Anda di halaman 1dari 66

MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

TANAMAN

PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN


ELEMEN2021
Perkembangan teknologi produksi dan isu-isu global terkait dengan agribisnis dan industri
tanaman

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Umum : Pada akhir fase E (kelas X), peserta didik akan mendapatkan gambaran mengenai
agribisnis tanaman sehingga mampu menumbuhkan passion dan vision untuk
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu di akhir fase E, pada
aspek hard skills peserta didik akan mampu memahami elemen-elemen
kompetensi pada mata pelajaran Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman.

Khusus Pada akhir fase E, peserta didik dapat memahami perkembangan proses
produksi tanaman secara konvensional sampai modern, pertanian perkotaan
: (urban farming), alat dan mesin pertanian dari yang konvensional sampai yang
otomatis dan berbasis IOT, smart farming dan isu pemanasan global, perubahan
iklim, ketersediaan pangan global, regional dan lokal, sustainable farming
(pertanian berkelanjutan), serta penerapan bioteknologi dalam pertanian.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran, peserta didik mampu :
1. menjelaskan perkembangan proses produksi tanaman secara konvensional sampai
modern

2. menjelaskan pertanian perkotaan (urban farming)


3. menerangkan alat dan mesin pertanian dari yang konvensional sampai yang otomatis
dan berbasis IOT

4. mengaitkan smart farming dan isu pemanasan global


5. mengidentifikasi perubahan iklim secara mandiri

1
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

6. menjelaskan ketersediaan pangan global,regional dan lokal


7. menjabarkan sustainable farming (pertanian berkelanjutan)
8. menjelaskan penerapan bioteknologi dalam pertanian

KATA KUNCI
Urban farming, otomatisasi alat dan mesin pertanian, smart farming, isu pemanasan global,
perubahan iklim, kesediaan pangan, sustainable farming, bioteknologi dalam pertanian.

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Mandiri
Bernalar Kritis
Kreatif

SARANA DAN PRASARANA


❖ Gawai ( bisa berupa handphone android, tablet, laptop dsb.)
❖ Jaringan internet yang bagus
❖ Akun gmail untuk pengumpulan tugas melalui Google Classroom
❖ Alat tulis dan buku
❖ LCD (untuk luring)

TARGET PESERTA DIDIK


Semua siswa dalam kelas masing-masing
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran maksimal 36 peserta didik

KETERSEDIAAN MATERI MODEL & MODA PEMBELAJARAN

2
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

✓ Pengayaan untuk siswa berpencapaian ✓ Model Pembelajaran :


tinggi: YA / TIDAK Problem Based Learning ✓
✓ Alternatif penjelasan, metode, atau Moda Pembelajaran : daring &
aktivitas, untuk siswa yang sulit atau luring
memahami konsep: YA / TIDAK

ASESMEN JENIS ASESMEN


✓ Individu ✓ Observasi /pengamatan ✓
✓ Kelompok Presentasi

KEGIATAN PEMBELAJARAN UTAMA


Pengaturan peserta didik :
• Individu
• Kelompok ( masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang)
Metode :
• Diskusi
• Observasi
• Penugasan

MATERI AJAR

3
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

• Materi ajar :
1. Perkembangan proses produksi tanaman secara konvensional sampai modern
2. Pertanian perkotaan (urban farming)
3. Alat dan mesin pertanian dari yang konvensional sampai yang otomatis dan
berbasis IOT
4. Smart farming dan isu pemanasan global, perubahan iklim
5. Ketersediaan pangan global,regional dan lokal
6. Sustainable farming (pertanian berkelanjutan)
7. Penerapan bioteknologi dalam pertanian

• LKPD (terlampir)
• Link youtube : https://youtube/CZ2PaptT4f8 dan https://www.youtube.com/watch?
v=T-CHoAvomVE

PEMAHAMAN BERMAKNA
Salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah mempertahankan
keberlanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Urban Farming merupakan strategi pemanfaatan lahan di area perkotaan untuk
mengurangi ketergantungan pasar, menjadi solusi menghadapi krisis ketahanan
pangan, dan tentunya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Smart farming (pertanian pintar) merupakan system pertanian berbasis teknologi


yang dapat membantu petani menghasilkan panen secara kuantitas dan kualitas.
Dengan penggunaan platform yang dikonektivitasikan dengan perangkat teknologi
(tablet maupun handphone) dalam pengumpulan informasi (misalkan status hara
tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dsb.) yang diperoleh dari lapangan
membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

4
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

PERTANYAAN PEMANTIK
1. Dapatkah kita bertani meskipun lahannya sempit/tidak memiliki lahan pertanian?
2. Bagaimana mengontrol tanaman pada lahan yang luas dengan tenaga kerja yang
terbatas?
3. Bagaimana bertani yang ramah lingkungan?
4. Bagaimana menanam untuk ketersediaan pangan, namun iklim tidak menentu?
5. Apa pendapatmu tentang bioteknologi di bidang pertanian?

PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Sebelum pembelajaran dimulai, pastikan bahwa :
Peserta didik :
a. Mempersiapkan perangkat gawai yang akan digunakan
b. Mempersiapkan alat tulis dan buku
c. Memiliki paket data/wifi dan jaringan yang bagus
d. Memiliki akun gmail untuk bergabung di Google Classroom Guru memastikan :
e. Ruang kelas, LCD, Laptop, dan materi (bahan tayang) telah siap.
Point a sampai dengan d (jika dilakukan secara daring), point e jika dilakukan secara
luring

5
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 6 jp Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun luring


a Pendahuluan ( 20 menit)
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk mengawali
kegiatan.

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu mengingatkan protokol


kesehatan dan selalu menjaga kesehatan.

- Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik untuk mengisi presensi di


link yang sudah dibagikan.

- Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran, langkah


pembelajaran dan penilaian serta memberikan apersepsi dengan
mengaitkan masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang
akan dipelajari.
Permasalahan yang diangkat adalah tentang :
- Perubahan iklim
- Ketersediaan lahan pertanian yang semakin berkurang
- Ketersediaan pangan baik lokal, regional maupun global
b Kegiatan Inti (240 menit)
Orientasi Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
peserta Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Peserta Didik menyimak
Video pembelajaran pada link berikut ini https://youtube/CZ2PaptT4f8 .
didik pada Video tersebut berisi tentang dampak perubahan iklim termasuk dalam
masalah sektor pertanian, juga menggambarkan tentang pertanian berkelanjutan.
Sedangkan pada link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=T-
CHoAvomVE menggambarkan kreatifitas dalam memanfaatkan limbah
dalam kegiatan urban farming.

Mengorgani Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik dipersilakan mengajukan


sasikan permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait dengan tayangan video
6
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

peserta didik tersebut. Guru memfasilitasi.


Permasalahan yang muncul diantaranya :

1. Perubahan iklim dan isu pemanasan global


2. Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian
3. Alternatif solusi dampak perubahan iklim di sektor pertanian
4. Kaitannya antara isu pemanasan global dengan smart farming
5. Sustainable farming
Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari


g data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi.
penyelidika n - Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
individu selama proses penyelidikan.
maupun
kelompok

Mengemban - Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan


gkan dan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan /disajikan dalam
menyajikan bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga
karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

Menganalisi s - Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain memberikan


dan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/membuat kesimpulan
mengevalua sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
si proses - Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan
pemecahan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
masalah - Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi

c Penutup (20 menit)

7
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

- Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.

- Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan berikutnya


tentang Perkembangan proses produksi tanaman secara konvensional
sampai modern

- Doa penutup

Pertemuan 2 6 jp Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun luring


a Pendahuluan ( 15 menit)
- Guru mengucap salam dan menunjuk salah satu peserta didik untuk
memimpin doa supaya pembelajaran hari ini berjalan lancar dan
memberikan kebermanfaatan untuk semua.

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu mengingatkan protokol


kesehatan dan selalu menjaga kesehatan.

- Guru mengingatkan kepada peserta didik untuk mengisi presensi di link yang
sudah dibagikan.

- Guru menanyakan kembali materi minggu lalu, apakah masih ada peserta
didik yang mengingat. Guru mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi
minggu lalu. Guru memberi apresiasi untuk peserta didik yang berani
menjawab.

- Guru mengaitkan materi minggu lalu dengan kegiatan pembelajaran yang


akan dilakukan hari ini, yaitu tentang perkembangan proses produksi
tanaman dari mulai konvensional sampai dengan modern.

b Kegiatan Inti (235 menit)

8
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Orientasi Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.


peserta Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Dapat berupa video,
didik pada maupun gambar komparasi pertanian jaman dulu dengan pertanian jaman
masalah sekarang.
- Bagaimana cara bercocok tanam masyarakat jaman dahulu dengan
sekarang?
- Alat dan atau mesin pertanian apa yang digunakan untuk bertani oleh
masyarakat jaman dulu dengan sekarang?

Mengorgani - Guru membagi peserta didik dalam kelompok.


sasikan - Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
peserta didik diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi/sumber )


g untuk bahan diskusi tentang :
penyelidika 1. Perkembangan proses produksi tanaman secara

9
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

n individu konvensional sampai modern


maupun 2. Perkembangan alat dan atau mesin pertanian
kelompok
- Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data selama
proses penyelidikan.

Mengemban - Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan


gkan dan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan /disajikan dalam
menyajikan bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga
karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

Menganalisi s - Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain memberikan


dan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/membuat kesimpulan
mengevalua sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
si proses - Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan
pemecahan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
masalah - Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi

c Penutup (20 menit)


- Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran pada
pertemuan ini dengan cara menyatakan pendapat sekaligus saran tentang
bagaimana pembelajaran hari ini dari awal sampai akhir

Guru menyampaikan kegiatan berikutnya yaitu tentang alat dan mesin


pertanian dari yang konvensional sampai yang otomatis dan berbasis IOT.

- Doa penutup
Pertemuan 3 6 jp Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun luring
a Pendahuluan (15 menit)

10
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

- Guru dan peserta didik berdoa terlebih dahulu, agar diberi kemudahan
selama belajar dan diberi tambahan ilmu yang bermanfaat.
Peserta didik mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan mengingatkan peserta didik agar
menjaga kesehatan dan mentaati selalu protokol kesehatan agar terlindungi
dari penyakit.

- Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pada pertemuan lalu


dengan kegiatan yang akan dilakukan saat ini.

b Kegiatan Inti (235 menit)


Orientasi Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
peserta Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Dapat berupa video,
didik pada maupun gambar alat-alat dan mesin pertanian dari yang konvensional
masalah maupun otomatis, dan berbasis IOT.
- Bagaimana perkembangan penggunaan alat dan atau mesin pertanian?

Mengorgani - Guru membagi peserta didik dalam kelompok.


sasikan - Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
peserta didik diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi/sumber )


g untuk bahan diskusi tentang :
penyelidika n 1. Alat dan atau mesin pertanian konvensional
individu 2. Alat dan mesin pertanian modern
maupun
kelompok 3. Alat dan mesin pertanian berbasis IOT
- Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses penyelidikan.

11
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Mengemban - Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan


gkan dan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan /disajikan dalam
menyajikan bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga
karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

Menganalisi s - Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain memberikan


dan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/membuat kesimpulan
sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
mengevalua
si proses
pemecahan - Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan
masalah penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
c Penutup (20 menit)
- Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran pada
pertemuan ini dengan cara menyatakan pendapat sekaligus saran tentang
bagaimana pembelajaran hari ini dari awal sampai akhir

- Guru menyampaikan kegiatan berikutnya yaitu tentang penerapan


bioteknologi dalam pertanian.

- Doa penutup

Pertemuan 4 6 jp Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun luring


a Pendahuluan (15 menit)
- Guru dan peserta didik berdoa terlebih dahulu, agar diberi kemudahan
selama belajar dan diberi tambahan ilmu yang bermanfaat.
Peserta didik mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.

12
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan mengingatkan peserta didik agar
menjaga kesehatan dan mentaati selalu protokol kesehatan agar terlindungi
dari penyakit.

- Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pada pertemuan lalu


dengan kegiatan yang akan dilakukan saat ini yaitu tentang penerapan
bioteknologi dalam pertanian.

b Kegiatan Inti (235 menit)


Orientasi - Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara berkelompok.
peserta Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual. Guru menayangkan
video/gambar/foto dalam ppt. Tayangan yang disajikan berupa
didik pada permasalahan penggunaan pupuk dan pestisida non ramah lingkungan
masalah sehingga membutuhkan solusi untuk penggunaan pestisida hayati,
pupuk

13
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

hayati, mikroorganisme yang efektif, serta bioteknologi lainnya di bidang


pertanian.
- Guru mengarahkan peserta didik untuk menemukan permasalahan dr
tayangan tersebut dan mencoba merumuskan permasalahan tersebut.

Mengorgani - Guru membagi peserta didik dalam kelompok.


sasikan - Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data yang
peserta didik diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Data didapat dari berbagai
sumber misalnya internet, buku, ataupun sumber lainnya.

Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi/sumber )


g untuk bahan diskusi tentang :
penyelidika n 1. bioteknologi konvensional di bidang pertanian
individu 2. bioteknologi modern di bidang pertanian
maupun
kelompok - Dalam kegiatan penyelidikan, guru dapat mengajak peserta didik
mengamati kegiatan di laboratorium ( kultur jaringan, Hama & Penyakit
Tanaman, TTA, dll. Untuk melihat langsung/observasi penerapan
bioteknologi di sekolah sebagai bahan referensi.

- Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data


selama proses penyelidikan.

Mengemban - Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan


gkan dan solusi pemecahan masalah dan hasilnya
menyajikan dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga
karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.

14
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Menganalisi s - Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok lain memberikan


dan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/membuat kesimpulan
mengevalua sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
si proses Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan
pemecahan - penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
masalah
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi

c Penutup (20 menit)


- Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran pada
pertemuan ini dengan cara menyatakan pendapat sekaligus saran tentang
bagaimana pembelajaran hari ini dari awal sampai akhir

- Guru menyampaikan kegiatan berikutnya yaitu modul 3 tentang Agripreneur


dan peluang usaha di bidang agribisnis tanaman.

- Doa penutup

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


a. Guru membuat kriteria berhasil/tidak dari instrument performance assessmen
yang dibuat.
b. Guru membuat kriteria berhasil/tidaknya penilaian normatif dari hasil observasi
dan presentasi siswa

REFLEKSI GURU

15
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

❖ Apakah dalam pemberian materi dengan metode yang telah dilakukan serta
penjelasan teknis atau instruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan
dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik?
❖ Bagian manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
❖ Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan
kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran?
❖ Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
❖ Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh
peserta didik?

REFLEKSI SISWA
❖ Apakah kamu memahami instruksi yang dilakukan untuk pembelajaran?
❖ Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam
pembelajaran?

❖ Materi apa yang kamu pelajari pada pembelajaran yang telah dilakukan?
❖ Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran
dapat kamu pahami?
❖ Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran?
❖ Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan
pembelajaran?
❖ Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran?
❖ Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?

LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

No. Tema Rumusan Pengumpulan data Solusi pemecahan


16
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Masalah masalah
1. Perubahan iklim dan
isu
pemanasan global

2. Dampak perubahan
iklim di
sector
pertanian
3. Alternatif solusi
dampak perubahan
iklim di
sektor
pertanian
4. Smart farming dan
isu
pemanasan global,
perubahan iklim

5. Ketersediaan
pangan
global,regional dan
lokal

6. Pertanian
berkelanjutan
(sustainable farming)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

No. Tema Rumusan Pengumpulan data Solusi pemecahan


Masalah masalah

17
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

1. Pertanian
konvensional

2. Pertanian modern

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3

No. Tema Rumusan Pengumpulan data Solusi pemecahan


Masalah masalah
1. Alat dan atau mesin
pertanian
konvensional

2. Alat dan mesin


pertanian modern

3. Alat dan mesin


pertanian berbasis
IOT

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 4

No. Tema Rumusan Pengumpulan data Solusi pemecahan


Masalah masalah
1. Bioteknologi
konvensional di bidang
pertanian

2. Bioteknologi modern di
bidang pertanian

KRITERIA PENILAIAN

18
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

1. Penilaian Proses (observasi diskusi)


Berilah skor 1, 2 atau 3 yang sesuai
Unsur Penilaian Jumlah skor
No. Nama Siswa
gagasan keaktifan komunikasi
1 Nawang
2
3
4
dst dst

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Rubrik penilaian
Skor Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Gagasan kurang sedang bagus
2 Keaktifan kurang sedang aktif
3 Komunikasi Terbata-bata sedang Lancar & baik

2. Presentasi
Berikan point 1,2 atau 3 yang sesuai.
Unsur Penilaian Jumlah skor
No. Nama Siswa
Penampilan/
substansi wawasan komunikasi
performance
1 Eno
2
3
dst dst

Perhitungan nilai : Nilai = Skor yang diperoleh X 100


Skor
maksimal

Rubrik penilaian
Skor Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Substansi kurang sedang mendalam
19
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

2 Wawasan kurang sedang luas


3 Komunikasi Terbata-bata sedang Lancar &baik
4 Penampilan/peroformance kurang sedang baik

20
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

BAHAN BACAAN

A. Perkembangan Proses Produksi Tanaman Secara Konvensional Sampai Modern


Di dalam kehidupan manusia tidak terlepas dengan pertanian, manusia sudah
mengenal pertanian bahkan selalu berhubungan dengan pertanian. Manusia mengenal
budidaya tanaman sejak manusia mulai melakukan kegiatan bercocok tanam. Pada awal
kehidupan, manusia memenuhi kebutuhan pangan hanya bergantung pada alam.
Tanaman yang tumbuh di alam akan diambil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia hanya mengkonsumsi hasil tanaman dari alam dan tidak melakukan penanaman
atau budidaya.
Seiring perjalanan kehidupan manusia kebutuhan semakin meningkat, manusia
banyak tetapi hasil alam tetap maka manusia apabila mengandalkan hasil alam tidak
cukup. Manusia mulai mengenal bercocok tanam berawal dari secara kebetulan
beberapa biji-bijian yang terbuang sewaktu kaum ibu menyiapkan makanan
berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman yang menghasilkan untuk dikonsumsi.
Selanjutnya berkembang usaha bercocok tanam sebagai salah satu kegiatan pertama
pertanian. Karena kebutuhan semakin meningkat dan hasil alam tidaklah cukup untuk
memenuhi kebutuhan, maka manusia mulai bercocok tanam dengan menyebar biji-bijian
yang ada agar tumbuh menjadi tanaman baru dan bisa dipanen.
Perkembangan pertanian dari suatu negara berjalan sesuai dengan tahapan
perkembangan masyarakat, mekanisme pasar yang berlaku, perkembangan teknologi
dan perkembangan ekonomi serta perkembangan kelembagaan sosial.
Ada tiga tahapan perkembangan pertanian berdasarkan tingkat kemajuan dan
tujuan pengelolaan sektor pertanian tersebut :
a. Tahap pertama adalah pertanian tradisional yang dicirikan dengan tingkat
produktivitas sektor pertanian yang rendah.
b. Tahap kedua adalah tahapan komersialisasi dari produk pertanian mulai
dilakukan tetapi penggunaan teknologi dan modal relatif masih rendah.

21
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

c. Tahap ketiga adalah tahap seluruh produk pertanian ditujukan untuk melayani
keperluan pasar komersial dengan ciri penggunaan teknologi serta modal yang
tinggi dan mempunyai produktivitas yang tinggi pula.
Pada tahapan pertama atau tahap pertanian tradisional, para petani biasanya
menggarap tanah hanya sebatas yang dapat dikelola oleh tenaga kerja keluarga tanpa
memerlukan tenaga kerja bayaran, keadaan lingkungan statis, penggunaan teknologi
sangat terbatas, sistem kelembagaan sosial kaku, pasar terpencar-pencar serta jaringan
komunikasi antar daerah pedesaan dan perkotaan kurang memadai dan cenderung
menghambat perkembangan produksi.
Proses perkembangan pertanian pada umumnya berkaitan dengan upaya
perubahan dari sistem pertanian yang mempunyai produktivitas rendah kepada sistem
lebih modern yang mempunyai produktivitasnya relatif tinggi dan yang mungkin
menimbulkan dampak sampingan terhadap lingkungan akibat penggunaan teknologi dan
asupan (input) pertanian modern. Dampak sampingan tersebut tidak hanya ditemui
pada pertanian modern tetapi juga ditemui pada pertanian tradisional, sebagai akibat
dari pertumbuhan penduduk yang meningkat cepat. Meskipun selama ini pertanian
tradisional telah sukses mengelola sumberdaya pertanian tanpa melahirkan kerusakan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaiki, tetapi permasalahan lingkungan akan timbul
akibat tekanan populasi penduduk terhadap lahan yang tersedia relatif sempit sehingga
daya dukungnya rendah.
Pertanian tradisional di daerah tropik dicirikan khususnya oleh adanya tekanan
untuk terus melakukan perluasan areal yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Pengaruh langsung dari perluasan areal tersebut termasuk terjadinya pencucian hara
yang relatif cepat dan adanya degradasi dari kualitas lahan karena pembukaan hutan.
Kerusakan kualitas lahan karena pertanaman yang bersifat permanen pada lahan yang
relatif miskin sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi tanpa adanya upaya peningkatan
kesuburan tanah. Juga terjadi erosi tanah akibat hujan deras dan musim kering yang
panjang atau banjir, dan hilangnya sumberdaya hutan akibat adanya ladang berpindah.
Meskipun kerusakan sumberdaya alam tersebut dapat dicegah dan diperbaiki jika dana

22
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

tersedia, tetapi beberapa diantaranya relatif sangat mahal, sehingga lama kelamaan
menjadi tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Kerentaan dari ekosistem tropis telah menyebabkan kerusakan sumberdaya alam
berjalan dengan cepat, dan yang lebih memprihatinkan adalah perbaikannya berjalan
dengan lambat. Namun demikian masih ada celah untuk pencegahan kerusakan
sumberdaya alam dengan menyusun perencanaan yang tepat dan tindakan antisipasi.
Misalnya tenaga kerja di pedesaan yang bekerja tidak penuh atau setengah
pengangguran dapat dimobilisasi untuk membuat terasering di daerah pegunungan atau
dilibatkan dalam program reboisasi atau penghutanan kembali hutan-hutan yang telah
rusak.
Kerusakan sumber daya alam pada pertanian modern timbul terutama akibat dari
penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit serta rerumputan, dan
dari kegiatan irigasi. Pengaruh sampingan dari penggunaan pestisida perlu dilihat secara
hati- hati. Daya racunnya terhadap ikan dan burung serta persistensi (daya tahan) dan
daya jelajahnya di alam membuatnya menjadi berbahaya jauh melampaui sasaran areal
dari penggunaan pestisida tersebut. Sedangkan proyek konstruksi sistem irigasi, apabila
tidak sesuai dengan fasilitas drainasenya kemungkinan besar dapat meningkatkan
salinasi dari air irigasi tersebut. Bahkan penggunaan varietas unggul baru baik pada
komoditas padi, jagung, dan gandum kadangkala menimbulkan efek samping, baik
karena penanaman varietas unggul tersebut membutuhkan pestisida dalam jumlah
banyak maupun karena varietas unggul baru tersebut menggantikan spesies lokal yang
telah mengalami seleksi alami yang lebih cocok dengan lingkungan setempat dan yang
diperlukan untuk proses persilangan. Pengolahan tanah secara terus menerus yang
dipermudah dengan adanya mekanisasi pertanian juga dapat merusak struktur tanah.
Pertanian modern tidak dapat melepaskan ketergantungannya pada produk kimia (pupuk
dan pestisida), varietas unggul baru yang mempunyai produktivitas tinggi dan irigasi.
Harus diupayakan agar efek sampingannya dapat dicegah atau diminimalkan dengan
perencanaan pembangunan pertanian yang komprehensif.

23
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Pengukuran lengas tanah. Sumber : balingtan.pertanian.go.id

Pengalaman menunjukkan bahwa diversifikasi usahatani merupakan suatu


langkah transisi yang efektif. Dengan langkah ini tanaman pokok tidak lagi mendominasi
karena tanaman perdagangan yang baru diintroduksikan seperti sayuran, buah-buahan,
kakao, kopi dan tanaman lainnya sudah mulai dijalankan bersama dengan usaha
peternakan atau perikanan secara sederhana. Upaya diversifikasi tersebut relatif telah
meningkatkan produktifitas usahatani yang sebelumnya sering menyebabkan terjadinya
pengangguran tidak kentara.

24
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Diversifikasi tanaman. Sumber : pertanian-mesuji.id Usaha


diversifikasi ini sangat diperlukan mengingat angkatan kerja di pedesaan sering
berlimpah dan dengan diversifikasi angkatan kerja tersebut dapat dimanfaatkan dengan
lebih optimal. Pada tahapan ini, pemakaian alat dan mesin pertanian mulai diintroduksi,
demikian pula penggunaan benih varietas unggul baru, serta pupuk, pestisida dan irigasi.
Dengan demikian para petani mampu memperoleh surplus produksi yang dapat dijual
serta mengurangi risiko kegagalan panen.
Seiring perkembangan budidaya pertanian, dewasa ini dengan adanya
perkembangan tehnologi, budidaya tanaman juga mulai berkembang. Dengan
memanfaatkan teknologi digitalisasi.

B. Pertanian Perkotaan (Urban Farming)


Menurut FAO (Food Agriculture Organization), pertanian perkotaan merupakan industry yang
memproduksi, memproses dan memasarkan produk pertanian, terutama memenuhi permintaan
harian konsumen di dalam perkotaan, dengan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur
ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman kebutuhan pangan
masyarakat perkotaan (Smit, J, A.
Ratta, J. Nasr, 1996 dalam Setiawan, 2015).

Sumber : balitbangpertanian.go.id Sumber : Kompas.com Gambar : Bentuk


pertanian perkotaan

25
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

a. Manfaat Urban Farming

Manfaat yang didapatkan dari adanya Urban Farming, antara lain :


1. Mengurangi sampah.
Sampah-sampah organik dan limbah dapur rumah tangga apabila
dikumpulkan akan menjadi banyak sekali dan bisa menimbulkan bau dan juga bisa
menyebabkan timbulnya penyakit. Sampah-sampah limbah rumah tangga tersebut
dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Selain sampah organik, rumah tangga juga dapat menghasilkan sampah
anorganik berupa wadah yang tidak terpakai, misalnya kaleng bekas, botol bekas,
ban mobil bekas, pipa pralon, plastik bekas kemasan, dan sebagainya. Sampah
tersebut dapat digunakan sebagai tempat menanam.
2. Mengurangi polusi udara dan suara
Gas karbondioksida (CO2) yang mencemari udara akan diserap tanaman yang
akan diubah menjadi oksigen (O2) melalui fotosintesis.
Kehadiran tanaman dalan system pertanian perkotaan terbukti efektif dapat
menyerap gelombang suara sehingga mampu mengurangi efek negative dari
gelombang suara tersebut. Dalam studi “Paparan kebisingan dan kesehatan
masyarakat” terungkap bahwa paparan kebisingan dapat mengakibatkan tunarungu,
hipertensi, penyakit jantung iskemik, gangguan tidur dan penurunan prestasi
sekolah pada anak.
3. Mengurangi cemaran logam
Saat ini cemaran logam berat dan pestisida dalam bahan pangan menjadi
salah satu ancaman bagi masyarakat kota. Untuk meminimalisir cemaran tersebut,
masyarakat kota dapat menanam sendiri bahan pangan yang akan dikonsumsi dan
mengatur penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik dan pestisida kimia
menjadi pestisida nabati.
Lahan kosong yang tercemar logam berat dan kimia seperti mercury, timbal,
arsenic, uranium dapat dibersihkan dengan istilah “fitoremidiasi” yaitu menanam
tanaman pada lahan yang tercemar sehingga tanaman dan mikroorganisme
mendegradasi bahan kimia tersebut, menyerap dan mengkonversi dalam bentuk

26
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

tersedia. Tetapi tanaman tersebut tidak untuk dikonsumsi. Setelah lahan bersih dari
kontaminan barulah digunakan untuk memproduksi bahan tanam.
4. Menambah nilai estetika kota
Berbagai tanaman yang ditanam akan memperindah tatanan kota dan akan
meningkatkan nilai estetika kota. Kota akan tampak menghijau dengan adanya
tanaman.
5. Memberikan pendapatan tambahan
Pertanian perkotaan yang dilakukan di rumah selain dapat mengurangi
pengeluaran keluarga dalam hal pembelian bahan pangan juga dapat menjadi mata
pencaharian sampingan keluarga.
6. Mengurangi tingkat stress dan memperbaiki hubungan sosial
Beberapa hasil penelitian mengenai pertanian perkotaan menunjukkan
adanya penurunan adanya tingkat stress dan kesehatan mental responden setelah
beberapa waktu terlibat dalam aktivitas pertanian di perkotaan. Beberapa kasus yang
telah terdokumentasi menunjukkan bahwa keberadaan kebun komunitas(komunal)
dapat menyebabkan perbaikan hubungan sosial, peningkatan kebanggaan dan
kesehatan, serta penurunan tingkat kejahatan dan bunuh diri dalam masyarakat.
7. Merupakan sarana edukasi
Pertanian perkotaan akan memberikan wadah yang sangat nyata bagi
pendidikan pertanian kepada masyarakat tua dan muda. Hal ini meliputi kesadaran
pentingnya menjaga kelestarian alam disamping pengetahuan teknologi pendukung
yang diperlukan. Semua tersedia sebagai laboratorium hidup yang dapat dilihat dan
disentuh langsung oleh para pembelajar dari berbagai kelompok usia.
8. Meningkatkan kesehatan masyarakat
Di lingkungan perkotaan banyak sekali ditemukan masalah kesehatan
masyarakat dalam bentuk kekurangan gizi, obesitas, diabetes, penyakit jantung dan
lain-lain. Hal ini sebagian diakibatkan konsumsi makanan yang kurang sehat dan
seimbang. Tersedianya produk lokal yang sehat serta berkualitas memberikan
peluang untuk membantu mengatasi masalah kesehatan sehingga tingkat kesehatan
masyarakat terjaga.

27
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

9. Pembangunan komunitas
Program dalam kegiatan pertanian perkotaan akan mempertemukan berbagai
komponen masyarakat yang memiliki perhatian dan kepentingan terhadap manfaat
yang didapat. Kepentingan bersama ini akan mempererat hubungan manusia di
dalam masyarakat sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk kerja sama saling
mendukung dan saling menghargai. Keterlibatan komunitas akan menjadi salah satu
kunci sukses penerapan pertanian perkotaan.
10. Meningkatkan ruang terbuka hijau
Keberadaan pertanian perkotaan akan dapat meningkatkan
kesehatan ekosistem perkotaan. Hal ini sebagai akibat dari estetika yang timbul
karena adanya lebih banyak tanaman-tanaman yang menutupi lahan dan bangunan.
Porsi lingkungan hijau akan bertambah dan membawa dampak fotosintesa yang
memperbaiki kualitas udara, suasana lingkungan yang lebih alami dan damai bagi
masyarakat semua dan pada gilirannya berarti terjaga kualitas kehidupan sosial.

b. Penerapan Pertanian Perkotaan (Urban Farming)


Beberapa penerapan kegiatan pertanian perkotaan (urban farming) diantaranya
yaitu :
1. Vertikultur, merupakan teknik bercocok tanam diruang/lahan sempit dengan
memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan
secara bertingkat. Vertikultur dapat dibuat dari:
➢ Bambu atau pralon dengan posisi vertikal
➢ Talang sistem rak
➢ Pot atau polybag

28
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Sumber : cybex.pertanian.go.id Sumber : Kagama.id

2. Hidroponik, merupakan sistem penanaman tanpa menggunakan media tanah. Air


merupakan media utama dalam budidaya secara hidroponik. Tetapi selain media air
juga bisa menggunakan media tanam yang berupa rockwool, sekam bakar,
hidroton, atau pasir dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman.

Sumber : Dokumentasi pribadi

Ada 6 teknik/macam sistem budidaya Hidroponik :


1) Teknik hidroponik sistem drip, yaitu bercocok tanaman hidroponik dengan
sistem pengairan tetes.
2) Teknik hidroponik sestem EBB dan Flow System sering juga disebut sistem
pasang surut, yaitu nutrisi diberikan dengan menggenangi areal perakaran,
dan apabila sudah cukup maka nutrisi dikembalikan ke penampungan.

29
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

3) Teknik NFT (Nutrien Film Technique), yaitu dengan cara mengalirkan nutrisi
secara terus menerus .
4) Teknik DWC (Deep Water Culture) atau sering juga disebut sistem rakit apung
(Floating Raft System), yaitu teknik dengan cara akar direndam dalam larutan
nutrisi.
5) Teknik hidroponik sistem sumbu (Wick system), dengan menggunakan sumbu
sebagai penyerapan nutrisi.
6) Teknik Aeroponik, yaitu tanaman ditumbuhkan pada area yang lembab tanpa
menggunakan air maupan media lain.

3. Wallgardening, yaitu budidaya tanaman dengan menanam tanaman yang dibuat


secara tegak lurus (vertikal). Wallgardening adalah budidaya tanaman dengan
memanfaatkan ruang kosong seperti pada tembok atau dinding kosong baik di dalam
maupun di luar ruangan. Wallgardening ini menjadi trend yang telah banyak ditemui
terutama di kota-kota besar.

Sumber : indiamart.com

30
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

4. Tambulampot, adalah kepanjangan dari tanaman buah dalam pot yang memiliki arti
yaitu tumbuhan yang dibudidayakan didalam pot yang tujuannya untuk hiasan
ataupun untuk di produksi buahnya.

Sumber : shopee.co.id

5. Aquaponik, merupakan sistem pertanian yang mengombinasikan akuakultur atau


pemeliharaan hewan air dengan hidroponik.

Sumber : kompasiana.com

31
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

6. Urban Bee, merupakan kegiatan budidaya lebah untuk menghasilkan madu dan
propolis

Sumber : najell.com

7. Green office dan Roof Top Garden.

32
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Sumber : imaniadesain.com

C. Ketersediaan Pangan Global,Regional Dan Lokal


Ketahanan pangan telah menjadi isu sentral dalam kerangka pembangunan
pertanian dan pembangunan Nasional. Ketahanan pangan diartikan sebagai tersedianya
pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau
dana man dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari
sepanjang waktu (Handewi, 2002).
Dalam pengertian kebijakan operasional pembangunan, Departemen Pertanian
menerjemahkan ketahanan pangan menyangkut ketersediaan, aksesibilitas
(keterjangkauan), stabilitas pengadaannya. Selain aspek produksi, ketahanan pangan
mensyaratkan pendapatan yang cukup bagi masyarakat untuk mengakses bahan pangan,
keamanan pangan, serta aspek distribusi.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang sangat kompetitif di pasar
internasional, Indonesia menghadapi tantangan berat dalam merumuskan kebijakan
pangan yang mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Kebijakan pangan yang
dimaksud antara lain adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan
ragam komoditas pangan dan upaya peningkatan diversifikasi konsumsi pangan. Dengan
sumberdaya yang terbatas, kebijakan untuk meningkatkan pangan dalam kaitannya
mempertahankan ketahanan pangan, berbagai sumberdaya perlu digunakan untuk
menghasilkan komoditas pangan yang kompetitif dalam harga dan mutu terhadap
produk impor. Dalam kondisi demikian kegiatan produksi pangan harus berorientasi pada
pasar internasional.
Pembangunan pertanian yang dilaksanakan secara konsisten selama ini telah
mampu menyediakan berbagai jenis pangan. Namun demikian, adanya kelebihan
ketersediaan pangan di tingkat wilayah (nasional, regional) tidak menjamin adanya
ketahanan pangan di tingkat individu atau rumah tangga. Hal ini antara lain ditunjukkan
oleh meningkatnya kasus-kasus kurang gizi dan rawan pangan sejak terjadinya krisis
ekonomi. Oleh karena itu, faktor akses individu dalam menjangkau kebutuhan pangan
yang diperlukan merupakan faktor kunci ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.

33
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Akses individu terhadap pangan yang dibutuhkan sangat dipengaruhi oleh daya beli,
tingkat pendapatan, harga pangan, proses distribusi pangan, kelembagaan di tingkat
lokal dan faktor sosial lainnya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan di tingkat lokal, terutama di masa
pandemik ini lebih khususnya ketersediaan pangan rumah tangga diantaranya
pemanfaatan teknologi urban farming, Masyarakat bisa memanfaatkan lingkungan
sekitar rumah untuk menanam, dapat menerapkan vertikultur, hidroponik system wick
dengan memanfaatkan limbah botol plastic, tambulampot, dan sebagainya. Tidak harus
memiliki lahan luas, area sempit sekitar rumah dapat dioptimalkan untuk menanam
sayuran, buah kebutuhan pangan rumah tangga.

D. Sustainable Farming (Pertanian Berkelanjutan)

1. Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang
berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya pertanian
tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi
semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang
akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
Ada pun definisi lain dari sistem pertanian berkelanjutan adalah sebagai
alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat
menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan. Sistem pertanian
berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola
sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia,
sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi
sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah
tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan.
Sedangkan tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan
mempertahankan hasil pada aras yang optimal; mempertahankan dan meningkatkan
keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih penting untuk
34
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup


lainnya.
Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponenkomponen fisik, biologi, sosial
ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang
akan datang.
Setelah perang dunia II penggunaan bahan kimia dan rekayasa teknologi
meningkat lagi dan mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, dimana pada tahun
yang sama terjadi krisis energi. Semua negara berlomba-lomba memacu
produktivitas industri pertanian untuk memenuhi bahan baku agroindustri. Semangat
berkompetisi melahirkan teknologi-teknologi baru di dunia pertanian seperti
rekayasa genetika, kultur jaringan, dan teknologi canggih pertanian.
Di negara-negara selatan seperti Indonesia, dicanangkan program intensifikasi
usaha tani, khususnya padi sebagai makanan pokok, dengan mendorong pemakaian
benih varietas unggul (high variety yield), pupuk kimia dan obat-obatan pemberantas
hama dan penyakit. Kebijakkan pemerintah saat itu memang secara jelas
merekomondasaikan penggunaan energi luar yang dikenal dengan paket Panca Usaha
Tani, yang salah satunya menganjurkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida.
Terminologi pertanian berkelanjutan (susitainable agriculture) sebagai
padanan istilah agroekosistem pertama kali dipakai sekitar awal tahun 1980-an oleh
pakar pertanian FAO (Food Agriculture Organization). Argoekosistem sendiri mengacu
pada modifikasi ekosistem alamiah dengan sentuhan campur tangan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan manusia. Conway (1984) juga menggunakan istilah pertanian
berkelanjutan dengan agro ekosistem yang berupaya memadukan antara
produktivitas (productivity), stabilitas (Stability), pemerataan (equlity). Jadi semakin
jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian berkelanjutan adalah jawaban
kegamangan dampak green revolution antara lain di tenggarai oleh semakin
merosotnya produktivitas pertanian.

35
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Kegagalan pertanian modern memaksa pakar pertanian dan lingkungan


berpikir keras dan mencoba merumuskan kembali sistem pertanian ramah lingkungan
atau back to nature. Jadi sebenarnya sistem pertanian berkelanjutan merupakan
paradigma lama yang mulai diaktualisasikan kembali menjelang masuk abad ke 21 ini.
Hal ini merupakan fenomena keteraturan siklus alamiah sesuai dengan pergantian
abad.
Saat ini, negara-negara barat dilanda gelombang budaya teknologi tinggi
(information technology) yang disertai pesatnya penggunaan teknologi super canggih
dalam bidang telekomunikasi, misalnya penemuan internet, telepon seluler, dan lain
sebagainya. Sementara, negara-negara selatan masih berada dalam masa transisi dari
gelombang budaya pertanian ke gelombang budaya industri. Teknologi yang diadopsi
oleh masyarakat manusia turut menentukkan semangat, corak, sifat, struktur, serta
proses ekonomi, sosial, dan budaya.
Ada dua peristiwa penting yang melahirkan paradigma baru sistem pertanian
berkelanjutan, peristiwa pertama adalah laporan Brundland dari komisi Dunia
tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987, yang mendefinisikan dan
berupaya mempromosikan paradigma pembangunan berkelanjutan. Peristiwa kedua
adalah konferensi dunia di Rio de Jenero Brazil pada tahun 1992, yang memuat
pembahasan agenda 21 dengan mempromosikan Sustainable Agriculture and Rural
Development (SARD) yang membawa pesan moral pada dunia bahwa ”without better
enviromental stewardship, development will be undermined ”berbagai agenda
penting termasuk pembahasan bidang yang termasuk dalam pembahasan bidang
pertanian dalam konferensi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Menjaga kontinuitas produksi dan keuntungan usaha di bidang pertanian dalam
arti yang luas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peikanan, dan
peternakan) untuk jangka panjang, bagi kelangsungan kehidupan manusia.
b. Melakukan perawatan dan peningkatan SDA yang berbasis pertanian.
c. Meminimalkan dampak negatif aktivitas usaha pertanian yang dapat merugikan
bagi kesuburan lahan dan kesehatan manusia.

36
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

d. Mewujudkan keadilan sosoal antar desa dan antar sektor dengan pendekatan
pembangunan pertanian berkelanjutan.
Memasuki abad 21 ini, kesadaran akan bertani yang ramah lingkungan
semakin meningkat, sejalan dengan tuntuan era globalisasi dan perdagangan bebas,
hal ini terutama sekali dirasakan di negara-negara maju, misalnya negara-negara
Amerika dan negara-negara Eropa. Sementara itu negara-negara berkembang
misalnya Indonesia, tampaknya masih terpuruk dan berkutat dengan dampak negatif
green revolution. Lahan-lahan sawah di pulau Jawa sebagai sentra produksi padi
menunjukkan indikasi adanya penurunan produktifitas. Sawah-sawah mengalami
kejenuhan berat atau pelandaian produktivitas karena pemakaian pupuk kimia dan
obat-obatan yang sudah melampaui ambang batas normal.
Konsep pertanian yang berkelanjutan terus berkembang, diperkaya dan
dipertajam dengan kajian pemikiran, model, metode, dan teori berbagai disiplin ilmu
sehingga menjadi suatu kajian ilmu terapan yang diabadikan bagi kemaslahatan umat
manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.
Pertanian berkelanjutan dengan pendekatan sistem dan besifat holistic
(menyeluruh) mempertautkan berbagai aspek dan disiplin ilmu yang sudah mapan
antara lain agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.
Sistem pertanian berkelanjutan juga beisi suatu ajakan moral untuk berbuat
kebajikan pada lingkungan sumber daya alam dengan mempertimbangkan tiga matra
atau aspek sebagai berikut:
a. Lingkungan, sistem budidaya pertanian tidak boleh mnyimpang dari sistem
ekologis yang ada. Keseimbangan merupakan indikator adanya harmonisasi dari
sistem ekologis yang mekanismena dikendalikanoleh hukum alam.
b. Bernilai ekonomis, sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangan
untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pandek dan jangka
panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem
ekologi.
c. Berwatak sosial atau kemasyarakatan, sistem pertanian harus selaras dengan
norma-norma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh

37
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan


peternakan ayam diperkarangan milik sendiri. Mungkin secara ekonomis dan
ekologis menjanjikan keuntungan yang layak, namun ditinjau dari aspek sosial
dapat memberikan aspek yang kurang baik misalnya, pencemaran udara karena
bau kotoran ayam. Normanorma sosial dan budaya harus diperhatikan, apalagi
dalam sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak antara
perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan. Didukung
dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu
usaha pertanian dalam arti luas.

Lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan


a. Kelayakan ekonomis (economic viability)
b. Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and friendly)
c. Diterima secara sosial (Social just)
d. Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)
e. Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach)

Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan


Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM
(International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar
dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan :
a. Prinsip ekologis
Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme
dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah,
udara, iklim serta sumber-sumber keanekaragaman-hayati di alam harus
seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelestarian harus
sejalan dengan upaya pemanfaatan.
b. Prinsip teknis
Produksi dan pengolahan prinsip teknis ini merupakan dasar untuk
mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai

38
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan,


cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga
penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan
kondisi fisik setempat.
c. Prinsip Sosial ekonomis
Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan
secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong
berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki,
dan mendorong kemandirian petani.
d. Prinsip Politik
Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan
upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam
upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil.

2. Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan
(economically viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat
produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa
ditolerir/diterima.
b. Berwawasan ekologis (ecologically sound).
Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga
keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem
pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan
mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress
dan shock).
c. Berkeadilan sosial.
Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol
terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa
membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.

39
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

d. Manusiawi dan menghargai budaya lokal.


Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis
mahluk yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari
konteks budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan
lokal.
e. Mampu berdaptasi (adaptable).
Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti
pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan
konstalasi (kumpulan orang yang saling berhubungan) pasar.

Berdasarkan Lembaga Konsultasi Penelitian Pertanian Internasional, pertanian


berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian
guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut :
a. Mantap secara ekologis, berarti kualitas sumber daya alam dipertahankan dan
kemampuan agroekosistem secara keseluruhan mulai dari manusia, tanaman
dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Berarti tanah harus dikelola
dan kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui
proses biologis.
Sumber daya lokal digunakan secara ramah dan dapat diperbaharui.
b. Dapat berlanjut secara ekonomis.
c. Adil, yang berarti sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian
rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi
dan begitu pula hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang
memadai serta bantuan teknis yang terjamin.
d. Manusiawi, menghargai martabat dasar semua makhluk hidup dan
menghargai budaya lokal.
e. Luwes, masyarakat memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri (mampu
beradaptasi) dengan perubahan kondisi usaha pertanian.

40
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

f. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Para


petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup
dan stabil, pada tingkat resiko yang masih bisa ditolelir/diterima.
g. Berkeadilan sosial, ini yang sering mendapat hambatan, sistem ini harus
menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan,
modal, informasi dan pasar bagi yang terlibat, tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, maupun etnis.

3. Sifat-sifat sistem pertanian berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan memiliki lima sifat, diantaranya:
a. Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu
sendiri.
b. Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi
pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing
pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya.
c. Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hakhaknya
tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain.
d. Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat
dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada.
e. Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini,
dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa
mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.

4. Indikator Sistem pertanian berkelanjutan


Berikut ini merupakan indicator system pertanian berkelanjutan :
a. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai.
b. Membudidayakan tanaman secara alami.
c. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem
pertanian.
d. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang.
41
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

e. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik


pertanian.
f. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian.

5. Aplikasi pertanian berkelanjutan


Beberapa kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam
jangka waktu panjang, meningkatkan kualitas lingkungan dan meningkatkan kualitas
hidup masyarakat pedesaan sebagai berikut :
a. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Pengendalian hama terpadu dapat dikombinasikan dengan beberapa metode,
yaitu biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya meminimalkan biaya,
kesehatan dan resiko lingkungan sebagai berikut:
• Penggunaan insektisida, reptil atau binatang yang dapat
mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama.
• Menggunakan tanaman sebagai perangkap hama, berfungsi sebagai
pemikat yang akan menjauhkan hama dari tanaman utama.
• Menggunakan mulsa dan drainase sebagai metode alami yang dapat
menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan
terhadap fungisida sintetis.
• Melakukan rotasi tanaman untuk memutuskan populasi pertumbuhan
dan perkembangan hama setiap tahun.

b. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput


Sistem pengelolahan budidaya rumput intensif adalah dengan memberikan
tempat bagi bintang ternak di luar areal pertanian yang ditanami rumput
berkualitas tinggi dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya
pemberian pakan. Selain itu, sistem rotasi pula dapat memberikan waktu bagi
pematangan pupuk organik. Hal ini tentunya saling menguntungkan bagi para
petani.
c. Konservasi Lahan
42
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi


atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik
oleh erosi angin maupun erosi air.
Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:
• Menciptakan jalur-jalur konservasi.
• Menggunakan DAM penahan erosi.
• Melakukan penterasan.
• Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.
d. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting
dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah
dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah
berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik)
dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga
kualitas air, antara lain;
• Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah
bagian atas (top soil)
• Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
• Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
• Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah
peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada
peternakan intensif.
e. Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir
musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa
manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi,
dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
f. Diversifikasi Lahan dan Tanaman
Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian
dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman,
43
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain
seperti pohon-pohon dan rumputrumputan, juga dapat memberikan
kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan
populasi serangga yang bermanfaat.
Beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan :
• Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi
katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan
insekta.
• Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan
pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan
menanam sejenis tanaman saja.
g. Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah
dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya
nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-
kacangan (leguminoceae) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya
pupuk anorganik yang harus dikeluarkan.
Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
• Pengomposan
• Penggunaan kascing
• Penggunaan pupuk hijau (dedaunan)
• Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.
h. Agroforestri (wana tani)
Agroforestri adalah suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman
semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk
suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari
hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi
maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem
agroforestri ini antara lain:
44
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

• Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanamantanaman


musiman dan tanaman-tanaman tahunan.
• Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi
pada tanaman satu jenis (monokultur).
• Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri
memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara
berlapis ke arah vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat
melindungi tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan
setelah melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil
daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.

E. PERKEMBANGAN ALAT MESIN PERTANIAN


Pada zaman purba orang belum mengenal cara bercocok tanam, manusia
hanya mengambil bahan makanan yang dihasilkan alam. Namun untuk mengambil bahan
makananpun memerlukan alat. Pada zaman ini manusia menggunakan alat-alat yang
terbuat dari batu.
Alat-alat yang digunakan pada masa ini antara lain: Kapak perimbas untuk
merimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang. Kapak genggam untuk
menggali umbi dan memotong hewan buruan. Alat serpih digunakan sebagai pisau.

Kapak perimbas, Sumber : kompas.com Kapak genggam, Sumber :


Idsejarah.net

45
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Karena kebutuhan pangan terus meningkat, maka manusia mulai mengenal


cara bercocok tanam walaupun masih sangat sederhana. Alat bercocok tanam yang
digunakan pada saat itu masih berasal dari batu yang dihaluskan misalnya beliung
persegi untuk menebang kayu dan mencangkul.
Kapak lonjong untuk mengolah tanah.

Kapak/beliung persegi, Sumber Idsejarah.net


Seiring perkembangan peradapan manusia dan cara bercocok tanam maka
mulailah terjadi perkembangan alat yang tadinya hanya berasal dari batu, mulai
berkembang alat-alat yang berasal dari logam walaupun jumlahnya sedikit, karena
ketersediaan logam terbatas. Alat-alat pertanian berasal dari logam masih
berkembang sampai sekarang, dan masih banyak digunakan dalam kegiatan bercocok
tanam.
Berikut ini adalah contoh alat-alat pertanian yang masih banyak digunakan
secara konvensional :
a. Cangkul adalah alat bercocok tanam tradisional yang berfungsi untuk
menggali tanah, memindahkan, maupun meratakan tanah serta
membersihkan tanah tempat tanaman bertumbuh dari rumput.
b. Kipas adalah alat bercocok tanam tradisional yang berfungsi untuk
membersihkan padi yang sudah dipanen dengan cara mengipas padi
c. Bajak adalah alat bercocok tanam modern dengan bantuan mesin yang
berfungsi untuk menggemburkan tanah / lahan sebelum ditanami dengan
bibit tanaman.

46
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

d. Sekop adalah alat bercocok tanam yang berfungsi untuk untuk memindahkan
tanah dari satu tempat ke tempat lain.
e. Sabit adalah alat bercocok tanam tradional berfungsi untuk memanen padi
yang sudah matang dengan memotong batang padi pada bagian bawah.
f. Ani-ani adalah alat bercocok tanam tradisional berupa sebuah pisau kecil
yang berfungsi untuk memanen padi dengan cara memotong tangkai bulir
padi yang sudah matang. Dengan perkembangan budidaya tanaman untuk
memanen padi dilakukan dengan menggunakan sabit
g. Lesung air berfungsi untuk menumbuk padi yang telah dipanen agar
terkelupas dan menjadi beras.
h. Tongkat kayu / tugal adalah alat bercocok tanam tradisional dengan ujung
runcing yang berfungsi untuk membuat lubang pada tanah yang akan
ditanami bibit tanaman dengan cara menumbuk tanah.
i. Garu. Tahap kedua dalam mengolah tanah dilakukan dengan menggunakan
garu. Hasilnya, tanah akan menjadi jauh lebih gembur dan rata, tata kelola air
menjadi jauh lebih baik, tanaman liar yang menganggu dan berpotensi
merusak hasil pertanian juga hancur.
Ada beberapa jenis garu yang biasa digunakan:
1. Garu Sisir -> Garu sisir lazim digunakan pada tanah bongkah untuk
membuatnya lebih subur. Namun, penggunaannya akan lebih optimal
pada saat lahan pertanian tersebut masih basah setelah diolah
menggunakan alat pembajak
2. Garu Piring -> Garu ini dimanfaatkan untuk memangkas rumput pada
permukaan tanah yang akan ditanami, menghancurkan lapisan tanah
sehingga lebih lembut dan siap untuk ditanami. Setelah benih disebar,
garu piring juga dapat digunakan untuk menutup biji tersebut agar
sepenuhnya tertimbun tanah.
3. Garu Paku -> Memiliki gigi-gigi yang menyerupai paku, garu jenis ini
dimanfaatkan untuk meratakan serta menghaluskan tanah setelah

47
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

dibajak. Apabila telah masanya untuk menyiangi tanaman yang baru


tumbuh, para petani juga bisa menggunakan alat ini.

Pacul. Sumber : faceboook.com Garu tanah. Sumber : shopee.co.id

Sabit . sumber : blibli.com Bajak. Sumber :


jatengprov.go.id

48
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Kipas. Sumber : facebook.com Ani-ani. Sumber : kompasiana.com

Lesung. Sumber : republika.co.id Tugal. Sumber : infopublik.id

Dengan berkembangnya teknologi saat ini, pekerjaan para petani juga


semakin dimudahkan dengan hadirnya alat-alat pertanian modern yang bisa
digunakan seperti di bawah ini:
a. Traktor adalah alat bercocok tanam modern dengan bantuan mesin yang
berfungsi untuk menggemburkan tanah yang akan ditanami dengan bibit
tanaman.

49
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Sumber : quick.co.id

b. Rotavator adalah alat bercocok tanam modern dengan bantuan mesin yang
berfungsi untuk menggemburkan tanah dengan cara memotong, membolak
– balik, dan mencacah tanah.

Sumber : solidworld.com

c. Mesin penanam jagung. Mesin penanam jagung adalah alat bercocok tanam
modern dengan bantuan mesin yang berfungsi untuk menanam bibit jagung.

50
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Sumber : shopee.co.id

d. Mesin penanam padi. Mesin penanam padi adalah alat bercocok tanam
modern dengan bantuan mesin yang berfungsi untuk menanam bibit
tanaman padi yang masih tumbuh kecil.

Sumber : jatengprov.go.id

e. Pompa irigasi adalah salah satu alat bercocok tanam yang berfungsi untuk
mengairi lahan tanaman sehingga tanaman bertumbuh dengan baik.

Sumber : klikglodok.com

51
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

f. Power weeder adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan bantuan
mesin yang berfungsi untuk mebersihkan gulma atau tanaman penganggu
dari lahan tanaman.

Sumber : amazon.in

g. Thereser adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan bantuan
mesin yang berfungsi untuk membersihkan padi yang telah dipanen dari sisa
kotoran.

Sumber : facebook.com

h. Mesin pengering padi adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan
bantuan mesin yang berfungsi untuk mengeringkan padi yang masih lembab
atau basah yang baru dipanen dari sawah.

52
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Sumber : shopee.co.id

i. Harvester adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan bantuan
mesin yang berfungsi untuk memanen padi dengan cara memotong padi dan
merontokkan batang dan daunnya hingga menghasilkan padi tanpa batang
dan daun.

Sumber : trelleborg.com

j. Mesin semprot adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan
bantuan mesin yang berfungsi untuk menyemprot tanaman dengan pupuk
cair sebagai sumber makanan tamabahan pada tanaman maupun
menyemprot tanaman dengan obat pengusir / pemberantas hama.

53
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Sumber : amtast.id

k. Mesin penebar pupuk adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan
bantuan mesin yang berfungsi untuk menyebarkan pupuk berbentuk serbuk
pada tanaman.

Sumber : id.wikipedia.org

SMART FARMING
Smart farming adalah sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat
membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas. Smart
farming merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi. Terdapat beberapa
teknologi pertanian yang digunakan di antaranya penyiraman otomatis, drone
sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone
untuk pemetaan lahan) serta soil and weather sensor (sensor tanah dan cuaca).

Drone sprayer Sumber : bushhguidelines.org

54
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

FARMING, PRESISI, DAN TERINTEGRASI


Penerapan metode smart farming 4.0 bukan sekedar tentang penerapan
teknologi pertanian. Namun, kunci utama dari metode ini adalah tentang data yang
terukur. Apa saja yang dibutuhkan tanaman untuk mencapai hasil produksi yang
optimal? Apa yang harus dilakukan petani? Semua pertanyaan ini bisa dijawab
dengan penerapan metode smart farming 4.0.
Keberadaan sensor tanah dan cuaca yang terpasang di lahan pertanian, akan
membantu petani dalam mendapatkan data tentang tanamannya. Data yang dapat
diperoleh dari sensor ini di antaranya seperti kelembapan udara dan tanah, suhu, pH
tanah, kadar air, curah hujan, hingga kecepatan angin. Data tersebut dapat digunakan
petani untuk memantau kondisi lahannya.

Sistem irigasi pintar ECOMOTION. Sumber : faceboook.com

Sistem Irigasi Pintar ENCOMOTION misalnya, suatu sistem yang digunakan


untuk melakukan penyiraman secara tepat dan presisi. Sistem irigasi pintar
ENCOMOTION ini menggunakan dua alat yang bernama SiJamoor dan SiRamot.
Sijamoor berperan sebagai sensor untuk memantau kondisi lingkungan sekitar

55
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

tanaman sedangkan SiRamot berperan sebagai alat yang mengatur jumlah air yang
akan diberikan pada tanaman.
Pada dasarnya, SiJamoor merupakan sensor cuaca yang akan memantau dan
mengumpulkan data secara berkala mengenai suhu, kelembapan, intensitas cahaya,
curah hujan, serta kecepatan dan arah angin. Kemudian data tersebut secara
otomatis akan terkirim dan tersimpan pada dashboard dan aplikasi Encomotion.
Kemudian data tersebut akan digunakan oleh SiRamot (alat pengatur) untuk
menentukan jumlah air yang diberikan pada tanaman. Penyiraman otomatis akan
dilakukan oleh sistem irigasi pintar pada pukul 8 pagi dan 4 sore.
Penerapan metode smart farming 4.0 bisa jadi solusi bagi berbagai
permasalahan di sektor pertanian Indonesia. Masa depan pertanian Indonesia adalah
pertanian yang cerdas berbasis teknologi.

PENERAPAN INTERNET OF THINGS (IoT) SOLUSI DI SEKTOR PERTANIAN


Penerapan Internet of Things (IoT) pada sektor pertanian menjadi gagasan
baru yang harus dikembangkan dan sangat tepat untuk direalisasikan pada sektor
pertanian. Karena Internet of Things (IoT) mampu menjawab semua permasalahan
yang dimiliki oleh petani. Sensorsensor yang dimiliki Internet of Things (IoT) dalam
sektor pertanian mampu mendeteksi tingkat kesuburan tanah, pengendalian penyakit
maupun hama. Kemudian, teknologi wireless yang ada pada Internet of Things (IoT)
mampu mendeteksi cuaca dan iklim. Selain itu, teknologi Internet of Things (IoT)
mampu melakukan penjadwalan otomatisasi penyiraman, penyemprotan pestisida
dan pemupukan. Dengan berbagai kekuatan yang ada pada Internet of Things (IoT)
menjadi potensi dan solusi yang sangat besar untuk mendukung dan membantu
petani di Indonesia.
Perkembangan IoT
Perkembangan teknologi di dunia semakin pesat seiring maraknya digitalisasi
di berbagai sektor. Tantangan bagi pelaku bisnis yaitu bagaimana sistem yang
digunakan dapat mudah diakses dimana saja dan kapan saja. Sehingga hal itu
mendorong tumbuhnya teknologi Internet of Things (IoT).
56
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Internet of Things (IoT) mendeskripsikan jaringan objek fisik yang terpasang dengan
sensor, perangkat lunak, dan teknologi lain. Tujuannya yaitu untuk menghubungkan
dan bertukar data dengan perangkat sistem lain melalui internet. “Konsep pertanian
presisi tidak terlepas dari IoT, Data yang ada di lapangan dikumpulkan oleh berbagai
sensor di lapangan. Data yang dikirim melalui internet untuk diolah dan dibuat
keputusan lebih lanjut ( Wibowo, N.H., dalam Permana 2019).
Penerapan Internet of Thing (IoT) pada pertanian dapat berupa teknologi
sensor untuk penggunaan air, sensor untuk mendeteksi serangan hama, dan juga
sensor yang mengetahui emisi lingkungan. Dengan penerapan tersebut hasil
pertanian dapat meningkat dengan pesat dan akurat. Selain itu, IoT dapat
mempermudah pengawasan lahan produksi melalui smartphone.

Manfaat penggunaan IoT pada sektor pertanian


Penggunaan IoT bisa mewujudkan pertanian presisi ( precision farming) dan
irigasi pintar. Artinya, melalui penggunaan sensor yang diterapkan di lahan pertanian
memungkinkan petani mendapatkan informasi detail topografi, tingkat kesuburan,
tingkat keasaman hingga suhu tanah, bahkan dapat mengukur cuaca serta
memprediksi pola cuaca.

Tantangan penerapan IoT pada sektor pertanian


IoT memiliki tantangan berupa terbatasnya daya listrik dan perangkat
komunikasi di lapangan. Hal tersebut karena sebagian besar daerah pertanian di
Indonesia berada di remote area yang terbatas infrastrukturnya. Pada saat
penerapannya pun masih ada tantangan yang dihadapi, yaitu mengedukasi petani
dalam penggunaan teknologi ini untuk mendukung kegiatan/operasional mereka
sehari-hari. Untuk mengatasi tantangan tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai
pihak baik pemerintah, swasta maupun petani itu sendiri.
Dengan berkembangnya Internet of Things (IoT) pada sektor pertanian maka
berpotensi pada peningkatan produktivitas pertanian, meningkatkan ketertarikan
golongan milenial dalam bertani, dan dampak positif lingkungan seperti penggunaan
57
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

air yang akurat. Namun, tantangan penerapan IoT perlu dihadapi oleh kita semua
untuk kemajuan pertanian di Indonesia.

F. Penerapan Bioteknologi Dalam Pertanian

1. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata bios yaitu hidup, teuchos yaitu alat dan logos
yaitu ilmu, sehingga dapat dikatakan bahwa bioteknologi adalah ilmu yang
mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Menurut European Federation of
Biotechnology (EFB), bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam
dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel,
bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan barang
dan jasa.
Menurut IGA. Maya Kurnia (2014) Bioteknologi adalah pemanfaatan
dan/atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen biologi untuk menghasilkan
produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia karena di dalamnya terdapat
perekayasaan proses, termasuk rekayasa genetika. Bioteknologi sebenarnya sudah
dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, dengan menggunakan
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur ragi untuk membuat makanan
bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun istilah bioteknologi
baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi dalam pembuatan
anggur. Di bidang pertanian, mikroorganime digunakan sejak abad ke-19 untuk
mengendalikan hama serangga dan menambah kesuburan tanah. Mikroorganisme
juga sudah digunakan secara luas didalam mengolah limbah industri dalam
dasawarsa ini.

2. Jenis Bioteknologi
a. Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvesional adalah bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme secara langsung untuk menghasilkan suatu produk, proses

58
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

bioteknologi konvensional ini lebih dikenal dengan istilah fermentasi. Fermentasi


merupakan proses produksi energi tanpa oksigen (anaerob) namun seiring
berkembangnya teknologi istilah fermentasi meluas menjadi semua proses yang
melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk baik metabolit
primer atau metabolit sekundernya. Contoh produk hasil fermentasi yaitu
yoghurt, keju, bir, tape dan tempe. Dalam dunia pertanian bioteknologi
konvensional dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos, pupuk kandang
dan biogas melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.

b. Bioteknologi modern.
Bioteknologi modern erat kaitannya dengan rekayasa genetika, dalam
bidang pertanian bioteknologi mempunyai tujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan perbaikan sifat-sifat suatu tanaman pada level gen. Secara
keseluruhan bioteknologi dalam bidang pertanian bertujuan untuk menjaga
ketahanan pangan.
Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian dapat membantu dalam
percepatan produksi benih, perbaikan sifat-sifat tanaman, hingga menghasilkan
jenis tanaman baru. Semua itu bisa dihasilkan dengan cara rekayasa genetika dan
kultur jaringan.

3. Penerapan Bioteknologi di bidang Pertanian


Penerapan bioteknologi mulai dari bioteknologi konvensional sampai dengan
bioteknologi modern, sudah banyak sekali diterapkan di bidang pertanian.
Beberapa contoh penerapan bioteknologi di bidang pertanian antara lain : a. Pupuk
Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup
yang sudah terdekomposisi. Ada dua jenis pupuk organik yaitu pupuk organik padat
dan pupuk organik cair (POC).

59
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Dalam proses pembuatan pupuk organik dibantu oleh mikroorganisme untuk


mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme yang sering
digunakan di bidang pertanian adalah Efektif Mikroorganism 4 (EM 4). Bakteri terdiri
dari sekumpulan bakteri yang berasal dari genus Lactobacillus dan Saccharomyces.
b. Pestisida hayati
Pestisida hayati merupakan pestisida yang memanfaatkan mikroorganisme
hidup sebagai agen hayati pengendali OPT. Agen tersebut dapat berupa virus atau
fungi. Terdapat lebih dari 70000 spesies organisme pengganggu tanaman dan 10% di
antaranya tergolong hama dan penyakit utama yang merugikan secara ekonomi.
Dengan jumlah begitu banyak maka perlu dilakukan pengendalian. Umumnya petani
melakukan pengendalian dengan cara kimia. Pengendalian organisme pengganggu
tanaman hendaklah dilakukan secara terpadu.
Pengendalian secara kimia merupakan alternatif terakhir dalam metode
pengendalian OPT secara terpadu. Selain itu pengendalian secara kimia memang
sangat cepat dan praktis dilakukan namun di samping kepraktisannya pengendalian
secara kimia membutuhkan biaya yang mahal. Pengendalian secara kimia juga dapat
menyebabkan hama menjadi resisten terhadap suatu bahan kimia. Hama resisten
sendiri muncul karena dari sekian banyak hama yang dikendalikan dengan metode
kimiawi masih terdapat hama yang bertahan walaupun jumlahnya sedikit. Oleh
karena itu pestisida hayati diterapkan guna mengurangi dampak yang ditimbulkan
dari pengendalian secara kimiawi.
Beberapa penerapan biopestisida hayati antara lain adalah cendawan
entomopatogen yang dijadikan sebagai bioinsektisida. Terdapat lebih dari 700 spesies
cendawan yang memiliki sifat patogen terhadap berbagai jenis spesies serangga.
Diantaranya adalah cendawan entomopatogen dari genus Aschersonia telah
diidentifikasi untuk pengendalian serangga yang berukuran kecil seperti kutu dan
larva. Cendawan ini dapat dipertimbangkan sebagai jamur prospektif untuk
memanajemen lalat buah. Hal ini disebabkan toleransinya terhadap kelembaban,
ketahanan terhadap musuh alami dan kemampuan menginfeksi serangga penghisap
tumbuhan dengan membunuh serangga baik secara langsung ataupun sekunder.
60
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Cendawan entomopatogen Aleyrodis juga mempunyai banyak inang termasuk kutu


kebul (Bemisia tabaci) yang merupakan factor utama penyakit virus pada tanaman
kedelai. dengan adanya penerapan bioteknologi di bidang pertanian dapat
meningkatkan dan memajukan sektor pertanian di Indonesia.
c. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah suatu usaha memanipulasi suatu gen organisme
untuk tujuan tertentu, dengan cara menghilangkan atau menambahkan suatu gen
sehingga menghasilkan organisme dengan sifatsifat yang diinginkan. Organisme yang
telah direkayasa genetikanya sering disebut dengan Genetic Modified Organism
(GMO). Contoh bioteknologi dalam bidang pertanian yang berupa tanaman GMO yang
ada di sekitar kita diantaranya adalah:
• Jagung manis. Jagung manis yang kita konsumsi saat ini merupakan jagung hasil
rekayasa genetika. Pada jagung manis gula yang terkandung direkayasa untuk
tidak diubah menjadi pati sehingga tetap manis dan berair.
• Pepaya California, pepaya ini juga merupakan hasil rekayasa genetika oleh
seorang profesor dari IPB, yang memiliki kelebihan rasa lebih manis dan cepat
berbuah.
• Golden rice, pada tanaman padi ini disisipkan gen penghasil beta karoten dari
tanaman wortel, sehingga padi ini memiliki kelebihan selain mengandung
karbohidrat juga memiliki kandungan vitamin A.
• Kapas yang resisten terhadap Bt toksin, pada tanaman kapas ini telah disisipkan
gen Bt toksin sehingga aman dari hama.
• Kedelai impor yang menjadi bahan baku dari tempe dan tahu, kedelai ini telah
disisipkan dengan gen EPSPS sehingga kedelai impor ini tahan terhadap
herbisida berbahan glifosfat. Selain itu kelebihan lainnya adalah harganya lebih
murah karena selalu tersedia di pasaran.

61
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Jagung dan Kedelai Hasil Rekayasa Genetika.


Sumber : bbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id

d. Kultur jaringan
Selain rekayasa genetika, kultur jaringan juga memiliki peran dalam bidang
bioteknologi pertanian. Kultur jaringan digunakan untuk memperbanyak tanaman
hasil rekayasa genetika dan juga untuk menyediakan benih unggul yang selalu
tersedia sepanjang waktu yang tidak dapat dipenuhi dengan perbanyakan tanaman
secara konvensional. Selain itu kultur jaringan juga digunakan untuk menghasilkan
benih tanaman dalam waktu relatif cepat dan dalam jumlah banyak yang tidak
tergantung kondisi musim atau cuaca.
Kultur jaringan sendiri bukanlah suatu ilmu, melainkan suatu teknik yang
sangat penting dalam bidang bioteknologi pertanian. Kultur jaringan merupakan
teknik menumbuhkan tanaman dari bagian tanaman yang dapat berupa sel, jaringan
atau organ yang ditanam dalam media tumbuh dalam kondisi lingkungan yang aseptis
sehingga tumbuh menjadi tanaman utuh. Media tumbuh yang digunakan pada kultur
jaringan berisi nutrisi makro, mikro, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tanaman
seperti layaknya yang ada dalam tanah.

62
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Sumber : ilmudasar.id

Pengertian lain mengenai kultur jaringan adalah metode perbanyakan


tanaman secara vegetatif dengan teknik menumbuhkan eksplan pada medium yang
mengandung zat hara yang sesuai dengan kebutuhan eksplan pada kondisi yang
aseptik dan lingkungan yang terkendali.
Eksplan adalah bahan tanam yang dapat berupa protoplasma (sel yang sudah
dihilangkan dinding selnya), jaringan, organ, dan embrio. Kondisi aseptik yaitu
ruangan, media, alat tanam, dan eksplan harus dalam kondisi aseptik (keadaan bebas
dari mikroorganisme penyebab penyakit).
Lingkungan terkendali maksudnya adalah suhu dan cahaya terkendali.
Langkah-langkah dalam melakukan kultur jaringan adalah sebagai berikut:
1. memilih tanaman induk sebagai sumber eksplan ( tanaman yang dipilih adalah
tanaman yang sudah jelas jenis, varietas, spesies, dan juga bebas dari hama dan
penyakit).
2. melakukan inisiasi kultur
3. melakukan sterilisasi pada seluruh alat yang digunakan dan juga bahan tanam.
4. multiplikasi atau penggandaan tunas atau embrio tanaman
5. pengakaran
6. aklimatisasi atau pemindahan eksplan ke lahan tanam.

63
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Ilustrasi langkah-langkah melakukan kultur jaringan Sumber :


zonasiswa.com

Aplikasi bioteknologi lainnya dapat digunakan untuk menciptakan pertanian yang


berkesinambungan, dengan cara mengurangi ketergantungan pertanian terhadap bahan
kimia. Berbagai macam riset bioteknologi terus dilakukan untuk menemukan produk
pertanian yang dapat meningkatkan produksi maupun dapat menjadi solusi terhadap
permasalahan pertanian lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abay, U, . 2020. Aplikasi Bioteknologi Dalam Dunia Pertanian.


https://www.swadayaonline.com/artikel/6421/Aplikasi-Bioteknologi-dalamDunia-
Pertanian/ , diakses tanggal 25 September 2021
Handewi, P.S.R., Mewa, A., 2002. Ketahanan Pangan : Konsep, Pengukuran dan
Strategi, FAE, Volume 20 No.1 : 12-24. Bogor

64
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS
TANAMAN

Kurnia, IGA.M. 2014. Bioteknologi Pertanian,


https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/bioteknologipertanian-76 ,
diakses tanggal 25 September 2021.
Kusmiadi, E., 2014. Pengantar Ilmu Pertanian, repository.ut.ac.id
Permana, A. 2019. Alumni ITB Ciptakan Inovasi Alat Precision Farming,
https://www.itb.ac.id/news/read/57142/home/alumni-itb-ciptakan-inovasialat-precision-
farming , diakses tanggal 25 September 2021.
Rivai, R.S., Iwan, S.A., 2011. Konsep Dan Implementasi Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan Di Indonesia, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 29 No.1:13-25,
Bogor.
Rubiah, H. 2021. Encomotion, Sistem Irigasi Pintar, Alat Penyiram Tanaman Otomatis,
https://www.biopsagrotekno.co.id/encomotion-sistem-irigasipintar-alat-penyiram-
tanaman-otomatis/ , diakses tanggal 25 Sepetember 2021.

Safitri, N.N., 2020. Peran Bioteknologi Tanaman Dalam Bidang Pertanian,


https://www.bengkulunews.co.id/peran-bioteknologi-tanaman-dalambidang-pertanian ,
diakses tanggal 25 September 2021
Setiawan, M.I., Hery, B., Koespiadi. 2015. Pengembangan sentra pertanian perkotaan (urban
Farming) menggunakan struktur air inflated greenhouse, Prosiding Seminar Nasional
Fakultas Teknik Sipil Universitas Narotama, Surabaya.

65

Anda mungkin juga menyukai