Disusun oleh:
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas makalah Mata Kuliah
Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan yang berjudul “Kewaspadaan Isolasi” ini dengan
baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita ketahui kewaspadaan isolasi dalam praktik itu
sangat penting diketahui oleh para mahasiswa kebidanan. Semuanya perlu dibahas pada
makalah ini.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang materi pembekalan dari
RSUD Karawang mengenai Kewaspadaan Isolasi. Mudah-mudahan makalah yang kami buat
ini bisa menolong mahasisawa kebidanan agar lebih tahu apa yang dimaksud dengan
kewaspadaan isolasi tersebut. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dosen mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan, Kepada pihak yang telah
memberikan waktu kepada kami untuk melampirkan makalah ini. Atas perhatian serta
waktunya, kami sampaikan banyak terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................1
1.1Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................2
BAB II Pembahasan...................................................................................................................3
2.1 Kewaspadaan Standar....................................................................................................3
2.1.1 Kebersihan Tangan..................................................................................................3
2.1.2 Penggunaan APD....................................................................................................4
2.1.3 Menajemen Laundry...............................................................................................5
2.1.4 Manejemen Lingkungan.........................................................................................7
2.1.5 Manajemen Limbah................................................................................................8
2.1.6 Pemprosesan Alat Habis Pakai..............................................................................8
2.1.7 Penyuntikan Yang Aman........................................................................................9
2.1.8 Kebersihan Pernapasan/Etika Batuk.....................................................................9
2.1.9 Pemeliharaan Kesehatan Karyawan......................................................................9
2.1.10 Penempatan Pasien.................................................................................................9
2.1.11 Praktek Lumbal Punksi..........................................................................................9
2.2 Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi.........................................................................10
BAB III Penutup......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
BAB I
Pendahuluan
2.2.1 Kontak/Contact
Transmisi kontak merupakan cara transmisi yang terpenting dan
tersering menimbulkanHealthcare Associated Infections(HAIs).contohnya
Virus Herpes Simplex (HSV) atau scabies,MRSA (Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus ),Viral gastroenteritis,clostridium difficile,VRE
( vancomycin resistant enterococci ) ,ESBL(extended beta lactamases).
Kewaspadaan transmisi kontak ini ditujukan untuk menurunkan resiko
transmisi mikroba yang secara epidemiologi ditransmisikan melalui kontak
langsung atau tidak langsung.
1. Kontak langsung
Meliputi kontak permukaan kulit terluka/abrasi orang yang
rentan/petugas dengan kulit pasien terinfeksi atau kolonisasi.Misal perawat
membalikkan tubuh pasien, memandikan, membantu pasien bergerak, dokter
bedah dengan luka basah saat mengganti verband, petugas tanpa sarung
tangan merawat oral pasien dengan Virus Herpes Simplex (HSV) atau
scabies.
2. Kontak tidak langsung
Meliputi kontak antara orang yang rentan dengan benda yang
terkontaminasi mikroba infeksius di lingkungan, instrumen yang
terkontaminasi, jarum, kasa, tangan terkontaminasi dan belum dicuci atau
sarung tangan yang tidak diganti saat menolong pasien satu dengan yang
lainnya, dan melalui mainan anak serta kontak dengan cairan sekresi pasien
terinfeksi yang ditransmisikan melalui tangan petugas atau benda mati
dilingkungan pasien.
Petugas harus menahan diri untuk menyentuh mata, hidung, mulut saat
masih memakai sarung tangan terkontaminasi ataupun tanpa sarung
tangan.Petugas harus menghindari mengkontaminasi permukaan lingkungan
yang tidak berhubungan dengan perawatan pasien misal: pegangan pintu,
tombol lampu, telepon.
Penerapan kewaspadaan dengan :
1. Isolasi pasien atau kohorting dgn infeksi sama
2. Gunakan sarung tangan bersih - tidak perlu steril - SETIAP kali masuk
ruangan pasien dan ganti segera setelah menyentuh bahan infeksius (pus,
pembalut luka, pasien, tempat tidur pasien).
3. Gunakan gaun bersih - tidak perlu steril - bila ada kemungkinan
terkontaminasi lingkungan pasien yang tercemar (diare, kolostomi,
drainase luka) Lepaskan gaun/sarung tangan SEBELUM meninggalkan
ruangan isolasi.
4. Hindari menyentuh permukaan lingkungan lain yg tidak berhubungan dgn
perawatan pasien sebelum melakukan aktivitas kebersihan tangan (hand
hygiene).
5. Petugas harus menahan diri utk tidak menyentuh mata, hidung, mulut, saat
masih memakai sarung tangan terkontaminasi/tanpa sarung tangan
2.2.2 Droplet
Diterapkan sebagai tambahan Kewaspadaan Standar terhadap pasien
dengan infeksi diketahui mengidap mikroba yang dapat ditransmisikan melalui
droplet( > 5μm). Droplet yang besar terlalu berat untuk melayang di udara dan
akan jatuh dalam jarak 1 m dari sumber. Transmisi droplet melibatkan kontak
konjungtiva atau mucus membrane hidung/mulut, orang rentan dengan droplet
partikel besar mengandung mikroba berasal dari pasien pengidap atau carrier
dikeluarkan saat batuk, bersin, muntah, bicara, selama prosedur suction,
bronkhoskopi.
Transmisi droplet langsung, dimana droplet mencapai mucus
membrane atau terinhalasi. Transmisi droplet ke kontak, yaitu droplet
mengkontaminasi permukaan tangan dan ditransmisikan ke sisi lain misal:
mukosa membrane. Transmisi jenis ini lebih sering terjadi daripada transmisi
droplet langsung, misal: commoncold, respiratory syncitial virus
(RSV),Adenovirus,H5N1,H1N1. Transmisi ini dapat terjadi saat pasien
terinfeksi batuk, bersin, bicara, intubasi endotrakheal, batuk akibat induksi
fisioterapi dada, resusitasi kardiopulmoner
Penerapan kewaspadaan dengan :
1. Isolasi pasien atau kohorting dengan infeksi sama,jarak antar pasien > 1
meter
2. Tidak di perlukan penanganan udara secara khusus
Pintu ruangan boleh terbuka
3. Petugas : gunakan masker bedah dala m jarak 1 m dari pasien ( 2m pada
pasien flu burung ) ,APD ( kaca mata/pelindung wajah ) dan Gaun ketika
merawat pasien
4. Pasien : gunakan masker bedah ketika keluar ruangan
2.2.3 Udara/Airborne
Kewaspadaan transmisi melalui udara diterapkan sebagai tambahan
kewaspadaan standar terhadap pasien yang diduga atau telah diketahui
terinfeksi mikroba yang secara epidemiologi penting dan ditransmisikan
melalui jalur udara.Seperti transmisi partikel terinhalasi (varicella zoster/cacar
air,TBC, campak) langsung melalui udara dan penyebarannya itu bias di
sebabkan karena batuk,bersin,berbicara,tindakan intubasi, bronkospi.
Kewaspadaan transmisi melalui udara ditunjukan untuk menurunkan resiko
transmisi udara mikroba penyebab infeksi baik yang ditransmisikan berupa
droplet nuklei (sisa partikel kecil < 5μm evaporasi dari droplet yang bertahan
lama di udara) atau partikel debu yang mengandung mikroba penyebab infeksi.
Mikroba tersebut akan terbawa aliran udara > 2m dan sumber, dapat terinhalasi
oleh individu rentan di ruang yang sama dan jauh dari pasien sumber mikroba,
tergantung pada faktor lingkungan, misal penanganan udara dan ventilasi yang
penting dalam pencegahan transmisi melalui udara, droplet nuklei atau sisik
kulit luka terkontaminasi bakteriS. Aureus.
Penerapan kewaspadaan dengan :
1. Isolasi pasien / kohorting dengan infeksi sama
2. Ruangan isolasi bertekanan ngatif,pertukaran udara setiap 5-10 menit atau (
>12 x/jam “ 12 Air Changes per Hour / ACH “)
3. Jangan menggunakan AC central, tapi Ventilasi menggunakan hepa-
filter,yang menyaring udara dan di keluarkan ke udara luar yang aman
4. Pintu ruangan harus selalu tertutup rapat
5. Petugas : gunakan masker N95
Petugas yang rentan ( misal ibu hamil ) tidak boleh mendekati pasien
6. Pasien : gunakan masker bedah ketika keluar ruangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian
infeksi yang disusun olehCenter for Desease Control (CDC) dan harus
diterapkan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Kewaspadaan
isolasi diterapkan untuk menurunkan resiko trasmisi penyakit dari pasien ke
pasien lain atau ke pekerja medis. Kewaspadaan isolasi memiliki 2 pilar atau
tingkatan, yaitu Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions) dan
Kewaspadaan berdasarkan cara penularan (Transmission based Precautions).
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien di
semua fasilitas kesehatan. Kewaspadaan standar/universal yaitu tindakan
pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa
darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal
dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan
dirumah sakit yang meliputi : kebersihan tangan, penggunaan APD,
pemrosesan peralatan perawatan pasien, pengendalian lingkungan,
penatalaksanaan linen, pengelolaan limbah, kesehatan karyawan, penempatan
pasien, hygiene respirasi (etika batuk), praktek menyuntik yang aman dan
praktek untuk lumbal punksi. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan
sebagai tambahan kewaspadaan standar pada kasus-kasus yang mempunyai
risiko penularan melalui kontak, droplet, udara (airborne), common vehicle
(makanan, air,obat, alat, peralatan), dan vektor (lalat, nyamuk, tikus).
Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan tambahan untuk
kewaspadaan standar, yaitu tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi
yang dilakukan setelah jenis infeksinya sudah terdiagnosa atau diketahui
(Akib, dkk, 2008).Tujuannya untuk memutus mata rantai penularan mikroba
penyebab infeksi, jadi kewaspadaan ini diterapkan pada pasien yang memang
sudah terinfeksi kuman tertentu yang bisa ditransmisikan lewat udara, droplet,
kontak kulit atau lain-lain (Muchtar, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7355/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6
https://www.academia.edu/37254327/KEBIJAKAN_KEWASPADAAN_ISOLASI
https://docs.google.com/presentation/d/
1wXK38KNPuoAcZfpHO5NvNPsWg6t6ouaknmybQ11h_R4/edit#slide=id.p21
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2926/BAB%20II.pdf?sequence=6
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pengelolaan-linen-dan-laundry-di-rumah-sakit
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2926/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://permata-asklin.com/wp-content/uploads/2021/09/1.-PPI-Di-Fasyankes-oleh-dr.-
Suparman-Supriadi-M-Kes-.pdf
https://mutuinstitute.com/post/sistem-manajemen-lingkungan-rumah-sakit/#:~:text=Sistem
%20manajemen%20lingkungan%20di%20rumah%20sakit%20memang%20dibutuhkan
%20untuk%20bisa,diketahui%20dan%20dipahami%20terlebih%20dahulu
https://galihendradita.wordpress.com/2019/04/04/pengawasan-kegiatan-konstruksi-renovasi-
bangunan-rumah-sakit/
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/pencegahan-dan-pengendalian-infeksi-di-pelayanan-
makanan-pada-instalasi-gizi-rumah-sakit/
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pengelolaan-linen-dan-laundry-di-rumah-sakit
https://ombudsman.go.id/artikel/r/pwkinternal--krisis-pengelolaan-limbah-
medis#:~:text=Limbah%20medis%20merupakan%20limbah%20yang,oleh%20zat%20yang
%20bersifat%20infeksius
https://web.rshs.or.id/limbah-rumah-sakit/
https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/sterilisasi/#:~:text=Sterilisasi%20didefinisikan
%20sebagai%20upaya%20untuk,spora%20(Tille%2C%202017)