Sary Shandy
Universitas Khairun, Program Studi Teknik Sipil, Ternate, 97719, Indonesia
ABSTRAK
metode eksak tidak mungkin digunakan antar pola perubahan bentuk pada daerah
pada struktur dengan kompleksibilitas yang sesuai dalam kontinum semula harus
yang sedemikian rumit, karena dipertahankan, (3). Semua perpindahan
penyelesaian eksak hanya hanya dapat titik simpul harus ditinjau, (4).
diperoleh untuk kasus yang paling Kompatibilitas semua perpindahan dan
sederhana. tegangan dalam elemen hingga harus harus
Sebagai alternatif yang lebih baik, dipertahankan, (5). Kompatibilitas semua
maka mulailah dikembangkan berbagai perpindahan tepi dan tegangan di
metode numerik yang merupakan suatu sepanjang tepi-tepi elemen yang
metode pendekatan terhadap solusi eksak bersebelahan harus dipenuhi, (6). Elemen-
dengan seteliti mungkin. Metode numerik elemen tidak boleh mengalami regangan
adalah suatu rekayasa matematika yang bila terjadi perpindahan benda tegar (rigid
mentransformasikan ekspresi mekanika body), (7). Fungsi perpindahan yang
kontinu (bentuk kalkulus dan persamaan ditetapkan untuk suatu elemen harus
diferensial) menjadi ekspresi mekanika mampu menyatakan semua regangan yang
distrit (bentuk matriks). mungkin terjadi dan regangan tersebut
Metode elemen hingga adalah harus menuju ke suatu nilai jika elemen
perluasan metode matriks perpindahan ke diperkecil, (8). Keseimbangan
matriks perpindahan ke analisis kontinum makroskopik elemen harus dipenuhi, (9).
struktural. Kontinum suatu suatu pelat Untuk masalah dinamis, energi kinetik
diganti dengan struktur pengganti yang pada sistem semula jika elemen
terdiri dari elemen- elemen distrit, yang diperbanyak sampai tak terhingga.
dibatasi oleh garis-garis pertemuan yang Teknik analisa struktur dengan metode
lurus atau lengkung dan memiliki semua elemen hingga tidak dipengaruhi oleh jenis
sifat bahan yang sama seperti pelat semula, elemen yang dipakai asalkan koefisien
yang saling berhubungan hanya di titik- kekeakuan bahan yang sesuai tersedia.
titik simpul. Hubungan ini sedemikian rupa Konvergensi dan ketepatan penyelesaian
hingga kontinuitas tegangan dan yang bisa diperoleh sangat tergantung pada
perpindahan yang sebenarnya pada pelat pola perubahan bentuk yang dipilih untuk
bisa didekati oleh perpindahan kontinum elemen-elemen hingga sebagai pengganti
pada analisis matriks perpindahan didekati struktur kontinum sebenarnya. Karena
oleh perpindahan elemen-elemen hingga, penetapan pola perubahan untuk untuk
kriteria konvergensi yang paling umum elemen-elemen, sehingga elemen hingga
dalam cara elemen hingga adalah : yang diperoleh disebut model perpindahan.
Energi total pada sistem pengganti yang Dan sebagai ganti perpindahan dapat juga
diperoleh dengan rakitan elemen-elemen ditetapkan pola distribusi tegangan yang
hingga harus mendekati energi total dalam elemen dan tepi-tepinya. Dengan
struktur semula bila jumlah elemen cara ini kita akan mendapatkan model
diperbanyak sampai tidak berhingga. keseimbangan.
Karena energi potensial sistem pengganti Untuk bahan struktur yang bersifat
berkaitan dengan matriks kekakuan, orthotropis dan menunjukan bahan elastis
matriks perpindahan ini harus memenuhi linier yang jelas, hukum Hooke satu
kriteria khusus berikut : (1). Idealisasi dimensi menghubungkan tegangan normal
elemen sesedikit mungkin, (2). Kemiripan dan regangan sebagai, σ = E •ε. Dimana σ
45
Jurnal Teknik
adalah Tegangan, E adalah modulus jumlah momen semua gaya dalam baik
elastisitas Young, dan ε adalah Regangan. terhadap sumbu X maupun sumbu Y
Gaya dalam dalam fungsi perpindahan dengan nol.
dalam hal ini, komponen tegangan σ x dan Untuk sumbu Y :
σy yang menimbulkan momen lentur pada
pelat, dan tegangan geser = xy = yx yang
m x m yx
menimbulkan momen punter pada pelat. mx dx dy m x dy m yx dy dx
x y ..(1)
Jadi dengan mengintegrasikan komponen
q dx dx
tegangan normal dan tegangan geser m yx dx q x x dx dy q x dy 0
x 2 2
tersebut akan diperoleh momen lentur dan
punter yang bekerja pada pelat. Dimana :
1 q x
Keseimbangn Elemen Pelat Dengan dx2 dy 0 …………………..(2)
menganggap pelat hanya memikul beban 2 x
lateral maka tiga persamaan keseimbangan
dasar pelat, yaitu Mx = 0, My = 0, Pz
= 0.
Jadi beban luar Pz dipikul oleh gaya geser
transversal Qx dan Qy serta oleh momen
lentur Mx dan My dengan menyamakan
46
Jurnal Teknik
P = 5 0 kg /m
q = 1 0 9 5 kg /m
3 ,6 m
Mmaks
max
wx
360 cm
w L2
Mmaks PL
2
b h 2 3,6 0,2 2
²
wx 0,024m 3
6 6
1095 3,6 2
Mmaks 50 3,6
2
7145,96kgm = 29774,83
max
Gambar 2. Contoh kasus 0,024m 3
kg/m2
3.1.2. Metode elemen hingga
A. Penentuan titik nodal utama
pada struktur.
3.1.Perhitungan Tegangan Pada Penomoran titik nodal elemen
Struktur ditentukan dalam arah lawan
3.1.1. Metode Eksak perputaran jarum jam. Untuk
Diketahui : beton = 2400 kg/m3, struktur pelat yang dimodelisasi
Panjang bentangan pelat = 3,6 meter, menjadi 1 elemen
Lebar bentangan pelat = 1,5 meter, penomorannya digambarkan
Tebal pelat = 20 cm, Berat sendiri sebagai berikut :
pelat = 0,2 x 2400 kg/m3 = 480
kg/m2, Beban merata = 250 kg/m2, 4 3
1,5 meter
Beban terpusat = 50 kg, Dengan 1
1,5 m eter
kg/m 1 2 1 2 3
2 3 2 3 4
(a ) (b )
besarnya tegangan yang bekerja pada
struktur. 10 9 8 7 6
1,5 m eter
1 2 3 4
1 2 3 4 5
3 ,6 m eter
(c ) 48
Jurnal Teknik
(-1 ;1 ) (1 ;1 )
Elemen I
2 1
r y
s
3 4
1 r 150 cm
x
(0 ;0 )1 2 (1 2 0 ;0 )
1
1 2
4 4 4 4 x8 y 8
120 cm
Gambar 7. Elemen 1
83.66 0 11.953 10 3
3 1 0.000
J1 J1 6.27 10 J1
Koordinat titik nodal untuk elemen 1 23.66 75 3 3
sesuai gambar 7 adalah sebagai berikut 3.771 10 13.333 10
x1 x2 12 x7 12 x8 b. Mencari matriks C
= 0 = 0 = 0 = 0 1 0
y1 y2 y7 15 y8 15 E 0 1 0
C
= 0 = 0 = 0 = 0 1 1 2 1 2
0 0
2
Jumlah tititk integrasi yang
digunakan pada elemen referensi adalah 2.69 105 1.15 105 0.00 100
berjumlah 2 titik atau disebut integrasi titik
Gauss 2 x 2. Sehinga berdasarkan C 0.00 10 2.69 10 0.00 10
0 5 0
ketentuan koordinat titik Gauss dan Faktor 0.00 100 0.00 100 7.69 104
berat untuk integrasi Gauss (Mhd. Daud
Pinem, “Analisis struktur dengan Metode
Elemen Hingga” hal: 153), nilai koordinat
c. Mencari matriks B
s dan r serta faktor pemberat (w) untuk
elemen 1 adalah sebagai berikut :
50
Jurnal Teknik
s1 1 1 s 1 s 1 s
1 1 1
0 0 0 0
4 4 4 4
r1 1 1 r 1 r 1r
1 1 1
j11 j12 0 0 4 0 0 0 0
B 0 0 j21 j22 4 4 4
s 1 1 s 1 s 1 s
0 j22 j11 j12 0 1
0
1
0
1
0
1
4 4 4 4
r 1 1 r 1 r 1r
0 1
0
1
0
1
0
1
4 4 4 4
1.76 10 3 0.00 100 6.57 10 3 0.00 100 6.57 10 3 0.00 100 6.57 10 3 0.00 100
B1 0.00 10 0 2 0 2 0 2 0 2
1.06 10 0.00 10 3.94 10 0.00 10 3.94 10 0.00 10 1.06 10
1.06 10 2 1.76 10 3 3.94 10 2 6.57 10 3 3.94 10 2 6.57 10 3 1.06 10 2 6.57 10 3
51
Jurnal Teknik
Dengan melakukan hal yang sama pada matriks kekakuan Gauss Point. [K] elemenI =
Gauss Point 2, 3, dan 4 maka diperoleh [k]1 + [k]2 + [k]3 + [k]4
kekakuan tiap point/ node berturut-turut 1 2 7 8
0 0 xy
xy 2 bekerja pada pelat dengan
menggunakan metode elemen
hingga yang harus diperhatikan
Dengan E = 2 x 105 kg/cm2 , dan secara seksama adalah kita harus
mengetahui jenis beban yang
diterima struktur.
= 0,3
2. Pemilihan fungsi perpindahan
karena hal tersebut menentukan
4. KESIMPULAN DAN SARAN secara langsung perilaku elemen
4.1. Kesimpulan dalam analisa.
Dari hasil perhitungan tegangan yang 3. Penggunaan program yang berbasis
terjadi pada pelat dengan menggunakan Metode Elemen Hingga sebagai
53
Jurnal Teknik
54