Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

ANALISA TEGANGAN PADA PELAT DENGAN MENGUNAKAN


METODE ELEMEN HINGGA
(Studi Kasus Pelat Konsol)

Sary Shandy
Universitas Khairun, Program Studi Teknik Sipil, Ternate, 97719, Indonesia

ABSTRAK

Pesatnya perkembangan teknologi pada saat ini, telah memunculkan


berbagai jenis struktur Pelat yang rumit misalnya pada struktur jembatan,
pesawat terbang, bangunan, dan produk industri lainnya. Pada analisa
struktur yang demikian kompleks, metode eksak akan sulit digunakan.
Kompleksitas struktur tersebut menyangkut beberapa hal, antara lain:
kerumitan bentuk struktur yang kerap kali tidak simestris, karakteristik
material yang nonlinier, dan kondisi pembebanan yang rumit. Metode
Elemen Hingga adalah suatu teknik khusus pendekatan fungsi solusi dengan
elemen. Berdasarkan konsep dari Metode Elemen Hingga, yaitu proses
Diskritisasi, maka suatu sistem akan di bagi-bagi menjadi elemen-elemen
yang lebih kecil. Perhitungan menggunakan metode ini lebih cepat, namun
membutuhkan ketelitian dalam menggunakannya. Studi titik dengan
menganalisa Pelat yang mempunyai tebal 20 cm, panjang bentang 3,6 m
dan lebar bentang 1,5 m, dengan tumpuan jepit di sala satu sisi dan bebas
pada sisi yang berhadapan dengan tumpuannya. Ketelitian dengan
menggunakan metode ini sangat tergantung pada pengambilan jumlah
elemen pengganti dari suatu struktur yang ditinjau. Makin banyak jumlah
elemen yang digunakan tingkat ketelitian semakin besar. Adapun hasil
perhitungan dengan Metode Elemen Hingga diperoleh tegangan maksimum
adalah sebesar 2976369,99 kg/cm2. Dan demgan metode Analitis sebesar
2977489 kg/cm2. Persentase selisih hasil kedua metode adalah sebesar
11,13%.

Kata kunci : Analisis, Metode Elemen Hingga, Pelat

1. Pendahuluan kompleks, metode eksak akan sulit


Pesatnya perkembangan teknologi pada digunakan. Kompleksitas struktur tersebut
saat ini, telah memunculkan berbagai jenis menyangkut beberapa hal, antara lain:
struktur pelat yang rumit misalnya pada kerumitan bentuk sruktur yang yang kerap
struktur jembatan, pesawat terbang, kali tidak simetris, karakteristik material
bangunan dan produk industri lainnya. yang nonlinier, dan kondisi pembebanan
Pada analisa struktur yang demikian yang rumit. Perhitungan menggunakan
44
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

metode eksak tidak mungkin digunakan antar pola perubahan bentuk pada daerah
pada struktur dengan kompleksibilitas yang sesuai dalam kontinum semula harus
yang sedemikian rumit, karena dipertahankan, (3). Semua perpindahan
penyelesaian eksak hanya hanya dapat titik simpul harus ditinjau, (4).
diperoleh untuk kasus yang paling Kompatibilitas semua perpindahan dan
sederhana. tegangan dalam elemen hingga harus harus
Sebagai alternatif yang lebih baik, dipertahankan, (5). Kompatibilitas semua
maka mulailah dikembangkan berbagai perpindahan tepi dan tegangan di
metode numerik yang merupakan suatu sepanjang tepi-tepi elemen yang
metode pendekatan terhadap solusi eksak bersebelahan harus dipenuhi, (6). Elemen-
dengan seteliti mungkin. Metode numerik elemen tidak boleh mengalami regangan
adalah suatu rekayasa matematika yang bila terjadi perpindahan benda tegar (rigid
mentransformasikan ekspresi mekanika body), (7). Fungsi perpindahan yang
kontinu (bentuk kalkulus dan persamaan ditetapkan untuk suatu elemen harus
diferensial) menjadi ekspresi mekanika mampu menyatakan semua regangan yang
distrit (bentuk matriks). mungkin terjadi dan regangan tersebut
Metode elemen hingga adalah harus menuju ke suatu nilai jika elemen
perluasan metode matriks perpindahan ke diperkecil, (8). Keseimbangan
matriks perpindahan ke analisis kontinum makroskopik elemen harus dipenuhi, (9).
struktural. Kontinum suatu suatu pelat Untuk masalah dinamis, energi kinetik
diganti dengan struktur pengganti yang pada sistem semula jika elemen
terdiri dari elemen- elemen distrit, yang diperbanyak sampai tak terhingga.
dibatasi oleh garis-garis pertemuan yang Teknik analisa struktur dengan metode
lurus atau lengkung dan memiliki semua elemen hingga tidak dipengaruhi oleh jenis
sifat bahan yang sama seperti pelat semula, elemen yang dipakai asalkan koefisien
yang saling berhubungan hanya di titik- kekeakuan bahan yang sesuai tersedia.
titik simpul. Hubungan ini sedemikian rupa Konvergensi dan ketepatan penyelesaian
hingga kontinuitas tegangan dan yang bisa diperoleh sangat tergantung pada
perpindahan yang sebenarnya pada pelat pola perubahan bentuk yang dipilih untuk
bisa didekati oleh perpindahan kontinum elemen-elemen hingga sebagai pengganti
pada analisis matriks perpindahan didekati struktur kontinum sebenarnya. Karena
oleh perpindahan elemen-elemen hingga, penetapan pola perubahan untuk untuk
kriteria konvergensi yang paling umum elemen-elemen, sehingga elemen hingga
dalam cara elemen hingga adalah : yang diperoleh disebut model perpindahan.
Energi total pada sistem pengganti yang Dan sebagai ganti perpindahan dapat juga
diperoleh dengan rakitan elemen-elemen ditetapkan pola distribusi tegangan yang
hingga harus mendekati energi total dalam elemen dan tepi-tepinya. Dengan
struktur semula bila jumlah elemen cara ini kita akan mendapatkan model
diperbanyak sampai tidak berhingga. keseimbangan.
Karena energi potensial sistem pengganti Untuk bahan struktur yang bersifat
berkaitan dengan matriks kekakuan, orthotropis dan menunjukan bahan elastis
matriks perpindahan ini harus memenuhi linier yang jelas, hukum Hooke satu
kriteria khusus berikut : (1). Idealisasi dimensi menghubungkan tegangan normal
elemen sesedikit mungkin, (2). Kemiripan dan regangan sebagai, σ = E •ε. Dimana σ

45
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

adalah Tegangan, E adalah modulus jumlah momen semua gaya dalam baik
elastisitas Young, dan ε adalah Regangan. terhadap sumbu X maupun sumbu Y
Gaya dalam dalam fungsi perpindahan dengan nol.
dalam hal ini, komponen tegangan σ x dan Untuk sumbu Y :
σy yang menimbulkan momen lentur pada
pelat, dan tegangan geser  = xy = yx yang
 m x   m yx 
menimbulkan momen punter pada pelat.  mx  dx dy  m x dy   m yx  dy dx 
 x   y  ..(1)
Jadi dengan mengintegrasikan komponen
 q  dx dx
tegangan normal dan tegangan geser m yx dx   q x  x dx dy  q x dy 0
 x  2 2
tersebut akan diperoleh momen lentur dan
punter yang bekerja pada pelat. Dimana :
1 q x
Keseimbangn Elemen Pelat Dengan  dx2 dy  0 …………………..(2)
menganggap pelat hanya memikul beban 2 x
lateral maka tiga persamaan keseimbangan
dasar pelat, yaitu  Mx = 0,  My = 0,  Pz
= 0.
Jadi beban luar Pz dipikul oleh gaya geser
transversal Qx dan Qy serta oleh momen
lentur Mx dan My dengan menyamakan

(a)gambar yang terperinci


Q y
Q x a  Qy  dy
d  Qx  dx y
x
M yx
M xy b  M yx  dy
e  M xy  dx y
x
M y
M x c  My  dy
f  Mx  dx y
x

46
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

(b). gambar skematik


q x  q y 
  A   q y  dy dx
D  qx  dx dy y
 x   
 m xy   m yx 
E   m xy  dx dy B   m yx  dy dx
x  y 
 
  m 
 m x  C   m y 
y
dy dx
F  mx  dx dy 
 x   y 

Gambar 1. Gaya dalam dan luar pada elemen bidang


2. METODOLOGI PENELITIAN 4. Menentukan kekakuan dan beban
Jenis penelitian dilakukan dengan cara eqivalensi pada setiap nodal
studi literatur yaitu analisis tegangan pada 5. Menetapkan persamaan keseimbangan
pelat konsoll dengan metode elemen antara peralihan dan beban eqivalen
hingga. Sumber data didapat dari beberapa dalam bentuk persamaan matriks untuk
beberapa literatur yang dikumpulkan setiap titik nodal.
sebagai bahan analisis pada metode elemen 6. Menyelesaikan persamaan
hingga kesetimbangan untuk memperoleh
Secara umum penyelesaian struktur pelat peralihan titik nodal.
yang dilakukan dengan menggunakan [K]{}={P}
metode elemen hingga dirumuskan sebagai Dimana :
berikut :  = perpindahan /peralihan total titik
1. Membagi kontinum pelat menjadi nodal
sejumlah elemen dengan bentuk P = beban ekwivalen titik nodal
permodelan tertentu (segi tiga, segi K = kekakuan titik nodal
empat dan lain-lain) 7. Menghitung besarnya tegangan pada
2. Menentukan titik pada elemen. Titik ini titik tertentu dari elemen tersebut.
disebut titik nodal utama
3. Mengasumsikan fungsi peralihan pada 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
setiap elemen. Semua elemen harus Pemodelan yang digunakan dalam
memenuhi syarat hubungan Regangan- penyelesaian contoh kasus adalah elemen
Peralihan (ε-) dan hubungan segi empat dengan 4(empat) titik nodal.
Tegangan-Regangan (σ-ε) secara Contoh kasus digambarkan sebagai berikut
mekanika rekayasa. :
47
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

P = 5 0 kg /m

q = 1 0 9 5 kg /m

3 ,6 m

Mmaks
 max 
wx
360 cm
w  L2
Mmaks     PL 
2

b  h 2 3,6  0,2 2
²
wx    0,024m 3
6 6
1095 3,6 2
Mmaks     50  3,6
2
7145,96kgm = 29774,83
 max 
Gambar 2. Contoh kasus 0,024m 3
kg/m2
3.1.2. Metode elemen hingga
A. Penentuan titik nodal utama
pada struktur.
3.1.Perhitungan Tegangan Pada Penomoran titik nodal elemen
Struktur ditentukan dalam arah lawan
3.1.1. Metode Eksak perputaran jarum jam. Untuk
Diketahui : beton = 2400 kg/m3, struktur pelat yang dimodelisasi
Panjang bentangan pelat = 3,6 meter, menjadi 1 elemen
Lebar bentangan pelat = 1,5 meter, penomorannya digambarkan
Tebal pelat = 20 cm, Berat sendiri sebagai berikut :
pelat = 0,2 x 2400 kg/m3 = 480
kg/m2, Beban merata = 250 kg/m2, 4 3

1,5 meter
Beban terpusat = 50 kg, Dengan 1

mengasumsikan besarnya beban yang 2

bekerja pada pelat merupakan berat 3 ,6 m e te r

sendiri pelat ditambah dengan beban


merata yang bekerja pada pada Gambar 3.Modelisasi struktur menjadi
permukaan pelat didapat : q merata = 1
250 kg/m2, q pelat = 480 kg/m2, elemen
q tot = q merata + q pelat= 730 Demikian halnya dengan struktur
kg/m2. yang dibagi menjadi 2 elemen, 3 elemen, 4
q tot yang bekerja arah memanjang elemen dan seterusnya.
pelat = 730 kg/m2 x 1,5 m = 1095 6 5 4
7 6 5
1,5 m eter

1,5 m eter

kg/m 1 2 1 2 3

2 3 2 3 4

dengan mekanika rekayasa dihitung 3 ,6 m eter 3 ,6 m eter

(a ) (b )
besarnya tegangan yang bekerja pada
struktur. 10 9 8 7 6
1,5 m eter

1 2 3 4

1 2 3 4 5

3 ,6 m eter

(c ) 48
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

Gambar 4. Modelisasi struktur menjadi fungsi perpindahan untuk tiap titik


beberapa elemen disajikan dalam bentuk matriks
yang lengkap untuk satu elemen
(a) 2 elemen, (b) 3 elemen, (c) 4 elemen
Sumber : gambar manual 2011  u i  1 xi yi xi . y i 0 0 0 0   A1 
 v  0 0 0 0 1 xi yi xi . y i   
Dalam sistem koordinat natural, ke  i   A2 
u j  1 xj yj x j .y j 0 0 0 0   A3 
empat node dari elemen dinyatakan      
 f    j   
v 0 0 0 0 1 xj yj x j . y j   A4 
 
dalam (s,r). Diingatkan kembali u
 k  1 xk yk xk . y k 0 0 0 0   A5 

bahwa kedua sumbu koordinat ini  v k  0 0 0 0 1 xk yk x k . y k   A6 
    
 u l  1 xl yl xl . y l 0 0 0 0   A7 
tidak harus tegak lurus.  v  0

 l  0 0 0 1 xl yl xl . y l   
 A8 
s

(-1 ;1 ) (1 ;1 )
Elemen I
2 1

r y
s
3 4

(-1 ;-1 ) (1 ;-1 ) (0 ;1 5 0 )8 7 (1 8 0 ;1 5 0 )

1 r 150 cm

x
(0 ;0 )1 2 (1 2 0 ;0 )

Gambar 5.Koordinat natural untuk


120 cm
elemen segi empat
Gambar 6.penentuan titik nodal untuk
Sebagai acuan perhitungan untuk
elemen 1
menganalisa besarnya tegangan pada pelat,
berikut adalah pembahasan perhitungan
Displacemet global dalam arah x dan arah
untuk struktur yang dibagi menjadi 3
y:
elemen.
1. Penentuan titik nodal u (s, r )  N1u1  N 2 u 2  N 3u 3  N 4 u 4
v (s, r )  N1v 1  N 2 v 2  N 3v 3  N 4 v 4

2. Fungsi perpindahan untuk elemen Untuk koordinat global:


segi empat pada perpindahannya x ( s , r )  N1 x 1  N 2 x 2  N 3 x 3  N 4 x 4
dapat didefenisikan dengan
y ( s , r )  N1 y 1  N 2 y 2  N 3 y 3  N 4 y 4
polinomial yang memiliki 4
konstanta pratentu. Sehingga untuk
dua arah perpindahan transversal Dimana shape function:
elemen segiempat tersebut (1  s )(1  r )
N1 
memiliki 8 d.o.f elemen total. 4
(1  s )(1  r )
N3 
f = u = A1+A2.x+A3.y+A4.x.y 4
f = u = A5+A6.x+A7.y+A8.x.y (1  s )(1  r )
N2 
4
(1  s )(1  r )
N4 
4
49
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

Fungsi perpindahan untuk elemen I(1), s = r = 0,57735; faktor pemberat arah x


elemen II(2), dan elemen III(3) (Wi) dan arah y(Wj) = 1
angka poison () = 0,3 ;elastisitas (E) =
2.105 kg/cm2 ; tebal pelat (h) = 20 cm
rumus umum yang digunakan untuk
mencari nilai matriks kekakauan adalah
[k] =h.Wi.Wj.J.BT.C.B
Dimana :
[k] = matriks kekakuan; h = tebal pelat;
Wi,Wj = faktor pemberat; |J| = determinan
matriks jakobian; B = matriks beban node
akibat berat sendiri (BodyForce); C =
3. Menentukan kekakuan [ K ] pada tiap matriks bahan.
titik nodal. a. Mencari  J determinan matriks
Jakobian
x y 
Elemen I  s 1  1 1  s 1 1  s 1 1  s 1   1 1 
8 7   x y 
J1   4 4 4 4  2 2 
 1  r1 1  r1 1  r1 1  r1   x7 y 7 
150 cm

1
 
1 2
 4 4 4 4  x8 y 8 
120 cm
 

Gambar 7. Elemen 1
 83.66 0   11.953  10 3 
 
3 1 0.000
J1    J1  6.27  10 J1
Koordinat titik nodal untuk elemen 1  23.66 75   3 3
sesuai gambar 7 adalah sebagai berikut  3.771  10 13.333  10 

x1 x2 12 x7 12 x8 b. Mencari matriks C
= 0 = 0 = 0 = 0  1    0 

y1 y2 y7 15 y8 15 E 0 1 0 
C 
= 0 = 0 = 0 = 0  1      1  2   1  2  
 0 0 
 2 
Jumlah tititk integrasi yang
digunakan pada elemen referensi adalah  2.69  105 1.15  105 0.00  100 
berjumlah 2 titik atau disebut integrasi titik  
Gauss 2 x 2. Sehinga berdasarkan C  0.00  10 2.69  10 0.00  10 
 0 5 0
 
ketentuan koordinat titik Gauss dan Faktor  0.00  100 0.00  100 7.69  104 
berat untuk integrasi Gauss (Mhd. Daud  
Pinem, “Analisis struktur dengan Metode
Elemen Hingga” hal: 153), nilai koordinat
c. Mencari matriks B
s dan r serta faktor pemberat (w) untuk
elemen 1 adalah sebagai berikut :

50
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

 s1  1 1 s 1 s  1  s  
1 1 1
 0 0 0 0 
 4 4 4 4 
 r1  1  1  r  1 r 1r 
1 1 1
 j11 j12 0 0   4 0 0 0 0 

B  0 0 j21 j22    4 4 4 
  s 1 1 s 1 s  1  s  
 0 j22 j11 j12   0 1
0
1
0
1
0
1

 4 4 4 4 
 r 1  1  r  1 r 1r 
 0 1
0
1
0
1
0
1

 4 4 4 4 
 1.76  10 3 0.00  100 6.57  10 3 0.00  100 6.57  10 3 0.00  100 6.57  10 3 0.00  100 
 

B1  0.00  10 0  2 0  2 0  2 0  2 
 1.06  10 0.00  10 3.94  10 0.00  10 3.94  10 0.00  10 1.06  10 
 1.06  10 2 1.76  10 3 3.94  10 2 6.57  10 3 3.94  10 2 6.57  10 3 1.06  10 2 6.57  10 3 
 

 1.76  10 3 0.00  100 1.06  10 2 


 
 0.00  100 1.06  10 2 1.76  10 3 
 
 6.57  10 3 0.00  100 3.94  10 2 
 
 0 2 3 
T 0.00  10 3.94  10 6.57  10
B1   
 6.57  10 3 0.00  100 3.94  10 2 
 0 2 3

 0.00  10 3.94  10 6.57  10 
 3 0 2 
 6.57  10 0.00  10 1.06  10 
 0 2 3
 0.00  10 1.06  10 6.57  10 
Sehingga nilai matriks kekakuan di Gauss Point 1 adalah
T
k1  h Wi Wj J1  B1  C B1
 8.89  104 4.29  104 2.29  105 3.21  10
4
3.32  10
5
1.60  10
5
2.67  10
5
3.83  10
4 
 
 1.72  104 6.96  104 6.41  104 9.93  10
4
6.41  10
4
2.60  10
5
1.72  10
4
3.20  10
4 
 
 2.29  105 3.21  104 1.24  106 5.98  10
5
8.55  10
5
1.20  10
5
1.10  10
6
3.35  10
5 
 
 6.41  104 9.93  104 2.39  105 9.69  10
5
2.39  10
5
3.71  10
5
6.41  10
4
4.79  10 
5
k1   
 3.32  105 1.60  105 8.55  105 1.20  10
5
1.24  10
6
5.98  10
5
9.95  10
5
1.43  10 
5
 4 5 5 5 5 5 4 5

 6.41  10 2.60  10 2.39  10 3.71  10 2.39  10 9.69  10 6.41  10 1.20  10 
 5 4 6 5 5 5 6 5
 2.67  10 7.90  10 1.10  10 4.23  10 9.95  10 2.95  10 1.06  10 1.60  10 
 4 4 5 5 5 5 4 5 
 6.41  10 3.20  10 2.39  10 4.79  10 2.39  10 1.20  10 6.41  10 3.47  10 

51
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

Dengan melakukan hal yang sama pada matriks kekakuan Gauss Point. [K] elemenI =
Gauss Point 2, 3, dan 4 maka diperoleh [k]1 + [k]2 + [k]3 + [k]4
kekakuan tiap point/ node berturut-turut 1 2 7 8

Sehingga kekakuan elemen 1 [ K ]elemen 1


yaitu dengan menambahkan seluruh
 1.43  106 3.72  10
5
6.91  10
5
1.61  10
5
1.00  10
6
8.04  10
5
6.24  10
5
9.80  10
4 
 
 1.49  105 1.12  10
6
3.21  10
5
3.00  10
5
3.21  10
5
7.83  10
5
1.49  10
5
5.34  10
5
 
 6.91  105 1.61  10
5
2.57  10
6
9.19  10
5
1.77  10
6
1.84  10
5
2.32  10
6
8.50  10 
5
 
 3.21  105 3.00  10
5
3.68  10
5
2.01  10
6
3.68  10
5
7.69  10
5
3.21  10
5
1.16  10 
6
K 
 1.00  106 8.04  10
5
1.77  10
6
1.84  10
5
2.57  10
6
9.19  10
5
2.02  10
6
1.15  10 
5
 5 5 5 5 5 6 5 4

 3.21  10 7.83  10 3.68  10 7.69  10 3.68  10 2.01  10 3.21  10 7.88  10 
 5 5 6 5 6 5 6 5
 6.24  10 3.33  10 2.32  10 8.73  10 2.02  10 2.30  10 2.39  10 8.04  10 
 5 5 5 6 5 4 5 6 
 3.21  10 5.34  10 3.68  10 1.16  10 3.68  10 7.88  10 3.21  10 1.40  10 

Untuk elemen 1 derajat kebebasan


tidak nol pada nodal 2 dan 7 sehingga
matriks kekakuan elemen 1 diperoleh
dengan hanya mengambil baris dan kolom
2 sampai dengan 4 yang terkait dengan
derajat kebebasan tidak nol. Perlakuan
yang sama untuk elemen yang lain dengan
memperhatikan derajat kebebasan pada 5. Menetapkan persamaan kesetimbangan
masing-masing elemen. antara peralihan dengan beban ekivalen
dalam bentuk persamaan matriks untuk
4. Menentukan beban ekivalen pada tiap setiap titik nodal.
nodal. [K]{}=[P]
Diketahui : beton = 2400 kg/m3, Panjang Dimana :
bentangan pelat = 3,6 meter, Lebar  = perpindahan / peralihan titik nodal
bentangan pelat = 1,5 meter, Tebal pelat = P = beban ekivalen titik nodal
20 cm, Berat sendiri struktur = 0,2 x 2400 K = kekakuan titik nodal
kg/m3 = 480 kg/m2, Beban merata = 250 Dengan menyelesaikan persamaan
kg/m2, Dengan mengasumsikan besarnya kesetimbangan antara peralihan dengan
beban yang bekerja pada pelat merupakan beban ekivalen dalam bentuk persamaan
berat sendiri pelat ditambah beban merata matriks untuk setiap titik nodal, [K]{ 
yang bekerja pada permukaan pelat maka }=[P]
didapat beban total ekivalen sebesar 730 Maka diperoleh peralihan pada tiap elemen
kg/m2. Didistribusikan menjadi beban titik sebagai berikut:
yang bekerja pada permukaan pelat sebesar
730 kg/m2 x 3,6 m x 1,5 m = 3942 kg.
52
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

metode elemen hingga, maka penulis


dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Metode Elemen Hingga cukup
valid penggunanya dalam
menghitung tegangan yang terdapat
pada pelat dibandingkan
Sehingga dari rumus {} = [ B ] { perhitungan secara analitis.
 } regangan yang terjadi adalah: 2. Ketelitian perhitungan sangat
tergantung kepada pengambilan
jumlah elemen dari suatu struktur.
Makin banyak elemen yang
digunakan tingkat ketelitian makin
6. Hitung tegangan pada titik tertentu besar. Persentase selisih hasil
dalam elemen perhitungan dengan menggunakan
Besarnya tegangan yang terjadi pada metode analitis dan metode elemen
masing-masing elemen diperoleh dengan hingga cukup besar yakni 11,13%.
rumus : 3. Dari penyelesaian kasus diatas
   D  dengan jumlah elemen sebanyak 3
elemen nilai tegangan belum
 1  0  mencapai atau masih sangat jauh

E  1 0 
D  dari nilai yang diharapkan atau
2  1   
1 0 0  belum mendekati nilai analitis.
 2 
tegangan maksimum akibat momen
 2.20  105 6.59  104 0.00  100 
  dengan menggunakan metode
D  6.59  104 2.20  105 0.00  100 
 elemen hingga sebesar
  2976369,99kg/cm2 dan dengan
 0.00  100 0.00  100 7.69  104 
  metode analitis tegangan
maksimum yang terjadi adalah

0 
 2977489kg/cm2
 
 x E 1  

 x  4.2. Saran
 y    1 0  y 
  1  1     1. Dalam menghitung tegangan yang
2

 0 0   xy 
 xy   2    bekerja pada pelat dengan
menggunakan metode elemen
hingga yang harus diperhatikan
Dengan E = 2 x 105 kg/cm2 , dan  secara seksama adalah kita harus
mengetahui jenis beban yang
diterima struktur.
= 0,3
2. Pemilihan fungsi perpindahan
karena hal tersebut menentukan
4. KESIMPULAN DAN SARAN secara langsung perilaku elemen
4.1. Kesimpulan dalam analisa.
Dari hasil perhitungan tegangan yang 3. Penggunaan program yang berbasis
terjadi pada pelat dengan menggunakan Metode Elemen Hingga sebagai

53
Jurnal Teknik

DINTEK Vol. 14 No.2 September 2021


E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek Page : 44 - 54

program bantu untuk memvalidasi mengenai manfaat dari penggunaan


hasil analisa perhitungan pelat. Metode Elemen Hingga.
4. Semoga dengan adanya tugas ini
dapat memberikan gambaran kecil
Susatio, Yerri 2004, Dasar-Dasar Metode
Daftar Pustaka Elemen Hingga, Andi. Jakarta.
Ervianto, Wulfram, 2004, Analisis Struktur Timoshenko, Gere, 1997, Mekanika
Statis tak tentu( soal dan penyelesaian Bahan, Erlangga. Jakarta.
),Andi. Jakarta http://www.duniatekniksipil.web.id upload
Hadipratomo, Winarni dan Paulus 12 November 2010 analisis dan
P.Raharjo 1985, Pengenalan perencanaan flat slab berdasarkan
Metoda Elemen Hingga Pada peraturan ACI 318M-2005
Teknik Sipil, Nova. Bandung. http://www.duniatekniksipil.web.id upload
Katili, Irwan, 2003, Metode Elem Hingga 16 Desember 2010 simulasi metode
Untuk Pelat Lentur , Universitas elemen hingga untuk menghitung termal
Indonesia Pres. Jakarta stress pada bahan struktur yang terkorosi
Raharjo, Paulus, 2004, Pengenalan http://sipil-uph.tripod.com. 22 November
Metoda Elemen Hingga Pada Teknik Sipil. 2010, Analisis Slip Pada Plat Lapis Gedek
Nova. Jakarta

54

Anda mungkin juga menyukai