Anda di halaman 1dari 15

PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG EKSISTENSI ANGIN DAN AWAN

Lukmanul Hakim, Muhammad Habibullah Arman, Ivan Andrianto, Ridho Prananda,


Ibnu Fadli
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
man89th@uin-suska.ac.id

Abstrak

Angin dan awan termasuk benda yang sangat penting bagi manusia, manfaatnya adalah
seperti awan dapat menurunkan hujan dan angin dapat dijadikan sebagai sumber
pembangkit listrik yang informasi tentang kedua benda tersebut jarang diketahui oleh
orang awam karena angin memiliki ciri tidak dapat dilihat dan awan yang letaknya
sangat jauh diangkasa dan tidak jarang keduanya dianngap tidak berkaitan. Tujuan dari
penelitian ini adalah umtuk mengetahui proses terjadinya angin dan awan,
eksistensinya, serta bagaiman hubungan keduanya didalam penafsiran. Metode
penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan(library
reaserc). Hasil penelitian yang dapat diketahui adalah menunjukkan bahwa angin
berperan utama dalam terbentuknya curah hujan, angin membantu dalam berkumpul
dan naiknya awan, yang mana setelah awan itu terkumpul akan turun hujan untuk
membasahi bumi, dalam penemuan ilmu pengetahuan modern pada saat ini awan
kumulus yang menghasilkan hujan mengalami tiga fase, yaitu fase koherensi dan
pertumbuhan,fase penurunan hujan dan fase penghabisan. Angin itu benar-benar ada
dan dapat membawa manfaat dan terakhir angin memiliki kecepatan yang luar biasa.

Kata kunci: Eksistensi, angin dan awan, penafsiran

A. Proses terbentuknya awan dan angin

Awan terbentuk dari kondensasi (pemadatan) uap air di udara menjadi titik-titik air.
Proses terbentuknya titik air tersebut melalui beberapa siklus. Ketika udara semakin
panas, maka massa uap air akan menguap naik menuju atmosfer sehingga mencapai
kelembapan yang tepat pada ketinggian tertentu. Semakin tinggi suatu wilayah maka

1
tekanan udaranya semakin kecil, gesekan antar molekul semakin berkurang sehingga
suhunya semakin rendah (makin dingin).

Karena itu ketika mencapai suatu ketinggian tertentu, uap air ini mengalami proses
pemadatan menjadi titik-titik air karena pengaruh suhu yang semakin dingin dan
kelembapan atmosfer. Lama kelamaan akan semakin banyak uap air yang datang dan
semakin besar awan yang terbentuk. Setelah mencapai ketinggian tertentu, sekumpulan
uap air ini akan mengalami proses menjadi titik-titik air karena suhu yang semakin rendah.
Nah titik air yang lebih berat dari uap air ini akan membuatnya jatuh ke bawah karena
tarikan gravitasi bumi. Titik-titik air yang jatuh inilah yang kita sebut dengan hujan.

Tidak semua awan akan berubah menjadi hujan. Bisa jadi sebelum menjadi hujan, awan
tersebut bertemu dengan udara panas sehingga menyebabkannya menjadi uap air yang
lenyap atau diterbangkan angin ke arah lainnya.1 Adapun proses kejadian angin, apabila
udara yang terdapat di bumi dipanaskan oleh adanya sinar matahari, maka udara memuai.
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga akan naik menuju ke atmosfer.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin
(tekanan tinggi) disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah (suhu panas)
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali.

Pergerakan akibat arus bolak-balik angin dari darat menuju ke atmosfer dan sebaliknya
oleh sinar matahari inilah yang menyebabkan terbentuknya angin. Sumber energy
utamanya diperoleh dari perbedaan pemanasan dan pendinginan yang terjadi pada lintang-
lintang rendah dan tinggi. Sumber energy inilah yang membentuk angin dan
mempertahankan kecepatan terhadap rintangan yang timbul akibat adanya gesekan
dengan permukaan2

B. Macam-macam angin antara lain

1. Angin darat dan angin laut

Angin darat terjadi karena akibat dari pergerakan udara dari darat ke laut, sedangkan
angin laut merupakan angin yang terjadi karena adanya pergerakan udara dari laut ke darat.

1
Gunardi Djoko Winarno dkk., Klimatologi Pertanian ,( Bandarlampung: Pusaka media, 2019),
hlm.26.
2
Ibid..51

2
Terjadinya angin darat pada malam hari karena tekanan udara di darat lebih tinggi
dibanding laut, begitu pula sebaliknya.

2. Angin gunung dan angin lembah

Angin gunung merupakan angin yang terjadi diakibatkan oleh pergerakan udara yang
datang dari gunung ke arah lembah. Begitu pula angin lembah[1]. Angin lembah lebih cepat
panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), pada
malam hari aliran ini terbalik karena lereng gunung mendingin lebih cepat dan
mendinginkan udara yang menyentuh dinding gunung. Makin dingin, maka padat udara
tersebut dan berat sehingga udara mengalir menuruni lembah membentuk angin gunung. 3

3. Angin yang bertiup ke atas

Terjadi pada pagi hari, dan mencapai kecepatan tertinggi menjelang tengah hari dan
arah berlawanan terjadi menjelang malam tiba. Angin yang menuruni lembah mulai terjadi
dan mencapai puncaknya biasanya sesaat sebelum pagi tiba 4

C. Potensi bencana akibat angin

1. Dampak Angin Puting Beliung

Ada beberapa dampak angin puting beliung yang dapat menimbulkan banyak sekali
kerusakan yang tidak ringan bahkan ada yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit
yang akan mengganggu ruang publik untuk kehidupan. Berikut dampak-dampak yang bisa
ditimbulkan oleh angin puting beliung yang bersifat merusak yaitu: kerusakan rumah serta
infrastruktur pada suatu daerah dalam kasus puting beliung ada beberapa kasus yang
menumbulkan korban jiwa, menimbulkan kerugian material, merusak kebun- kebun
warga, menciptakan banyak puing-puing dari kerusakan material serta sampah yang
berserakan dapat mengganggu jalannya ekonomi.

Dampak buruk dari angin putting beliung, dapat meluluhlantahkan tempat dengan area
seluas 5 km. dalam hal ini rumah serta banyak tanaman akan hancur serta tumbang akibat
diterjang oleh angin puting beliung. Bukan hanya itu namun makhluk hidup juga bisa mati

3
Wanjat Kastolan, dkk, “Jenis dan Proses Terjadinya Angin,”( Badan Penelitian dan Pengembangan
Depertemen Pendidikan Nasional, 2007), hlm. 9.
4
Sudarto, “Pemanfaatan dan Pengembangan Energi Angin Untuk Proses Produksi Garam Di
Kawasan Timur Indonesia,” Nomor 2, Tahun 2011 , 62.

3
akibat terlempar atau terbentur oleh benda-benda keras yang ikut masuk dalam pusaran
angin.

2. Dampak Negatif Angin Muson Barat

a) Meningkatnya penyakit demam berdarah

Ketika musim penghujan datang maka akan banyak genangan- genangan air yang
akan kita temui di lingkungan sekitar kita. Ketika ada banyak genangan air maka akan
memicu banyak nyamuk yang keluar dari sarangnya dan mencari tempat untuk
meninggalkan telurnya di genangan-genangan air tersebut. Halini akan
berakibat lahirnya jentik- jentik nyamuk yang kemudian akan menjadi nyamuk yang
dapat menyebarkan penyakit DBD atau demam berdarah.

b) Menyebabkan tingginya resiko tanah longsor

Hujan yang lebat akan mudah memicu terjadinya penyebab tanah longsor terutama
di daerah perbukitan. Hal ini tentu saja akan membahayakan bagi warga yang
mempunyai rumah di daerah perbukitan-perbukitan tersebut. Hal ini akan di dukung
ketika pepohonan yang ada di daerah tersebut sangat sedikit, maka resiko tanah longsor
ini akan menjadi lebih besar.

c) Panen petani menjadi gagal

Musim penghujan memang memberi dampak positif bagi petani. Namun hal ini
tidak menut kemungkinan bahwa petani juga akan mengalami hal buruk, yakni berupa
gagal panen. Banyak petani yang menghadapi masalah terkait panen mereka ketika
curah hujan yang turun terlampau bersar. Hal ini dapat terjadi karena area persawahan
banyak yang tergenang air sehingga justru banyak tanaman yang akan mati karena hal
tersebut. Selain itu penjemuran padi juga akan sulit dilakukan karena minimnya cahaya
matahari dan juga sulitnya untuk mengangin-anginkan padi di tempat terbuka
karena hujan yang dating terus- menerus.

d) Nelayan menjadi terganggu

Hujan yang dating terus-menerus akan menyebabkan nelayan menjadi terganggu


akibatnya nelayan menjadi susah melaut. Hal ini karena langit ketika hujan akan
terlihat gelap dan hujan deras juga akan menyebabkan resiko apabila nelayan pergi
melaut.

4
3. Dampak Negatif Angin Muson Timur

a) Banyak warga kesulitan dalam memperoleh air bersih.

Ketika musim kemarau datang, maka beberapa daerah akan mengalami kehabisan
stok air bersih. Hal ini akan berdampak buruk, khususnya bagi warga yang tinggal di
daerah terpencil yang memang sumber air bersih sudah kering atau habis. Hal ini
otomatis akan menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi
kehidupan sehari- hari.

b) Banyaknya tanaman yang kering atau mati karena kekurangan air.

c) Meningkatnya resiko kebakaran hutan karena cuaca yang panas dan kondisi tanaman
yang kering.

Itulah beberapadampak negatif dari bertiupnya angin muson barat dan juga angin
muson timur ini. Keberadaan angin juga dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan
oleh manusia. Jika manusia mampu mengurus dan menjaga alam sesuai dengan baik
dan sesuai dengan perintah sang pencipta, maka angin akan menjadi sahabat yang
senantiasa memberikan manfaat yang tiabersihi

D. Penafsiran tentang ayat-ayat angin :

1. Qs. Rum ayat 48 :

َ ‫شا ٓ ُء َو َيجْ َعلُ ۥهُ ِك‬


‫سفًا فَت ََرى‬ َ ‫س َمآءِ َكي‬
َ ‫ْف َي‬ ‫س َحابًا فَ َي ْبسُطُ ۥهُ فِى ٱل ه‬َ ‫ير‬ ُ ِ‫ٱلر َٰ َي َح فَتُث‬ِ ‫ٱَّللُ ٱلهذِى ي ُْر ِس ُل‬
‫ه‬
َٰ ُ ‫ْٱل َودْقَ يَ ْخ ُر‬
َ‫شا ٓ ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِٓۦه إِذَا هُ ْم يَ ْست َ ْبش ُِرون‬
َ َ‫اب بِِۦه َمن ي‬
َ ‫ص‬ َ َ ‫ج ِم ْن ِخلَ ِل ِهۦ ۖ فَإِذَآ أ‬
“Allah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan, dan Allah
membentangkannya menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-
gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia
menurunkan kepada hamba-hamba- Nya yang Dia kehendaki, tiba-tiba mereka
gembira.”

Penafsiran ayat

Penafsiran Ath Thabari: Allah mengirimkan angin lalu angin itu menggerakkan
awan. Sakhaban adalah bentuk jama’ dari Sakhabatun, yang artinya awan. Dengan
Allah menebarkan dan dan mengumpulkanya sesuai kehendak nya dan diturunkan
darinya hujan. Yang mana apabila Allah turunkan hujan di bagian bumi yang dia

5
kehendaki , maka engkau lihat mereka bergembira karena Allah menurunkan hujan itu
kepada mereka5

Penafsiran Tafsir Al Azhar: Artinya bahwa angin itu mengembangkan awan,


sesudah dia berarak-arak dari penjuru-penjuru tertentu, sampai hitam pekat; semuanya
itu menuruti kehendak Allah, ke mana dia kelak akan dijatuhkan. "Dan Diq jadikan
dianya bergumpal-gumpal." Bertambah tebal gumpalannya bertambah dia menghitam
dan memberat. "Maka engkau lihatlah hujan keluar dai celah-celahnyi.,' Keluarlah
hujan celah-celah gumpalan awan-awan yang tebal itu. Gumpalan tebal itulah yang
dinamai dalam bahasa Melayu (lndonesia) dengan gabak. Ada pepatah: "cewang di
langit tanda akan panas, gabak di ulu tanda akan hujan. Demikianlah digambarkan
bagaimana kegembiraan manusia bila hujan lebat turun. Baik di negeri-negeri yang
sukar datang hujan, sebagai di padangpadang pasir, ataupun di tempat-tempat yang
subur sekalipun, sebagai tanahair Indonesia ini, tetapi sedang musim kemarau. Karena
banyak tanamtanaman yang sangat bergantung kepada turunnya hujan. 6

Penafsiran ibnu katsir . Ibnu Abu Hatim berkata, telah memberi tahu kami ayahku,
telah memberi tahu kami Muhammad bin Isa bin Taba', telah memberi tahu kami
Hasyim, dari Ya'la bin Ata, dari ayahnya, dari Ubaidillah bin Amr yang mengatakan
bahwa ada delapan jenis angin: angin rahmat dan azab. Adapun angin rahmat adalah
mursalat (angin pembawa awan yang mengandung hujan), az-zariat (angin yang
menebarkan awan dan debu yang mengandung hujan), an-nasyirat (angin yang
menyebarkan hujan) dan mubasysyirat (angin pembawa berita gembira akan turunnya
hujan). Angin azab atau bencana adalah angin sar-sar (angin yang menumbangkan
pepohonan dan al-‘aqim (angin yang kering tidak membawa awan). Keduanya berada
di darat. Serta angin yang sangat kencang (badai) dan angin topan. Keduanya berada di
laut. Jika Allah berkehendak, maka dijadikan kedua angin ini sebagai rahmat untuk
membawa kabar gembira. Dan angin malapetaka yang sangat menyakitkan. 7 Ayat di
atas menjelaskan kerja angin dalam konteks hujan serta proses turunnya hujan.

5
Imam Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari jilid 20, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), hlm.699-
700.
6 Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 7. (Surabaya : Pustaka Islam Surabaya, 1965 ),
hlm.5463.
7 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,Jilid 3

(Jakarta: Gema Insani Press, 2000),hlm.774.

6
Dari penjelasan penjelasan tafsir tafsir ini, ayat diatas Ayat di atas menggambarkan
proses terjadinya hujan. Awan tebal bermula ketika angin atas Kuasa Allah menggiring
atau mengarak kawanan kawan kecil awan. Mengarakan bagian-bagian awan itu
menyebabkan bertambahnya kualitas (jumlah) uap dalam perjalanannya terutama di
sekitar zona. Apabila dua awan atau lebih menyatu, maka arus udara yang naik di dalam
awan akan bertambah secara umum, hal ini menyebabkan datangnya tambahan uap air
dari bagian bawah dasar awan yang perannya menambah potensi yang terpendam untuk
berakumulasi. Awan tebal bergerak ke mana saja sesuai arah gerak angin yang
dikehendaki Allah, sedang faktor akumulasi dan pembangunannya akan terus-menerus
sepanjang arus udara yang naik mampu membawa formasi awan dari titiktitik air, atau
butir-butir embun. Ketika angin tidak lagi mampu membawa formasi-formasi itu
karena telah bergumpal-gumpal dan menyatu maka proses akumulasi terhenti dan hujan
pun turun. Dan dari angin yang menggerakkan awan menjadi berkumpul, turunlah
hujan. Yang menjadi Rahmat dari Allah. Mengairi tanaman tanaman yang ditanam
manusia, menjadi sumber daya alam yang dibutuhkan seperti pembangkit listrik tenaga
angin maupun air dan masih banyak manfaat lagi.

2. QS. An-Nur ayat 43

‫ج ِم ْن ِخ َٰلَ ِل ِهۦ‬
ُ ‫ف َب ْينَ ۥهُ ث ُ هم َيجْ َع ُل ۥهُ ُركَا ًما َفت ََرى ْٱل َودْقَ َي ْخ ُر‬
ُ ‫س َحابًا ث ُ هم يُ َؤ ِل‬ َ ‫أَلَ ْم ت ََر أ َ هن ه‬
َ ‫ٱَّلل ي ُْز ِجى‬
ۖ ‫شا ٓ ُء‬ َ َ‫عن همن ي‬ َ ُ‫ص ِرفُ ۥه‬
ْ َ‫شا ٓ ُء َوي‬
َ َ‫يب بِِۦه َمن ي‬
ُ ‫ُص‬ ِ ‫س َمآءِ ِمن ِجبَا ٍل فِي َها ِم ۢن بَ َر ٍد فَي‬ ‫َويُن َِز ُل ِمنَ ٱل ه‬
‫ص ِر‬ َ َٰ ‫َب ِب ْٱْل َ ْب‬
ُ ‫سنَا َب ْر ِقِۦه َيذْه‬
َ ُ‫َيكَاد‬
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan
antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih,
Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga)
menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan
seperti) gunung- gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa
yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan
kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. an-Nur 43)”

Penafsiran ayat

Penafsiran al azhar: Tuhan menyuruh memperhatikan lagi betapa Tuhan menghalau-


halaukan dan menghimpunkan awan yang berserak dengan timbangan aliran angin dan
udara, kemudian menjadikannya suatu tumpukan. Setelah awan yang bergerak itu
terkumpul, timbullah mega yang mendung dan hitamlah dia karena mengandung hujan,

7
maka keluarlah hujan dari celahcelah awan itu. Kadang-kadang turunlah dari langit itu;
dan langit di sini ialah apa yang di atas kita. Turunlah segumpalan awan besar laksana
gunung, mengandung salju. Ditumpahkannya ke atas suatu bagian yang
dikehendakiNya. Kadang-kadang kita telah mengharap dia akan jatuh di bumi kita
sebelah sini, karena tanam-tanaman sudah sangat kering tiba-tiba dia jatuh di tempat
lain. Maka kedengaran guruh dan guntur, dan kilat pun sabung-menyabung, demikian
dahsyatnya hingga mata pun bisa silau memandangnya. Memang, apabila kita naik
kapal udara dalam perjalanan yang jauh, benarbenar kelihatanlah kadang-kadang awan
itu besar dan tinggi laksana gunung, bahkan lebih besar dari gunung, maka terasalah
kecil kapal terbang yang kita tumpangi itu di celah awan-gumawan. Awan-awan
laksana gunung itulah persediaan yang disediakan Tuhan buat hidup kita di atas dunia
fana ini, karena kita senantiasa memerlukan air. 8

Penafsiran Ath Thabari: Tidakkah kau melihat wahai Muhammad bahwa Allah lah
yang mengarak (mengiringi) awan kemanapun yang dikehendakinya. Dan Dia (Allah)
yang mengumpulkan diantara awan awan itu (mengumpulkan yang terpisah) kemudian
menjadikanya bertindih tindih (menggumpal), sehingga terlihat lah oleh mu hujan
keluar dari awan tersebut. Dan kalimat menurunkan butiran butiran es terdapat dua
pendapat, pendapat pertama bermakna Allah menurunkan dari langit, dari beberapa
gunung gunung es butiran air hujan, dan mendapat kedua Allah menurunkan Es sebesar
gunung sebagai azab kepada orang orang yang di kehendakinya9

Penafsiran Quraish Shihab.. Artinya Untuk membuktikan bahwa kepada Allah


kembali segala sesuatu, ayat ini menguraikan tentang kuasa-Nya mengtaur hujan yang
airnya bermula dari laut dan sungai di darat, kemudian menguap lalu turun kembali ke
darat. Ayat ini dinilai oleh sementara pakar muslim sebagai telah mendahului
penemuan ilmiah modern tentang fase-fase pembentukan awan kumulus dan ciri-
cirinya dan yang berkaitan dengan hal tersebut. Disebutkan bahwa awan yang
menurunkan hujan dimulai dari atas awan yang berbentuk onggokan yang disebut
kumulus, yaitu awan yang timbulnya ke atas. Puncak kumulus bisa mencapai 15-
20 kilometer, hingga tampak seperti gunung yang tinggi. Dalam penemuan ilmu
pengetahuan modern, kumulus yang menghasilkan hujan mengalami tiga fase yaitu:

8Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al Azhar,(Surabaya : Pustaka Islam Surabaya, 1965), hlm. 4952.
9
Imam Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari jilid 19, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), hlm. 211-
219.

8
a) Fase koherensi dan pertumbuhan,

b) Fase penurunan hujan dan

c) Fase penghabisan10

Dari penjelasan tafsir diatas kita dapat menyimpulkan bahwasanya Allah lah yang
mengumpulkan awan awan yang terpisah pisah, kemudian Allah turunkan hujan bagi
yang dikehendakinya. Disini menjadi penekanan, bahwasanya air hujan turun dari awan
ke bumi yang telah dikehendaki oleh Allah SWT. Dan juga Allah turunkan Hujan
berupa es yang mana es tersebut dapat sebesar gunung, menjadi azab bagi orang orang
yang tidak bersyukur atas Rahmat Allah SWT. Oleh karena itu atas kehendak Allah,
Allah azab mereka berupa Hujan es sebesar gunung, menjadi pembelajaran bagi kita,
bahwa awan yang menggumpal tak hanya Allah jadikan Rahmat darinya turun hujan
bagi manusia, tetapi dari nya juga lah Allah turunkan azab bagi siapa siapa yang Allah
kehendaki.

3. QS. Sad ayat 36

‫اب‬
َ ‫ص‬َ َ ‫ْث أ‬
ُ ‫ٱلري َح تَجْ ِرى بِأ َ ْم ِرِۦه ُر َخا ٓ ًء َحي‬
ِ ُ‫س هخ ْرنَا لَه‬
َ َ‫ف‬
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut
ke mana saja yang dikehendakiNya.”

Penafsiran ayat

Penafsiran kemenag RI, ayat ini Allah menganugrahkan beberapa nikmat kepada
nabi Sulaiman yaitu pertama “ kekuatan menundukkan angin atas izin Allah, ingin
berhembus dengan kencang kemana saja ia kehendaki “ kedua” mampu menundukkan
setan-setan ahli bangunan dan ahli menyelam “ketiga” mampu menundukkan setan-
setan yang menentang perintahnya dengan membelenggu kaki dan tangannya agar
tidak berbahaya bagi yang lain.11

Penafsiran Al Qurthubi, Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin)Yakni Kami


jadikan angin itu mentaati perintahnya yang berhembus ke mana saja yang

10
M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah jilid 9, (Jakarta: Penerbit Lentera Hati), hlm.370.
11
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur-an, 2007), hlm. 377.

9
dikehendakinya Yakni itu adalah angin yang lembut yang tidak membuat kerusakan
namun memiliki henbusan yang kuat dan cepat. (dengan baik)Yakni angin itu akan
membawanya kepada kebaikan yang dia tuju 12

Dari uraian Penafsir diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Allah menundukkan
angin bangi Nabi Sulaiman AS untuk dapat dimanfaatkan seperti untuk kendaraan
mengantarkannya kemana saja Nabi Sulaiman AS ingin. Dari ayat ini juga menandakan
bahwa angin itu ada dan dapat dimanfaatkan. Uraian diatas juga menjelaskan kehebatan
Al-Qur'an, Al-Qur’an tahu bahwa angin itu dapat dimanfaatkan oleh manusia jauh
sebelum orang zaman kini memanfaatkannya sebagai pembangkit listrik tenaga angin.

4. Qs. Saba’:ayat 12

‫ط ِر ۖ َو ِمنَ ْٱل ِج ِن َمن‬


ْ ‫عيْنَ ْٱل ِق‬
َ ُ‫س ْلنَا لَ ۥه‬
َ َ ‫ش ْه ٌر ۖ َوأ‬ َ ‫ٱلري َح غُد ُُّوهَا‬
َ ‫ش ْه ٌر َو َر َوا ُح َها‬ ِ َ‫َو ِلسُلَ ْي َٰ َمن‬
‫ير‬
ِ ‫س ِع‬‫ب ٱل ه‬ِ ‫عذَا‬ َ ‫ع ْن أ َ ْم ِرنَا نُ ِذ ْقهُ ِم ْن‬ ْ ‫َي ْع َم ُل َبيْنَ َيدَ ْي ِه ِبإِذْ ِن َر ِبِۦه ۖ َو َمن َي ِز‬
َ ‫غ ِم ْن ُه ْم‬

“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama
dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan
perjalanan sebulan (pula). dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. dan sebahagian
dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin
Tuhannya. dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami
rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala”

Penafsiran Ayat

Penafsiran Muhammad Ali Ash-Shabuni, Dalam ayat ini menjelaskan tentang


anugerah Allah yang diberikan kepada Nabi Sulaiman dan betapa luas kekuasaan
yang dilimpahkan kepadanya, yaitu kenabian, kerajaan, dan kedudukan yang tinggi
dan Allah berfirman: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya
di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama
dengan perjalanan sebulan (pula)”. Ulama tafsir berkata: Allah menundukkan
angin untuk Nabi Sulaiman, agar beliau bisa menempuh perjalanan jauh dalam

12
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al Wajiz, ( Beirut : Dar Al-Fikr Beirut,1417), hlm 456.

10
beberapa jam saja. Angin itu bisa membawa Nabi Sulaiman serta pasukannya dan
memindahkannya dari daerah satu ke daerah lainnya. Angin itu menempuh jalan dua
bulan dalam satu siang.13

Qatadah menafsirkan ayat ini, “angin membawa Nabi Sulaiman dari pagi hingga
tergelincirnya matahari sejauh sebulan perjalanan, dan dari tergelincirnya matahari
hingga terbenamnya sejauh sebulan pula”. Al-Hasan al-Bashri berkata, “Nabi
Sulaiman pernah berangkat mengendarai angin, dari Damaskus ke Istakhr lalu beliau
turun di sana untuk makan siang, kemudian beliau berangkat lagi ke Kabul untuk
menginap di sana. Padahal jarak antara Damaskus dan Istakhr adalah sebulan
perjalanan bagi orang yang berjalan cepat, dan jarak antara Istakhr dan Kabul adalah
sebulan perjalanan pula. 14.ayat ini menginfokan bahwa angin memiliki kecepatan yang
luar biasa.

Penafsiran Al qurthubi : “Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman.” (QS. Saba’: 12)
Sampai saat ini, tidak satu pun manusia dapat mengatur angin kecuali Nabi Sulaiman
alaihissalam, bahkan teknologi tercanggih pun belum ada yang mampu. Sebagian
ulama menyebutkan keistimewaan ini Allah SWT berikan kepada Nabi Sulaiman
alaihissalam sebagai ganti dari kuda-kuda yang sangat ia cintai, di mana kuda-kuda
tersebut dibunuh oleh Nabi Sulaiman alaihissalam karena melalaikan dirinya dari
beribadah.15

Firman Allah ,

‫ش ْه ٌر‬
َ ‫ش ْه ٌر َو َر َوا ُح َها‬
َ
“Yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan.” (QS. Saba’:
12)
Ayat QS. Saba' : 12 menginfokan bahwa angin memiliki kecepatan yang luar biasa
yang sudah dicantumkan dalam Al-Qur’an 1400 tahun yang sebelum manusia sekitar
zaman abad 19 mengetahui jika angin itu memiliki kecepatan yang tinggi dan
berpindah-pindah. Dan Nabi Sulaiman AS memiliki kendaraan yang sangat canggih
yaitu angin. Kecepatan angin digambarkan dengan dua bulan perjalanan jika ditempuh

13 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, (Jakarta : Pustaka al-Kautsar,2011), Jilid. 4, hlm.
287.
14
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jilid 8, (Jakarta:Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-
Qur-an), 2007, hlm.75.
15
Ahmad Rijal kadir,Tafsir alqurtubi, Jilid 12 (Jakarta: PustakaAzzam, 2009) hlm.269.

11
dengan perjalanan biasa maka jika menggunakan kendaraan angin menjadi satu siang
saja(beberapa jam).Dengan angin Nabi Sulaiman alaihissalam bepergian untuk
mengawasi keperluan yang beliau alahissalam inginkan.

Kesimpulan

Awan terbentuk dari kondensasi (pemadatan) uap air di udara menjadi titik-titik air.
Proses terbentuknya titik air tersebut melalui beberapa siklus. Ketika udara semakin
panas, maka massa uap air akan menguap naik menuju atmosfer sehingga mencapai
kelembapan yang tepat pada ketinggian tertentu. Semakin tinggi suatu wilayah maka
tekanan udaranya semakin kecil, gesekan antar molekul semakin berkurang sehingga
suhunya semakin rendah (makin dingin).

Karena itu ketika mencapai suatu ketinggian tertentu, uap air ini mengalami proses
pemadatan menjadi titik-titik air karena pengaruh suhu yang semakin dingin dan
kelembapan atmosfer. Lama kelamaan akan semakin banyak uap air yang datang dan
semakin besar awan yang terbentuk. Setelah mencapai ketinggian tertentu, sekumpulan
uap air ini akan mengalami proses menjadi titik-titik air karena suhu yang semakin rendah.
Nah titik air yang lebih berat dari uap air ini akan membuatnya jatuh ke bawah karena
tarikan gravitasi bumi. Titik-titik air yang jatuh inilah yang kita sebut dengan hujan.

Sedangkan angin merupakan pergerakan akibat arus bolak-balik udaradari darat menuju
ke atmosfer dan sebaliknya oleh sinar matahari inilah yang menyebabkan
terbentuknya angin.

12
Dari penjelasan penjelasan tafsir tafsir Qs. Ar-Rum : 48 Ayat ini menggambarkan proses
terjadinya hujan. Awan tebal bermula ketika angin atas Kuasa Allah menggiring atau
mengarak kawanan kawan kecil awan. Mengarakan bagian-bagian awan itu menyebabkan
bertambahnya kualitas (jumlah) uap dalam perjalanannya terutama di sekitar zona. Apabila
dua awan atau lebih menyatu, maka arus udara yang naik di dalam awan akan bertambah
secara umum, hal ini menyebabkan datangnya tambahan uap air dari bagian bawah dasar
awan yang perannya menambah potensi yang terpendam untuk berakumulasi dan akhirnya
turunlah hujan.

Dari penjelasan tafsir Qs. An-Nur :43 kita dapat menyimpulkan bahwasanya Allah lah
yang mengumpulkan awan awan yang terpisah pisah, kemudian Allah turunkan hujan bagi
yang dikehendakinya. Disini menjadi penekanan, bahwasanya air hujan turun dari awan ke
bumi yang telah dikehendaki oleh Allah SWT. Dan juga Allah turunkan Hujan berupa es
yang mana es tersebut dapat sebesar gunung, menjadi azab bagi orang orang yang tidak
bersyukur atas Rahmat Allah SWT.

Ayat QS. Saba' : 12 ini menginfokan bahwa angin memiliki kecepatan yang luar
biasa dan Nabi Sulaiman AS memiliki kendaraan yang sangat canggih yaitu angin.
Kecepatan angin digambarkan dengan dua bulan perjalanan jika ditempuh dengan
perjalanan biasa maka jika menggunakan kendaraan angin menjadi satu siang
saja(beberapa jam).Dengan angin Nabi Sulaiman alaihissalam bepergian untuk
mengawasi keperluan yang beliau alahissalam inginkan.

Dari uraian Penafsir QS.Sad : 36 dapat kita tarik kesimpulan bahwa Allah
menundukkan angin bangi Nabi Sulaiman AS untuk dapat dimanfaatkan seperti untuk
kendaraan mengantarkannya kemana saja Nabi Sulaiman AS ingin. Dari ayat ini juga
menandakan bahwa angin itu ada dan dapat dimanfaatkan. Uraian diatas juga
menjelaskan kehebatan Al-Qur'an, Al-Qur’an tahu bahwa angin itu dapat dimanfaatkan
oleh manusia jauh sebelum orang zaman kini memanfaatkannya sebagai pembangkit
listrik tenaga angin.

Ayat QS. Saba' : 12 menginfokan bahwa angin memiliki kecepatan yang luar biasa
yang sudah dicantumkan dalam Al-Qur’an 1400 tahun yang sebelum manusia sekitar
zaman abad 19 mengetahui jika angin itu memiliki kecepatan yang tinggi dan

13
berpindah-pindah. Dan Nabi Sulaiman AS memiliki kendaraan yang sangat canggih
yaitu angin

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3.
Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Ash-Shabuni, Muhammad Ali, Shafwatut Tafasir, terj. , Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011
Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir Al Wajiz, Beirut : Dar Al-Fikr : Beirut ,1417

Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari jilid 19, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007

Djoko, Gunardi Winarno dkk., Klimatologi Pertanian , Bandarlampung: Pusaka media, 2019

Hamka, Tafsir Al Azhar,Surabaya : Pustaka Islam Surabaya, 1965

Kastolan Wanjat, dkk, Jenis dan Proses Terjadinya Angin, Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Depertemen Pendidikan Nasional, 2007
Kadir, Ahmad Rijal, Tafsir alqurtubi, Jilid 12 Jakarta: PustakaAzzam, 2009

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur-an, 2007
Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat, Kisah Para Nabi Pra- Ibrahim Dalam
Perspektif Al-Qur`an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2012

Shihab, Quraish, Tafsir Al Misbah jilid 9, Jakarta: Penerbit Lentera Hati

14
Sudarto. “Pemanfaatan dan Pengembangan Energi Angin Untuk Proses Produksi Garam Di
Kawasan Timur Indonesia.” Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan 2011 vol.7
Nomor 2 )

15

Anda mungkin juga menyukai