Anda di halaman 1dari 2

Challenges of Print Journalists in the Digital Age

Jurnalisme merupakan sebuah kegiatan atau proses meilput, melapor, menulis berita, menyunting,
serta menyebar luaskan berita (Shapiro, 2013). Terdapat dua media yang digunakan oleh jurnalis
untuk menyebarkan beritanya, yaitu melalui media cetak dan media sosial. Media cetak merupakan
media tertua yang sudah ada sejak zaman dulu dan masih ada sampai sekarang ini. Sedangkan media
sosial merupakan pengaplikasian kemajuan dalam penyebaran berita berbasis internet di era digital.
Dengan adanya media sosial seperti sekarang ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para
jurnalis media cetak karena jangkauan yang lebih luas dan waktu yang dibutuhkan untuk
penyebaran berita pun relatif lebih cepat.

Di zaman sekarang ini segala sesuatunya seakan diperlukan secara cepat, termasuk pula dalam segi
penyampaian informasi. Dengan adanya internet dan media sosial seperti facebook, Instagram, dan
twitter sebagai salah satu platform media online terbuka bagi ruang publik sangat membantu untuk
mempermudah penyaluran partisipasi warga baik jurnalis maupun amatir dalam penyebaran
informasi secara luas dan dalam waktu yang cepat. Selain itu juga, jurnalis pun dapat mengakses
apapun kapan saja atau real time sehingga dapat dengan mudah dalam menyediakan sebuah
informasi atau berita.

Namun, kecepatan penyebaran informasi pun tidaklah cukup jika tidak diimbangi dengan adanya
keakurasian data dan fakta. Hal inilah yang coba dipertahankan dan menjadi ciri dari media cetak.
Meskipun, dalam proses penyebarannya terbilang lebih lama tetapi berita dan informasi yang
disediakan adalah akurat sehingga meminimalisir adanya hoax. Di samping itu, tidak semua dapat
mengakses dan menggunakan internet sehingga media cetak seperti koran, majalah, surat kabar
masih cukup unggul dan menjadi pilihan.

Akan tetapi, internet sekarang ini lebih maju dan sudah tersedia hampir di berbagai pelosok bangsa
tidak hanya dengan gadget namun juga seperti TV, Radio pun telah memumpuni sehingga dari segala
kalangan dapat mengaksesnya dengan mudah. Dengan adanya ketermudahan tersebut menjadikan
kita dapat lebih cermat dalam menghindari berita-berita yang tidak sesuai fakta. Untuk biaya
penggunaannya sendiri pun cenderung lebih murah daripada media cetak. Menurut penelitian pun
peminatan dalam penggunaan media sosial dan internet bagi meterus meningkat setiap tahunnya.

In conclusion, tantangan jurnalis media cetak terhadap adanya media sosial dan internet harus
segera mendapatkan tindak lanjut. Untuk dapat bertahan, media cetak harus mampu untuk
melakukan sebuah perubahan dengan memiliki sebuah strategi dan inovasi baru, menjaga
kredibilitas dan ciri khasnya, serta mempertahankan kepercayaan dari para peminatnya. Semoga
saja hal ini dapat segera teratasi agar media cetak tidak mengalami kemunduran dan kepunahan.

REFERENCES:
Khaer, A., Khoir, N., & Hidayati, Y. A. (2021). Senjakala Media Cetak: Tantangan Jurnalisme Cetak di
Era Digital. TRILOGI: Jurnal Ilmu Teknologi, Kesehatan, dan Humaniora, 2(3), 324-331.

Marhamah, M., & Fauzi, F. (2021). Jurnalisme Di Era Digital. JICOMS: Journal of Islamic
Communication and Media Studies, 1(1), 16-37.
Restendy, M. S. (2020). Dinamika Produksi Media Cetak Dan Tantangan Industri Pers Di
Indonesia. Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 1(2), 141-164.

Anda mungkin juga menyukai