sosial
Bermain bersama teman melatih anak untuk belajar membina hubungan dengan sesamanya.
Anak belajar mengalah, memberi, menerima, tolong menolong dan berlatih sikap sosial
lainnya.
4. Perkembangan Emosi
Bermain merupakan ajang yang baik bagi anak untuk menyalurkan perasaan/emosinya dan ia
belajar untuk mengendalikan diri dan keinginannya sekaligus sarana untuk relaksasi.
Pada beberapa jenis kegiatan bermain yang dapat menyalurkan ekspresi diri anak, dapat
digunakan sebagai cara terapi bagi anak yang mengalami gangguan emosi.
5. Perkembangan kognitif
Melalui kegiatan bermain anak belajar berbagai konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah
yang memungkinkan stimulasi bagi perkembangan intelektualnya. Anak juga dapat belajar
untuk memiliki kemampuan ‘problem solving’ sehingga dapat mengenal dunia sekitarnya dan
menguasai lingkungannya.
6. Perkembangan Fisik
Bermain memungkinkan anak untuk menggerakkan dan melatih seluruh otot tubuhnya,
sehingga anak memiliki kecakapan motorik dan kepekaan penginderaan.
7. Perkembangan Kreativitas
Bermain dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mencoba berbagai ideanya tanpa merasa takut karena dalam bermain anak mendapatkan
kebebasan
.Musik klasik. Salah jenis musik yang harus diketahui anak balita adalah musik klasik.
Musik klasik dapat memperkuat sirkuit otak yang digunakan dalam matematika.b Musik
klasik yang lembut dan halus akan membuat anak rileks dab baik sekali diperdenfagrkan
kepada saat sebelum tidur.
Rutinitas asyik. Anak usia satu tahun perlu merasakan jadwal harian yang teratur agar
merasakan senangnya kegiatan rutin. Setelah merasakan kegiatan mandi, pakaikan bedak
dan baju. Selanjutnya biarkan ia asyik menyedot susu. Setelah ajak jalan-jalan dan boleh
untuk main sepuasnya. Kkemudian disusul acara tidur tentunya.
uk, buka kado!. Permainan ini memberi anak kesempatan merasa terkejut, lengkap
dengan ekspresi wajah dan suara. Membuka kemasa kado juga merangsang anak
memenuhi rasa ingin tahu dan mengasah keterampilan motorik halusnya saat merobek-
robek kertas. Contohkan cara merobek dan biarkan ia melakukan selanjutnya. Ketika ia
belum juga berhasil membongkar kemasan, beri ia semnagat agar ia tidak mudah
menyerah.
Menggambar. Berikan krayon pada anak meskipun belum dapat menggunakannya secara
tepat. Setiap bermain tetap awasi dan beritahukan agar tidak memasukkan krayon
kedalam mulutnya. Jenis krayon yang baik adalah yang pendek, gemuk, dan lilinnya tidak
mengandung racun. Krayon ini mudah dipegang, tidak mudah patah dan tidak perlu
ditekan keras pad kertas.
Berjalan. Untuk anak yang belajar berjalan, mungkin ini senam kaki yang paling
menyenangkan sedunia, melangkah tanpa rasa takut, dituntun ayah atau ibu. Berkeliling
rumah atau taman. Jika memungkinkan, putarkan musik selama bersenam dengan si kecil
supaya suasana semakin ceria dan penuh semangat.
Bermain air. Sejak bayi si mecil pasti sudah bisa bemain air. Anda tinggal menunjukkan
caranya menyiram dengan benar, membuat ombak dibak atau cipratan-cipratan kecil
seperti hujan. Main air tidak hanya dilakukan saat mandi, tetapi bisa kapanpun ia mau.
Bermain pasir. Tidak perlu menyediakan lahan khusus, cuku dengan meletakkan sedikit
pasir ke dalam baskom atau bak mandi plastik kecil di lantai.
1. Puzzle. Puzzle merupakan permainan klasik. Beragam puzzle dari berbagai bahan dan
tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan perkembangan balita dapat diperoleh dengan
mudah. Puzzle dapat membantu anak memecahkan masalah. Dengan mencoba beberapa
cara memasangkan kepingan berupa potongan-potongan gambar, amka akan melatih anak
untuk berpikir kreatif. Permainan puzzle juga mengasah ketekunan anak dalam
memecahkan masalah.
2. Pakai baju sendiri. Sejak usia 23 bulan anak mulai tertarik untuk memakai dan melepas
bajunya sendiri. Biarkan anak mencoba melakukannya walaupun memakan waktu yang
lama. Untuk memudahkan anak memakai dan melepas bajunya, pilih pakaian dengan
kancing yang besar, kaos atau kemeja longgar untuk mempermudah anak melakukannya.
3. Bermain imajinatif. Pada usia 2 tahun anak suka bermain imajinatif. Mereka senang
sekali bermain seolah-olah mereka adalah putri raja, pangeran, tentara prajurit dan
sebagainya. Dalam pemainan ini dapat melatih konsentrasi, mengajarkan anak adanya
aturan dalam keseharian, mendorong kreativitas dan rasa percaya diri anak karena dalam
percakapan anak berlatih bagaimana bernegosiasi dengan orang lain.
4. Belajar berbagi. Cara dan strategi yang digunakan untuk mengajarkannya tentu harus
tentu harus sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Cara yang dapat dilakukan
seperti memberi contoh betapa berbagi itu menyenangkan, menggulirkan bola secara
bergantian, membalikkan halaman buku cerita saat mendongeng menjelang tidur serta
tingkatkan frekuensi playdate denan teman teman bermain di rumah dengan permainan
yang bersifat kolektif.
5. Melukis.melukis tidak hanya memakai krayon dan pensil warna. Anak juga bisa
menggunakan kuas, spon, bahkan menggunakan jarinya. Cara melukis dengan langsung
menggunakan jari tangannya lebih mudah bagi anak. Tanpa alat bantu anak lebih leluasa
menggoreskan warna yang ia suka. Jemarinya langsung mencolek cat palet dan
menorehakan pada kertas atau pada media lain.Alat permainan yang digunakan oleh anak
hendaknya sesuai dengan kebutuhan anak, begitu pula jenis kegiatan bermain sesuai
dengan usia perkembangan anak.2 Tipe dan Jenis Kegiatan Bermain Anak Usia Dini
A. Bermain Aktif
Dalam kegiatan bermain aktif,anak melakukan aktivitas gerakan yang melibatkan seluruh
indera dan anggota tubuhnya. Diantara jenis kegiatan bermain aktif adalah :
1. Tactile Play
Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan keterampilan jari jemari anak serta
membantu anak memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan penglihatnnya.
2. Functional Play
Bermain Fungsional/Functional Play adalah kegiatan bermain yang melibatkan panca indera
dan kemampuan gerakan motorik dalam rangka mengembangkan aspek motorik anak.
(Charlotte Buhler)
3. Constructive Play
4. Creative Play
Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai kreasi dari imajinasinya sendiri.
6. Play Gpasi
Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan bersifat kompetisi/ persaingan.
B. Bermain Pasif
Kegiatan bermain pasif tidak melibatkan banyak gerakan tubuh anak, tetapi hanya melibatkan
sebagian indera saja terutama pendengaran dan penglihatan.
Kegiatan bermain pasif diantaranya adalah Receptive Play, yaitu permainan dimana anak
menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif (bukan fisik yang aktif)
melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia dengar dan ia lihat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bermain sangat penting untuk perkembangan anak. Dengan bermain anak dapat
mengembangkan emosi, fisik dan pertumbuhan kognitif. Bermain adalah cara anak untuk
belajar mengenai tubuh mereka dan didunia ini. Pada saat itulah mereka akan menggunakan
kelima indera yang dimilikinya. Dengan bermain seorang anak akan mengembangkan
imajinasi, kemampuan, kreativitas dan kemampuan dalam bersosialisasi. Bermain adalah hal
paling menyenangakan bagi anak. Bermain juga merupakan seluruh aktivitas anak termasuk
bekerja, penyaluran hobi dan merupaka cara mereka untuk mengenal dunia luar. Lewat
bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-otot ketika melompat, melempar atau berlari.
Selain itu, anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan dan pikirannya. Hal
penting yang diperoleh dari bermain adalah karena bisa mengembangkan aspek motorik anak.
Perkembangan motorik anak merupakan bagian dari tumbuha kembang anak yang
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://paudstaialgazalibone.blogspot.com/2013/04/tahapan-perkembangan-bermain.html?m=1
https://www.paud.id/2015/09/6-tahapan-perkembangan-bermain-anak.html
https://www.paud.id/2015/09/6-tahapan-perkembangan-bermain-anak.html
https://www.kompasiana.com/elok30/5a9f9b855e1373690835e155/fungsi-bermain-bagi-
anak-usia-dini-bermain-kreatif
https://www.paud.id/2015/09/fungsi-manfaat-bermain-bagi-anak.html
https://www.paud.id/2015/09/2-tipe-dan-jenis-kegiatan-bermain-anak.html
https://www.paud.id/2015/09/2-tipe-dan-jenis-kegiatan-bermain-anak.html