Anda di halaman 1dari 61

MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN


BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
2021
ELEME
Perkembangan teknologi produksi dan isu-isu global terkait dengan agribisnis dan
industri tanaman

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Umum : Pada akhir fase E (kelas X), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai agribisnis tanaman sehingga mampu menumbuhkan passion dan
vision untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu
di akhir fase E, pada aspek hard skills peserta didik akan mampu
memahami elemen-elemen kompetensi pada mata pelajaran Dasar-Dasar
Agribisnis Tanaman.
Khusus Pada akhir fase E, peserta didik dapat memahami perkembangan proses produksi

: tanaman secara konvensional sampai modern, pertanian perkotaan (urban farming),


alat dan mesin pertanian dari yang konvensional sampai yang otomatis dan berbasis
IOT, smart farming dan isu pemanasan global, perubahan iklim, ketersediaan pangan
global, regional dan lokal, sustainable farming (pertanian berkelanjutan), serta
penerapan bioteknologi dalam pertanian.

TUJUAN
PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran, peserta didik mampu :
1. menjelaskan perkembangan proses produksi tanaman secara
konvensional
sampai modern
2. menjelaskan pertanian perkotaan (urban farming)
3. menerangkan alat dan mesin pertanian dari yang konvensional sampai
yang
otomatis dan berbasis IOT
4. mengaitkan smart farming dan isu pemanasan global
5. mengidentifikasi perubahan iklim secara mandiri
6. menjelaskan ketersediaan pangan global,regional dan lokal
7. menjabarkan sustainable farming (pertanian berkelanjutan)
8. menjelaskan penerapan bioteknologi dalam pertanian
1
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

KATA KUNCI
Urban farming, otomatisasi alat dan mesin pertanian, smart farming, isu
pemanasan global, perubahan iklim, kesediaan pangan, sustainable farming,
bioteknologi dalam
pertanian.

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Mandiri
Bernalar Kritis
Kreatif

SARANA DAN PRASARANA


❖ Gawai ( bisa berupa handphone android, tablet, laptop dsb.)
❖ Jaringan internet yang bagus
❖ Akun gmail untuk pengumpulan tugas melalui Google Classroom
❖ Alat tulis dan buku
❖ LCD (untuk luring)

TARGET PESERTA DIDIK


Semua siswa dalam kelas masing-masing
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran maksimal 36 peserta didik

KETERSEDIAAN MATERI MODEL & MODA PEMBELAJARAN


✓ Pengayaan untuk siswa ✓ Model Pembelajaran :
berpencapaian tinggi: YA / TIDAK Problem Based Learning
✓ Alternatif penjelasan, metode, ✓ Moda Pembelajaran :
atau aktivitas, untuk siswa yang daring & atau luring
sulit memahami konsep: YA /
TIDAK ASESME JENIS ASESMEN
N
✓ Individu ✓ Observasi /pengamatan
✓ Kelompok ✓ Presentasi

2
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

KEGIATAN PEMBELAJARAN UTAMA


Pengaturan peserta didik :
• Individu
• Kelompok ( masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang)
Metode :
• Diskusi
• Observasi
• Penugasan

MATERI AJAR
• Materi ajar :
1. Perkembangan proses produksi tanaman secara konvensional sampai
modern
2. Pertanian perkotaan (urban farming)
3. Alat dan mesin pertanian dari yang konvensional sampai yang otomatis
dan berbasis IOT
4. Smart farming dan isu pemanasan global, perubahan iklim
5. Ketersediaan pangan global,regional dan lokal
6. Sustainable farming (pertanian berkelanjutan)
7. Penerapan bioteknologi dalam pertanian
• LKPD (terlampir)
• Link youtube : https://youtube/CZ2PaptT4f8 dan
https://www.youtube.com/watch?v=T-CHoAvomVE

PEMAHAMAN BERMAKNA
Salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah
mempertahankan keberlanjutan untuk mewujudkan kedaulatan pangan
dan kesejahteraan petani.
Urban Farming merupakan strategi pemanfaatan lahan di area perkotaan
untuk mengurangi ketergantungan pasar, menjadi solusi menghadapi
krisis ketahanan pangan, dan tentunya mampu meningkatkan
3
perekonomian masyarakat.
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Smart farming (pertanian pintar) merupakan system pertanian berbasis


teknologi yang dapat membantu petani menghasilkan panen secara
kuantitas dan kualitas. Dengan penggunaan platform yang
dikonektivitasikan dengan perangkat teknologi (tablet maupun
handphone) dalam pengumpulan informasi (misalkan status hara
tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dsb.) yang diperoleh dari
lapangan membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
PERTANYAAN PEMANTIK
1. Dapatkah kita bertani meskipun lahannya sempit/tidak memiliki lahan
pertanian?
2. Bagaimana mengontrol tanaman pada lahan yang luas dengan tenaga
kerja yang terbatas?
3. Bagaimana bertani yang ramah lingkungan?
4. Bagaimana menanam untuk ketersediaan pangan, namun iklim tidak
menentu?
5. Apa pendapatmu tentang bioteknologi di bidang pertanian?

PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Sebelum pembelajaran dimulai, pastikan bahwa :
Peserta didik :
a. Mempersiapkan perangkat gawai yang akan digunakan
b. Mempersiapkan alat tulis dan buku
c. Memiliki paket data/wifi dan jaringan yang bagus
d. Memiliki akun gmail untuk bergabung di Google Classroom
Guru memastikan :
e. Ruang kelas, LCD, Laptop, dan materi (bahan tayang) telah siap.
Point a sampai dengan d (jika dilakukan secara daring), point e jika
dilakukan secara luring

4
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 6 jp Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun


luring
a Pendahuluan ( 20 menit)
- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa
untuk
mengawali kegiatan.
- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu
mengingatkan
protokol kesehatan dan selalu menjaga kesehatan.
- Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik untuk mengisi
presensi di link yang sudah dibagikan.
- Guru memberikan informasi mengenai tujuan
pembelajaran,
langkah pembelajaran dan penilaian serta memberikan
apersepsi dengan mengaitkan masalah yang ada di sekitar
peserta didik dengan materi yang akan dipelajari.
Permasalahan yang diangkat adalah tentang
:
- Perubahan iklim
- Ketersediaan lahan pertanian yang semakin berkurang
b Kegiatan Inti (240 menit)
Orientasi Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara
peserta berkelompok. Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual.
didik pada Peserta Didik menyimak Video pembelajaran pada link berikut
masalah ini https://youtube/CZ2PaptT4f8 . Video tersebut berisi
tentang dampak perubahan iklim termasuk dalam sektor
pertanian, juga menggambarkan tentang pertanian berkelanjutan.
Sedangkan pada link berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=T-CHoAvomVE menggambarkan
kreatifitas dalam memanfaatkan limbah dalam kegiatan urban
Mengorgani farming.
Berdasarkan video pendek tersebut, peserta didik
dipersilakan
sasikan
mengajukan permasalahan apa yang terjadi saat ini terkait
peserta
dengan tayangan video tersebut. Guru memfasilitasi. 5
didik
Permasalahan yang muncul diantaranya :
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

1. Perubahan iklim dan isu pemanasan global


2. Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian
3. Alternatif solusi dampak perubahan iklim di sektor pertanian
4. Kaitannya antara isu pemanasan global dengan smart farming
5. Sustainable farming
Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari
data
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan
(mencari
g
data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi.
penyelidika
- Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam
n individu
pengumpulan data selama proses penyelidikan.
maupun
kelompok
Mengemban - Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
gkan dan menghasilkan solusi pemecahan masalah dan
menyajikan hasilnya dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan
laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk
Menganalisi - dipresentasikan.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok
lain
s dan
memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengevalua
merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan
si proses
yang diperoleh dari kelompok lain.
pemecahan
- Guru membimbing presentasi dan mendorong
masalah
kelompok memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
c Penutup (20 menit)
- Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran
yang telah dilakukan.
- Guru menyampaikan ke peserta didik rencana pertemuan
berikutnya
tentang Perkembangan proses produksi tanaman
secara konvensional sampai modern
- Doa penutup 6
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Pertemuan 2 6 jp Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun


luring
a Pendahuluan ( 15 menit)
- Guru mengucap salam dan menunjuk salah satu peserta didik
untuk
memimpin doa supaya pembelajaran hari ini berjalan lancar
dan memberikan kebermanfaatan untuk semua.
- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu
mengingatkan
protokol kesehatan dan selalu menjaga kesehatan.
- Guru mengingatkan kepada peserta didik untuk mengisi presensi
di
link yang sudah dibagikan.
- Guru menanyakan kembali materi minggu lalu, apakah masih
ada
peserta didik yang mengingat. Guru mengajukan beberapa
pertanyaan terkait materi minggu lalu. Guru memberi apresiasi
untuk peserta didik yang berani menjawab.
- Guru mengaitkan materi minggu lalu dengan kegiatan
pembelajaran
yang akan dilakukan hari ini, yaitu tentang perkembangan
proses produksi tanaman dari mulai konvensional sampai dengan
b Kegiatan Inti (235 menit)
Orientasi Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan
secara
peserta
berkelompok. Masalah yang akan dipecahkan bersifat
didik pada
konteksual. Dapat berupa video, maupun gambar komparasi
masalah
pertanian jaman dulu dengan pertanian jaman sekarang.
- Bagaimana cara bercocok tanam masyarakat jaman
dahulu dengan sekarang?
- Alat dan atau mesin pertanian apa yang digunakan untuk
bertani oleh masyarakat jaman dulu dengan sekarang?
Mengorgani - Guru membagi peserta didik dalam kelompok.
sasikan - Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari
peserta data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
didik
Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan
(mencari
g
data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi tentang :
penyelidika 7
1. Perkembangan proses produksi tanaman
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

n individu konvensional sampai modern


maupun 2. Perkembangan alat dan atau mesin pertanian
kelompok - Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam
pengumpulan data selama proses penyelidikan.
Mengemban - Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
gkan dan menghasilkan solusi pemecahan masalah dan
menyajikan hasilnya dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan
laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk
Menganalisi - dipresentasikan.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok
lain
s dan
memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengevalua
merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan
si proses
yang diperoleh dari kelompok lain.
pemecahan
- Guru membimbing presentasi dan mendorong
masalah
kelompok memberikan penghargaan serta masukan kepada
kelompok lain.
c Penutup (20 menit)
- Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang
pembelajaran
pada pertemuan ini dengan cara menyatakan pendapat sekaligus
saran tentang bagaimana pembelajaran hari ini dari awal sampai
akhir
Guru menyampaikan kegiatan berikutnya yaitu tentang alat
dan
mesin pertanian dari yang konvensional sampai yang otomatis
dan berbasis IOT.
- Doa penutup
Pertemuan 3 6 jp Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun
luring
a Pendahuluan (15 menit)
- Guru dan peserta didik berdoa terlebih dahulu, agar diberi
kemudahan selama belajar dan diberi tambahan ilmu
yang bermanfaat.
Peserta didik mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.
8
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan mengingatkan


peserta
didik agar menjaga kesehatan dan mentaati selalu
protokol kesehatan agar terlindungi dari penyakit.
- Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pada
pertemuan lalu dengan kegiatan yang akan dilakukan saat ini.
b Kegiatan Inti (235 menit)
Orientasi Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan
secara
peserta
berkelompok. Masalah yang akan dipecahkan bersifat konteksual.
didik pada
Dapat berupa video, maupun gambar alat-alat dan mesin
masalah
pertanian dari yang konvensional maupun otomatis, dan berbasis
IOT.
- Bagaimana perkembangan penggunaan alat dan atau
Mengorgani - Guru membagi peserta didik dalam kelompok.
sasikan - Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari
peserta data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
didik
Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan
(mencari
g
data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi tentang
penyelidika :
n individu 1. Alat dan atau mesin pertanian konvensional
maupun 2. Alat dan mesin pertanian modern
kelompok 3. Alat dan mesin pertanian berbasis IOT
- Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam
Mengemban - Peserta didik data
pengumpulan secara berkelompok
selama melakukan diskusi untuk
proses penyelidikan.
gkan dan menghasilkan solusi pemecahan masalah dan
menyajikan hasilnya dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan
laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk
Menganalisi - dipresentasikan.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok
lain
s dan
memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengevalua
merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan
si proses 9
yang diperoleh dari kelompok lain.
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

pemecahan - Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok


masalah memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
c Penutup (20 menit)
- Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran
pada pertemuan ini dengan cara menyatakan pendapat sekaligus saran
tentang bagaimana pembelajaran hari ini dari awal sampai akhir

- Guru menyampaikan kegiatan berikutnya yaitu tentang penerapan


bioteknologi dalam pertanian.

- Doa penutup

Pertemuan 4 6 jp
Zoom / G meet / lainnya (daring) ataupun
luring
a Pendahuluan (15 menit)
- Guru dan peserta didik berdoa terlebih dahulu, agar diberi
kemudahan selama belajar dan diberi tambahan ilmu
yang bermanfaat.
Peserta didik mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.
- Guru menanyakan kabar peserta didik dan mengingatkan
peserta
didik agar menjaga kesehatan dan mentaati selalu
protokol kesehatan agar terlindungi dari penyakit.
- Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pada
pertemuan lalu dengan kegiatan yang akan dilakukan saat ini
yaitu tentang penerapan bioteknologi dalam pertanian.
b Kegiatan Inti (235 menit)
Orientasi - Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara
peserta berkelompok. Masalah yang akan dipecahkan bersifat
didik pada konteksual. Guru menayangkan video/gambar/foto dalam
masalah ppt. Tayangan yang disajikan berupa permasalahan
penggunaan pupuk dan pestisida non ramah lingkungan
sehingga membutuhkan solusi untuk penggunaan pestisida
10
hayati, pupuk
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

hayati, mikroorganisme yang efektif, serta bioteknologi lainnya


di bidang pertanian.
- Guru mengarahkan peserta didik untuk
menemukan permasalahan dr tayangan tersebut dan mencoba
merumuskan permasalahan tersebut.
Mengorgani - Guru membagi peserta didik dalam kelompok.
sasikan - Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari
peserta data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Data
didik didapat dari berbagai sumber misalnya internet, buku, ataupun
sumber lainnya.
Membimbin - Peserta didik melakukan penyelidikan
(mencari
g
data/referensi/sumber ) untuk bahan diskusi tentang
penyelidika :
n individu 1. bioteknologi konvensional di bidang pertanian
maupun 2. bioteknologi modern di bidang pertanian
kelompok - Dalam kegiatan penyelidikan, guru dapat mengajak peserta
didik mengamati kegiatan di laboratorium ( kultur jaringan,
Hama & Penyakit Tanaman, TTA, dll. Untuk melihat
langsung/observasi penerapan bioteknologi di sekolah sebagai
bahan referensi.
Mengemban - Peserta didik secara berkelompok melakukan diskusi untuk
gkan dan menghasilkan solusi pemecahan masalah dan
menyajikan hasilnya dipresentasikan /disajikan dalam bentuk karya.
hasil karya - Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan
laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk
Menganalisi - dipresentasikan.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok
lain
s dan
memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
mengevalua
merangkum/membuat kesimpulan sesuai dengan masukan
si proses
yang diperoleh dari kelompok lain.
pemecahan
- Guru membimbing presentasi dan mendorong
masalah
kelompok memberikan penghargaan serta masukan kepada
11
kelompok lain.
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

c Penutup (20 menit)


- Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran
pada pertemuan ini dengan cara menyatakan pendapat sekaligus saran
tentang bagaimana pembelajaran hari ini dari awal sampai akhir

- Guru menyampaikan kegiatan berikutnya yaitu modul 3 tentang


Agripreneur dan peluang usaha di bidang agribisnis tanaman.

- Doa penutup

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


a. Guru membuat kriteria berhasil/tidak dari instrument performance
assessmen yang dibuat.
b. Guru membuat kriteria berhasil/tidaknya penilaian normatif dari hasil
observasi dan presentasi siswa

REFLEKSI GURU
❖ Apakah dalam pemberian materi dengan metode yang telah dilakukan
serta penjelasan teknis atau instruksi yang disampaikan untuk
pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik?
❖ Bagian manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?
❖ Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar,
pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam
pembelajaran?
❖ Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan?
❖ Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat
dipahami oleh peserta didik?

REFLEKSI SISWA
❖ Apakah kamu memahami instruksi yang dilakukan untuk pembelajaran?
❖ Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam
12
pembelajaran?
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

❖ Materi apa yang kamu pelajari pada pembelajaran yang telah dilakukan?
❖ Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam
pembelajaran dapat kamu pahami?
❖ Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran?
❖ Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan
pembelajaran?
❖ Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran?
❖ Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?

LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

No. Tema Rumusan Pengumpulan Solusi pemecahan


Masalah data masalah
1. Perubahan iklim
dan isu
pemanasan
2. global
Dampak
perubahan iklim
di sector
pertanian
3. Alternatif solusi
dampak
perubahan
iklim di
sektor pertanian
4. Smart farming
dan isu
pemanasan
global,
perubahan iklim 13
5. Ketersediaan
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

pangan
global,regional
dan lokal
6. Pertanian
berkelanjutan
(sustainable
farming)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

No. Tema Rumusan Pengumpulan Solusi pemecahan


Masalah data masalah
1. Pertanian
konvensional
2. Pertanian modern

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3

No. Tema Rumusan Pengumpulan Solusi pemecahan


Masalah data masalah
1. Alat dan atau
mesin pertanian
konvensional
2. Alat dan mesin
pertanian modern
3. Alat dan mesin
pertanian
berbasis IOT

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 4

No. Tema Rumusan Pengumpulan Solusi pemecahan


Masalah data masalah
1. Bioteknologi
14
konvensional di bidang
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

pertanian
2. Bioteknologi modern di
bidang pertanian

KRITERIA PENILAIAN

1. Penilaian Proses (observasi diskusi)

Berilah skor 1, 2 atau 3 yang sesuai


No. Nama Siswa Unsur Penilaian Jumlah skor
gagasan keaktifan komunikasi
1 Nawang
2
3
4
dst dst

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Rubrik penilaian
Aspek yang dinilai Skor Penilaian
1 2 3
1 Gagasan kurang sedang bagus
2 Keaktifan kurang sedang aktif
3 Komunikasi Terbata-bata sedang Lancar & baik

2. Presentasi
Berikan point 1,2 atau 3 yang sesuai.
No. Nama Unsur Penilaian Jumlah
Siswa skor
substansi wawasan komunikasi Penampilan/
performance
1 Eno
2
3
dst dst

Perhitungan nilai : Nilai = Skor yang diperoleh X 100


Skor maksimal

15
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Rubrik penilaian
Aspek yang dinilai Skor Penilaian
1 2 3
1 Substansi kurang sedang mendalam
2 Wawasan kurang sedang luas
3 Komunikasi Terbata-bata sedang Lancar &baik
4 Penampilan/peroformance kurang sedang baik

16
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

BAHAN BACAAN

A. Perkembangan Proses Produksi Tanaman Secara Konvensional Sampai


Modern
Di dalam kehidupan manusia tidak terlepas dengan pertanian, manusia
sudah mengenal pertanian bahkan selalu berhubungan dengan pertanian.
Manusia mengenal budidaya tanaman sejak manusia mulai melakukan
kegiatan bercocok tanam. Pada awal kehidupan, manusia memenuhi
kebutuhan pangan hanya bergantung pada alam. Tanaman yang tumbuh di
alam akan diambil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia hanya
mengkonsumsi hasil tanaman dari alam dan tidak melakukan penanaman
atau budidaya.
Seiring perjalanan kehidupan manusia kebutuhan semakin meningkat,
manusia banyak tetapi hasil alam tetap maka manusia apabila mengandalkan
hasil alam tidak cukup. Manusia mulai mengenal bercocok tanam berawal
dari secara kebetulan beberapa biji-bijian yang terbuang sewaktu kaum
ibu menyiapkan makanan berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman
yang menghasilkan untuk dikonsumsi. Selanjutnya berkembang usaha
bercocok tanam sebagai salah satu kegiatan pertama pertanian. Karena
kebutuhan semakin meningkat dan hasil alam tidaklah cukup untuk
memenuhi kebutuhan, maka manusia mulai bercocok tanam dengan
menyebar biji-bijian yang ada agar tumbuh menjadi tanaman baru dan bisa
dipanen.
Perkembangan pertanian dari suatu negara berjalan sesuai dengan
tahapan perkembangan masyarakat, mekanisme pasar yang berlaku,
perkembangan teknologi dan perkembangan ekonomi serta perkembangan
kelembagaan sosial.
Ada tiga tahapan perkembangan pertanian berdasarkan tingkat
kemajuandan tujuan pengelolaan sektor pertanian tersebut :
a. Tahap pertama adalah pertanian tradisional yang dicirikan dengan
tingkat produktivitas sektor pertanian yang rendah.
17
b. Tahap kedua adalah tahapan komersialisasi dari produk pertanian mulai
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

dilakukan tetapi penggunaan teknologi dan modal relatif masih rendah.


c. Tahap ketiga adalah tahap seluruh produk pertanian ditujukan untuk
melayani keperluan pasar komersial dengan ciri penggunaan teknologi
serta modal yang tinggi dan mempunyai produktivitas yang tinggi pula.
Pada tahapan pertama atau tahap pertanian tradisional, para petani
biasanya menggarap tanah hanya sebatas yang dapat dikelola oleh tenaga
kerja
keluarga tanpa memerlukan tenaga kerja bayaran, keadaan lingkungan statis,
penggunaan teknologi sangat terbatas, sistem kelembagaan sosial kaku,
pasar terpencar-pencar serta jaringan komunikasi antar daerah pedesaan
dan perkotaan kurang memadai dan cenderung menghambat perkembangan
produksi.
Proses perkembangan pertanian pada umumnya berkaitan dengan
upaya perubahan dari sistem pertanian yang mempunyai produktivitas rendah
kepada sistem lebih modern yang mempunyai produktivitasnya relatif tinggi
dan yang mungkin menimbulkan dampak sampingan terhadap lingkungan
akibat penggunaan teknologi dan asupan (input) pertanian modern. Dampak
sampingan tersebut tidak hanya ditemui pada pertanian modern tetapi juga
ditemui pada pertanian tradisional, sebagai akibat dari pertumbuhan
penduduk yang meningkat cepat. Meskipun selama ini pertanian tradisional
telah sukses mengelola sumberdaya pertanian tanpa melahirkan kerusakan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaiki, tetapi permasalahan lingkungan
akan timbul akibat tekanan populasi penduduk terhadap lahan yang tersedia
relatif sempit sehingga daya dukungnya rendah.
Pertanian tradisional di daerah tropik dicirikan khususnya oleh adanya
tekanan untuk terus melakukan perluasan areal yang menyebabkan
kerusakan lingkungan. Pengaruh langsung dari perluasan areal tersebut
termasuk terjadinya pencucian hara yang relatif cepat dan adanya degradasi
dari kualitas lahan karena pembukaan hutan. Kerusakan kualitas lahan
karena pertanaman yang bersifat permanen pada lahan yang relatif miskin
sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi tanpa adanya upaya peningkatan
kesuburan tanah. Juga terjadi erosi tanah akibat hujan deras dan musim
kering yang panjang atau
banjir, dan hilangnya sumberdaya hutan akibat adanya ladang berpindah. 18
Meskipun kerusakan sumberdaya alam tersebut dapat dicegah dan diperbaiki
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

jika dana tersedia, tetapi beberapa diantaranya relatif sangat mahal, sehingga
lama kelamaan menjadi tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Kerentaan dari ekosistem tropis telah menyebabkan kerusakan
sumberdaya alam berjalan dengan cepat, dan yang lebih memprihatinkan
adalah perbaikannya berjalan dengan lambat. Namun demikian masih ada
celah untuk pencegahan kerusakan sumberdaya alam dengan menyusun
perencanaan yang tepat dan tindakan antisipasi. Misalnya tenaga kerja di
pedesaan yang bekerja tidak penuh atau setengah pengangguran dapat
dimobilisasi untuk membuat terasering di daerah pegunungan atau
dilibatkan dalam program reboisasi atau penghutanan kembali hutan-hutan
yang telah
rusak.
Kerusakan sumber daya alam pada pertanian modern timbul terutama
akibat dari penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit serta
rerumputan, dan dari kegiatan irigasi. Pengaruh sampingan dari penggunaan
pestisida perlu dilihat secara hati- hati. Daya racunnya terhadap ikan dan
burung serta persistensi (daya tahan) dan daya jelajahnya di alam
membuatnya menjadi berbahaya jauh melampaui sasaran areal dari
penggunaan pestisida tersebut. Sedangkan proyek konstruksi sistem irigasi,
apabila tidak sesuai dengan fasilitas drainasenya kemungkinan besar dapat
meningkatkan salinasi dari air irigasi tersebut. Bahkan penggunaan varietas
unggul baru baik pada komoditas padi, jagung, dan gandum kadangkala
menimbulkan efek samping, baik karena penanaman varietas unggul
tersebut membutuhkan pestisida dalam jumlah banyak maupun karena
varietas unggul baru tersebut menggantikan spesies lokal yang telah
mengalami seleksi alami yang lebih cocok dengan lingkungan setempat dan
yang diperlukan untuk proses persilangan. Pengolahan tanah secara terus
menerus yang dipermudah dengan adanya mekanisasi pertanian juga dapat
merusak struktur tanah. Pertanian modern tidak dapat melepaskan
ketergantungannya pada produk kimia (pupuk dan pestisida), varietas
unggul baru yang mempunyai produktivitas tinggi dan irigasi. Harus
diupayakan agar efek sampingannya dapat dicegah atau diminimalkan
dengan perencanaan pembangunan pertanian yang
komprehensif.
19
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Pengukuran lengas tanah. Sumber : balingtan.pertanian.go.id

Pengalaman menunjukkan bahwa diversifikasi usahatani merupakan


suatu langkah transisi yang efektif. Dengan langkah ini tanaman pokok tidak
lagi mendominasi karena tanaman perdagangan yang baru diintroduksikan
seperti sayuran, buah-buahan, kakao, kopi dan tanaman lainnya sudah mulai
dijalankan bersama dengan usaha peternakan atau perikanan secara
sederhana. Upaya diversifikasi tersebut relatif telah meningkatkan
produktifitas usahatani yang sebelumnya sering menyebabkan terjadinya
pengangguran tidak kentara.

Diversifikasi tanaman. Sumber : pertanian-mesuji.id


Usaha diversifikasi ini sangat diperlukan mengingat angkatan kerja di
20
pedesaan sering berlimpah dan dengan diversifikasi angkatan kerja tersebut
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal. Pada tahapan ini, pemakaian alat
dan mesin pertanian mulai diintroduksi, demikian pula penggunaan benih
varietas unggul baru, serta pupuk, pestisida dan irigasi. Dengan demikian
para petani mampu memperoleh surplus produksi yang dapat dijual serta
mengurangi risiko kegagalan panen.
Seiring perkembangan budidaya pertanian, dewasa ini dengan adanya
perkembangan tehnologi, budidaya tanaman juga mulai berkembang. Dengan
memanfaatkan teknologi digitalisasi.

B. Pertanian Perkotaan (Urban Farming)


Menurut FAO (Food Agriculture Organization), pertanian perkotaan merupakan
industry yang memproduksi, memproses dan memasarkan produk pertanian, terutama
memenuhi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, dengan metode produksi
intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk
menghasilkan beragam tanaman kebutuhan pangan masyarakat perkotaan (Smit, J, A.
Ratta, J. Nasr, 1996 dalam Setiawan, 2015).

Sumber : balitbangpertanian.go.id Sumber : Kompas.com


Gambar : Bentuk pertanian perkotaan

a. Manfaat Urban Farming

Manfaat yang didapatkan dari adanya Urban Farming, antara lain :


1. Mengurangi sampah.
Sampah-sampah organik dan limbah dapur rumah tangga apabila
dikumpulkan akan menjadi banyak sekali dan bisa menimbulkan bau dan
21
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

juga bisa menyebabkan timbulnya penyakit. Sampah-sampah limbah


rumah tangga tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk
organik.
Selain sampah organik, rumah tangga juga dapat menghasilkan
sampah anorganik berupa wadah yang tidak terpakai, misalnya kaleng
bekas, botol bekas, ban mobil bekas, pipa pralon, plastik bekas kemasan,
dan sebagainya. Sampah tersebut dapat digunakan sebagai tempat
menanam.
2. Mengurangi polusi udara dan suara
Gas karbondioksida (CO2) yang mencemari udara akan diserap
tanaman yang akan diubah menjadi oksigen (O2) melalui fotosintesis.
Kehadiran tanaman dalan system pertanian perkotaan terbukti
efektif dapat menyerap gelombang suara sehingga mampu mengurangi
efek negative dari gelombang suara tersebut. Dalam studi “Paparan
kebisingan dan kesehatan masyarakat” terungkap bahwa paparan
kebisingan dapat mengakibatkan tunarungu, hipertensi, penyakit jantung
iskemik, gangguan tidur dan penurunan prestasi sekolah pada anak.
3. Mengurangi cemaran logam
Saat ini cemaran logam berat dan pestisida dalam bahan pangan
menjadi salah satu ancaman bagi masyarakat kota. Untuk
meminimalisir cemaran tersebut, masyarakat kota dapat menanam
sendiri bahan pangan yang akan dikonsumsi dan mengatur penggunaan
pupuk kimia menjadi pupuk organik dan pestisida kimia menjadi
pestisida nabati.
Lahan kosong yang tercemar logam berat dan kimia seperti mercury,
timbal, arsenic, uranium dapat dibersihkan dengan istilah “fitoremidiasi”
yaitu menanam tanaman pada lahan yang tercemar sehingga tanaman
dan mikroorganisme mendegradasi bahan kimia tersebut, menyerap dan
mengkonversi dalam bentuk tersedia. Tetapi tanaman tersebut tidak
untuk dikonsumsi. Setelah lahan bersih dari kontaminan barulah
digunakan untuk memproduksi bahan tanam.
4. Menambah nilai estetika kota

22
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Berbagai tanaman yang ditanam akan memperindah tatanan kota


dan akan meningkatkan nilai estetika kota. Kota akan tampak menghijau
dengan adanya tanaman.
5. Memberikan pendapatan tambahan
Pertanian perkotaan yang dilakukan di rumah selain dapat
mengurangi pengeluaran keluarga dalam hal pembelian bahan pangan
juga dapat menjadi mata pencaharian sampingan keluarga.
6. Mengurangi tingkat stress dan memperbaiki hubungan sosial
Beberapa hasil penelitian mengenai pertanian perkotaan
menunjukkan adanya penurunan adanya tingkat stress dan kesehatan
mental responden setelah beberapa waktu terlibat dalam aktivitas
pertanian di perkotaan. Beberapa kasus yang telah terdokumentasi
menunjukkan bahwa keberadaan kebun komunitas(komunal) dapat
menyebabkan perbaikan hubungan sosial, peningkatan kebanggaan dan
kesehatan, serta penurunan tingkat kejahatan dan bunuh diri dalam
masyarakat.
7. Merupakan sarana edukasi
Pertanian perkotaan akan memberikan wadah yang sangat nyata
bagi pendidikan pertanian kepada masyarakat tua dan muda. Hal ini
meliputi kesadaran pentingnya menjaga kelestarian alam disamping
pengetahuan teknologi pendukung yang diperlukan. Semua tersedia
sebagai laboratorium hidup yang dapat dilihat dan disentuh langsung
oleh para pembelajar dari berbagai kelompok usia.
8. Meningkatkan kesehatan masyarakat
Di lingkungan perkotaan banyak sekali ditemukan masalah
kesehatan masyarakat dalam bentuk kekurangan gizi, obesitas, diabetes,
penyakit jantung dan lain-lain. Hal ini sebagian diakibatkan konsumsi
makanan yang kurang sehat dan seimbang. Tersedianya produk lokal yang
sehat serta berkualitas memberikan peluang untuk membantu mengatasi
masalah kesehatan sehingga tingkat kesehatan masyarakat terjaga.
9. Pembangunan komunitas
Program dalam kegiatan pertanian perkotaan akan mempertemukan
23
berbagai komponen masyarakat yang memiliki perhatian dan kepentingan
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

terhadap manfaat yang didapat. Kepentingan bersama ini akan


mempererat hubungan manusia di dalam masyarakat sehingga tercipta
suasana yang kondusif untuk kerja sama saling mendukung dan saling
menghargai. Keterlibatan komunitas akan menjadi salah satu kunci
sukses penerapan pertanian perkotaan.
10. Meningkatkan ruang terbuka hijau
Keberadaan pertanian perkotaan akan dapat meningkatkan
kesehatan ekosistem perkotaan. Hal ini sebagai akibat dari estetika yang
timbul karena adanya lebih banyak tanaman-tanaman yang menutupi
lahan dan bangunan. Porsi lingkungan hijau akan bertambah dan
membawa dampak fotosintesa yang memperbaiki kualitas udara, suasana
lingkungan yang lebih alami dan damai bagi masyarakat semua dan pada
gilirannya berarti terjaga kualitas kehidupan sosial.

b. Penerapan Pertanian Perkotaan (Urban Farming)


Beberapa penerapan kegiatan pertanian perkotaan (urban farming)
diantaranya yaitu :
1. Vertikultur, merupakan teknik bercocok tanam diruang/lahan sempit
dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam
yang dilakukan secara bertingkat. Vertikultur dapat dibuat dari:
➢ Bambu atau pralon dengan posisi vertikal
➢ Talang sistem rak
➢ Pot atau polybag

Sumber : cybex.pertanian.go.id Sumber : Kagama.id 24


MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

2. Hidroponik, merupakan sistem penanaman tanpa menggunakan media


tanah. Air merupakan media utama dalam budidaya secara hidroponik.
Tetapi selain media air juga bisa menggunakan media tanam yang
berupa rockwool, sekam bakar, hidroton, atau pasir dengan menekankan
pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Sumber : Dokumentasi pribadi

Ada 6 teknik/macam sistem budidaya Hidroponik :


1) Teknik hidroponik sistem drip, yaitu bercocok tanaman
hidroponik dengan sistem pengairan tetes.
2) Teknik hidroponik sestem EBB dan Flow System sering juga
disebut sistem pasang surut, yaitu nutrisi diberikan dengan
menggenangi areal perakaran, dan apabila sudah cukup
maka nutrisi dikembalikan ke penampungan.
3) Teknik NFT (Nutrien Film Technique), yaitu dengan cara mengalirkan
nutrisi secara terus menerus .
4) Teknik DWC (Deep Water Culture) atau sering juga disebut sistem
rakit apung (Floating Raft System), yaitu teknik dengan cara akar
direndam dalam larutan nutrisi.
5) Teknik hidroponik sistem sumbu (Wick system), dengan
menggunakan sumbu sebagai penyerapan nutrisi.
6) Teknik Aeroponik, yaitu tanaman ditumbuhkan pada area yang
lembab tanpa menggunakan air maupan media lain.
25
3. Wallgardening, yaitu budidaya tanaman dengan menanam tanaman yang
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

dibuat secara tegak lurus (vertikal). Wallgardening adalah budidaya


tanaman dengan memanfaatkan ruang kosong seperti pada tembok atau
dinding kosong baik di dalam maupun di luar ruangan. Wallgardening ini
menjadi trend yang telah banyak ditemui terutama di kota-kota besar.

Sumber : indiamart.com

4. Tambulampot, adalah kepanjangan dari tanaman buah dalam pot yang


memiliki arti yaitu tumbuhan yang dibudidayakan didalam pot yang
tujuannya untuk hiasan ataupun untuk di produksi buahnya.

Sumber : shopee.co.id

26
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

5. Aquaponik, merupakan sistem pertanian yang mengombinasikan


akuakultur atau pemeliharaan hewan air dengan hidroponik.

Sumber : kompasiana.com

6. Urban Bee, merupakan kegiatan budidaya lebah untuk menghasilkan


madu dan propolis

Sumber : najell.com

27
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

7. Green office dan Roof Top Garden.

Sumber : imaniadesain.com

C. Ketersediaan Pangan Global,Regional Dan Lokal


Ketahanan pangan telah menjadi isu sentral dalam kerangka
pembangunan pertanian dan pembangunan Nasional. Ketahanan pangan
diartikan sebagai tersedianya pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup,
terdistribusi dengan harga terjangkau dana man dikonsumsi bagi setiap
warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu (Handewi,
2002).
Dalam pengertian kebijakan operasional pembangunan, Departemen
Pertanian menerjemahkan ketahanan pangan menyangkut ketersediaan,
aksesibilitas (keterjangkauan), stabilitas pengadaannya. Selain aspek
produksi, ketahanan pangan mensyaratkan pendapatan yang cukup bagi
masyarakat untuk mengakses bahan pangan, keamanan pangan, serta aspek
distribusi.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang sangat kompetitif
di pasar internasional, Indonesia menghadapi tantangan berat dalam
merumuskan kebijakan pangan yang mampu memenuhi kebutuhan pangan
penduduk. Kebijakan pangan yang dimaksud antara lain adalah upaya
mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan ragam komoditas pangan
28
dan upaya peningkatan diversifikasi konsumsi pangan. Dengan sumberdaya
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

yang terbatas, kebijakan untuk meningkatkan pangan dalam kaitannya


mempertahankan ketahanan pangan, berbagai sumberdaya perlu digunakan
untuk menghasilkan komoditas pangan yang kompetitif dalam harga dan
mutu terhadap produk impor. Dalam kondisi demikian kegiatan produksi
pangan harus berorientasi pada pasar internasional.
Pembangunan pertanian yang dilaksanakan secara konsisten selama
ini telah mampu menyediakan berbagai jenis pangan. Namun demikian,
adanya kelebihan ketersediaan pangan di tingkat wilayah (nasional,
regional) tidak menjamin adanya ketahanan pangan di tingkat individu atau
rumah tangga. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya kasus-kasus
kurang gizi dan rawan pangan sejak terjadinya krisis ekonomi. Oleh karena
itu, faktor akses individu dalam menjangkau kebutuhan pangan yang
diperlukan merupakan faktor kunci ketahanan pangan di tingkat rumah
tangga. Akses individu terhadap pangan yang dibutuhkan sangat
dipengaruhi oleh daya beli, tingkat pendapatan, harga pangan, proses
distribusi pangan, kelembagaan di tingkat lokal dan faktor sosial lainnya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan di tingkat lokal, terutama di
masa pandemik ini lebih khususnya ketersediaan pangan rumah tangga
diantaranya pemanfaatan teknologi urban farming, Masyarakat bisa
memanfaatkan lingkungan sekitar rumah untuk menanam, dapat
menerapkan vertikultur, hidroponik system wick dengan memanfaatkan
limbah botol plastic, tambulampot, dan sebagainya. Tidak harus memiliki
lahan luas, area sempit sekitar rumah dapat dioptimalkan untuk menanam
sayuran, buah kebutuhan pangan rumah tangga.

D. Sustainable Farming (Pertanian Berkelanjutan)

1. Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian
yang berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya,
Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak
menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian
yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi 29
warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Ada pun definisi lain dari sistem pertanian berkelanjutan adalah


sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi
pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara
lingkungan. Sistem pertanian berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai
keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian
dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam.
Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah,
air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan.
Sedangkan tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan
mempertahankan hasil pada aras yang optimal; mempertahankan dan
meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih
penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk
dan makhluk hidup lainnya.
Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-
komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang
berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.
Setelah perang dunia II penggunaan bahan kimia dan rekayasa
teknologi meningkat lagi dan mencapai puncaknya pada tahun 1970-an,
dimana pada tahun yang sama terjadi krisis energi. Semua negara
berlomba-lomba memacu produktivitas industri pertanian untuk
memenuhi bahan baku agroindustri. Semangat berkompetisi melahirkan
teknologi-teknologi baru di dunia pertanian seperti rekayasa genetika,
kultur jaringan, dan teknologi canggih pertanian.
Di negara-negara selatan seperti Indonesia, dicanangkan program
intensifikasi usaha tani, khususnya padi sebagai makanan pokok, dengan
mendorong pemakaian benih varietas unggul (high variety yield), pupuk
kimia dan obat-obatan pemberantas hama dan penyakit. Kebijakkan
pemerintah saat itu memang secara jelas merekomondasaikan
penggunaan energi luar yang dikenal dengan paket Panca Usaha Tani, yang
30
salah satunya menganjurkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida.
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Terminologi pertanian berkelanjutan (susitainable


agriculture) sebagai padanan istilah agroekosistem pertama kali dipakai
sekitar awal tahun 1980-an oleh pakar pertanian FAO (Food Agriculture
Organization). Argoekosistem sendiri mengacu pada modifikasi ekosistem
alamiah dengan sentuhan campur tangan manusia untuk menghasilkan
bahan pangan, serat, dan kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan manusia. Conway (1984) juga menggunakan istilah
pertanian berkelanjutan dengan agro ekosistem yang berupaya
memadukan antara produktivitas (productivity), stabilitas (Stability),
pemerataan (equlity). Jadi semakin jelas bahwa konsep agroekosistem
atau pertanian berkelanjutan adalah jawaban kegamangan
dampak green revolution antara lain di tenggarai oleh semakin
merosotnya produktivitas pertanian.
Kegagalan pertanian modern memaksa pakar pertanian dan
lingkungan berpikir keras dan mencoba merumuskan kembali sistem
pertanian ramah lingkungan atau back to nature. Jadi sebenarnya sistem
pertanian berkelanjutan merupakan paradigma lama yang mulai
diaktualisasikan kembali menjelang masuk abad ke 21 ini. Hal ini
merupakan fenomena keteraturan siklus alamiah sesuai dengan pergantian
abad.
Saat ini, negara-negara barat dilanda gelombang budaya teknologi
tinggi (information technology) yang disertai pesatnya penggunaan
teknologi super canggih dalam bidang telekomunikasi, misalnya penemuan
internet, telepon seluler, dan lain sebagainya. Sementara, negara-negara
selatan masih berada dalam masa transisi dari gelombang budaya
pertanian ke gelombang budaya industri. Teknologi yang diadopsi oleh
masyarakat manusia turut menentukkan semangat, corak, sifat, struktur,
serta proses ekonomi, sosial, dan budaya.
Ada dua peristiwa penting yang melahirkan paradigma baru sistem
pertanian berkelanjutan, peristiwa pertama adalah laporan Brundland dari
komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987,
yang
mendefinisikan dan berupaya mempromosikan paradigma pembangunan
31
berkelanjutan. Peristiwa kedua adalah konferensi dunia di Rio de Jenero
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Brazil pada tahun 1992, yang memuat pembahasan agenda 21 dengan


mempromosikan Sustainable Agriculture and Rural Development
(SARD) yang membawa pesan moral pada dunia bahwa ”without better
enviromental stewardship, development will be undermined ”berbagai
agenda penting termasuk pembahasan bidang yang termasuk dalam
pembahasan bidang pertanian dalam konferensi tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Menjaga kontinuitas produksi dan keuntungan usaha di bidang
pertanian dalam arti yang luas (pertanian tanaman pangan,
perkebunan, kehutanan, peikanan, dan peternakan) untuk jangka
panjang, bagi kelangsungan kehidupan manusia.
b. Melakukan perawatan dan peningkatan SDA yang berbasis pertanian.
c. Meminimalkan dampak negatif aktivitas usaha pertanian yang dapat
merugikan bagi kesuburan lahan dan kesehatan manusia.
d. Mewujudkan keadilan sosoal antar desa dan antar sektor dengan
pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Memasuki abad 21 ini, kesadaran akan bertani yang ramah
lingkungan semakin meningkat, sejalan dengan tuntuan era globalisasi
dan perdagangan bebas, hal ini terutama sekali dirasakan di negara-
negara maju, misalnya negara-negara Amerika dan negara-negara
Eropa. Sementara itu negara-negara berkembang misalnya Indonesia,
tampaknya masih terpuruk dan berkutat dengan dampak negatif green
revolution. Lahan-lahan sawah di pulau Jawa sebagai sentra produksi
padi menunjukkan indikasi adanya penurunan produktifitas. Sawah-sawah
mengalami kejenuhan berat atau pelandaian produktivitas karena
pemakaian pupuk kimia dan obat-obatan yang sudah melampaui ambang
batas normal.
Konsep pertanian yang berkelanjutan terus berkembang, diperkaya
dan dipertajam dengan kajian pemikiran, model, metode, dan teori
berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi suatu kajian ilmu terapan yang
diabadikan bagi kemaslahatan umat manusia untuk generasi
sekarang dan
mendatang.
32
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Pertanian berkelanjutan dengan pendekatan sistem dan besifat


holistic (menyeluruh) mempertautkan berbagai aspek dan disiplin ilmu
yang sudah mapan antara lain agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan
budaya.
Sistem pertanian berkelanjutan juga beisi suatu ajakan moral
untuk berbuat kebajikan pada lingkungan sumber daya alam dengan
mempertimbangkan tiga matra atau aspek sebagai berikut:
a. Lingkungan, sistem budidaya pertanian tidak boleh mnyimpang dari
sistem ekologis yang ada. Keseimbangan merupakan indikator adanya
harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismena dikendalikanoleh
hukum alam.
b. Bernilai ekonomis, sistem budidaya pertanian harus mengacu pada
pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk
jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem
ekologi maupun diluar sistem ekologi.
c. Berwatak sosial atau kemasyarakatan, sistem pertanian harus selaras
dengan norma-norma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung
tinggi oleh masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani
akan mengusahakan peternakan ayam diperkarangan milik sendiri.
Mungkin secara ekonomis dan ekologis menjanjikan keuntungan
yang layak, namun ditinjau dari aspek sosial dapat memberikan aspek
yang kurang baik misalnya, pencemaran udara karena bau kotoran
ayam. Norma- norma sosial dan budaya harus diperhatikan, apalagi
dalam sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak
antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat
berdekatan. Didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan
utama sebelum merencanakan
suatu usaha pertanian dalam arti luas.

Lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan


a. Kelayakan ekonomis (economic viability)
b. Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and
friendly)
33
c. Diterima secara sosial (Social just)
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

d. Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)


e. Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach)

Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan


Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM
(International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip
dasar dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan :
a. Prinsip ekologis
Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara
organisme dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya
pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber
keanekaragaman-hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak
mengeksploitasi). Upaya-upaya pelestarian harus sejalan dengan
upaya pemanfaatan.
b. Prinsip teknis
Produksi dan pengolahan prinsip teknis ini merupakan dasar untuk
mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip
ini mulai dari transisi lahan model pertanian konvensional ke
pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan,
pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang
digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik
setempat.
c. Prinsip Sosial ekonomis
Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara
sosial dan secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga
mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara
perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani.
d. Prinsip Politik
Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak
bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan.
Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun
adanya pemasaran yang adil.
34
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

2. Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung
jawabkan (economically viable). Petani mampu menghasilkan
keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada
tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.
b. Berwawasan ekologis (ecologically sound).
Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan
menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman
hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem
yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan
dan gangguan (stress dan shock).
c. Berkeadilan sosial.
Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses
dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang
terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama
atau kelompok etnis.
d. Manusiawi dan menghargai budaya lokal.
Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua
jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak
melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai tatanan
nilai, spirit dan pengetahuan lokal.
e. Mampu berdaptasi (adaptable).
Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah,
seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru
dan perubahan konstalasi (kumpulan orang yang saling
berhubungan) pasar.

Berdasarkan Lembaga Konsultasi Penelitian Pertanian Internasional,


pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil
untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang
berubah,
sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan
35
melestarikan sumber daya alam. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

a. Mantap secara ekologis, berarti kualitas sumber daya alam


dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan
mulai dari manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah
ditingkatkan. Berarti tanah harus dikelola dan kesehatan tanaman
dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis.
Sumber daya lokal digunakan secara ramah dan dapat diperbaharui.
b. Dapat berlanjut secara ekonomis.
c. Adil, yang berarti sumber daya dan kekuasaan didistribusikan
sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota
masyarakat dapat terpenuhi dan begitu pula hak mereka dalam
penggunaan lahan dan modal yang memadai serta bantuan teknis
yang terjamin.
d. Manusiawi, menghargai martabat dasar semua makhluk hidup dan
menghargai budaya lokal.
e. Luwes, masyarakat memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri
(mampu beradaptasi) dengan perubahan kondisi usaha pertanian.
f. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung
jawabkan. Para petani mampu menghasilkan keuntungan dalam
tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang
masih bisa ditolelir/diterima.
g. Berkeadilan sosial, ini yang sering mendapat hambatan, sistem ini
harus menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol
terhadap lahan, modal, informasi dan pasar bagi yang terlibat, tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama,
maupun
etnis.

3. Sifat-sifat sistem pertanian berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan memiliki lima sifat, diantaranya:
a. Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi
pertanian itu sendiri.
b. Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang
layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang
36
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan


partisipasinya.
c. Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-
haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang
lain.
d. Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk
budaya yang telah ada.
e. Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak
statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen
maupun produsen.

4. Indikator Sistem pertanian berkelanjutan


Berikut ini merupakan indicator system pertanian berkelanjutan :
a. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas
memadai.
b. Membudidayakan tanaman secara alami.
c. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam
ekosistem pertanian.
d. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang.
e. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan
penerapan teknik pertanian.
f. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian.

5. Aplikasi pertanian berkelanjutan


Beberapa kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas
pertanian dalam jangka waktu panjang, meningkatkan kualitas lingkungan
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan sebagai berikut :
a. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Pengendalian hama terpadu dapat dikombinasikan dengan beberapa
metode, yaitu biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya
37
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

meminimalkan biaya, kesehatan dan resiko lingkungan sebagai


berikut:
• Penggunaan insektisida, reptil atau binatang yang dapat
mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama.
• Menggunakan tanaman sebagai perangkap hama, berfungsi
sebagai pemikat yang akan menjauhkan hama dari tanaman
utama.
• Menggunakan mulsa dan drainase sebagai metode alami yang
dapat menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan
kebutuhan terhadap fungisida sintetis.
• Melakukan rotasi tanaman untuk memutuskan populasi
pertumbuhan dan perkembangan hama setiap tahun.

b. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput


Sistem pengelolahan budidaya rumput intensif adalah dengan
memberikan tempat bagi bintang ternak di luar areal pertanian yang
ditanami rumput berkualitas tinggi dan secara tidak langsung
dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, sistem
rotasi pula dapat memberikan waktu bagi pematangan pupuk
organik. Hal ini tentunya saling menguntungkan bagi para petani.
c. Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur,
mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan
pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air.
Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:
• Menciptakan jalur-jalur konservasi.
• Menggunakan DAM penahan erosi.
• Melakukan penterasan.
• Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan
tanah.
d. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian 38
penting dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas


air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan
penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun
langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara
lain;
• Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan
tanah bagian atas (top soil)
• Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
• Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
• Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk
mencegah peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian
yang terdapat pada peternakan intensif.
e. Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada
akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat
menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan pertumbuhan
gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan
kualitas tanah.
f. Diversifikasi Lahan dan Tanaman
Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan
pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama
penggangu tanaman, dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi
tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan rumput-
rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi
lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang
bermanfaat.
Beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan :
• Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan
lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya
yang memakan serangga dan insekta.
• Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan
pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari 39
kegagalan menanam sejenis tanaman saja.
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

g. Pengelolaan Nutrisi Tanaman


Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan
kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan
penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk
kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminoceae)
sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik
yang harus dikeluarkan.
Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara
lain:
• Pengomposan
• Penggunaan kascing
• Penggunaan pupuk hijau (dedaunan)
• Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan
rumput laut.
h. Agroforestri (wana tani)
Agroforestri adalah suatu sistem tata guna lahan yang permanen,
dimana
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama
atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga
sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan.
Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi
maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan
sistem agroforestri ini antara lain:
• Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-
tanaman musiman dan tanaman-tanaman tahunan.
• Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering
terjadi pada tanaman satu jenis (monokultur).
• Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri
memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi
ruang secara berlapis ke arah vertikal. Adanya struktur
stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari
hempasan air hujan,
karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang 40
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air


hujan yang jatuh bebas.

E. PERKEMBANGAN ALAT MESIN PERTANIAN


Pada zaman purba orang belum mengenal cara bercocok tanam,
manusia hanya mengambil bahan makanan yang dihasilkan alam. Namun
untuk mengambil bahan makananpun memerlukan alat. Pada zaman ini
manusia menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu.
Alat-alat yang digunakan pada masa ini antara lain: Kapak perimbas
untuk merimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang. Kapak
genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan. Alat serpih
digunakan sebagai pisau.

Kapak perimbas, Sumber : kompas.com Kapak genggam, Sumber :


Idsejarah.net

Karena kebutuhan pangan terus meningkat, maka manusia mulai


mengenal cara bercocok tanam walaupun masih sangat sederhana. Alat
bercocok tanam yang digunakan pada saat itu masih berasal dari batu yang
dihaluskan misalnya beliung persegi untuk menebang kayu dan mencangkul.
Kapak lonjong untuk mengolah tanah.

41
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Kapak/beliung persegi, Sumber Idsejarah.net


Seiring perkembangan peradapan manusia dan cara bercocok tanam
maka mulailah terjadi perkembangan alat yang tadinya hanya berasal dari
batu, mulai berkembang alat-alat yang berasal dari logam walaupun
jumlahnya sedikit, karena ketersediaan logam terbatas. Alat-alat pertanian
berasal dari logam masih berkembang sampai sekarang, dan masih
banyak digunakan dalam kegiatan bercocok tanam.
Berikut ini adalah contoh alat-alat pertanian yang masih banyak
digunakan secara konvensional :
a. Cangkul adalah alat bercocok tanam tradisional yang berfungsi
untuk menggali tanah, memindahkan, maupun meratakan tanah
serta membersihkan tanah tempat tanaman bertumbuh dari rumput.
b. Kipas adalah alat bercocok tanam tradisional yang berfungsi
untuk membersihkan padi yang sudah dipanen dengan cara
mengipas padi
c. Bajak adalah alat bercocok tanam modern dengan bantuan mesin
yang berfungsi untuk menggemburkan tanah / lahan sebelum
ditanami dengan bibit tanaman.
d. Sekop adalah alat bercocok tanam yang berfungsi untuk untuk
memindahkan tanah dari satu tempat ke tempat lain.
e. Sabit adalah alat bercocok tanam tradional berfungsi
untuk memanen padi yang sudah matang dengan memotong
batang padi pada bagian bawah.
f. Ani-ani adalah alat bercocok tanam tradisional berupa sebuah pisau
42
kecil yang berfungsi untuk memanen padi dengan cara memotong
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

tangkai bulir padi yang sudah matang. Dengan perkembangan


budidaya tanaman untuk memanen padi dilakukan dengan
menggunakan sabit
g. Lesung air berfungsi untuk menumbuk padi yang telah dipanen agar
terkelupas dan menjadi beras.
h. Tongkat kayu / tugal adalah alat bercocok tanam tradisional dengan
ujung runcing yang berfungsi untuk membuat lubang pada tanah
yang akan ditanami bibit tanaman dengan cara menumbuk tanah.
i. Garu. Tahap kedua dalam mengolah tanah dilakukan dengan
menggunakan garu. Hasilnya, tanah akan menjadi jauh lebih gembur
dan rata, tata kelola air menjadi jauh lebih baik, tanaman liar yang
menganggu dan berpotensi merusak hasil pertanian juga hancur.
Ada beberapa jenis garu yang biasa digunakan:
1. Garu Sisir -> Garu sisir lazim digunakan pada tanah bongkah
untuk membuatnya lebih subur. Namun, penggunaannya akan
lebih optimal pada saat lahan pertanian tersebut masih
basah setelah diolah menggunakan alat pembajak
2. Garu Piring -> Garu ini dimanfaatkan untuk memangkas
rumput pada permukaan tanah yang akan ditanami,
menghancurkan lapisan tanah sehingga lebih lembut dan
siap untuk ditanami. Setelah benih disebar, garu piring juga
dapat digunakan untuk menutup biji tersebut agar
sepenuhnya tertimbun tanah.
3. Garu Paku -> Memiliki gigi-gigi yang menyerupai paku, garu
jenis ini dimanfaatkan untuk meratakan serta menghaluskan
tanah setelah dibajak. Apabila telah masanya untuk
menyiangi tanaman yang baru tumbuh, para petani
juga bisa
menggunakan alat ini.

43
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Pacul. Sumber : faceboook.com Garu tanah. Sumber :


shopee.co.id

Sabit . sumber : blibli.com Bajak. Sumber :


jatengprov.go.id

Kipas. Sumber : facebook.com Ani-ani. Sumber :


kompasiana.com

44
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Lesung. Sumber : republika.co.id Tugal. Sumber : infopublik.id

Dengan berkembangnya teknologi saat ini, pekerjaan para petani


juga semakin dimudahkan dengan hadirnya alat-alat pertanian modern
yang bisa digunakan seperti di bawah ini:
a. Traktor adalah alat bercocok tanam modern dengan bantuan mesin
yang berfungsi untuk menggemburkan tanah yang akan ditanami
dengan bibit tanaman.

Sumber : quick.co.id

b. Rotavator adalah alat bercocok tanam modern dengan bantuan


mesin yang berfungsi untuk menggemburkan tanah dengan cara
memotong, membolak – balik, dan mencacah tanah.

45
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Sumber : solidworld.com

c. Mesin penanam jagung. Mesin penanam jagung adalah alat


bercocok tanam modern dengan bantuan mesin yang berfungsi
untuk menanam bibit jagung.

Sumber : shopee.co.id

d. Mesin penanam padi. Mesin penanam padi adalah alat bercocok


tanam modern dengan bantuan mesin yang berfungsi
untuk menanam bibit tanaman padi yang masih tumbuh kecil.

Sumber : jatengprov.go.id
46
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

e. Pompa irigasi adalah salah satu alat bercocok tanam


yang berfungsi untuk mengairi lahan tanaman sehingga tanaman
bertumbuh dengan baik.

Sumber : klikglodok.com

f. Power weeder adalah salah satu alat bercocok tanam modern


dengan bantuan mesin yang berfungsi untuk mebersihkan gulma
atau tanaman penganggu dari lahan tanaman.

Sumber : amazon.in

g. Thereser adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan


bantuan mesin yang berfungsi untuk membersihkan padi yang telah
dipanen dari sisa kotoran.

47
Sumber : facebook.com
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

h. Mesin pengering padi adalah salah satu alat bercocok tanam


modern dengan bantuan mesin yang berfungsi untuk
mengeringkan padi yang masih lembab atau basah yang baru
dipanen dari sawah.

Sumber : shopee.co.id

i. Harvester adalah salah satu alat bercocok tanam modern dengan


bantuan mesin yang berfungsi untuk memanen padi dengan cara
memotong padi dan merontokkan batang dan daunnya hingga
menghasilkan padi tanpa batang dan daun.

Sumber : trelleborg.com

j. Mesin semprot adalah salah satu alat bercocok tanam modern


dengan bantuan mesin yang berfungsi untuk menyemprot tanaman
dengan pupuk cair sebagai sumber makanan tamabahan pada
tanaman maupun menyemprot tanaman dengan obat pengusir /
pemberantas hama.

48
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Sumber : amtast.id

k. Mesin penebar pupuk adalah salah satu alat bercocok tanam


modern dengan bantuan mesin yang berfungsi untuk menyebarkan
pupuk berbentuk serbuk pada tanaman.

Sumber : id.wikipedia.org

SMART FARMING
Smart farming adalah sistem pertanian berbasis teknologi yang
dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan
kualitas. Smart farming merupakan metode pertanian cerdas berbasis
teknologi. Terdapat beberapa teknologi pertanian yang digunakan di
antaranya penyiraman otomatis, drone sprayer (drone penyemprot
pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan
lahan) serta soil
and weather sensor (sensor tanah dan cuaca).

49
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Drone sprayer
Sumber : bushhguidelines.org

FARMING, PRESISI, DAN TERINTEGRASI


Penerapan metode smart farming 4.0 bukan sekedar tentang
penerapan teknologi pertanian. Namun, kunci utama dari metode ini
adalah tentang data yang terukur. Apa saja yang dibutuhkan tanaman
untuk mencapai hasil produksi yang optimal? Apa yang harus dilakukan
petani? Semua pertanyaan ini bisa dijawab dengan penerapan metode
smart farming 4.0.
Keberadaan sensor tanah dan cuaca yang terpasang di lahan
pertanian, akan membantu petani dalam mendapatkan data tentang
tanamannya. Data yang dapat diperoleh dari sensor ini di antaranya seperti
kelembapan udara dan tanah, suhu, pH tanah, kadar air, curah hujan,
hingga kecepatan angin. Data tersebut dapat digunakan petani untuk
memantau
kondisi lahannya.

50
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Sistem irigasi pintar ECOMOTION. Sumber : faceboook.com

Sistem Irigasi Pintar ENCOMOTION misalnya, suatu sistem yang


digunakan untuk melakukan penyiraman secara tepat dan presisi. Sistem
irigasi pintar ENCOMOTION ini menggunakan dua alat yang bernama
SiJamoor dan SiRamot. Sijamoor berperan sebagai sensor untuk memantau
kondisi lingkungan sekitar tanaman sedangkan SiRamot berperan sebagai
alat yang mengatur jumlah air yang akan diberikan pada tanaman.
Pada dasarnya, SiJamoor merupakan sensor cuaca yang akan
memantau dan mengumpulkan data secara berkala mengenai suhu,
kelembapan, intensitas cahaya, curah hujan, serta kecepatan dan arah
angin. Kemudian data tersebut secara otomatis akan terkirim dan
tersimpan pada dashboard dan aplikasi Encomotion. Kemudian data
tersebut akan digunakan oleh SiRamot (alat pengatur) untuk menentukan
jumlah air yang diberikan pada tanaman. Penyiraman otomatis akan
dilakukan oleh sistem irigasi pintar pada pukul 8 pagi dan 4 sore.
Penerapan metode smart farming 4.0 bisa jadi solusi bagi berbagai
permasalahan di sektor pertanian Indonesia. Masa depan pertanian
Indonesia adalah pertanian yang cerdas berbasis teknologi.

51
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

PENERAPAN INTERNET OF THINGS (IoT) SOLUSI DI SEKTOR PERTANIAN


Penerapan Internet of Things (IoT) pada sektor pertanian menjadi
gagasan baru yang harus dikembangkan dan sangat tepat untuk
direalisasikan pada sektor pertanian. Karena Internet of Things (IoT)
mampu menjawab semua permasalahan yang dimiliki oleh petani. Sensor-
sensor yang dimiliki Internet of Things (IoT) dalam sektor pertanian
mampu mendeteksi tingkat kesuburan tanah, pengendalian penyakit
maupun hama. Kemudian, teknologi wireless yang ada pada Internet of
Things (IoT) mampu mendeteksi cuaca dan iklim. Selain itu, teknologi
Internet of Things (IoT) mampu melakukan penjadwalan
otomatisasi penyiraman, penyemprotan pestisida dan pemupukan.
Dengan berbagai kekuatan yang ada pada Internet of Things (IoT) menjadi
potensi dan solusi yang sangat besar untuk mendukung dan membantu
petani di Indonesia. Perkembangan IoT
Perkembangan teknologi di dunia semakin pesat seiring maraknya
digitalisasi di berbagai sektor. Tantangan bagi pelaku bisnis yaitu
bagaimana sistem yang digunakan dapat mudah diakses dimana saja
dan kapan saja. Sehingga hal itu mendorong tumbuhnya teknologi
Internet of Things (IoT).
Internet of Things (IoT) mendeskripsikan jaringan objek fisik yang
terpasang
dengan sensor, perangkat lunak, dan teknologi lain. Tujuannya yaitu untuk
menghubungkan dan bertukar data dengan perangkat sistem lain melalui
internet. “Konsep pertanian presisi tidak terlepas dari IoT, Data yang ada di
lapangan dikumpulkan oleh berbagai sensor di lapangan. Data yang dikirim
melalui internet untuk diolah dan dibuat keputusan lebih lanjut ( Wibowo,
N.H., dalam Permana 2019).
Penerapan Internet of Thing (IoT) pada pertanian dapat berupa
teknologi sensor untuk penggunaan air, sensor untuk mendeteksi serangan
hama, dan juga sensor yang mengetahui emisi lingkungan. Dengan
penerapan tersebut hasil pertanian dapat meningkat dengan pesat dan

akurat. Selain itu, IoT dapat mempermudah pengawasan lahan produksi


52
melalui smartphone.
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Manfaat penggunaan IoT pada sektor pertanian


Penggunaan IoT bisa mewujudkan pertanian presisi (precision
farming) dan irigasi pintar. Artinya, melalui penggunaan sensor yang
diterapkan di lahan pertanian memungkinkan petani mendapatkan
informasi detail topografi, tingkat kesuburan, tingkat keasaman hingga
suhu tanah, bahkan dapat mengukur cuaca serta memprediksi pola cuaca.

Tantangan penerapan IoT pada sektor pertanian


IoT memiliki tantangan berupa terbatasnya daya listrik dan
perangkat komunikasi di lapangan. Hal tersebut karena sebagian besar
daerah pertanian di Indonesia berada di remote area yang terbatas
infrastrukturnya. Pada saat penerapannya pun masih ada tantangan
yang dihadapi, yaitu mengedukasi petani dalam penggunaan teknologi
ini untuk mendukung kegiatan/operasional mereka sehari-hari. Untuk
mengatasi tantangan tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak
baik pemerintah, swasta maupun petani itu sendiri.
Dengan berkembangnya Internet of Things (IoT) pada sektor
pertanian maka berpotensi pada peningkatan produktivitas pertanian,
meningkatkan ketertarikan golongan milenial dalam bertani, dan dampak
positif lingkungan seperti penggunaan air yang akurat. Namun, tantangan
penerapan IoT perlu dihadapi oleh kita semua untuk kemajuan pertanian di
Indonesia.

F. Penerapan Bioteknologi Dalam Pertanian

1. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata bios yaitu hidup, teuchos yaitu alat
dan logos yaitu ilmu, sehingga dapat dikatakan bahwa bioteknologi adalah
ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Menurut
European Federation of Biotechnology (EFB), bioteknologi sebagai
perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
53
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme


hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa.
Menurut IGA. Maya Kurnia (2014) Bioteknologi adalah
pemanfaatan dan/atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen
biologi untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi
manusia karena di dalamnya terdapat perekayasaan proses, termasuk
rekayasa genetika. Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia
sejak ratusan tahun yang lalu, dengan menggunakan mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur ragi untuk membuat makanan bermanfaat
seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun istilah
bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses
fermentasi dalam pembuatan anggur. Di bidang pertanian,
mikroorganime digunakan sejak abad ke-19 untuk mengendalikan hama
serangga dan menambah kesuburan tanah. Mikroorganisme juga sudah
digunakan secara luas didalam mengolah limbah industri dalam
dasawarsa ini.

2. Jenis Bioteknologi
a. Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvesional adalah bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme secara langsung untuk menghasilkan
suatu produk, proses bioteknologi konvensional ini lebih dikenal
dengan istilah fermentasi. Fermentasi merupakan proses produksi
energi tanpa oksigen (anaerob) namun seiring berkembangnya
teknologi istilah fermentasi meluas menjadi semua proses yang
melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk baik
metabolit primer atau metabolit sekundernya. Contoh produk hasil
fermentasi yaitu yoghurt, keju, bir, tape dan tempe. Dalam dunia
pertanian bioteknologi konvensional dapat digunakan untuk
membuat pupuk kompos, pupuk kandang dan biogas melalui proses
fermentasi dengan
bantuan mikroorganisme.

54
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

b. Bioteknologi modern.
Bioteknologi modern erat kaitannya dengan rekayasa genetika,
dalam bidang pertanian bioteknologi mempunyai tujuan untuk
meningkatkan produktivitas dan perbaikan sifat-sifat suatu tanaman
pada level gen. Secara keseluruhan bioteknologi dalam bidang pertanian
bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan.
Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian dapat membantu
dalam percepatan produksi benih, perbaikan sifat-sifat tanaman,
hingga menghasilkan jenis tanaman baru. Semua itu bisa dihasilkan
dengan
cara rekayasa genetika dan kultur jaringan.

3. Penerapan Bioteknologi di bidang Pertanian


Penerapan bioteknologi mulai dari bioteknologi konvensional sampai
dengan bioteknologi modern, sudah banyak sekali diterapkan di bidang
pertanian.
Beberapa contoh penerapan bioteknologi di bidang pertanian antara lain :
a. Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa
makhluk hidup yang sudah terdekomposisi. Ada dua jenis pupuk organik
yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC).
Dalam proses pembuatan pupuk organik dibantu oleh
mikroorganisme untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik.
Mikroorganisme yang sering digunakan di bidang pertanian adalah Efektif
Mikroorganism 4 (EM 4). Bakteri terdiri dari sekumpulan bakteri yang
berasal dari genus Lactobacillus dan Saccharomyces.
b. Pestisida hayati
Pestisida hayati merupakan pestisida yang memanfaatkan
mikroorganisme hidup sebagai agen hayati pengendali OPT. Agen tersebut
dapat berupa virus atau fungi. Terdapat lebih dari 70000 spesies
organisme pengganggu tanaman dan 10% di antaranya tergolong hama
dan penyakit utama yang merugikan secara ekonomi. Dengan jumlah
begitu banyak
maka perlu dilakukan pengendalian. Umumnya petani melakukan
55
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

pengendalian dengan cara kimia. Pengendalian organisme pengganggu


tanaman hendaklah dilakukan secara terpadu.
Pengendalian secara kimia merupakan alternatif terakhir dalam
metode pengendalian OPT secara terpadu. Selain itu pengendalian secara
kimia memang sangat cepat dan praktis dilakukan namun di samping
kepraktisannya pengendalian secara kimia membutuhkan biaya yang
mahal. Pengendalian secara kimia juga dapat menyebabkan hama
menjadi resisten terhadap suatu bahan kimia. Hama resisten sendiri
muncul karena dari sekian banyak hama yang dikendalikan dengan metode
kimiawi masih terdapat hama yang bertahan walaupun jumlahnya sedikit.
Oleh karena itu pestisida hayati diterapkan guna mengurangi dampak
yang ditimbulkan dari pengendalian secara kimiawi.
Beberapa penerapan biopestisida hayati antara lain adalah cendawan
entomopatogen yang dijadikan sebagai bioinsektisida. Terdapat lebih dari
700 spesies cendawan yang memiliki sifat patogen terhadap berbagai
jenis spesies serangga. Diantaranya adalah cendawan entomopatogen
dari genus Aschersonia telah diidentifikasi untuk pengendalian serangga
yang berukuran kecil seperti kutu dan larva. Cendawan ini dapat
dipertimbangkan sebagai jamur prospektif untuk memanajemen lalat buah.
Hal ini disebabkan toleransinya terhadap kelembaban, ketahanan terhadap
musuh alami dan kemampuan menginfeksi serangga penghisap tumbuhan
dengan membunuh serangga baik secara langsung ataupun
sekunder. Cendawan entomopatogen Aleyrodis juga mempunyai banyak
inang termasuk kutu kebul ( Bemisia tabaci) yang merupakan factor utama
penyakit virus pada tanaman kedelai. dengan adanya penerapan
bioteknologi di bidang pertanian dapat meningkatkan dan memajukan
sektor pertanian di Indonesia.
c. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah suatu usaha memanipulasi suatu gen
organisme untuk tujuan tertentu, dengan cara menghilangkan atau
menambahkan suatu gen sehingga menghasilkan organisme dengan sifat-
sifat yang diinginkan. Organisme yang telah direkayasa genetikanya sering
56
disebut dengan Genetic Modified Organism (GMO). Contoh bioteknologi dalam
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

bidang pertanian yang berupa tanaman GMO yang ada di sekitar kita
diantaranya adalah:
• Jagung manis. Jagung manis yang kita konsumsi saat ini
merupakan jagung hasil rekayasa genetika. Pada jagung manis gula
yang terkandung direkayasa untuk tidak diubah menjadi pati sehingga
tetap manis dan berair.
• Pepaya California, pepaya ini juga merupakan hasil rekayasa genetika
oleh seorang profesor dari IPB, yang memiliki kelebihan rasa lebih
manis dan cepat berbuah.
• Golden rice, pada tanaman padi ini disisipkan gen penghasil beta
karoten dari tanaman wortel, sehingga padi ini memiliki kelebihan
selain mengandung karbohidrat juga memiliki kandungan vitamin A.
• Kapas yang resisten terhadap Bt toksin, pada tanaman kapas ini telah
disisipkan gen Bt toksin sehingga aman dari hama.
• Kedelai impor yang menjadi bahan baku dari tempe dan tahu, kedelai
ini telah disisipkan dengan gen EPSPS sehingga kedelai impor ini
tahan terhadap herbisida berbahan glifosfat. Selain itu kelebihan
lainnya adalah harganya lebih murah karena selalu tersedia di
pasaran.

Jagung dan Kedelai Hasil Rekayasa Genetika.


Sumber : bbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id

d. Kultur jaringan
Selain rekayasa genetika, kultur jaringan juga memiliki peran dalam
bidang bioteknologi pertanian. Kultur jaringan digunakan untuk 57
memperbanyak tanaman hasil rekayasa genetika dan juga untuk
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

menyediakan benih unggul yang selalu tersedia sepanjang waktu yang


tidak dapat dipenuhi dengan perbanyakan tanaman secara konvensional.
Selain itu kultur jaringan juga digunakan untuk menghasilkan benih
tanaman dalam waktu relatif cepat dan dalam jumlah banyak yang tidak
tergantung kondisi musim atau cuaca.
Kultur jaringan sendiri bukanlah suatu ilmu, melainkan suatu
teknik yang sangat penting dalam bidang bioteknologi pertanian. Kultur
jaringan merupakan teknik menumbuhkan tanaman dari bagian
tanaman yang dapat berupa sel, jaringan atau organ yang ditanam dalam
media tumbuh dalam kondisi lingkungan yang aseptis sehingga tumbuh
menjadi tanaman utuh. Media tumbuh yang digunakan pada kultur
jaringan berisi nutrisi makro, mikro, dan vitamin yang dibutuhkan oleh
tanaman seperti layaknya yang ada dalam tanah.

Sumber : ilmudasar.id

Pengertian lain mengenai kultur jaringan adalah metode


perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan teknik menumbuhkan
eksplan pada medium yang mengandung zat hara yang sesuai dengan
kebutuhan eksplan pada kondisi yang aseptik dan lingkungan yang
terkendali.
Eksplan adalah bahan tanam yang dapat berupa protoplasma (sel
yang sudah dihilangkan dinding selnya), jaringan, organ, dan embrio.
Kondisi aseptik yaitu ruangan, media, alat tanam, dan eksplan harus dalam
kondisi aseptik (keadaan bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit).
58
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

Lingkungan terkendali maksudnya adalah suhu dan cahaya


terkendali.
Langkah-langkah dalam melakukan kultur jaringan adalah sebagai berikut:
1. memilih tanaman induk sebagai sumber eksplan ( tanaman yang dipilih
adalah tanaman yang sudah jelas jenis, varietas, spesies, dan juga
bebas dari hama dan penyakit).
2. melakukan inisiasi kultur
3. melakukan sterilisasi pada seluruh alat yang digunakan dan juga
bahan tanam.
4. multiplikasi atau penggandaan tunas atau embrio tanaman
5. pengakaran
6. aklimatisasi atau pemindahan eksplan ke lahan tanam.

Ilustrasi langkah-langkah melakukan kultur jaringan


Sumber : zonasiswa.com

Aplikasi bioteknologi lainnya dapat digunakan untuk menciptakan pertanian yang


berkesinambungan, dengan cara mengurangi ketergantungan pertanian terhadap
bahan kimia. Berbagai macam riset bioteknologi terus dilakukan untuk
menemukan produk pertanian yang dapat meningkatkan produksi maupun
dapat
59
menjadi solusi terhadap permasalahan pertanian lainnya.
MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS

DAFTAR PUSTAKA

Abay, U, . 2020. Aplikasi Bioteknologi Dalam Dunia Pertanian.


https://www.swadayaonline.com/artikel/6421/Aplikasi-Bioteknologi-dalam-
Dunia-Pertanian/ , diakses tanggal 25 September 2021
Handewi, P.S.R., Mewa, A., 2002. Ketahanan Pangan : Konsep, Pengukuran dan
Strategi, FAE, Volume 20 No.1 : 12-24. Bogor
Kurnia, IGA.M. 2014. Bioteknologi Pertanian,
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/bioteknologi
- pertanian-76 , diakses tanggal 25 September 2021.
Kusmiadi, E., 2014. Pengantar Ilmu Pertanian, repository.ut.ac.id
Permana, A. 2019. Alumni ITB Ciptakan Inovasi Alat Precision Farming,
https://www.itb.ac.id/news/read/57142/home/alumni-itb-ciptakan-inovasi-
alat-precision-farming , diakses tanggal 25 September 2021.
Rivai, R.S., Iwan, S.A., 2011. Konsep Dan Implementasi Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan Di Indonesia, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 29
No.1:13-25, Bogor.
Rubiah, H. 2021. Encomotion, Sistem Irigasi Pintar, Alat Penyiram Tanaman
Otomatis, https://www.biopsagrotekno.co.id/encomotion-sistem-irigasi-
pintar-alat-penyiram-tanaman-otomatis/ , diakses tanggal 25 Sepetember
2021.

Safitri, N.N., 2020. Peran Bioteknologi Tanaman Dalam Bidang Pertanian,


https://www.bengkulunews.co.id/peran-bioteknologi-tanaman-dalam-
bidang-pertanian , diakses tanggal 25 September 2021
Setiawan, M.I., Hery, B., Koespiadi. 2015. Pengembangan sentra pertanian perkotaan
(urban Farming) menggunakan struktur air inflated greenhouse, Prosiding
Seminar Nasional Fakultas Teknik Sipil Universitas Narotama, Surabaya.

60

Anda mungkin juga menyukai