Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No.

1 Maret 2017

WISATA ZIARAH DI MAKAM GUS DUR

I Dewa Gde Satrya


Luaran hibah Penelitian Dosen Pemula, KemenRistekDikti, 2017
Dosen Bisnis Hospitaliti - Universitas Ciputra Surabaya

dewa.gde@ciputra.ac.id

Abstrak

Wisata religi merupakan salah satu andalan produk wisata Jatim. Di Jatim, yang merupakan
basis Nahdlatul Ulama (NU), wisata religi di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes)
Tebuireng, Jombang, menjadi ikon sekaligus pusat tujuan peziarah. Uniknya, pemakaman
di Ponpes Tebuireng, dengan tiga tokoh ulama terkemuka sekaligus pahlawan nasional,
KH. Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan putranya, KH. Abdurrahman Wahid,
semakin menggeliat dan dikenal luas sebagai tujuan wisata ziarah pasca dimakamkannya
Presiden RI ke-5, Gus Dur, di sana. Singkatnya, wisata ziarah di makam area dalam Ponpes
Tebuireng ini memiliki ikon Gus Dur.
Sebagai tujuan wisata ziarah, para peziarah yang tidak hanya umat beragama Islam, tetapi
juga wisatawan umum lintas agama, sebagaimana kisah hidup Gus Dur yang dikenal pula
sebagai tokoh utama dan simbol perdamaian di tengah keberagaman, destinasi wisata ziarah
di makam Gus Dur menjadi ikon wisata ziarah di Jatim melengkapi makam Walilimo.
Pendekatan penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan untuk
mengeksplorasi dan mengidentifikasi wisata ziarah di makam Gus Dur.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memberikan referensi akademis untuk
mengelola Ponpes Tebuireng beserta aset ketokohan bangsa dalam diri para ulama NU
yang dimakamkan di dalamnya. Penelitian wisata ziarah ini juga menjadi wahana untuk
mengevaluasi pengelolaan para peziarah, sekaligus memperbaiki aspek-aspek kritis yang
dibutuhkan para peziarah dalam ritual peziarahan mereka. Di masa depan, ziarah makam
Gus Dur dan para ulama NU di area Ponpes Tebuireng, termasuk Ponpes Tebuireng itu
sendiri, diharapkan menjadi ikon destinasi wisata religi di Nusantara.

Kata kunci: Wisata Ziarah, Makam Gus Dur, pariwisata

1
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 1 Maret 2017

PENDAHULUAN Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan


Sunan Kudus), termasuk pula ziarah di
Pariwisata Indonesia umumnya dan makam Gus Dur (KH. Abdurrahman
Jawa Timur (Jatim) khususnya dikenal Wahid).
multidestination. Wisata religi merupakan Menurut arkeolog Prof Dr Hasan
salah satu andalan produk wisata Jatim. Muarif Ambary dalam bukunya
Wisata religi dalam arti yang sebenarnya “Menemukan Peradaban, Jejak Arkeologis
melekatkan kebutuhan peziarahan dan Historis Islam Indonesia” (2010, dalam
(spiritualitas) dengan rekreasi. Dalam Evi Rachmawati), dalam paket wisata
prosesnya, berwisata religi juga terkandung ziarah setidaknya terdapat tiga komponen
muatan edukasi, belajar dari orang-orang yang saling terkait, yakni, pertama, wisata
suci yang makamnya kita kunjungi, sebagai kegiatan perjalanan yang
menapaki teladan hidup mereka, dan lebih- diorganisasi biro perjalanan, kedua,
lebih memberi inspirasi dan memotivasi masyarakat selaku pengguna jasa wisata,
umat manusia untuk menata laku hidup ketiga, obyek wisata yang meliputi alam,
yang menghantarkan para pendahulu kita sejarah, dan arkeologi.
sebagai orang-orang suci. Dalam temu wicara Wisata Religi
Dalam hal tata kehidupan sebagai yang digagas Lembaga Perekonomian
bangsa yang memiliki dan menjunjung Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan
tinggi harmoni dalam keberagaman itulah, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI
Jatim memiliki daya tarik, keunggulan di Surabaya dan Sidoarjo (8-9/09/09),
sekaligus keunikan yang sangat berpotensi diusulkan pengemasan lebih serius
sebagai pilar, positioning dan trademark destinasi-destinasi wisata religi berbasis
pariwisata Indonesia di antara bangsa- Islam di Indonesia. Mulai makam
bangsa di dunia. Persaudaraan, Walisongo hingga makam keluarga
kesalingmengertian dan kebersamaan antara Walisongo (seperti makam Dewi Sekardadu
umat beragama, jelas-jelas adalah hal di Sidoarjo yang konon adalah Ibunda
penting yang amat memikat turis. City Sunan Giri). Penggarapan obyek wisata
branding “Wonderful Indonesia” secara religi Masjid dan makam Walisongo
eksplisit menjelaskan hal itu. pertama-tama melekatkan masyarakat
Tema World Tourism Day 2009 sebagai pelaku dan faktor kunci kemajuan
(Tourism-Celebrating Diversity) yang destinasi wisata.
dirayakan pada tanggal 27 September 2009 Kita melihat di banyak makam
di Ghana pun bernada serupa. Perundangan Walisongo kesemerawutan tampaknya
kepariwisataan (UU 10/2009) juga menjadi problematika klasik yang tak
menyatakan pariwisata untuk mempererat berkesudahan. Penataan lokasi mendesak
persahabatan antar bangsa sebagai salah dilakukan untuk memberi batasan area bagi
satu tujuan di antara 10 tujuan pedagang, juga pengemis, dan angkutan
kepariwisataan. umum. Di tahapan berikutnya, destinasi
Faktor kesucian, sejarah dan wisata religi seharusnya memberikan
arsitektur suatu bangunan menjadi alasan dampak langsung bagi peningkatan
utama mengapa orang berziarah ke makam- kesejahteraan hidup masyarakat yang
makam orang suci, di antaranya tradisi tinggal di sekitar destinasi wisata religi.
ziarah Walisongo (makam Sunan Ampel, Implementasi Sapta Pesona Wisata
Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, di kawasan wisata religi, terdiri dari

2
I Dewa Gde Satrya – Wisata Ziarah di Makam Gus Dur

keamanan, kebersihan, ketertiban, menunjukkan bahwa obyek wisata religi


kesejukan, keindahan, keramahtamahan, KH. Abdurrahman Wahid ini dikategorikan
serta memberikan kenangan yang kurang lengkap dari segi fasilitas
mengesankan pada wisatawan, menjadi inti dibandingkan dengan wisata-wisata religi
pembangunan kepariwisataan di ranah sejenis yang telah ada. Wisatawan menilai
faktor manusia. Juga disadari pentingnya masih terdapat kekurangan, meskipun
tour guide yang profesional di destinasi masyarakat menilai sudah puas dengan
wisata religi. Penelitian ini bertujuan untuk fasilitas yang ada. Selain itu, hasil studi
mengeksplorasi wisata ziarah di makam menunjukkan bahwa masyarakat tidak
Gus Dur. Rumusan masalah dalam merasa terganggu dengan keberadaan
penelitian ini adalah “bagaimana wisata wisatawan terkait kualitas fasilitas wisata
ziarah di makam Gus Dur? religi. Rekomendasi studi berupa perbaikan
dan peningkatan pada atribut fasilitas yang
METODE PENELITIAN dinilai kurang, peningkatan perhatian dan
peran serta pemerintah dalam
Jenis penelitian ini adalah riset pengembangan dan pengelolaan wisata
kualitatif deskriptif. Sesuai dengan tema religi KH. Abdurrahman Wahid, serta
yang telah dirumuskan, maka tujuan yang peningkatan promosi objek wisata melalui
ingin diraih dalam penelitian ini adalah berbagai media cetak dan elektronik untuk
untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan menarik investor lokal dan regional
wisata ziarah di makam Gus Dur. Penelitian Pada Tahun 2012, Wisata religi KH.
kualitatif dengan analisis deskriptif Abdurrahman Wahid memberi kontribusi
merupakan metode yang memfokuskan jumlah wisatawan sebesar 982.649
perhatiannya pada prinsip-prinsip umum pengunjung atau 70,51 % dari jumlah
yang mendasari satuan-satuan yang seluruh kunjungan wisatawan Kabupaten
berkaitan dengan tema penelitian. Teknik Jombang. Jenis pedagang yang
pengumpulan data primer melalui diperbolehkan berjualan di Gang III
wawancara dan observasi. Data sekunder Tebuireng hanya penduduk asli Desa Cukir.
diperoleh melalui studi literatur terkait. Gang ini merupakan jalan setapak utama
yang digunakan peziarah menuju lokasi
KAJIAN PUSTAKA wisata. Pemasukan wisata religi KH.
Abdurrahman Wahid berasal sumbangan
Penelitian Terdahulu peziarah sebesar 30-100 juta/bulan. Pada
Tahun 2012, puncak tertinggi kunjungan
Callista dan Putro (2014) dalam wisatawan terjadi pada bulan desember
penelitiannya berjudul “Penilaian yaitu 94.102 jiwa. Selain itu, timbulnya
Wisatawan dan Masyarakat Terhadap permasalahan lain akibat adanya wisata
Fasilitas Wisata Religi KH. Abdurrahman religi terlihat di luar fasilitas seperti pada
Wahid” menggunakan metode deskriptif infrastruktur trasnportasi seperti jalan,
untuk menjelaskan karakteristik obyek sistem parkir, infrastruktur sanitasi, dan
wisata KH. Abdurrahman Wahid, dan infrastruktur persampahan.
metode Importance Performance Analysis Makam Gus Dur yang dikunjungi
untuk menjelaskan persepsi dan tingkat wisatawan domestik ini, dapat dijadikan
kepentingan wisatawan, persepsi dan atraksi wisata. Untuk dijadikan atraksi
tingkat kepentingan masyarakat. Hasil studi wisata, ada beberapa syarat yang harus

3
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 1 Maret 2017

dipenuhi (Pendit, dalam Anonim, 2016): Menurut Mcintosh dan Murphy


a. Kegiatan dan atraksi itu sendiri dalam (Pitana, 2005), ada empat motivasi
harus dalam keaadaan yang baik melakukan wisata, yakni, physical
b. Atraksi wisata disajikan dihadapan motivation (motivasi yang bersifat fisik),
wisatawan dengan tepat. cultural motivation (motivasi budaya),
c. Objek/atraksi wisata adalah terminal social motivation (motivasi bersifat sosial,
spasial salah satunya berziarah), dan fantasy
d. Keadaan di Objek wisata harus motivation (motivasi karena fantasi).
dapat menahan wisatawan cukup Motivasi melakukan kunjungan ke makam
lama. Gus Dur oleh wisatawan domestik
merupakan motivasi sosial.
Wisata Religi Murniati (2011), menyatakan, dalam
pengembangan wisata ziarah menurut buku
Wisata Religi atau yang dikenal wisata religi, strategi yang diperlukan
dengan istilah pilgrimage menurut Turner adalah sebagai berikut:
and Turner (1978) dalam Franklin (2003) 1. Secara nasional
dalam bukunya Tourism: An Introduction - Mengembangkan regulasi yang
didefinisikan sebagai “Journeys away from mendukung wisata ziarah
the everyday, mundane world of work and - Meningkatkan awareness masyarakat
home to specific sacred sites formalised, terhadap wisata ziarah
recognized, and maintained by major 2. Secara provinsi
religions.” - Perlu mengembangkan keterkaitan
Menurut Evi Rachmawati (2010), antar produk wisata
dalam terminologi Arab, Perjalanan atau - Meningkatkat aksesibilitas antar
wisata diistilahkan sebagai As-safar atau obyek wisata
Az-ziyarah, jadi wisata ziarah merupakan - Meningkatkan kepedulian masyarakat
sebuah bentuk kunjungan ritual dan terhadap wisata religi
dilakukan ke makam dan masjid bersejarah. - Peningkatan pemahaman masyarakat
Dari prosesnya, wisata ziarah juga dipahami di sekitar obyek wisata religi
sebagai perjalanan batin seseorang, - Meningkatkan infrastruktur di
sehingga memiliki ikatan emosi dan lingkungan objek wisata
kontempolasi tinggi. 3. Secara obyek wisata
Selain itu pengertian Wisata ziarah - Pembenahan atraksi wisata di
dalam buku wisata religi merupakan bagian lingkungan objek wisata.
dari aktivitas wisata religi, merupakan - Mengembangkan sarana interpretasi
tempat atau lokasi ziarah yang memiliki di lingkungan objek wisata religi
kekayaan dan kepentingan historis, artistik - Meningkatkan partisipasi masyarakat
dan spiritual / rohani, dan mampu menarik di sekitar obyek wisata religi
ribuan wisatawan setiap tahun. Ketenangan, - Peningkatan kualitas SDM pengelola
kesunyian dan kesyahduan yang obyek wisata
menenteramkan dirasakan ketika seseorang - Konservasi kawasan obyek wisata
menziarahi tempat-tempat yang berupa religi
makam pemuka agama, penguasa, atau - Mengembangkan fasilitas pendukung
tokoh-tokoh yang disegani yang dianggap wisata
dapat membangkitkan religiusitasnya.

4
I Dewa Gde Satrya – Wisata Ziarah di Makam Gus Dur

PEMBAHASAN Kabupaten Jombang memiliki potensi


kerajinan sangat banyak akan tetapi di
Jumlah Wisatawan Kawasan Wisata kawasan ini masih belum banyak
religi Makam Gus Dur Kabupaten Jombang dimanfaatkan oleh pedagang atau K5 untuk
2011– 2013 : Perkembangan jumlah di jual dan dipromosikan pada wisatawan.
wisatawan menagalmi peningkatan rata-rata Dari keenam potensi tersebut
15% tiap tahunnya 771,104 (tahun 2011), diperkuat dengan unsur penunjang
885,649(tahun 2012), 1,088,070(tahun kepariwisataan yaitu:
2013),dan bahkan banyaknya jumlah 1. Infrastruktur: Prasarana kawasan ini
wisatawan dan kawasan ini tahun 2013 sudah sangat memadahi karena
(1.088.070) diatas jumlah wisatawan perhatian dari pemerintah daerh dan
sunan Derajat Lamongan (465.267) dan pusat tinggal pengelolaan sampah yang
kawasan religi MM Ibrahim Gresik ( masih perlu diperhatikan
870.237). hanya kelemahannya adalah 2. Fasilitas dan pelayanan di dalam dan
penyebaran jumlah wisatawan 71.6% sekitar kawasan : Pelayanan petugas
terfokus pada kawasan wisata Religi dikawasan sudah cup baik karena
GusDur dari 13 kawasan wisata lain di sudah memiliki UPT kawasan
Kabupaten Jombang. tersendiri
Kebersihan wisata masih dirasa 3. Akomodasi: Penginapan di kawasan ini
kurang mengingat jumlah tempat sampah perlu ada penambahan dan pengelolaan
yang disediakan masih minim dan akomodasi yang lebih dekat dengan
kesadaran wisatawan rendah sehingga kawasan agar memberikan kemudahan
banyak sampah yang berserakan dan bagi wisatawan yang ingin bermalam
dibuang sembaran tempat. Keamanan di sekitar kawasan
kawasan sudah cukup aman dari sisi 4. Makanan dan minuman: Masih banyak
kriminalitas akan tetapi masih kurang dari ditemukan makanan yang tidak sehat
sisi sosial-keagamaan karena kawasan bakso yang mengadung bahan Borak
wisata ini masih ditemukan tempat sehingga dapat menimbulkan dampak
kumpulnya para remaja yang negatif pada masyarakat/wisatawan
mengkonsumsi Miras dan fasilitas ini 5. Elemen institusi: Sudah terjadi kerja
digunakan untuk berpacaran. Kenyamanan sama yang baik dan saling mendukung
dan keindahan Kawasan ini sudah tergolong tetapi masih perlu adanya koordinasi
indah dan nyaman setelah dibuatkan tempat yang lebih inten untuk merumuskan
terminal parkir sangat luas hanya perlu pembagian kontribusi penghasilan
adanya tambahan fasilitas tempat ibadah antara Desa, Pemda dan Pesantren
sholat (musholah) di tempat parkir dan (sesuai dengan pembagian Zona 1, 2
tanaman yang rindang untuk berteduh. dan 3)
Ketertiban wisata sudah cukup untuk 6. Masyarakat sekitar kawasan:
mengatur lalulintas kendaraan wisata akan Masyarakat sangat mendukung dan
tetapi masih sebagian dirasa ada kendaraan memanfaatkan terhadap pengembangan
besar (bus pariwisata) tidak mengikuti kawasan ini akan tetapi masih banyak
aturan parkir yang sudah disediakan oleh masyarakat di luar Kab. Jombang yang
petugas, sehingga mereka tidak mau parkir berdatangan untuk mengail keuntungan
kendaraan pada tempatnya. Sovennir wisata dikawasan tersebut sehingga
(kerajinan, cindera mata atau kuliner) di

5
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 1 Maret 2017

dikawatirkan masyarakat lokal akan Di Indonesia sendiri, kini tercatat


tergeser. ada 9 daerah tujuan wisata (DTW) syariah,
7. Kualitas lingkungan: Kualitas yaitu Sumatera Barat, Riau, Lampung,
pengelolaan sampah yang masih belum Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur,
berjalan dengan baik. Makassar, Lombok dan Objek wisata religi
Dewasa ini konsep priwisata Islam kawasan makam Presiden RI Ke-4 KH.
(Islamic tourism) – berkaitan pula dengan Abdurrahman Wahid menjadi salah
konsep wisata halal – sebuah paket wisata satutujuan wisata syariah tersebut. Banyak
yang sekaligus mengandung nilai-nilai daerah tujuan wisata (DTW) yang dapat
dakwah, manfaat serta pengenalan tentang dikenalkan, jadi tak melulu dalam konteks
kebudayaan Islam (Islamic Culture). wisata religi, melainkan juga wisata bahari,
Persoalannya adalah bagaimana mengemas wisata budaya, wisata gunung, wisata
paket wisata mereka dengan basis syariah sungai bahkan menjadikan DTW pada
dari hulu ke hilir, semua unsur yang terkait daerah-daerah kritis yang menarik, semisal
dengan pariwisata dibungkus dengan nili- kawah gunung yang masih aktif dan lain
nilai Islami, dari bentuk pelayanan, hotel, sebagainya, selama pengelolaannya
area destinasi hingga makanan yang professional dan aman, maka prospek
disajikan. Sehingga para wisatawan wisata syariah akan sangat menari serta
memandang pejalanan yang dialkukannya memiliki keunggulan kompetitif.
adalah penuh manfaat, bernilai tadabur Tentu saja wisata syariah tak
alam serta rekreasi yang tidak sia-sia. Saat eksklusif. Oleh karenanya wisatawan non-
ini “Sharia Tourism” atau Wisata berbasis Muslim juga dapat menikmati pelayanan
syariah sangat menarik untuk wisata syariah yang lebih beretika.
dikembangkan, setelah berbagai bisnis Misalnya menghadirkan Restoran yang
berbasis syariah mengemuka, yakni menjamin standar halal dan lain sebagainya.
perbankan syariah, asuransi syariah dan Para pemangku kepentingan juga
lain-lain, kini bergulir ide Wisata Syariah. diharapkan bekerjasama mengembangkan
Objek wisata religi kawasan makam sekor ini. Jasa biro perjalanan, misalnya,
Presiden RI Ke-4 KH. Abdurrahman Wahid harus dapat menyiapkan jadwal sholat dan
bisa menjadi pintu masuk untuk makanan yang halal selama perjalanan.
mengembangakan wisata berbasis syariah Hotel perlu menyiapkan segala keperluan
yang dapat di koneksikan dengan destinasi wisatawan Muslim, mulai dari petunjuk
wisata lainnya di Jombang maupun di luar kiblat, sajian makanan halal- minuman non
Jombang. Misalnya Makam KH. Hasyim alkohol, hingga toilet yang memadai.
Ashari, KH. Wahid Hasyim maupun Pariwisata syariah dapat didefinisikan
makam para wali sembilang yant tersebar di sebagai berbagai macam kegiatan wisata,
Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
Tidak ketinggalan pondok pesantren daerah yang memenuhi ketentuan syariah.
lainnya yang dapat dijadikan wahana untuk Pariwisata syariah ini sejalan dengan
pengembangan wisata religi dengan cara Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009
menyediakan penginapan di sekitar Objek tentang Kepariwisataan, yang disebutkan
wisata religi kawasan makam Presiden RI mengenai pembangunan pariwisata yang
Ke-4 KH. Abdurrahman Wahid sekaligus berkelanjutan dan juga tentang kode etik
pembelajaran ilmu agama secara cepat. pariwisata dunia yang menjunjung tinggi
budaya dan nilai–nilai kearifan local (local

6
I Dewa Gde Satrya – Wisata Ziarah di Makam Gus Dur

wisdom). Nantinya, produk dan jasa wisata, 1. Sejak dimakamkannya Presiden RI ke-
objek wisata dalam pariwisata syariah 4 KH. Abdurrahman Wahid, jumlah
adalah sama dengan produk, jasa, objek dan peziarah yang mengunjungi kompleks
tujuan pariwisata pada umumnya. makam Pondok Pesantren Tebuireng
Pariwisata syariah memiliki karakteristik mengalami peningkatan, yang datang
produk dan jasa yang universal. Dengan dari berbagai daerah dan lapisan
konsep wisata syariah, kita sekaligus masyarakat. Pada hari-hari biasa,
berekreasi,berelaksasi dengan memperoleh jumlah pengunjung yang datang
multi manfaat, tidak hanya sekedar mencapai ± 2.000 peziarah, serta
memperoleh kesenangan duiniawi, namun meningkat hingga ± 7.000 peziarah
juga manfaat ukhrowi, sehingga berwisata pada hari-hari tertentu. Peziarah yang
secara syar’i sembari memetik manfaat datang tidak hanya dari kalangan
serta pahala. nahdliyin, namun juga dari berbagai
Wisata religi di kawasan makam lapisan masyarakat yang masih
Presiden Republik Indonesia Ke-4 K.H. menghormati kepemimpinan dan
Abdurrahman Wahid di Kabupaten konsep pemikiran KH. Abdurrahman
Jombang merupakan bentuk wisata minat Wahid.
khusus. Selain perubahan tren pola 2. Guna menangkap besarnya pasar
perjalanan wisata, perkembangan Wisata wisata akibat tarikan dari kawasan
religi di kawasan makam Presiden Republik makam Presiden RI ke-4 KH.
Indonesia Ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid Abdurrahman Wahid tersebut,
juga dipengaruhi oleh perubahan lain disinergikan dengan semua potensi
seperti budaya masyarakat, teknologi baru, wisata yang ada di Kabupaten
keterpaduan banyak aspek, segmenasi Jombang, diharapkan ada linkage
pasar, pola kebiasaan/sikap masyarakat (keterhubungan) wisata Kabupaten
lokal, dan keterbatasan tersedianya Wisata Jombang yang komprehensif sehingga
religi di kawasan makam Presiden Republik mampu menambah lama waktu singgah
Indonesia Ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid. wisatawan saat berkunjung di
Oleh karena itu dalam mengembangkan Kabupaten Jombang. Sehingga perlu
kegiatan kepariwisataannya, Pemerintah adanya penataan dan pengelolaan
Kabupaten Jombang harus dapat mengelola potensi wisata Kabupaten Jombang
perubahan-perubahan tersebut dengan tetap untuk peningkatan PAD dan
berdasarkan pada pengembangan pariwisata perekonomian masyarakat Jombang.
berkelanjutan, yaitu dapat memberikan
manfaat ramah lingkungan, mendapatkan Saran
keuntungan ekonomis, dan dapat diterima Saran yang diajukan berdasarkan
secara sosial. hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan destinasi pariwisata
KESIMPULAN DAN SARAN yang mencakup: penetapan dan
pengembangan daya tarik wisata,
Kesimpulan aksesibilitas, prasarana umum dan
Studi wisata ziarah di Makam Gus fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
Dur ini memiliki kesimpulan sebagai pengembangan investasi.
berikut: b. Pengembangan pemasaran pariwisata
yang mencakup: pengembangan pasar

7
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 1 Maret 2017

wisatawan; pengembangan citra Callista, Emiria & Putro, Heru Purboyo


pariwisata; pengembangan promosi Hidayat. (2014). Penilaian
pariwisata dan pengembangan Wisatawan dan Masyarakat terhadap
kolaborasi pemasaran antar pemangku Fasilitas Wisata Religi KH.
kepentingan pariwisata; Abdurrahman Wahid. Jurnal
c. Pengembangan industri pariwisata Perencanan Wilayah dan Kota B
yang mencakup: penguatan industri SAPPK V3N1. Bandung: Sekolah
pariwisata; strategi peningkatan daya Arsitektur, Perencanaan dan
saing pariwisata; pengembangan Pengembangan Kebijakan ITB.
kemitraan usaha pariwisata; Franklin, Adrian. 2003. Tourism: An
mendorong kredibilitas bisnis; Introduction. London: Sage
pengembangan tanggung jawab Publication.
lingkungan Kajian Strategi Pengembangan Objek
d. Pengembangan kelembagaan Wisata Religi di Kawasan Makam
kepariwisataan kabupaten: penguatan Presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman
organisasi kepariwisataan kabupaten; Wahid. 2015. Badan Perencana
pengembangan kapasitas sumber daya Pembangunan, Pemerintah
manusia. Kabupaten Jombang
e. Pemberdayaan masyarakat melalui Marpaung, Fernando. 2009. Persepsi
pariwisata: pengembangan potensi, Wisatawan Nusantara Terhadap
kapasitas dan partisipasi masyarakat/ Daya Tarik Wisata. Jakarta:
ulayat melalui Pembangunan Rineka Cipta.
Kepariwisataan Murniati, Desty. 2011. Kawasan Makam
Alm. KH. Abdurrahman Wahid
REFERENSI sebagai Salah Satu Atraksi Wisata
Ziarah. Jakarta: Puslitbangpar
Anonim. (n.d.). Retrieved April 2016, from
Pitana, I. G. 2005. Sosiologi Pariwisata.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
Yogyakarta: Penerbit Andi.
page=1&submit
Rachmawaty, Evi. (n.d.). Kontekstualisasi
.x=0&submit.y=0&qual=high&fna
Ziarah, menanti Kebangkitan Wisata
me=/jiunkpe/d3/pari/2004/jiunkpe-
Ziarah:abril susiloadhy. Retrieved
ns-
April 2010, from abril.susilodhy.net:
d3-2004-91300090-9004 -
http://abril.susiloadhy.net/2007/02/2
sanggar_agung-chapter2.pdf
1/menanti-kebangkitan-wisata-
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data
ziarah/
Penelitian Kualitatif: Pemahaman
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar
Filosofis dan Metodologis ke Arah
Pariwisata. Penerbit Andi.
Penguasaan Model Aplikasi.
Yogyakarta
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai