Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RINI KRISTIYANTI SABELAU

NIM : 2213031012
ROMBEL : 50 MPK PKN

TUGAS
1. Memberikan pandangan kritis terhadap munculnya LGBT di Indonesia
2. Bagaimana pandangan terkait dengan golput di Indonesia
JAWAB
1. Pandangan kritis terhadap munculnya LGBT di Indonesia dapat beragam, tergantung pada
perspektif individu dan latar belakang sosial, budaya, agama, dan nilai-nilai yang dipegang
oleh masing-masing orang. Disini akan dijelaskan beberapa pandangan yang ada
a. Pandangan Konservatif:
Beberapa orang yang konservatif mungkin melihat LGBT sebagai sesuatu yang
bertentangan dengan aturan agama, budaya, dan tradisi Indonesia. Mereka mungkin
percaya bahwa orientasi seksual atau identitas gender yang berbeda dari mayoritas
penduduk dapat merusak tatanan sosial dan mengancam nilai-nilai keluarga dan
moralitas.
b. Pandangan Legalitas:
Berdasarkan aspek hukum, beberapa orang mungkin memiliki pandangan kritis
terhadap LGBT. Di Indonesia, beberapa orang berpendapat bahwa LGBT melanggar
hukum karena beberapa daerah menerapkan peraturan yang membatasi aktivitas dan
ekspresi LGBT. Mereka mungkin percaya bahwa negara harus mempertahankan
hukum dan aturan yang berlaku serta menjaga ketertiban masyarakat.
c. Pandangan Kemanusiaan:
lebih menekankan hak asasi manusia. Beberapa individu dan kelompok mungkin
berpendapat bahwa hak asasi LGBT, termasuk hak untuk hidup bebas dari diskriminasi,
kekerasan, dan penindasan, harus diakui dan dihormati sepenuhnya. Mereka juga
mungkin menekankan betapa pentingnya inklusi, kesetaraan, dan penghormatan
terhadap kebebasan individu dalam menentukan identitas seksual dan gender mereka.
d. Pandangan Pendidikan dan Pemahaman:
Selain itu, ada metode yang berfokus pada pendidikan dan pemahaman LGBT.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa munculnya LGBT mengharuskan upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang masalah LGBT di
masyarakat. Mereka mungkin percaya bahwa persepsi dan sikap masyarakat terhadap
LGBT dapat diubah secara positif dengan memberikan informasi yang akurat dan
mengedukasi masyarakat.
2. Pandangan terkait golput (golongan putih, atau tidak memberikan suara dalam pemilihan)
di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada perspektif individu. Berikut beberapa
pandangan yang sering diungkapkan:
a. Kritik terhadap sistem politik:
Beberapa individu mungkin memilih golput sebagai cara untuk menunjukkan
ketidaksetujuan mereka terhadap sistem politik yang mereka anggap tidak transparan,
korup, atau tidak mewakili kepentingan rakyat.
b. Ketidakpuasan terhadap kandidat:
Ketidakpuasan terhadap kandidat saat ini mungkin menjadi alasan lain untuk golput.
Beberapa orang mungkin tidak merasa terwakili oleh calon yang tersedia; mereka
mungkin merasa bahwa calon-calon tersebut memiliki rekam jejak yang buruk atau
tidak memiliki program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c. Pilihan pribadi:
Mungkin ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk golput: mereka
mungkin tidak tertarik atau tidak berkepentingan dengan politik, atau mereka mungkin
merasa bahwa memberikan suara tidak akan membuat perbedaan yang signifikan
dalam kehidupan mereka.
d. Tantangan praktis:
Pandangan lain mungkin terkait dengan tantangan praktis dalam memberikan suara,
seperti kesulitan mendapatkan informasi yang akurat tentang calon atau proses
pemilihan yang rumit.

Anda mungkin juga menyukai