Anda di halaman 1dari 23

INTEGRASI KEBUDAYAAN: TRADISI

ISLAM NUSANTARA DI INDINESIA

OLEH :
Ahmad Farid Junaidi 140731604625
AriniRhosidatin 140731600096
Balkis Ekabella 140731603061
Moch Delta Ainur R 140731601693
Tyas Ambar P 140731601964

Latar Belakang
Nusantara adalah wilayah kekuasaan pada
masa kerajaan Majapahit
Mpu Prapanca dalam Kakawin
Nagarakertagama Nusantara adalah
wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit
meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Borneo, Sulawesi, Kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku Papua, dan sebagian
kepulauan Filipina
Lanjutan
Perkembangan Islam di Nusantara terdapat
empat teori yang masuk diantaranya yaitu
Gujarat, Mekkah, Persia, dan Cina.
Islam masuk ke Nusantara dengan
merangkul budaya-budaya yang ada
Tradisi Islam Nusantara di Indonesia yang
paling menonjol adalah perayaan Hari Raya
Idhul Fitri atau Lebaran
Rumusan Masalah

Bagaimana proses dan perkembangan


serta bentuk persebaran Islam Nusantara di
Indonesia melalui tradisi-tradisi yang ada?
Bagaimana Tradisi-Tradisi Lebaran dalam
Perayaan Idhul Fitri di Indonesia
Bagaimana bentuk integrasi budaya
ditinjau dari tradisi lebaran dalam perayaan
Idhul Fitri di Indonesia?
Nusantara
Kata Nusantara oleh Ki Hajar Dewantara
untuk menyebut wilayah Indonesia masa
kini
Oleh Mpu Prapanca dalam Kakawin
Nagarakertagama nusantara adalah
wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit
meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Borneo, Sulawesi, Kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku Papua, dan sebagian
kepulauan Filipina
ISLAM NUSANTARA

Menurut Bapak Kyai Salahuddin Wahid


Islam Nusantra adalah Islam yang berada
di Nusantara bukan di hanya di Indonesia,
jadi Islam di Nusantara bukan hanya di
Indonesia tetapi juga di wilayah luar
Indonesia yang pernah menjadi wilayah
kekuasaan Majapahit
A. Proses Dan Perkembangan Serta Bentuk
Persebaran Islam Nusantara Di Indonesia
Melalui Tradisi-Tradisi Yang Ada

1. Proses dan Perkembangan Islam Nusantara di


Indonesia
Terdapat 4 teori Islamisasi:
Islam disiarkan dari India (Gujarat),
Islam disiarkan dari Arab (Mekkah)
Islam disiarkan dari Persia
Islam disiarkan dari Cina
Ditinjau dari kronologi sejarah dakwah
Islam di Jawa, momentum yang paling
menentukan bagi gerakan dakwah Islam
untuk berkembang secara masif adalah
saat penguasa Majapahit Bhre Kerabhumi
yang terlibat masalah dengan penguasa
Kadiri Dyah Ranawijaya
Girindrawarddhana. Adanya permasalahan
tersebut mengakibatkan ketidakpastian
hukum dan politik di berbagai tempat
yang jauh dari Kutaraja Majapahit yang
baru, di Kadiri (Sunyoto, 2012:338 )
islam yang mengajarkan ajaran deliberatif dan
kosmopolit sehingga menimbulkan daya tarik
agar mereka memeluk islam. Proses idlamisasi
pada tahap awal menyentuh individu-individu,
selanjutnya mereka melakukan perkawinan
sehingga terbentuk keluarga muslim.
Kemudian dalam tradisi selanjutnya
membentuk kekuatan politik untuk
melakasanakan ajaran islam dengan
dukungan ekonomi dan kebudayaan sehingga
menjadi sebuah kesultanan (Bustami,
2015:35).
B. Penyebaran Islam Nusantara
Melalui Trasidi Lokal
Penyebaran Islam dilakukan dengan cara
pendekatan budaya, merangkul budaya,
menyelaraskan budaya, menghormati
budaya, dan tidak memberangus budaya
Islam penyebaranya dilakukan secara damai
Menurut Bapak Kyai Salahudin Wahid Dalam
penyebaranya Islam di Indonesia cara yang
dilakukan oleh penyebar Islam yaitu dengan
cara saling memadukan dengan budaya
misalnya saja seperti wayang
Lanjutan
Islam Nusantara tidaklah anti budaya Arab
namun tetap berbijak kepada akidah dan
tauhid sebagaimana esensi ajaran Islam
yang dibawa Nabi Mohammad.
Peran wali songo dalam membangun
karakteristik Islam Nusantara cukup
dominan dalam penyebaran pembentukan
kultur Islam Nusatara.
Persebaran Melalui Wali Songo
Yang pertama Periode Walisongo
fenomena Sintesis Mistik kemudian
menjadi Neo-Sufiesme
Dakwah islam yang dilakukan Walisongo
menekankan pada aspek kontinuitas
antara ajaran Islam dengan Budaya lokal
dengan didukung dengan ajaran
keislaman zaman itu serta paham
tasawwuf yang disebut wahdatul wujud
Yang kedua penyebaran Islam melalui

asimilasi dalam pendidikan, dengan


pembangunan pesantren yang
mendidik generasi-generasi pelanjut
dakwah Islam
Yang Ketiga ketiga Gerakan seni

budaya : Wayang
B. Tradisi-Tradisi Lebaran Dalam
Perayaan Idhul Fitri di Indonesia

Tradisi Lebaran dalam perayaan


Idhul Fitri:
. Perayaan Idhul Fitri penanda
ekspresi kultural, penanda
berakhirnya bulan Ramadhan yang
dirayakan secara meriah, dimana
rakyat Islam diseluruh dunia
merayakan Idhul Fitri
Di Indonesia dirayakan secara
meriah biasa disebut dengan
Tradisi-Tradisi Lebaran Dalam
Perayaan Idhul Fitri di Indonesia
ZIARAH KUBUR
MUDIK
HALAL BIHALAL
LEBARAN KETUPAT
Menurut Bapak Kyai

Salahuddin Wahid

perayaan Idhul Fitri

sebagai peristiwa

budaya, dan juga sebagai

produk budaya di

Indonesia yang berbeda

negara Timur Tengah


Toleransi Hari Raya Idhul
Fitri

Salahuddin Wahid lebaran adalah hal yang


menyenangkan jadi umat selain Islam juga
mengikuti tradisi lebaran, faktanya masyarakat
yang lain dari agama Islam yang melihat lebaran
ini membuat mereka ikut merayakan dan
mengikuti halal bihalal yang telah membudaya di
Indonesia, dan hal ini adalah sebuah kenyataan
budaya yang baik
Integrasi Budaya Ditinjau Dari Tradisi
Lebaran Dalam Perayaan Idhul Fitri
Di Indonesia

Dalam menganalisis kebudayaan harus


dengan mengetahui unsur-unsur terkecil
dan mempelajarinya secara detail, selain
itu ia harus juga dapat memahami
keterkaitan diantara tiap-tiap unsur
tersebut. Dengan memahami unsur-unsur
maka akan memahami tentang masalah
integrasi kebudayaan (Koentjaraningrat,
2009: 170).
integrasi kebudayaan yakni meliputi pola pikir kolektif, fungsi unsur
kebudayaan, fokus kebudayaan, etos kebudayaan, dan kepribadian
umum.

1. Pola Pikir
. Dalam tradisi lebaran pola pikir kolektif
dilihat dari peristiwa tersebut dapat
diterima baik oleh masyarakat, baik
dalam masyarakat yang beragama selain
islam juga menerimanya dengan baik.
2. Fungsi Unsur Kebudayaan
Fungsi dari Lebaran sendiri untuk merayakan
sebuah event besar yang dilakukan dalam
waktu satu tahun sekali untuk melestarikan
kebiasaan-kebiasaan seperti mudik, halal
bihalal yang digunakan sebagai fungsi
pemererat silahturahmi baik dalam
keluarga, lingkungan, maupun masyarakat
3. Fokus budaya
Hal ini fokus budaya dalam tradisi lebaran yang paling
digemari masyarakat adalah Halal Bihalal, karena baik
masyarakat islam maupun non islam, baik semua
kalangan bisa melakukannya dengan serentak
4. Etos Budaya
Etos budaya adalah watak khas yang
tampak dari luar yang dapat dilihat dalam
masyarakat melalui kebiasaan-
kebiasaannya ketika pelaksanaan suatu
kegiatan. Sebagaimana halnya dalam
tradisi lebaran yang muncul di Indonesia,
masyarakat seringkali memanfaatkan
tradisi lebaran ini sebagai tolak ukur
kekayaan pribadi, selain itu juga
memunculkan pola pikir dan kebiasaan
yang berlebihan dalam pelaksanaannya
Kepribadian Umum
kepribadian umum dalam tradisi lebaran
secara umum adalah silaturahmi antara
saudara dan tetangga dekat. Kebiasaan
untuk saling berkunjung dan dikunjungi
oleh kerabat-kerabat merupakan kebiasaan
umum yang muncul ketika hari raya Idul
Fitri di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai