Anda di halaman 1dari 30

M O D UL AJAR

SMK N E G E R I 1 G E L U M B A N G

MATA PELAJARAN
Dasar-Dasar Agribis
nisTanaman

KELAS X
MODUL AJAR

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL Nama Penyusun : DIANA KUMALA SARI , SP
Institusi : SMK NEGERI 1 GELUMBANG
Tahun : 2022-2023
Jenjang : SMK
Program Keahlian : Agribisnis Tanaman
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman
Kelas :X
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

B. ELEMEN DAN Elemen :


CAPAIAN Perkembangan teknologi produksi dan isu-isu global terkait dengan
PEMBELAJARAN agribisnis dan industri tanaman
Capaian Pembelajaran :
Umum :
 Pada akhir fase E (kelas X), peserta didik akan mendapatkan
gambaran mengenai agribisnis tanaman sehingga mampu
menumbuhkan passion dan vision untuk merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar. Pada aspek hard skills peserta
didik akan mampu memahami elemen kompetensi pada mata
pelajaran Dasar-dasar Agribisnis Tanaman
Khusus :
 Pada akhir fase E peserta didik dapat memahami perkembangan
proses produksi tanaman secara konvensional sampai modern,
pertanian perkotaan (urban farming), alat dan mesin pertanian
dari yang konvensional sampai yang otomatis dan berbasis
IOT, smart farming dan isu pemanasan global, perubahan iklim,
ketersediaan pangan global, regional dan lokal, sustainable
farming (pertanian berkelanjutan), serta penerapan bioteknologi
dalam pertanian.
C. TUJUAN Pada akhir pembelajaran peserta didik mampu :
PEMBELAJARAN  Menjelaskan perkembangan proses produksi tanaman secara
konvensional dan modern
 Menjelaskan keuntungan dan kerugian produksi tanaman
secara konvensional dan modern
 Menjelaskan pertanian perkotaan (urban farming)
 Menjelaskan konsep dasar hidroponik tanaman
 Menjelaskan macam-macam sistem hidroponik
D. KATA KUNCI  Pertanian Konvensional
 Pertanian Modern
 Pertanian Perkotaan (Urban Farming)
 Hidroponik
E. PROFIL PELAJAR Penguasaan kemampuan perkembangan proses produksi tanaman
PANCASILA secara konvensional sampai modern dan pertanian perkotaan
(Urban Farming) akan membiasakan peserta didik bernalar kritis
dalam menghadapi permasalahan, bekerja mandiri, bergotong
royong, kreatif, inovatif dalam menemukan solusi permasalahan
kehidupan serta menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan peduli
terhadap lingkungannya.
F. SARANA DAN Laptop, LCD projector, Google Form, Spidol, Papan Tulis, LKPD
PRASARANA
G. TARGET PESERTA Peserta didik dikelas masing-masing
DIDIK Jumlah maksimal peserta didik 36 orang
H. MODEL Model : Problem based learning (PBL)
PEMBELAJARAN Pendekatan : Saintifik
I. KETERSEDIAAN Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi : YA / TIDAK
MATERI Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit
memahami konsep: YA / TIDAK
J. ASESMEN Individu dan Kelompok

JENIS ASESMEN Observasi/Pengamatan Presentasi, pengetahuan (Post test)

K. KEGIATAN Individu
PEMBELAJARAN Kelompok (masing-masing kelompok 6 orang)
UTAMA Metode : Ceramah, Diskusi, Observasi , Penugasan

L. MATERI AJAR Produksi Pertanian Secara Konvensional dan Modern


Pertanian Perkotaan (Urban Farming)
Hidroponik
LKPD (Terlampir)
PPT Power Point
Youtube Link :
M. PERTEMUAN Pertemuan ke 1 dan 2
N. PEMAHAMAN Sistem konvensional adalah sistem pertanian yang ditujukan untuk
BERMAKNA memperoleh produksi pertanian maksimal dengan memanfaatkan
tenologi modern seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis dosis
tinggi dengan tanpa atau sedikit input pupuk organik.
Pertanian modern pada dasarnya adalah usaha pertanian yang
memanfaatkan teknologi terbaru yang sesuai dengan agroekologi
dan sosial ekonomi petani, produktif-efisien dan menguntungkan
petani. Pertanian perkotaan (Urban Farming) atau disebut
pertanian perkotaan merupakan cara bertani dengan
mengoptimalkan lahan yang dimiliki atau intensifikasi pertanian.
Hidroponik yaitu sistem budidaya menggunakan air
yang mengandung nutrisi dan mineral tanpa tanah.
1. KOMPONEN INTI
Pertemuan Ke – 1 : 2 JP
Kegiatan Deskripsi
A. PERTANYAAN 1. Apa itu pertanian konvensional ?
PEMANTIK 2. Apa yang kalian ketahui tentang produksi tanaman secara modern?
3. Bisakah menanam tanpa tanah ?
B. PERSIAPAN Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai
PEMBELAJARAN  Membaca materi pembelajaran
 Mempersiapkan lembar kerja peserta didik
 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI


PEMBELAJARAN WAKTU
Kegiatan Pendahuluan
Memberi salam, menyapa dan mengajak peserta
didik berdoa
Mengecek kehadiran peserta didik
Memotivasi dan memberikan pertannyaan pemantik
kepada siswa sesuai perkembangan teknologi yang ada
(berkaitan dengan materi pembelajaran)
Guru mengelompokkan peserta didik, masing-masing
kelompok terdiri dari 6 orang
Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok
peserta didik
Guru meminta peserta didik untuk membaca dan memahami
kembali LKPD yang telah dibagikan, jika belum mengerti
disilahkan bertanya kepada guru
Kegiatan inti
Orientasi peserta didik Mengamati
terhadap masalah Peserta didik mengamati pertanian konvensional dan
pertanian modern yang ada dilingkungan sekolah
Mengorganisasikan peserta Menanya
didik untuk belajar Peserta menanya pertanian konvensional dan pertanian
modern
Membimbing penyelidikan Mengumpulkan informasi / eksperimen
individu maupun kelompok  Masing-masing kelompok dipersilahkan untuk
melakukan observasi dan studi literatur sesuai dengan
masalah yang telah teridentifikasi dan hasil studi
literatur dituliskan pada LKPD
 Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta
didik selama melaksanakan observasi dan studi
literatur, memantau langkah-langkah yang
dilakukan peserta didik, dan membimbing jika
mengalami kesulitan
Mengembangkan dan Mengasosiasikan / mengolah informasi
menyajikan hasil  Peserta didik menganalisis hasil observasi dan studi
karya literatur, dan berdiskusi dari hasil observasi serta studi
literatur yang dilakukan
Mengkomunikasikan
 Peserta didik mempresentasikan hasil observasi, studi
literatur dan hasil diskusi yang telah dilaksanakan
Kegiatan Penutup
Menganalisis dan Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
mengevaluasi proses Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi
pemecahan masalah selama melaksanakan observasi dan pemahaman materi,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru
memberikan penguatan
Guru menginformasikan kegiatan pertemuan berikutnya
yaitu diskusi kelompok tentang materi produksi
tanaman secara hidroponik
Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui google
form
Doa penutup

2. KOMPONEN INTI
Pertemuan ke 2: 2 JP
Kegiatan Deskripsi
A. PERTANYAAN 1. Apa itu hidroponik ?
PEMANTIK 2. Mengapa tanaman hidroponik bisa hidup ?

B. PERSIAPAN Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai


PEMBELAJARAN  Membaca materi pembelajaran
 Mempersiapkan lembar kerja peserta didik
 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI


PEMBELAJARAN WAKTU
Kegiatan Pendahuluan
Memberi salam, menyapa dan mengajak peserta
didik berdoa
Mengecek kehadiran peserta didik
Memotivasi dan memberikan pertannyaan pemantik
kepada siswa sesuai perkembangan teknologi yang ada
(berkaitan dengan materi pembelajaran)
Guru mengelompokkan peserta didik, masing-masing
kelompok terdiri dari 6 orang
Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan yaitu diskusi tentang produksi
tanaman
secara hidroponik
Guru membagikan LKPD kepada masing-masing
kelompok peserta didik
Guru meminta peserta didik untuk membaca dan
memahami kembali LKPD yang telah dibagikan, jika
belum mengerti peserta didik disilahkan bertanya
kepada guru
Kegiatan inti
Orientasi peserta didik Mengamati
terhadap masalah Siswa mengamati produksi tanaman sayuran secara
hidroponik yang ada di lingkungan sekolah
Mengorganisasikan peserta Menanya
didik untuk belajar Peserta didik menanya apa produksi tanaman sayuran
secara hidroponik
Membimbing penyelidikan Mengumpulkan informasi / eksperimen
individu maupun kelompok  Masing-masing kelompok dipersilahkan untuk
melakukan observasi dan studi literatur sesuai
dengan masalah yang telah teridentifikasi dan hasil
observasi serta studi literatur dituliskan pada LKPD
 Guru memantau keterlibatan dan keaktifan peserta
didik selama melaksanakan observasi dan studi
literatur, memantau langkah-langkah yang
dilakukan peserta didik, dan membimbing jika
mengalami kesulitan
Mengembangkan dan Mengasosiasikan / mengolah informasi
menyajikan hasil  Siswa menganalisis hasil observasi dan studi
karya literatur, dan berdiskusi dari hasil observasi
serta studi literatur yang dilakukan
Mengkomunikasikan
 Siswa mempresentasikan hasil observasi, studi
literatur dan hasil diskusi yang telah dilaksanakan
Kegiatan Penutup
Menganalisis dan Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
mengevaluasi proses Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi
pemecahan masalah selama melaksanakan observasi dan pemahaman materi,
peserta didik lain memberikan masukan dan guru
memberikan penguatan
Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui google
form
Doa penutup
KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN
1. Guru membuat kriteria berhasil/tidak dari instrument performance assessmen yang dibuat.
2. Guru membuat kriteria berhasil/tidaknya penilaian kongnitif dari hasil observasi dan
presentasi siswa

REFLEKSI GURU
1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran ?
2. Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran ?
3. Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran ?
4. Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik ?
5. Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini ?
6. Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran ?
7. Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat menuntaskan kompetensi ?

REFLEKSI PESERTA DIDIK


1. Apakah kamu memahami instruksi yang dilakukan untuk pembelajaran ?
2. Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran ?
3. Materi apa yang kamu pelajari pada pembelajaran yang telah dilakukan ?
4. Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran
dapat kamu pahami?
5. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran ?
6. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran ?
7. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran ?
8. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik ?
Pernyataan yg mewakili dan menggambarkan proses pembelajaran, cukup 3 pernyataan
LAMPIRAN

Pertemuan ke 1 LEMBAR KERJA PESERTA


PERTANIAN KONVENSIONAL DAN PERTANIAN MODERN

Kelompok :
Anggota :
1. ………………………………….
2. ………………………………….
3. ………………………………….
4. ………………………………….
5. ………………………………….
6. ………………………………….

Materi : Produksi Pertanian Secara Konvensional dan


Modern Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman

A. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir fase E peserta didik dapat memahami perkembangan proses produksi tanaman secara
konvensional sampai modern, pertanian perkotaan (urban farming), alat dan mesin pertanian dari
yang konvensional sampai yang otomatis dan berbasis IOT, smart farming dan isu pemanasan global,
perubahan iklim, ketersediaan pangan global, regional dan lokal, sustainable farming (pertanian
berkelanjutan), serta penerapan bioteknologi dalam pertanian.

B. Materi Pengantar
Sistem konvensional adalah sistem pertanian yang ditujukan untuk memperoleh produksi
pertanian maksimal dengan memanfaatkan tenologi modern seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis
dosis tinggi dengan tanpa atau sedikit input pupuk organik. Pertanian modern pada dasarnya adalah
usaha pertanian yang memanfaatkan teknologi terbaru yang sesuai dengan agroekologi dan sosial
ekonomi petani, produktif-efisien dan menguntungkan petani. Urban Farming atau disebut pertanian
perkotaan merupakan cara bertani dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki atau intensifikasi
pertanian.
C. Alat dan Bahan
Alat : Alat tulis, LKPD
Bahan : Lahan praktik, hand out, internet
D. Langkah Kegiatan
1. Bacalah petunjuk belajar dan langkah kerja dalam lembar kerja peserta didik (LKPD) ini
dengan cermat.
2. Ikuti petunjuk belajar dan langkah kerja dalam mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD)
3. Bacalah literatur lain untuk memperkuat pemahaman anda dengan buku bacaan/handout
maupun internet.
4. Tanyakan kepada Guru mata pelajaran apabila ada langkah kerja ataupun hal lain yang belum
dipahami.
5. Bekerja dengan cermat, teliti, dan tertib
6. Perhatikan cara kerja alat – alat yang digunakan.
7. Selalu menggunakan perlengkapan K3 dalam setiap kegiatan pembelajaran di lapangan.

E. Kegiatan Peserta Didik


1. Lakukan pengamatan produksi tanaman secara konvensional dan modern yang ada di lahan
praktik sekolah !
2. Mengamati produksi tanaman secara konvensional yang ada lahan praktik sekolah !
3. Mengamati produksi tanaman secara modern yang ada lahan praktik sekolah !
4. Mencari keuntungan dan kerugian produksi tanaman secara konvensional melalui studi
literatur dan diskusi !
5. Mencari keuntungan dan kerugian produksi tanaman secara modern melalui studi literatur dan
diskusi !
6. Menentukan proses produksi tanaman yang tergolong pertanian perkotaan (Urban Farming) !
7. Melakukan presentasi hasil pengamatan !

F. Diskusikan Bersama Teman Kelompok


Produksi Pertanian Secara Konvensional dan Modern
No Cara Produksi Produksi Nama Peralatan Keuntungan Kerugian Pertanian
Tanaman Tanaman Tanaman yang Perkotaan
yang yang Digunakan (Urban
Dilakukan Diproduksi Dalam Farming)
Proses Ya /
Produksi Tidak
1. Konvensional

2. Modern
KESIMPULAN
LAMPIRAN

Pertemuan ke 2 LEMBAR KERJA PESERTA


PRODUKSI TANAMAN SECARA HIDROPONIK

Kelompok :
Anggota :
1. ………………………………….
2. ………………………………….
3. ………………………………….
4. ………………………………….
5. ………………………………….
6. ………………………………….

Materi : Produksi Tanaman Secara Hidroponik


Mata Pelajaran : Dasar Agribisnis Tanaman

A. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir fase E peserta didik dapat memahami perkembangan proses produksi tanaman secara
konvensional sampai modern, pertanian perkotaan (urban farming), alat dan mesin pertanian dari
yang konvensional sampai yang otomatis dan berbasis IOT, smart farming dan isu pemanasan global,
perubahan iklim, ketersediaan pangan global, regional dan lokal, sustainable farming (pertanian
berkelanjutan), serta penerapan bioteknologi dalam pertanian.

B. Materi Pengantar
Hidroponik yaitu sistem budidaya menggunakan air yang mengandung nutrisi dan mineral tanpa
tanah. Beberapa tipe sistem budidaya tanpa media tanah yaitu sistem hidroponik, akuaponik dan
aeroponik. Hidroponik menggunakan media tanam seperti batuan atau sabut kelapa yang diberi larutan
campuran nutrisi primer, sekunder dan mikro. Beberapa jenis hidroponik yang umum digunakan antara
lain : 1) Aeroponic System, 2) Sistem irigasi tetes, 3) NFT ( Nutrient Film Technique ) 4) DFT (Deep
Flow Technique) 5) Sistem Pasang Surut (Ebb & Flow) 6) Sistem rakit apung (Walter culture) 7) Sistem
Sumbu (Wick System)
C. Alat dan Bahan
Alat : Alat tulis, LKPD
Bahan : Budidaya hidroponik, hand out, internet

D. Langkah Kegiatan
1. Bacalah petunjuk belajar dan langkah kerja dalam lembar kerja peserta didik (LKPD) ini
dengan cermat.
2. Ikuti petunjuk belajar dan langkah kerja dalam mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD)
3. Bacalah literatur lain untuk memperkuat pemahaman anda dengan buku bacaan/handout
maupun internet.
4. Tanyakan kepada Guru mata pelajaran apabila ada langkah kerja ataupun hal lain yang
belum dipahami.
5. Bekerja dengan cermat, teliti, dan tertib
6. Perhatikan cara kerja alat – alat yang digunakan.
7. Selalu menggunakan perlengkapan K3 dalam setiap kegiatan pembelajaran di lapangan.

E. Kegiatan Peserta Didik


1. Lakukan pengamatan budidaya hiroponik yang ada disekolah !
2. Mengamati tanaman yang dibudidayakan !
3. Mengamati sistem hidroponik !
4. Mengamati media tanam !
5. Mengamati nutrisi !
6. Melakukan presentasi hasil pengamatan !

F. Diskusikan Bersama Teman


Kelompok Produksi Tanaman Secara
Jenis Tanaman
Hidroponik Nama Tanaman Sistem Media Tanam Nutrisi
Hidroponik
KESIMPULAN
PENILAIAN
A. Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman


Kelas : X Agribisnis Tanaman
Instansi : SMK N 1 Gelumbang

No Nama Siswa Aktif Tanggung Jujur Disiplin Peduli


/ Kelompok Jawab Lingkungan

1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 3 4 2 3 4 1 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E

Keterangan :
4 = Jika empat indikator terlihat
3 = Jika 3 indikator terlihat
2 = Jika 2 indikator terlihat
1 = Jika satu indikator terlihat

Indikator Aktif
 Aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
 Tampak antusias dan senang mengikuti pembelajaran
 Mempunyai ide atau pemikiran
 Berani berpendapat

Indikator Tanggung Jawab


 Mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
 Membersihkan, merapikan dan mengembalikan alat, bahan dan atau ruang setelah pembelajaran
 Aktif dalam kegiatan diskusi/praktik kelompok
 Berani mengambil resiko terhadap kerusakan alat/media pembelajaran yang tidak dipergunakan
sesuai prosedur

Jujur
 Menyampaikan data sesuai fakta
 Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
 Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
 Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari

Disiplin
 Mengikuti kegiatan pembelajaran (hadir dan pulang) tepat waktu
 Menyelesaikan/mengumpulkan tugas yang diberikan tepat waktu
 Tidak mengerjakan yang tidak diminta
 Mengikuti instruksi dengan benar

Peduli lingkungan
 Meletakkan sampah pada tempatnya
 Melaksanakan piket kelas dan lingkungan sekolah (menyapu, memelihara tanaman,
mengepel, menghapus tulisan papan tulis, dll)
 Memanfaatkan limbah untuk digunakan atau di daur ulang menjadi barang lebih bermanfaat
 Tahu makna dari green school dan visi misi sekolah

Kategori Nilai Sikap


Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir
1

B. Penilaian Diskusi

No Nama/ Bertanya Menjawab Memberikan Kerjasama Tertib Jumlah


Kelompok gagasan
orisinil
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E

Nilai = Jumlah skor x 100


Skore maksimal

Kriteria penilaian

No ASPEK SKOR
4 3 2 1
1 Bertanya Pertanyaan yang Pertanyaan yang Pertanyaan yang Diam tidak
diajukan sesuai diajukan cukup diajukan tidak bertanya
permasalahan sesuai sesuai dengan
yang dibahas permasalahan permasalahan
dengan bahasa yang dibahas yang sedang
yang baik, dan dengan bahasa dibahas
jelas yang cukup baik,
tetapi kurang
jelas
2 Menjawab Memberikan Memberikan Memberikan Diam tidak
jawaban sesuai jawaban cukup jawaban tidak menjawab
dengan sesuai dengan sesuai dengan pertanyaan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan
menggunakan menggunakan
bahasa yang bahasa yang baik
baik dan jelas tetapi kurang
jelas
3 Memberikan Memberikan Memberikan Memberikan Diam tidak
gagasan gagasan/ ide gagasan/ ide dari gagasan/ ide yang memberikan
orisinil yang orisinil sumber bacaan tidak sesuai gagasan/ ide
berdasarkan
pemikiran
sendiri
4 Kerjasama Terlibat aktif, Terlibat aktif tapi Kurang terlibat Diam tidak aktif
tanggung jawab kadang-kadang aktif (pasif)
dalam tugas, membuat teman-
dan membuat temannya kurang
teman-temannya nyaman dengan
nyaman dengan keberadaannya
keberadaannya
5 Tertib Aktif, santun, Aktif,tapi kurang Suka menyela Sibuk dengan
sabar santun pendapat orang diri sendiri
mendengarkan lain
pendapat teman-
temannya

C. Penilaian Pengetahuan
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

A. Teknik Penilaian

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan


Tes Tertulis Pilihan Ganda, dan Essay Mengetahui penguasaan
pengetahuan siswa untuk
perbaikan proses pembelajaran
dan/atau pengambilan nilai

B. Kisi-Kisi

Elemen Materi Indikator Soal Bentuk Soal Jumlah Nomor


Soal Soal
Pertemuan Ke 1
Perkembangan teknologi Produksi Pertanian Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 1
produksi dan isu-isu Secara Konvensional pernyataan, peserta didik
global terkait dengan dapat menganalisis
agribisnis dan industri pengertian pertanian
tanaman konvensional dengan benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 5
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis ciri
pertanian konvensional
dengan benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 8
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis ciri
pertanian konvensional
dengan benar
Produksi Pertanian Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 2
Secara Modern pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
pengertian pertanian
modern dengan benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 3
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis ciri
pertanian modern dengan
benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 6
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis ciri
pertanian modern dengan
benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 9
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
penerapan pertanian
modern dengan benar
Pertanian Perkotaan Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 4
(Urban Farming) pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
pengertian Pertanian
Perkotaan (Urban
Farming)
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 7
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
penerapan Pertanian
Perkotaan (Urban
Farming)
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 10
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
penerapan Pertanian
Perkotaan (Urban
Farming)
Pertemuan Ke 2
Perkembangan teknologi Hidroponik Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 1
produksi dan isu-isu pernyataan, peserta didik
global terkait dengan dapat menganalisis konsep
Hidroponik dengan benar
agribisnis dan industri Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 2
tanaman pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
pengertian Hidroponik
dengan benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 3
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
pengertian akuaponik
dengan benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 4
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis
pengertian Drip irrigation
dengan benar
Disajikan sebuah Pilihan ganda 1 5
pernyataan, peserta didik
dapat menganalisis alasan
penanaman menggunakan
teknik hidroponik dengan
benar

C. Soal

Soal pilihan ganda pertemuan ke 1

1. Sistem pertanian yang ditujukan untuk memperoleh produksi pertanian maksimal dengan
memanfaatkan tenologi modern seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis dosis tinggi dengan tanpa
atau sedikit input pupuk organik atau sistem pertanian intensif yang menitik beratkan pada salah satu
jenis tanaman tertentu dengan memanfaatkan inovasi teknologi dan penggunaan input luar yang
tinggi untuk memperoleh output yang lebih tinggi dalam waktu yang relatif singkat merupakan sistem
pertanian…
a. Konvensional
b. Urban Farming
c. Sustainable farming
d. Modern
e. Semi modern
2. Usaha pertanian yang memanfaatkan teknologi terbaru yang sesuai dengan agroekologi dan sosial
ekonomi petani, produktif-efisien dan menguntungkan petani. merupakan sistem pertanian…
a. Konvensional
b. Urban Farming
c. Sustainable farming
d. Modern
e. Semi modern
3. Penggunaan benih varietas unggul, pupuk, pestisida, herbisida, pengaturan pengairan, penggunaan
alat mesin pertanian pada berbagai tahap proses produksi hingga pengolahan hasil panen, merupakan
ciri sistem pertanian…
a. Konvensional
b. Urban Farming
c. Sustainable farming
d. Modern
e. Semi modern
4. Cara bertani dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki atau intensifikasi pertanian adalah
pertanian…
a. Konvensional
b. Urban Farming
c. Sustainable farming
d. Modern
e. Semi modern
5. Alat-alat yang digunakan masih sederhana misal cangkul, sabit, kerbau untuk membajak, tenaga
manusia untuk menanam dan memanen serta untuk pengolahan pasca panennya, merupakan ciri
sistem pertanian…
a. Konvensional
b. Urban Farming
c. Sustainable farming
d. Modern
e. Semi modern
6. Dibawah ini yang bukan ciri pertanian modern adalah…
a. Budidaya Hidroponik
b. Pertanian organik terintegrasi
c. Pertanian hortikultura
d. Tingginya penggunaan bahan kimia sintetis
e. Penggunaan benih varietas unggul
7. Menanam bawang merah, cabai, dan daun bawang di teras/ balkon lantai 12 pada sebuah gedung
merupakan salah satu penerapan pertanian…
a. Konvensional
b. Urban Farming
c. Sustainable farming
d. Modern
e. Semi modern
8. Sistem pertanian yang identik dengan pertanian non organik adalah…
a. Pertanian perkotaan
b. Urban farming
c. Pertanian modern
d. Pertanian semi modern
e. Pertanian konvensional
9. Penerapan teknologi revolusi hijau pada budidaya padi sawah adalah bentuk nyata dari…
a. Pertanian semi modern
b. Pertanian konvensional
c. Pertanian modern
d. Pertanian perkotaan
e. Urban farming
10. Pengembangan sistem ini secara terpadu dan berkelanjutan juga memiliki nilai kesehatan,
edukasi, dan wisata, adalah pengembangan sistem…
a. Pertanian semi modern
b. Pertanian konvensional
c. Pertanian modern
d. Pertanian tradisional
e. Urban farming
Soal pilihan ganda pertemuan ke 2

1. Dibawah ini konsep hidroponik kecuali…


a. Budidaya menggunakan air
b. Budidaya tanaman dengan intensifikasi lahan
c. Budidaya tanaman tanpa tanah
d. Budidaya pada lahan yang cukup luas
e. Budidaya yang menggunakan rockwoll sebagai media tanam
2. Pengertian dari hidroponik yaitu ....
a. Teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya
b. Teknik bercocok tanam menggunakan tanah sebagai media tanamnya
c. Teknik bercocok tanam tanpa menggunakan media air sebagai media tanamnya
d. Teknik bercocok tanam tanpa menggunakan pupuk sebagai media tanamnya
e. Teknik bercocok menggunakan tanah sebagai media pembibitannya
3. Sistem budidaya dengan memanfaatkan hidroponik sebagai media tanam untuk
tanaman dikombinasikan akuakultur dengan hewan air secara simbiotik adalah…
a. Aeroponik
b. Hidroponik DFT
c. Akuaponik
d. Hidroponik ebb and flow
e. Drip irrigation

4. Gambar disamping adalah…


a. Akuaponik
b. Aeroponik
c. Hidroponik DFT
d. Hidroponik ebb and flow
e. Drip irrigation
5. Berikut ini alasan penanaman menggunakan teknik hidroponik kecuali…
a. Air merupakan media yang mudah penyerapannya sehingga memudahkan untuk
pemberian nutrisi pada tanaman.
b. Berkurangnya lahan tanam di area perkotaan
c. Tidak membutuhkan lahan yang luas untuk menanam
d. Menambah nilai estetika dan intensifikasi lahan
e. Bosan menggunakan media tanah
D. Pedoman Penskoran
Kunci Jawaban Pilihan Ganda pertemuan ke 1
1. A
2. D
3. D
4. B
5. A
6. D
7. B
8. E
9. C
10. E

Kunci Jawaban Pilihan Ganda pertemuan ke 2


1. D
2. A
3. C
4. E
5. E

Skor untuk tiap nomor = 1

NILAI Pertemuan 1 = SKOR PILIHAN GANDA X 10 NILAI Pertemuan 2 = (SKOR PILIHAN GANDA
BAHAN BACAAN
Pertemuan Ke
1
Produksi Pertanian Secara Konvensional, Modern dan
Pertanian Perkotaan (Urban Farming)
A. Pertanian Konvensional

Pertanian konvensional. Sumber : http://ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/berita/253


Pertanian konvensional lebih banyak dilakukan di negara-negara berkembang, sedangkan
pertanian modern banyak dilakukan di negara-negara yang sudah maju. Sistem konvensional adalah
sistem pertanian yang ditujukan untuk memperoleh produksi pertanian maksimal dengan memanfaatkan
teknologi modern seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis dosis tinggi dengan tanpa atau sedikit input
pupuk organik. Sistem pertanian konvensional merupakan sistem pertanian intensif yang menitik beratkan
pada salah satu jenis tanaman tertentu dengan memanfaatkan inovasi teknologi dan penggunaan input luar
yang tinggi untuk memperoleh output yang lebih tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Sistem ini
mengintensifkan penggunaan modal dan memperhatikan efisiensi ekonomi dengan cara meminimumkan
biaya untuk mendapatkan keuntungan tertentu (Tandisau dan Herniwati, 2009).
Pada pertanian konvensional alat-alat yang digunakan masih sederhana misal cangkul, sabit,
kerbau untuk membajak, tenaga manusia untuk menanam dan memanen serta untuk pengolahan pasca
panennya. Pertanian konvensional identik dengan pertanian non organik. Walaupun terdapat beberapa
petani konvensional yang menerapkan pertanian organik namun pada negara berkembang keberadaannya
masih terbilang sedikit. Terdapat beberapa dampak baik positif maupun negatif dari pertanian organik dan
pertanian konvensional. Produktivitas pada pertanian konvensional lebih diutamakan. Hal tersebut
dikarenakan petani hanya fokus terhadap budidaya yang dilakukan tanpa memikirkan faktor-faktor yang
berkelanjutan. pertanian konvensional menyebabkan konsumen dan petani hidup dengan pencemaran
bahan-bahan kimia yang mengganggu kesehatannya. Pertanian konvensional cenderung membeli
pestisida kimia ataupun pupuk kimia untuk pertaniannya sehingga biaya yang dikeluarkan jelas lebih
besar. Jika dilihat dari pengaruhnya terhadap lingkungan, pertanian konvensional menyebabkan
pencemaran lingkungan dengan residu dari penggunaan bahan kimia yang dapat menyebabkan polusi di
lingkungan (Dianniar. 2015)
B. Pertanian Modern
Penerapan teknologi pada usaha pertanian ber-evolusi sejalan dengan perkembangan budaya dan
kehidupan manusia, karena pada dasarnya usaha menyediakan pangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Dengan demikian, pertanian modern tingkat penerapannya sejalan
dengan tingkat perkembangan teknologi masyarakat pelakunya. Bangsa Indonesia yang jumlah
penduduknya 250 juta jiwa mempunyai pendidikan yang sangat beragam, di mana pada masyarakat
pelaku pertanian rata-rata pendidikan mereka rendah, sehingga tingkat penguasaan teknologinya juga
rendah. Bagusnya, teknologi bidang pertanian dapat diadopsi berdasarkan pengalaman empiris, tanpa
harus mengetahui proses ilmiahnya. Namun akibat dari hal tersebut, adopsi komponen teknologi
pertanian
modern sering mendatangkan dampak negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan produksi, tanpa
disadari oleh para pelakunya (Sumarno, 2018)
Pertanian modern pada dasarnya adalah usaha pertanian yang memanfaatkan teknologi terbaru
yang sesuai dengan agroekologi dan sosial ekonomi petani, produktif-efisien dan menguntungkan petani.
Penggunaan benih varietas unggul, pupuk, pestisida, herbisida, pengaturan pengairan, penggunaan alat
mesin pertanian pada berbagai tahap proses produksi hingga pengolahan hasil panen, adalah merupakan
ciri-ciri pertanian modern dalam subsistem produksi. Penerapan teknologi revolusi hijau pada budidaya
padi sawah adalah representasi pertanian modern bagi petani padi Indonesia, walaupun penggunaan
alsintan terbatas. Pertanian modern telah terbukti secara meyakinkan mampu menyediakan bahan pangan
bagi 250 juta jiwa penduduk Indonesia dengan luasan lahan yang sangat terbatas (Sumarno, 2018).
Pertanian modern merupakan teknologi atau inovasi di bidang pertanian yang lebih maju, dari
segi mesin, pengendalian hama penyakit sampai panen dan pasca panen. Hal yang membedakan
pertanian modern dengan pertanian tradisional adalah perlakuan atau cara perawatan dan budidayanya.
Teknologi yang berkembang di Indonesia semakin ke arah yang lebih maju, tergolong cepat pertanian
Indonesia mengimbangi dengan negara lain. Pertanian modern yang sekarang ini berjalan memberikan
dampak atau respon pada petani dan peternak untuk mereka gunakan sebagai pekerjaan mereka
(Anonim, 2021).
Pada dasarnya kita bisa melihat dari beberapa hal yang dapat di nilai dari pertanian modern.
Faktor yang mendukung pertanian modern adalah Sumber Daya Manusia (SDM), benih berkualitas
tinggi, hasil pertanian perikanan dan peternakan yang berkualitas, serta mekanisasi berteknologi tinggi.
Seperti halnya pertanian jepang mutu kualitas produk pertanian sudah tidak diragukan lagi, kebutuhan
konsumen sangat jelas dengan harga yang stabil ini yang di sebut sebagai pertanian modern (Anonim,
2021).
Contoh pengembangan pertanian modern :

 Hidroponik

Contoh pertanian modern (Hidroponik) Sumber: Dokumen pribadi

 Pertanian organik terintegrasi


 Pertanian holtikultura
Kebutuhan pangan pada negara kita tidak bisa dilepaskan, manusia ketergantungan makan,
sehingga jika ketersediaan pangan tidak ada maka masyarakat kelaparan. Pertanian modern tentu bisa
secara cepat mengatasinya, contohnya lahan yang sempit bisa menghasilkan yang berlimpah dengan
waktu yang tergolong cepat (Anonim, 2021).
Yang disebut pertanian modern :
1. Pertanian modern menjadikan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
2. Pertanian modern menciptakan kemudahan.
3. Pertanian modern menghasilkan yang berlipat.
4. Pertanian modern menghemat waktu.
5. Pertanian modern memberikan dampak yang positif dan inovatif.
C. Pertanian Perkotaan (Urban Farming)

Urban Farming (Sumber : https://tabloidsinartani.com/detail/ indeks/tekno-lingkungan/19163-Manfaatkan-Ruang-Cara-DKI-


Jakarta-Ber-Urban-Farming)
Urban Farming atau disebut pertanian perkotaan merupakan cara bertani dengan
mengoptimalkan lahan yang dimiliki atau intensifikasi pertanian. Urban farming cocok untuk masyarakat
yang memiliki banyak lahan terbatas. Peranan urban farming tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
pangan saja. Lebih dari itu, urban farming juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang bersama
keluarga. Urban farming memiliki banyak manfaat mulai dari segi sosial, ekonomi, dan ekologi. Dari segi
sosial, dilihat dari tingkat partisipasi rumah tangga dalam melakukan urban farming . Tingkat partisipasi
rumah tangga dalam urban farming mencapai 30% di negara-negara berkembang. Hal ini berpengaruh
pada peningkatan pendapatan, serta penurunan konflik sosial. Pendapatan masyarakat akan menjadi
stimulus peningkatan ekonomi lokal dalam mengentaskan kemiskinan, sehingga diperoleh kestabilan
ekonomi masyarakat perkotaan.
Pengembangan urban farming dari segi ekologi memberikan manfaat, antara lain:
1. Konservasi sumber daya tanah dan air
2. Kualitas udara
3. Menciptakan iklim mikro yang sehat
4. Memberikan keindahan atau estetika
Pengembangan urban farming secara terpadu dan berkelanjutan juga memiliki nilai kesehatan,
edukasi, dan wisata. Padatnya wilayah perkotaan karena fasilitas pemukiman padat, kendaraan, dan
umum membuat peningkatan meningkat. Adanya urban farming akan menjadikan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) semakin bertambah dan mengurangi polusi yang ada. Selain itu, adanya RTH juga dimanfaatkan
untuk daya tarik wisata dan sarana edukasi bagi masyarakat (Mariska, 2022)
Bentuk pertanian perkotaan meliputi pertanian dan peternakan kecil-intensif, produksi pangan di
perumahan, land sharing, taman-taman atap (rooftop gardens), rumah kaca di sekolah-sekolah, restoran
yang terintegrasi dengan kebun, produksi pangan pada ruang publik, serta produksi sayuran dalam ruang
vertikal. Kehadiran pertanian di wilayah perkotaan maupun daerah sekitar perkotaan memberikan nilai
positif bukan hanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan tetapi juga terdapat nilai-nilai praktis yang
dapat berdampak bagi keberlanjutan ekologi maupun ekonomi wilayah perkotaan. Apabila praktek
pertanian perkotaan dilakukan dengan memperhatukan aspek-aspek lingkungan, mempunyai banyak
keuntungan.
Nilai kehadiran pertanian perkotaan dapat dilihat dari aspek ekonomi, ekologi, sosial, estetika,
edukasi, dan wisata. Keberadaan pertanian dalam masyarakat perkotaan dapat dijadikan sarana untuk
mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam yang ada di kota dengan menggunakan
teknologi tepat guna. Selain itu, masyarakat kota yang umumnya sibuk karena bekerja, pertanian
perkotaan dapat menjadi media untuk memanfaatkan waktu luang. Mengoptimalkan penggunaan lahan
serta memanfaatkan waktu luang untuk beraktivitas dalam pertanian perkotaan akan mendekatkan mereka
terhadap akses pangan serta menjaga keberlanjutan lingkungan dengan adanya ruang terbuka hijau (Fauzi,
2016).
BAHAN BACAAN
Pertemuan Ke 2
HIDROPONIK
Hidroponik yaitu sistem budidaya menggunakan air yang mengandung nutrisi dan mineral tanpa
tanah. Saat ini pertanian menggunakan hidroponik telah diterapkan secara luas dan memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional, yaitu mengurangi risiko atau masalah
budidaya yang berhubungan dengan tanah seperti gangguan serangga, jamur dan bakteri yang hidup di
tanah. Sistem ini juga lebih mudah dalam pemeliharaan seperti tidak melibatkan proses penyiangan dan
pengolahan tanah dalam budidaya tanamannya. Selanjutnya proses budidaya dilakukan dalam kondisi
lebih bersih tanpa menggunakan pupuk kotoran hewan (Swastika et all, 2018)
Beberapa tipe sistem budidaya tanpa media tanah yaitu sistem hidroponik, akuaponik dan
aeroponik. Hidroponik menggunakan media tanam seperti batuan atau sabut kelapa yang diberi larutan
campuran nutrisi primer, sekunder dan mikro. Akuaponik adalah sistem budidaya dengan memanfaatkan
hidroponik sebagai media tanam untuk tanaman dikombinasikan akuakultur dengan hewan air secara
simbiotik. Dalam sistem akuaponik, air dari akuakultur yang masuk hidroponik mengandung amonia
dipecah oleh bakteri Nitrifikasi menjadi nitrit kemudian menjadi nitrat, yang digunakan oleh tanaman
sebagai nutrisi, dan air kembali ke sistem akuakultur. Aeroponik adalah sistem hidroponik dengan
teknologi tingkat tinggi. Bagian akar tanaman tergantung dan berada dalam ruang tertutup kemudian
diberi nutrisi dengan cara menyemprotkan larutan nutrisi berupa kabut secara berkala umumnya setiap 2-3
menit agar akar tetap lembab dan nutrisi larut di udara (Kazzaz, 2017).
Sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi pengembangan tanaman buah dan sayur
dengan berbagai kelebihan dibandingkan sistem pertanian konvensional. Beberapa jenis hidroponik yang
umum digunakan antara lain :
1. Aeroponic System

Gambar aeroponnic system. Sumber : https://mitalom.com/gambar-diagram-aeroponik-system/

Merupakan sistem hydroponik yang canggih dan membutuhkan investasi yang cukup mahal. Cara
kerjanya yakni larutan nutrisi dari penampungan disemprotkan (injeksi) melalui nosel ( nozzle spray )
berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang
terukur ( ppm ) serta oksigen. Dengan menggunakan pewaktu (timer) maka, secara berkala akar akan
selalu disemprotkan menggunakan nosel khusus dengan durasi tertentu agar akar tanaman tetap basah.
2. Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation)

Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) Tanaman Melon dan Tanaman Tomat Beef (Sumber : Dokumen pribadi)

Sistem irigasi tetes merupakan ssstem hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem
operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer untuk mengontrol kerja pompa air. Pada saat
pompa air dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman, air irigasi diberikan
perlahan-lahan dengan tetesan terputus-putus atau terus menerus berupa aliran tipis atau semprotan kecil.
Salah satu modifikasi sistem irigasi tetes ini yakni menggunakan pipa berlubang tanpa menggunakan
komponen emiter/ penetes. Supaya tanaman berdiri tegak, maka tanaman ditopang menggunakan media
tanam lain seperti cocopeat (serbuk sabut kelapa ), sekam bakar, batu zeolit, arang, pasir dan lain lain
selain tanah.
3. NFT ( Nutrient Film Technique )

Sistem NFT ( Nutrient Film Technique ) Sumber : Sistem NFT ( Nutrient Film Technique ) Sumber : Dokumen pribadi
https://asabi.co.id/mengenal-nutrient-film-techniq
uenft-sistem-sejuta-umat-di-pasar-hidroponik/

Teknik ini adalah cara yang paling populer dalam istilah hidroponik, biasanya diterapkan untuk
skala bisnis. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa
menggunakan timer untuk pompanya selama minimal 10 s/d 14 jam setiap harinya . Nutrisi ini mengalir
kedalam gully (wadah berbentuk persegi seperti talang air ) melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian
kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya. Air nutrisi yang mengalir sangatlah tipis berkisar 2
mm s/d 4 mm , dengan kemiringan gully 3 cm per 1 m nya. Jadi air akan mengalir dengan lancar hingga
menimbulkan riak-riak di dalam gully, dan akarpun akan terpenuhi pasokan oksigennya. Kelemahan
sistem ini adalah air nutrisi diharuskan tetap mengalir dari pagi sampai sore tanpa putus, artinya jika
terjadi kerusakan pompa atau ada masalah lain hingga terhentinya sirkulasi air, maka akan beresiko
kematian atau mempengaruhi mutu pertumbuhan terhadap tanaman.
4. DFT (Deep Flow Technique)

DFT (Deep Flow Technique) Sumber : https://laylanasution.home.blog/2019/01/23/perbandingan-sistem-hidroponik-dft-dan-nft/

Teknik ini mirip dengan NFT. Pada DFT ketebalan air nutrisi 2 s/d 4 cm dan tidak ada
kemiringan. Jadi seandainya terjadi masalah hingga sirkulasi terhenti , tanaman tetap aman karena masih
ada genangan air nutrisi 2 s/d 4 cm. Di Indonesia biasanya menggunakan pipa pvc (2 s/d 4 inchi) , karena
susahnya untuk mendapatkan gully.
5. Sistem Pasang Surut (Ebb & Flow)

Sistem Pasang Surut (Ebb & Flow) (Sumber : http://pertaniankeren93.blogspot.com/2016/06/hidroponik-sistem-ebb-flow-


system.html)

Sistem Pasang Surut (Ebb & Flow) bekerja dengan cara membanjiri sementara wadah
pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam
penampungan, begitu seterusnya. Sistim ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Atau
biasanya disebut sistim pasang surut. Air akan menggenang dan membasahi akar selama waktu tertentu,
yakni disesuaikan kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan.
6. Sistem Rakit Apung (Walter Culture)

Sistem rakit apung (Walter culture). Sumber : Dokumen pribadi

Sistem rakit apung (Walter culture) merupakan system hidroponik yang sederhana . Di Indonesia
lebih populer disebut dengan sistem rakit apung . Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat
dari Styrofoam (atau lainnya) dan mengapung langsung di atas cairan nutrisi. Dibantu pompa udara
(aerator) ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suplay oksigen tambahan ke
akar-akar tanaman.
7. Sistem Sumbu (Wick System)

Sistem Sumbu (Wick System). Sumber : https://farmee.id/sistem-wick-hidroponik/.

Sistem Sumbu (Wick System) ini salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan
biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada partpart yang
bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan perantara
sejenis sumbu, seperti kain flanel atau lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Swastika, Sri. Ade Yulfida dan Yogo Sumitro. 2018. Budidaya Sayuran Hidroponik. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian
Tandisau, Peter dan Herniwati (2009) ‘Prospek Pengembangan Pertanian Organik di Sulawesi Selatan’,
Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Selatan
Dianniar, Utri. 2015. Bersahabat dengan Lingkungan Melalui Pertanian Berkelanjutan.
https://pertanian.pontianak.go.id/artikel/29-bersahabat-dengan-lingkungan-melalui-pertanian
berkelanjutan.html#:~:text=Sistem%20pertanian%20konvensional%20merupakan%20sistem,dala
m%20waktu%20yang%20relatif%20singkat. Diakses pada 30 September 2022
Anonim. 2021. Pertanian Modern yang Baik. Berita Kementrian Pertanian. Dinas Pertanian & Pangan
Kabupaten Demak. https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=2874. Diakses pada 30 September
2022
Sumarno. Konsep Pertanian Modern, Ekologis Dan Berkelanjutan.
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/reformasi-kebijakan-menuju/BAB-II-2.pdf. Diakses pada
30 September 2022
Mariska, Indri. 2022. PERTANIAN PERKOTAAN: SOLUSI BERTANI UNTUK MASYARAKAT
PERKOTAAN. https://digitani.ipb.ac.id/urban-farming-solusi-bertani-untuk-masyarakat-
perkotaan/. Diakses pada 30 September 2022
Fauzi, A Rifqi., Annisa Nur Ichniarsyah dan Heny Agustin. 2016. PERTANIAN PERKOTAAN :
URGENSI, PERANAN, DAN PRAKTIK TERBAIK. Jurnal Agroteknologi vol 10 (1). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai