BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada saat ini ) sudah memasuki era globalisasi, dimana batas antar negara sudah
samar. Persaingan bukan hanya antar daerah saja namun sudah merambah ke antar
negara. Begitu juga dengan persaingan industri pariwisata yang merupakan salah
Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan di dukung dengan sumber
daya alam yang beragam sangat potensial untuk diolah dan di manfaatkan. Dari
sumber daya yang ada, Pariwisata merupakan salah satu sektor yang di memiliki
potensi yang sangat layak untuk di kembangkan dan di kelola secara maksimal.
masyarakat.
pendapatan nasional selain dari sektor migas dan non migas, Indonesia merupakan
negara yang sedang berkembang yang mempunyai potensi alam dan budaya yang
diantaranya adalah berkurangnya peran minyak bumi sebagai devisa negara jika
dibandingkan dengan waktu lalu, merosotnya nilai eksport pada sektor non migas,
ataupun bangunan yang bersejarah, ingin menikmati makanan khas suatu daerah
atau wisata kuliner dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka yang ingin
dianggap memiliki nilai religius. Wisata agama atau wisata religi banyak peminat
dan secara langsung terjadi sebuah kesepakatan antara beberapa kalangan seperti,
3
penyedia jasa angkutan wisata, pengelola dan penjaga kawasan makam para wali,
batin, dan meminta rezeki yang berlimpah. Kegiatan yang berhubungan dengan
hal ini, contohnya umat Islam melakukan wisata rohani ke Makkah, umat Buddha
sakral yang menjadi tujuan. Bagi penganut agama tertentu seperti Candi
Borobudur untuk umat beragama Buddha, Candi Prambanan dan Pura untuk umat
beragama Hindu, Sendangsono untuk umat beragama Katholik, dan Makam para
dan dinamisme yang sangat kuat. Animisme merupakan suatu kepercayaan bahwa
roh-roh yang telah meninggal dianggap masih ada atau masih hidup. Dinamisme
kenyataanya sampai sekarang masih banyak yang menganut upacara tradisi yang
Budaya tersebut tidak bisa dilepaskan oleh pemeluk agama Islam sampai
sekarang, dalam satu sisi pemeluk agama Islam percaya ajaran Islam yang dianut
tetapi di lain sisi secara tidak sadar bahwa ajaran agama Hindu-Budha telah
agama Islam dibawa oleh para pedagang Muslim yang berasal dari Gujarat- India
sekitar abad ke- 13 M, Teori Makkah menyebutkan bahwa agama Islam berasal
dari Timur Tengah dibawa langsung oleh pedagang Arab Muslim sekitar abad ke-
7 M, dan Teori Persia yang berisikan para pedagang Persia singgah di Nusantara
bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke- 7 M kemudian menyebar
dan dikenal oleh masyarakat umum pada abad ke- 13 M (Herimanto dan Eko
pedagang, ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Cara penyebaran agama
akan mengikuti agama yang dianut oleh raja mereka. Selain itu juga dengan
lebih diterima pada masyarakat umum karena di dalam ajaran Islam tidak
mengenal sistem kasta. Di pulau Jawa para ulama yang menyebarkan agama Islam
disebut wali, wali yang dikenal secara luas terdapat Sembilan sehingga sering
Wali merupakan sebutan bagi orang yang memiliki tingkat tertinggi dan
dianggap dekat dengan Allah. Biasanya para wali ini merupakan orang yang
dipercaya di kalangan istana dan dapat juga menjadi penasihat sultan. Yang
Demak, Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di Jawa Barat, Sunan Muria
menyebarkan Islam di sekitar Gunung Muria, Jepara, Tayu, Pati, dan Sunan
Wali diantara 9 Wali yang ada di tanah Jawa. Maulana Malik Ibrahim, atau
pada paruh awal abad 14 dan di makamnkan di desa Gapurosukolilo, Kota Gresik
datang di Makam Maulana Malik Ibrahim, tidak hanya masyarakat sekitar saja,
melainkan dari eJawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, sesuai dengan paket
wisata ziarah yang ditawarkan pada umumnya yaitu wali 9 yang tersebar di daerah
di pulau Jawa.
tidak hanya berasal dari masyarakat Gresik saja, ada yang dari luar gresik bahkan
sampai mancanegara, makam tokoh penyebar agama islam yang pertama ini
setiap harinya di datangi peziarah bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari
luar negeri. Setiap tahunnya tidak kurang 850.000 orang tiap tahunnya
(Kebudayaan.kemendikbud.go.id)
Hal ini membuat masyarakat sekitar merasa bahwa ada peluang untuk
Dengan berjalannya waktu maka mulai ada masyarakat yang berjualan, menjual
kopiah, aksesoris, hingga kemasan air zam-zam dari arab. Selain itu ada yang
7
menjual makanan, mulai dengan nasi bungkus, bakso ada juga buah-buahan dan
masih banyak yang lainya. Etnis Arab pun ikut andil dalam kegiatan ini,
Arab yang ada di Kelurahan tersebut, sama dengan yang ada di Ampel Surabaya.
Hal ini menjadi kolaborasi yang unik antara pedagang asli masyarakat Kelurahan
perubahan social dan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar yang awalnya tidak
dan merubah status sosial masyarakat sekitar juga dipacu dengan adanya kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya, dalam penelitian ini di fokuskan untuk mengetahui
dampak wisata religi dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar
saja.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulisan dalam
peneletian ini mengambil judul Peran Wisata Religi Makam Sunan Maulana
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Kontribusi Akademisi
2. Kontribusi Praktis
E. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan.
F. Kerangka Pemikiran
Perkembangan Makam
Sunan Maulana Malik
Ibrahim
Keterlibatan Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
dalam penelitian ini. Banyak penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang taman
rekreasi maupun taman kota. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang terkait
dengan taman rekreasi dan taman yang digunakan oleh peneliti sebagai referensi
1) Sari (2010)
tentang Obyek Wisata Religi Makam Sunan Muria (studi kehidupan sosial dan
dampak sosial sendiri masyarakat yang dulunya tidak bekerja menjadi bekerja
yang luas bagi masyarakat sekitar, pemaham di sini lebih fokus mengenai etika
ketika berada di dalam makam, karena setiap daerah memiliki etika atau cara yang
berbeda ketika memasuki area makam sampai dengan proses berdoa. Dengan
pandangan tersebut masyarakat sekitar bisa mendapatkan wawasan baru dalam hal
setempat karena masing-masing daerah mempunyai cara sendiri dan tidak boleh
masyarakat dapat berjualan, menjadi tukang ojek yang pada intinya dapat
2) Kartika (2012)
Makam Gus Dur Desa Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) dapat di
banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Pada khususnya aspek sosial dan
ekonomi. Aspek sosial dimana masyarakat sekitar mulai suka berziarah, di tambah
berdoa di Makam Gus Dur, interaksi yang terjadi antara peziarah dan masyarakat
sekitar yang memakai baju koko/baju muslim, dan membentuk lembaga dalam
tentu semakin terlihat dengan adanya lapangan kerja baru, adanya strategi
pengembangan ini menambah fasilitas baru seperti, lahan parkir, tempat khusus
3) Anita (2016)
menjadi petani sekarang menjadi tukang ojek, dan dari aspek ekonomi bisa di lihat
yang dulunya hanya bertani dan penghasilanyanya juga menunggu hasil panen,
B. Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
istilah yang digunakan tidak tepat pemakaiannya, sehingga bila diucapkan, terasa
janggal didengarnya (Oka A. Yoeti, 1987 : 99). Istilah pariwisata berasal dari
bahasa sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari
wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. Orang yang melakukan perjalanan wisata disebut dengan
berkali-kali yang bersifat sementara dengan tujuan mencari kesenangan dan tidak
suatu negara itu sendiri (luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah
lain (daerah tertentu, suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dalam
mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya
mereka selama berada di tempat tujuan tersebut. Lebih lanjut ditegaskan bahwa
menikmati produk-produk wisata atau daya tarik wisata agar para wisatawan atau
masyarakat mengetahui dan dapat menikmati suatu objek wisata. Tujuan dari
kegiatan pariwisata itu sendiri adalah untuk mendapatkan suasana baru, untuk
alam yang benar-benar asli, atau mungkin tujuan lain yang berhubungan dengan
tujuan unuk menambah ilmu pengetahuan tentang sejarah atau bahkan yang
berikut:
Bahwa wisata ziarah adalah jenis wisata yang sedikit banyak dikaitkan
dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau
kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh
perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam
orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau ke gunung
yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin
sebagai manusia ajaib penuh legenda.
Ada beberapa peranan dan manfaat pariwisata, yang antara lain adalah
sebagai berikut :
terhadap negara yang berupa devisa dan bisa mensejahterakan masyarakat lokal.
2. Jenis-jenis Pariwisata
(2003:38-43) ada beberapa macam jenis pariwisata yang telah di kenal saat ini
antara lain:
a. Wisata Budaya yaitu, Perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
daerah dengan melihat kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka,
dalam pesta olahraga, misalnya ASEAN Games, Uber Cup, Thomas Cup, dsb.
pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang,
dsb.
e. Wisata Industri yaitu, Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau
perindustrian
kunjungan ke suatu daerah atau Negara dengan tujuan utuk konvensi atau
j. Wisata Bahari yaitu, Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan
olahraga di air, lebihlebih di danau, bengawan, pantai, teluk atau laut seperti
k. Wisata Cagar Alam yaitu, Untuk jenis wisata ini biasanya banyak
usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau ke daerah cagar alam,
l. Wisata Buru yaitu, Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang
memilki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh Pemerintah
m. Wisata Pilgrim yaitu, Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama,
sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.
pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas yang khusus dan
kamar pengantin dan hotel yang khusus disediakan dengan peralatan serba
istimewa.
pembayaran, alasan atau tujuan perjalanan, saat atau waktu berkunjung dan
menurut obyeknya.
ruang kingkup relatif sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja
berkembang di suatu tempat atau ruang lingkup yang lebih luas dari
suatu negara
negara.
sendiri ke luar negeri sebagai wisatawan, hal ini akan merugikan negara asal
a) Business tourism
b) Vocation tourism
c) Educational tourism
ilmu pengetahuan.
Kuningan di Bali.
21
5. Menurut objeknya
ini adalah untuk menyebuhkan suatu penyakit seperti mandi di sumber air
panas
upacara keagamaan.
sangat beragam, oleh sebab itu maka adanya definisi yang menjelaskan tentang
jenis-jenis pariwisata. Ada banyak jenis pariwisata yang menjelaskan tujuan dan
beragam.
Hal initergantung pada kreativitas atau selera para pengelola yang berkepentingan
dalam industri pariwiwsata ini. Semakin kreatif dan banyak pemikiran baru, maka
kunjungi dalam jangka waktu sementara. Tujuan destinasi wisata yang biasanya di
kunjungi wisatawan adalah beragam, salah satu jenis tujuan wisata di daerah yang
memiliki daya tarik berupa keunikan yang masih kental dengan budaya dan
sebagai berikut:
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk
Ziarah ke makam keramat oleh umat Islam yang ada di Indonesia sendiri
merupakan salah satu bentuk tradisi dari nenek moyang yang melakukan
kunjungan ke candi atau tempat suci lainya dengan maksut melakukan pemujaan
kepada roh nenek moyang, dan dengan masuknya agama islam maka segala
prilaku masayarakat merupakan salah satu ciri untuk meneruskan kebiasaan lama.
dilakukan oleh kalangan tertentu pada waktu-waktu tertentu pula. Istilah ziarah
seringkali diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau
dianggap keramat atau mulia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:
865) berziarah yaitu kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau suci
wisata ziarah (objek wisata pilgrim) diantaranya makam, masjid, gereja, wihara,
Maulana Malik Ibrahim, leluhur, makam Wali yang lain maupun makam yang
dikeramatkan untuk nyekar atau mengirim kembang dan mendoakan orang yang
telah dikubur kepada Tuhan. Hal ini merupakan keharusan yang merupakan tradisi
religi dari para pendahulu yang tidak pernah tergoyahkan oleh berbagai paham
2. Wali Sanga
Islamisasi di Jawa pertama kali dipelopori oleh mubaligh yang dikenal dengan
sebutan Wali Sanga. Istilah Wali Sanga berasal dari kata Wali dan kata
Reinold A. Nicolson (1993 : 25) kata Wali berasal dari bahasa Arab jamak yaitu
Aulia yang berarti orang-orang yang tercinta, para penolong, para pembantu,
juga berarti para pemimpin. Sedangkan menurut Sastrowardjojo (2000 : 26) kata
Wali berasal dari bahasa Arab yang berarti sangat tinggi dalam dunia Islam,
biasanya kata ini diterjemahkan sebagai Orang Suci. Dalam bahasa Jawa, wali
juga dapat diartikan sebagai Rasul, karena Wali Sanga dianggap sebagai pelaku
bentuk singkatan dari kata Wali Allah atau sahabat Tuhan. Wali dalam pengertian
ini menunjuk pada para penyiar agama Islam yang membawa pesan Islam kepada
orang Indonesia dan secara khusus kepada mereka yang mengenalkan serta
Yulianti dan Sugiyarto (2000: 25) kata Wali dalam konteks kajian Islamisasi Jawa
merupakan singkatan dari kata Waliyullah yang berarti sahabat atau kekasih
Allah. Wali adalah orang yang sangat cinta kepada Allah dan memiliki
wali, maka dapat diambil kesimpulan bahwa wali adalah sahabat atau kekasih
dunia ke jalan yang benar yang lurus sesuai dengan ajaran Al Quran dan Hadist.
Sebagai kata sanga pada kata Wali Sanga adalah berasal dari bahasa
Jawa yaitu dari nama hitungan angka Jawa yang berarti sembilan. Kata Sanga
menurut pendapat Mohammad Adnan yang dikutip oleh Effendy Zarkazi (1996:
33) adalah perubahan dari kata sana yang berasal dari bahasa Arab yaitu
tsana yang berarti sama dengan mahmud yang artinya yang terpuji, jadi Wali
Sanga artinya orang-orang yang terpuji. Pendapat Mohammad Adnan tentang kata
Sanga berasal dari kata sana ini sesuai pendapat Raden Tanoyo (pengarang kitab
Wali Sanga) yang dikutip oleh Effendy Zarkazi (1996: 34), hanya saja ada
26
perbedaan dalam mengartikan kata sana. Meurut Raden Tanoyo kata sana bukan
berasal dari kata Arab Tsana tetapi berasal dari kata Jawa Kuno yaitu sana
bahwa pada mulanya orang yang menggunakan istilah Wali Songo adalah Sunan
Giri II. Sunan Giri II mempergunakan istilah ini dalam judul kitab karangannya
dengan nama serat Wali Sana, di dalamnya diuraikan perihidup dan hal-ihwal
wali-wali penyiar agama Islam di Jawa yang jumlahnya delapan orang. Menurut
serat Wali Sana jumlah wali ada banyak sekali sedangkan yang terkenal ada
delapan orang.
tentang siapa saja para wali yang masuk dalam Wali Sanga. Terdapat keragaman
Wahyudi dan Abu Khalid (tanpa tahun: 1) Wali Sanga adalah sebuah lembaga
koordinatif dalam lembaga dakwah. Pendapat Asnan Wahyudi dan Abu Khalid itu
didasarkan pada kitab-kitab Kanz Al-Ulum karya Ibnu Bathuttah. Asnan Wahyudi
dan Abu Khalid menjelaskan sebagai lembaga atau dewan dakwah, Wali Sanga
paling tidak mengalami lima kali pergantian anggota. Sedangkan menurut Nur
Khamid Kasri (tanpa tahun: 24) Wali Sanag adalah Dewan Penasehat yang
diberi nama Majelis Wali Sanga anggotanya terdiri dari sembilan Wali. Ide ini
meniru dewan penasehat Kerajaan Majapahit yang bernama Dewan Sapta Prabu
Mohammad Adnan yang dikutip Effendy Zarkazi (1996: 36) berpendapat bahwa
Wali adalah orang yang diberi kuasa mengurus negara. Hal ini sesuai dengan
diserahkan kepada Wali Sanga selain mengurus agama Islam juga mengatur
pemerintahan.
Sunan Maulana Malik Ibrahim adalah Wali yang masuk ke dalam dewan
Wali Sanga. Sunan Maulana Malik Ibrahim merupakan salah satu nama Wali
Sanga yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, khususnya di pesisir Pantai
berasal dari kata ubah yang berarti menjadi lain (berbeda) dari semula, sedangkan
hubungna sosial. Perubahan sosial antara lain menyangkut dalam segi distribusi
adanya perpindahan orang dari desa ke kota dan perubahan peran suami sebagai
atasan yang kemudian menjadi mitra atau partner istri dalam keluarga. Harton dan
adalah perubahan yang berkenaan dengan tata kehidupan sosial masyarakat. Dan
progress tetapi dapat pula berupa suatu kemunduran (Regress). Kemudian Selo
mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah
(2005: 263).
ekspresi dari jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir, pergaulan
sosial yang mencakup nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola perilaku sosial
sendiri baik bersifat progress ataupun regress yang disebabkan karena adanya
mayarakat, misalnya keinginan dari setiap individu yang ada dalam masyarakat
tersebut berubah pula. Pendapat ini diperkuat oleh Morris Ginsberg sebagaimana
secara lambat dan secara cepat. Perubahan-perubahan yang terjadi secara lambat
dan secara cepat dalam masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut ini :
31
mengikuti dengan lambat. Pada perubahan yang lambat ini perubahan terjadi
pertumbuhan masyarakat.
masyarakat.
direncanakan maupun tidak direncanakan. Agar suatu revolusi dapat terjadi, ada
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Saat yang tepat, yaitu
33
bertepatan dengan kekalahan Jepang terhadap Sekutu. Ada para pemimpin yang
Pengaruh langsung adalah biaya dari wisatawan. Pengaruh secara tidak langsung
adalah apa yang terjadi pada uang yang mengalir dalam ekonomi. Wisatwan
seberang lautan, pembayaran komisi untuk agen perjalanan, membeli yang baik
perubahan. Kegiatan ekonomi seseorang akan berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Adanya jenis pekerjaan dan penghsilan yang diperoleh berbeda maka
pekerjaan yang baru, perubahan kerja yang lebih baik serta pendapatan yang lebih
besar, hal inilah yang akan membawa masyarakat pada perubahan ekonomi.
3. Perubahan masyarakat
satu sama yang lain. Oleh karena itu tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa
menjalin interaksi sosial pada lingkungan sekitarnya. Dari sejarah nenek moyang
moyang dulu hidup secara berkelompok, baik dalam berburu maupun mencari
tempat tinggal. Nilai-nilai tersebut masih ada dan berjalan di masa yang saat ini,
meniru orang lain, sedangkan dalam teori organisme manusia disamakan dengan
35
sel dalam tubuh. Bahwa bila hanya satu sel tidak akan berarti apa-apa tanpa ada
agricultural tradisional.
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti
teman, sehingga society berhubungan erat dengan kata-kata sosial, secara implicit,
peternakan, atau gabungan dari kesemuanya itu. Sedangkan sistem budaya dan
pencaharian dalam sektor perdagangan dan industri atau yang bekerja dalam
teknologi canggih.
sederhana.
g) Masyarakat tradisional yaitu masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh adat
manusia maka tentunya masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok yang lebih
manusia yang saling bergaul, atau saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia
Masyarakat merupakan objek studi dari disiplin ilmu sosiologi, oleh sebabnya
dampak ialah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya
fisik. Dari pengertian tersebut, studi tentang dampak meliputi akibat yang di
hasilkan dari suatu aktivitas atau kegiatan yang dapat menimbulkan perubahan
yang diingkan atau tidak diinginkan yang berasal dari peran pemerintah maupun
38
pariwisata juga bisa di katakan sebagai indikator terjadinya kontak sosial atau
tersebut sudah menjadi hal yang biasa di dalam kepariwisataan, tergantung seperti
di masyarakat.
menurut Leiper (`990) dalam I Gede Pitana dan I Ketut Surya (2009:191-192)
adalah
pengembangan obyek wisata. Untuk segi positif dampak ekonomi ini ada yang
membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk komunitas lokal, baik itu
hidup yang layak.selain untuk masyarakat lokal, dampak ekonomi juga akan
2. Peluang sosial
benda kuno, bangunan sejarah, seni tradisional seperti musik, drama, tarian,
pun tahu tentang budaya dari para wisatawan tersebut baik yang domestik
maupun internasional.
pertimbangkan karena apabila suatu obyek wisata terlalu padat. Maka dapat
akhirnya akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal setempat dengan
sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang
khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai suatu budaya yang
ketergantungan.
10) Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat, Pitana (2009:194).
piramida kependudukan).
pekerjaan)
penduduk lokal yang memutuskan untuk ganti pekerjaan dari sektor lain ke
menjadi tenaga kerja sektor pariwisata di banding harus pindah ke tempat yang
datangnya penduduk yang berasal dari daerah lain yang kebetulan bekerja di
jika di bandingkan dengan sektor lainnya. Hal ini akan segera menarik minat
orang dari lain pekerjaan dan wilayah untuk merapat ke sektor pariwisata.
3) Transformasi tatanilai
Hal ini merupakan nama lain dari proses alkulturasi, sebuah teori
b. Marginalisasi
terjadi.
c. Komodifikasi kebudayaan
menjadi suatu paket untuk dijual, mengelolanya agar sesuai dengan waktu
Hal ini akan menyebabkan beberapa macam konflik, yaitu konflik antara
masyarakat setempat.
bahkan hilang
berhasilnya dalam menyerap uang dari kegiatan wisatawan. Hal yang tidak
Dalam kategori ini kejahatan sebagai masalah sosial justru di akibatkan oleh
antara kondisi sosial, ekonomi antara wisatawan dengan masyarakat lokal yang
terhadap obyek wisata yang dituju sehingga tingkat perkawinan budaya semakin
investasi yang di keluarkan oleh investor asing dan masuknya tenaga kerja asing.
dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang diharapkan. Namun tidak
hanya dampak positif saja, melainkan dampak negatif akan muncul dengan
dalam mengantisipasi dampak yang negatif, agar dampak tersebut tidak merusak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan dengan cermat untuk
tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan
yang di lakukan dengan sungguh-sungguh pada waktu lama dan juga merupakan
Nazir (2005) adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi
dasar belaka. Dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian
deksriptif mencangkup metode penelitian yang lebih luas dan umum, sering diberi
nama metode survey. Kerja peneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap
hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
kualitatif. Pendekatan kualititatif yaitu dengan cara meneliti obyek pada kondisi
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
semua tahapan yang diinginkan. Desain ini juga diperlukan untuk mencegah
pada deskripsi data, studi semacam ini tidak hanya mengumpulkan fakta. Jenis
penelitian ini kemudian diintegrasikan dengan judul yaitu peran wisata religi
tersebut yaitu desa Gapurosukolilo untuk melihat peran wisata religi dalam
peran wisata religi dalam perubahan kehidupan ekonomi, social dan Budaya
mengobservasi dari permasalahan yang ada dan untuk mengetahui peran wisata
kelurahan gapurosukolilo.
49
B. Fokus Penelitian
batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi
pokok masalah yang masih bersifat umum. Sehubungan dengan topik penelitian
tentang dampak wisata religi dalam perubahan kehidupan ekonomi, social dan
memberi batasan fokus pada penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian ini
adalah:
Gapurosukolilo
Gapurosukolilo.
C. Lokasi Penelitian
penelitian. Berdasarkan lokasi ini, peneliti akan memperoleh data dan informasi
yang berkaitan dengan tema, masalah, serta fokus penelitian. Lokasi peneliti
D. Sumber Data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah
50
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini digunakan
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan
pihak yang terkait dengan objek yang diteliti. Data primer diperoleh dengan
cara diamati, dicatat, dan dianalisis untuk menjadi informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian. Desain yang dibuat dalam data primer harus menjamin
pengumpulan data yang efisien dengan alat dan teknik serta karakteristik dari
responden.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dari
menjamin limitasi-limitasi dari data tersebut. Data sekunder ini dapat berupa
penilaian.
dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan,
dirumuskan. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
51
Maulana Malik Ibrahim dan pedagang di Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim.
2. Observasi
kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar,
3. Dokumentasi
yang ada.
F. Instrumen Penelitian
atau fasilitas yang digunakan oleh peniliti dalam menemukan data dan informasi
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik yaitu lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Dalam penelitian ini instrument
akan diteliti dan mencatat hasil pengamatan. Alat bantu yang digunakan adalah
pengetahuan dari penulis yang diperoleh dari selama kuliah dan alat tulis.
dokumen yang ada. Alat bantu yang digunakan adalah seperangkat alat tulis
G. Analisis Data
Menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2012) analisis data kualitatif
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakannya kepada
orang lain. Selanjutnya menurut Janice McDurry dalam Moleong (2012) tahapan
menurut Miles & Huberman dalam Moleong (2012) analisis data ini didasarkan
mendasarkan diri pada penelitian lapangan, analisis data harus menelaah telebih
dahulu apakah pengumpulan data yang telah dilakukannya satu situs atau dua situs
atau lebih dari dua situs. Menurut Miles and Huberman (1992) analisis data
reduksi data penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi menjadi
susul menyusul.
H. Keabsahan Data
pemeriksaan yang di dasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Uji keabsahan data
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
bagi menjadi empat macam yaitu triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori,
Moleong (2012).
54
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk
menguji dampak wisata religi dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat,
maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke lurah
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana spesifik
dari tiga data tersebut. Selanjutnya data tersebut di analisis oleh peneliti sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Asnan Wahyudi&Abu Khalid. Tanpa Tahun. Kisah Wali Sanga Para Penyebar
Islam di Tanah Jawa. Surabaya: Karya Ilmu
Nur Amin Fatah. 1981. Metode Dakwah Wali Songo. Pekalongan: TB.
Bangunan.
Purwadi & Enis Niken. 2007. Dakwah Wali Songo Penyebar Islam
Berbasis Kultural di Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Internet:
57
http://www.budpar.go.id
https://id.wikipedia.org
www.nuruzzaman2.multiply.com
jika mengambil judul di web harus ada tulisan judul arikel,penulis, tanggal akses.
Missal
Pengertian Wisata Religi, Fahrizal, Diakses tanggal 12 juni 2015,
www.nuruzzaman2.multiply.com
58
Proposal Skripsi
Dosen Pembimbing:
1. Dr. Drs. Djamhur Hamid M.Si
2. Drs. Topowijono M.Si
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
PROGRAM STUDI PARIWISATA
MALANG
2016