Anda di halaman 1dari 40

PERATURAN UMUM

Mengenai : Jembatan-jembatan dan Pilar-pilar besi untuk jalan kereta api dan tram di Indonesia.
(A.V.B.P 1932)

BAB I
KETERANGAN-KETERANGAN UMUM

Pasal 1
Pengertian Jembatan dan Pilar baru
Pengertian “baru” dalam “jembatan dan pilar baru” itu tidak mengenai usia jembatan dan pilar, akan tetapi hanya
menunjukkan tentang penggunaannya.
Yang dimaksud Jembatan atau pilar baru ialah :
a. Jembatan atau pilar yang akan dipasang dijalan K.A baru,
b. Jembatan atau pilar yang akan dipasang dijalan K.A yang sudah ada, baik sebagai bangunan baru maupun sebagai
pengganti jembatan atau pilar yang sudah ada, jika jalan itu diperkuat.
Hanya dalam keadaan yang luar biasa dapatlah dalam hal
b.) Oleh menteri atas permohonan pengawasan, diperkenankan dipakainya suatu jembatan atau pilar yang tidak memenuhi
syarat untuk “jembatan dan pilar baru”.

Pasal 2
Pengertian Jembatan dan Pilar Lama:
Yang dimaksud dengan jembatan atau pilar baru adalah:
a. Jembatan atau pilar yang sudah dipasang meskipun jembatan atau pilar itu diubah atau diperkuat.
b. Jembatan atau pilar baru, segera setelah dipasang disuatu jalan.
c. Jembatan atau pilar , yang khusus disediakan untuk dipasang dalam suatu jalan yang sudah ada, baik sebagai bangunan
baru maupun sebagai pengganti jembatan atau pilar yang sudah ada asal saja penggantian itu tidak dikandung maksud
untuk memperkuat jembatan itu, akan tetapi hanya untuk memelihara saja.

Pasal 3
Pemakaian A.V.B.P 1918 dan A.V.B.P 1932
A. Jembatan dan Pilar Baru
1. A.V.B.P 1918
Jika pada waktu mulai berlakunya A.V.B.P 1932, yaitu 1 Januari 1932, terdapat jembatan-jembatan atau pilar-pilar
baru yang telah selesai dibuat menurut syarat-syarat A.V.B.P 1918 atau yang proyeknya ataupun pembuatannya telah
dimulai , maka masih dapatlah A.V.B.P 1918 ini digunakan sampai tgl. 1 Januari 1935. Proyek-proyek yang disahkan tiga
tahun atau lebih sebelum berlakunya A.V.B.P 1932, tidak boleh digunakan lagi, kecuali jika proyek itu telah ditinjau kembali
menurut syarat-syarat dalam A.V.B.P 1932 itu.
2. A.V.B.P 1932
Setelah lewat 3 tahun sesudahnya A.V.B.P 1932 berlaku haruslah untuk jembatan-jembatan dan pilar-pilar baru
seperti dimaksudkan a.1 digunakan syarat A.V.B.P 1932.

B. Jembatan dan Pilar Lama.


1. A.V.B.P 1918
A.V.B.P 1918 masih bisa digunakan untuk jembatan-jembatan dan pilar-pilar lama dengan muatan yang pada mulai
berlakunya A.V.B.P 1932 telah diijinkan oleh pengawasan.
Jika muatan tersebut. berubah, masih dapat juga A.V.B.P 1918 dipergunakan asal saja ternyata, bahwa perubahan ini tidak
mengakibatkan tegangan-tegangan dalam kontruksi yang lebih besar dari pada apa yang diakibatkan oleh muatan yang telah
diizinkan.
2. A.V.B.P. 1932.
Jika tegangan-tegangan dalam bagian kontruksi yang diakibatkan oleh perubahan besarnya muatan, seperti
termaksud dalam sub.1, ternyata lebih besar dari pada apa yang seharusnya ada menurut muatan yang telah diijinkan,
maka haruslah dalam hal ini dipakai A.V.B. P. 1932.
Bagi bagian-bagian kontruksi yang baru dipasang atau diperkuat itu dapatlah kemudian dipakai aturan-aturan untuk
jembatan-jembatan lama.
Dalam hal yang demikian haruslah dipergunakan juga Pasal 27 dari A.V. B.P. 1932 mengenai lenturan
(doorbuiging) maksimum yang masih diperkenankan.

Pasal 4.
Yang Harus Diajukan.
a. Dasar-dasar Untuk Pembuatan Jembatan dan Pilar-pilar Besi Yang Baru.
Tiap perusahaan kereta api dan tram, baik pemerintah maupun partikulir diwajibkan mengajukan dasar-dasar
pembuatan jembatan dan pilar besi baru kepada Kepala Bagian Pengawasan, yang kemudian akan menentukan dasar pokok
bagi perusahaan yang bersangkutan.
Dasar-dasar itu harus memuat :
1o Rencana muatan (Pasal 12:b:1 dan Pasal 12:b:2) yang dalam perhitungan dipakai baik sebagai muatan gerak maupun
sebagai beberapa skala muatan terbagi merata (gelijmatig vardelde belasting), yang dapat menggantikan muatan gerak itu.
2o Tegangan-tegangan maksimum yang menurut kehendak yang mengajukan harus lebih kecil daripada apa yang
tersebut dalam A.V.B.P 1932.
Jika menurut dugaan telah dapat diketahui, bahwa muatan geraknya akan bertambah berat, maka haruslah menurut Pasal
itu diajukan lagi dasar-dasar baru untuk dapat disyahkan.
Jika dasar-dasar baru telah ditetapkan, maka tidak dapatlah proyek-proyek yang disyahkan menurut dasar-dasar lama,
dikerjakan lagi, kecuali jika telah dibuktikan, bahwa-bahwa proyek-proyek itu memenuhi juga dasar-dasar baru itu.
b. Gambar beserta daftar berat dan daftar hitungannya.
Perusahaan ka. dan tram yang mengajukan gambar-gambar untuk disyahkan, harus menyertakan pula daftar berat (Pasal
5) dan daftar hitungannya (Pasal 9). Lihat selanjutnya Pasal 5.
c. Keterangan-keterangan tetang jembatan-jembatandan Pilar-pilar lama.
Jika menurut penghitugan pertama atau penghitugan kembali yang diajukan itu ternyta, bahwa ada tegangan-tegangan
yang melampaui tegangan yang dapat diperkenankan dalam jembatan dan pilar baru maka haruslah diajukan
keterangan-keterangan yang memungkinkan hal-hal seperti tersebut dalam Pasal 18 ayat 1 s/d 4 dipertimbangkan.
d. Proses verbal pemeriksaan.
Sebagai bukti bahwa bahan yang dipakai untuk pembuatan jembatan dan pilar baru itu memenuhi syarat-syarat
pemeriksaan seperti tersebut dalam Pasal 8, haruslah disampaikan kepada bagian pengawasan, suatu salinan prosesverbal,
yang diperlihatkan hasil-hasil penyelidikan dan yang ditandatangani oleh orang yang melakukan pemeriksaan itu. Untuk hal
ini lihatlah Pasal 8b.

Pasal 5
Gambar dan Daftar Berat
Gambar-gambar yang dimaksud dalam Pasal 4b harus dapat dengan jelas memperlihatkan tiap bagian jembatan atau
pilar, jadi juga konstruksi-konstruksi yang menghubungkan bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Dalam gambar-gambar itu haruslah tiap bagian konstruksi diberi nomor, yang sesuai dengan nomor yang tercatat dalam
daftar berat.
Daftar berat hendaknya dibuat sejelas-jelasnya sehingga untuk tiap bagian konstruksi terlihat macam dan beratnya bahan
yang dipergunakan, untuk itu hendaknya dipakai berat jenis dan berat per m3 seperti ditetapkan dalam Pasal 6.
BAB II
SIFAT-SIFAT BAHAN YANG DIPERGUNAKAN

Pasal 6
Berat Jenis dan Berat per m3
Berat jenis dan berat per m3 yang tercatat dibawah ini harus dipakai sebagai dasar.
Berat jenis untuk:
Besi lilih, baja lilih, baja tuang dan baja tempa…………………………………………….. 7.85
Besi lapis……………………………………………………………………………………. 7.80
Besi tuang…………………………………………………………………………………... 7.25
Timah……………………………………………………………………………………….. 11.40
Seng…………………………………………………………………………………………. 7.20
Kayu Jati……………………………………………………………………………………. 0.90
Kayu Besi…………………………………………………………………………………… 1.15
Merbau……………………………………………………………………………………… 0.90
Damar Laut…………………………………………………………………………………. 1.00

Berat per m3 untuk :


Pasangan batu merah……………………………………………………………………….. 1600 kg
Pasangan batu kali………………………………………………………………………….. 2000 kg
Kerikil. …………………………………………………………………………………….. 1800 kg
Pasir………………………………………………………………………………………… 1800 kg
Pasir…………………………………………………………………………………………. 2200 kg
Beton tidak bertulang……………………………………………………………………….. 2400 kg
Beton bertulang……………………………………………………………………………... 1500 kg

Pasal 7
Jenis-jenis Besi dan Baja yang Digunakan untuk Jembatan dan Pengertian-pengertian Batas Putus (Breukgrens),
Batas Lilih (Vloeiggrens) dan Perpanjangan (Rek)
Tabel dibawah ini tidak mengikat tetapi hanya untuk menunjukan sebutan dan sifat berbagai bahan:
Tabel 1
Jenis besi dan baja yang dipakai untuk jembatan
Kepadatan Tarik Perpan-jan Batas Lilih Modulus
2 2
Bahan Uraian (kg/cm ) (1) gan Rata (3) Kenyal
2
Min Max ( % ) (2) (kg/cm ) (kg/cm2)
Baja profil, universal, batang 3700 4500 20
pelat dan paku sekrup.
Baja lilih normal 2400 2.100.000
Baja paku sumbat.
3400 4200 25
Baja lilih bernilai Baja profil, batang dan pelat
tinggi (4) baja 4200 ≥4200 ≥20 ≥2900 2.100.000
Baja lilih Rel 5500 6500 12 3800 2.100.000
Baja Tuang Baja tuang cetakan 5000 6000 15 3600 2.100.000
Baja Tempa Baja lilih ditempa atau dipres 5000 6000 15 3600 2.100.000
Besi lapis dan Searah dengan serat 3300 3800 12
besi lilih dibuat
2200 2.000.000
sebelum 1895 Dalam arah tegak terhadap 2800 3500 4
serat
Besi tuang - Kepadatan Lentur
2600 3400 - - 1.000.000

(1) Kepadatan tarik ialah tegangan tarik per mm2 atau per cm2 dalam penampang semula pada batang percobaan, yang
menyebabkan batang itu putus.
(2) Pepanjangan ialah tambahan panjang, disebut dengan prosen, untuk penampang semula pada batang percobaan, pada saat
batang itu putus dinamakan batang percobaan panjang (Jari-jari 20 mm, panjang 200 mm)
(3) Btas lilih ialah tegangan tarik per mm2 atau per cm2 dalam penampang semula pada batang percobaan yang terdapat pada
waktu penunjuk kekuatan kekuatan pada jarum untuk sesaat berhenti atau jalan kembali, meskipun perpanjangan itu
bertambah. Jika batas lilih ini tidak terlihat dengan jelas maka diambillah tegangan, dimana besarnya perpanjangan tetap
samadengan 0,2% dari panjang semula batang percobaan.
(4) Jenis baja bernilai tinggi yang dipakai untuk konstruksi jembatan, harus mempunyai perpanjangan minimum yang sama,
meskipun baja ini mempunyai harga kepadatan tarik yang lebih tinggi daripada baja lilih biasa. Dalam tahun 1931
terutama baja Jerman 52 adalah sangat penting dan untuk ini oleh “Deutsche Reichsbahn” sementara ditetapkan
Kepadatan Tarik = 5200 - 6200; Batas Lilih ≥3600; Perpanjangan =20%.

Pasal 8
Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Bahan-bahan
a. Syarat-syarat Pemeriksaan
Bahan-bahan yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat seperti yang tercantum dalam salah satu dari peraturan
-peraturan dibawah ini, yang untuk tiap tiap peraturan hendaknya selalu dipergunakan penerbitan yang terakhir.
1. Syarat khusus untuk besi, dikeluarkan oleh Koninklijk Instituut Van Ingeniurs dan berkepala; Bovenbouw van Bruggen
van Spooren tramwegen (Bangunan Atas Jembatan dan Tram) B.v—K.I.v.I.
2. Syarat-syarat umum untuk besi oleh Koninklijk Instituut van Ingeniurs (Algemene Voerschriften voor Yzer van het
Kononklijk Inst. Van Ingenieurs—A.v.Y—K.I.v.I.
3. Syarat-syarat tentang lelang - borongan (aanbesteding) dan penjualan pekerjaan besi dan kelengkapannya, dikeluarkan
oleh Kementrian Jajahan Negeri Belanda (Regelen voor Indische aanschaffingen, doo bemiddeling van den Indichen
Centralen Aanschaffingdienst betwefende Yzerconstructies)— R.I.A.Y.
4. Aturan-aturan pembelian dengan perantara Kantor Pusat Pembelian mengenai konstruksi besi (R.I.A.Y)
5. Normalbedingungen fur die Lieferung van Eisenbahn Werkwn (Dinorm 1000) Aufgestellt vom Verband Deutscher
Architecterund Ingeniurs Vercine, Verein Deutscher Ingeniur, Verein Deutscher Eisenhutenleute, Deutschen Eisenbahn
Verband.
6. Peraturan-peraturan yang tidak tersebut dalam 1 s/d 5, yang penggunaannya harus disetujui dulu oleh Menteri.
b. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat pemeriksaan, seperti tersebut dalam sub a.
Kepala bagian pengawasan dapat memberikan ijin kepada perusahaan K.A. dan Tram untuk memakai bahan-bahan yang
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut dalam subbab a atau yang daftar-daftar pemeriksaannya (Pasal 4) tidak dapat
diperlihatkan, dan untuk tiap hal sendiri-sendiri ia menentukan tegangan dan kecepatan yang diperkenankan ( lihat juga Pasal
19)
BAB III
HITUNGAN

Pasal 9
Isi Hitungan
Dalam hitungan harus dimuat apa yang disebut dibawah ini dari sub a s/d j
a. Rencana muatan yang dipakai sebagai dasar hitungan itu (Pasal 12 b.1 dan Pasal 12 b.2)
b. Cara memuati dalam menghitung tiap bagian konstruksi.
c. Gaya normal, gaya melintang dan momen minimum dan maksimum dalam tiap bagian konstruksi, yang masing-masing
timbul karena berat diri dan muatan gerak dengan keterangan tentang jenis-jenis bahan yang dipakai dan
koefisien-koefisien santak.
d. Bagi bagian-bagian konstruksi yang ditarik, penampang yang diperlemah oleh lubang-lubang atau karena hal-hal lain (F
netto ).

e. Bagi bagian-bagian konstruksi yang ditekan:


1. Penampang bruto, jadi yang tidak diperlemah (F bruto ) dan bagi batang-batang yang sangat pendek penampang
nettonya (F netto ) lihat untuk iniPasal 21:II:1

2. Momen pelambatan bruto (I bruto ), jari-jari pelambatan i dan kerampingan λ untuk arah-arah yang perlu (lihat Pasal
21).
f. Bagi bagian yang yang menahan momen lentur, momen pelambatan bruto dan netto dan momen penahan netto (I bruto,
I netto dan W netto)
g. Tegangan-tegangan maksimum yang ada (jika tandanya berbeda hendaknya disebut pula tegangan-tegangan yang
terkecil), pun tegangan yang diperkenankan dalam berbagai bagian konstruksi dan dalam paku sumbat dan sekrup pada
sambungan, demikian pula tegangan-tegangan dalam andas besi dan tegangan dalam batu keras, batu kali, beton, kayu
dan sebagainya. Jika ada kekhawatiran bahwa tegangan sesar yang diperkenankan, karena gaya pokok dengan tidak
gaya-gaya tambahan, akan dilampaui maka harus dihitung besarnya tegangan sesar yang sungguh-sungguh ada.
Tegangan-tegangan yang ada ini dapat diperinci atas tegangan-tegangan karena berat diri, karena muatan gerak dan
sebagainya.
h. Hitungan tentang pertambatan-pertambatan dan portal-portal suatu jembatan jembatan dinding tertutup untuk
sepenuhnya atau untuk sebagian.
i. Keamanan duduk jembatan (Standzekerheid).
j. Sumber-sumber yang menunjukkan asal-muasal rumus yang dipergunakan dan yang kebetulan tidak begitu dikenal.
BAB IV
MUATAN

Pasal 10
Gaya-gaya Pokok dan Gaya-gaya Tambahan
Jembatan atau pilar dihitung dengan muatan karena gaya-gaya pokok dan gaya-gaya tambahan.
Yang dimaksud dengan gaya-gaya pokok adalah sebagai berikut:
a. Muatan tetap (berat diri dan berat beban orang), lihat Pasal 12.
b. Gaya-gaya vertikal dari muatan gerak, lihat Pasal 12.
c. Gaya-gaya menjauhi titik pusat (middlepuntvliadende kracht), lihat Pasal 13.
d. Gaya karena perubahan temperatur, lihat Pasal 14.
Yang dimaksud gaya-gaya tambahan ialah:
e. Tekanan angin, lihat Pasal 15
f. Gaya menyamping disebabkan oleh lokomotif, lihat Pasal .
g. Gaya rem, lihat Pasal 17.

Pasal 11
Muatan Tetap
a. Berat diri
Yang dimaksud dengan berat diri jembatan atau pilar ialah jumlah berat jembatan atau pilar itu, jadi berat andas, berat
rasuk pokok, berat lantai jalan, berat pertambatan angin dan pertambatan melintang, berat ruang perlindungan, trotoir,
batang-batang sandaar dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan lantai jalan ialah pemikul-pemikul melintang dan memanjang, beserta pertambatan memanjang
dan pertambatan rem, bantalan-bantalan jembatan beserta rel dan besi pengikatnya, alas pasir dan sebagainya.
Sedapatnya berat diri ini harus diambil dari daftar berat (Pasal 5), sedang untuk beberapa harga berat jenis harus dipakai
angka-angka yang tercantum dalam Pasal 6.
Pada umumnya dapatlah muatan tetap itu dipandang sebagai muatan terbagi merata.
b. Berat beban orang
Jika bersamaan dengan muatan gerak ada pula beban orang haruslah untuk muatan terakhir ini diambil suatu gaya
vertikal tetap sebesar 400 kg/m2 dan suatu tekanan horisontal terhadap batang sandar sebesar 75 kg/m2.
Pasal 12
Sikap Muatan Gerak dan Gaya-gaya Vertikalnya
a. Sikap
Pada hitungan-hitungan haruslah kepada muatan gerak diberikan sikap yang demikian, sehingga pengaruhnya terhadap
bagian konstruksi yang ditinjau adalah yang paling berbahaya.
b. Gaya Vertikal
Aturan -aturan subabab 1,2, dan 3 dibawah ini hanya mengenai pengaruh yang diakibatkan oleh gaya-gaya vertikal
muatan gerak dalam suatu jembatan atau pilar dalam suatu jalan lurus. Gaya-gay lain yang juga disebabkan oleh atau karena
muatan gerak dicantumkan dalam Pasal 13 (gaya menjauhi titik pusat ), Pasal 15 (tekanan angin), Pasal 16 (gaya
menyamping) dan Pasal 17 (gaya rem).
1. Rencana muatan bagi jalan baru
Jembatan-jembatan atau pilar-pilar baru, teruntuk bagi suatu jalan baru (Pasal 1a) harus memenuhi rencana muatan
yang atas usul perusahaan k.a. dan tram yang bersangkutan telah ditetapkan oleh Kepala Pengawasan untuk tiap-tiap jalanan
atau sebagian dari jalanan. Mengingat akan kemungkinan dalam waktu yang akan datang ada baiknya dalam rencana muatan
itu dipakai tipe-tipe lokomotif yang lebih berat daripada yang dipakai, yang mana hendaknya dilakukan pula terhadap
kereta-kereta jika dapat diduga bahwa berat muatan kereta itu akan naik.
Pada bagian-bagian konstruksi yang hanya dapat memuat beberapa gandar saja, ada baiknya jika tekanan gandar itu
diperberat hal mana hendaknya dicantumkan dalam rencana muatan. Untuk tekanan gandar dan jarak gandar dalam rencana
muatan hendaknya dipakai bilangan dengan sebanyak-banyaknya satu decimal, yang masing-masing menunjukkan tekanan
dalam ton dan jarak dalam meter.
Rencana muatan dapat pula terdiri dari beberapa macam muatan terbagi rata, yang memberikan tegangan yang lebih
membahayakan dari pada muatan gerak yang sungguh-sungguh ada. Jika dari muatan gerak yang diambil sebagai suatu dasar
muatan terbagi rata itu hanya ada beberapa gandar yang dapat dipakai untuk perhitungan maka sebaiknya tekanan gandar itu
diperberat dan sesuai dengan itu muatan terbagi rata dipertinggi.
2. Rencana Muatan untuk Jalan yang Sudah Ada
Jembatan-jembatan dan pilar-pilar baru yang dibuat untuk jalan yang sudah ada harus memenuhi rencana muatan
yang terakhir ditetapkan untuk jalan itu (Pasal 1b). Jembatan-jembatan dan pilar-pilar baru yang terdapat dalam suatu jalan
yang sudah ada atau yang diperuntukkan baginya hanya diharuskan memenuhi syaraat muatan gerak yang terberat, yang
melalui jalan itu. Bagi suatu jalan yang sudah ada haruslah dibuat suatu rencana muatan baru, jika ternyata traksi yang ada
atau yang akan diadakan memberikan pengaruh pada satu atau lebih dari suatu bagian jembatan atau pilar yang 10% lebih
*)
besar daripada pengaruh rencana muatan yang terakhir disahkan. Dalam hal ini haruslah rencana muatan baru itu
**)
memberikan pengaruh kepada bagian tersebut yang sekurang-kurangnya 10% lebih besar daripada pengaruh rencana
muatan yang terakhir disahkan.
3. Koefisien Santak
Gaya-gaya yang bekerja dalam arah vertikal yang langsung diakibatkan oleh muatan gerak (jadi oleh semua gaya

yang disebut dalam Pasal 10b), harus dikalikan dengan koefisien santak φ untuk dapat menghitung tegangan yang

sungguh-sungguh ada. Besarnya koefisien santak adalah seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana diadakan
pembagian kedalam 3 cara penahanan rel.

*) Jika traksi yang lewat mengakibatkan tegangan-tegangan yang 10% lebih besar daripada tegangan-tegangan karena
rencana muatan itu, biasanya tegangan yang diperkenankan belum juga dilampaui. Ini disebabkan oleh karena umumnya
tegangan-tegangan yang diperkenankan itu untuk jembatan dan pilar lama diperbolehkan 10% lebih besar daripada yang
diperkenankan untuk jembatan dan pilar baru yang dibuat menurut rencana muatan itu.
**) Harga 10% ini tak ada hubungannya dengan harga 10% dalam alinea diatas angka 10 itu hanya diambil agar jangan
sampai terjadi kita harus sebentar-sebentar menetapkan suatu rencana muatan baru, yang hanya sedikit berbeda dengan
rencana muatan yang lama, misalnya hanya 1 atau 2%.

Dalam tabel 2 ini L mempunyai arti sebagai berikut :


Untuk andas dan semua bagian konstruksi dari rasuk pokok.
L = panjang jembatan, yaitu jarak dari sumbu ke sumbu andas.
Untuk pemikul memanjang dan pengikatnya ke pemikul malang.
L = lebar ruang, yaitu jarak dari sumbu ke sumbu pemikul malang.
Untuk pemikul malang dan pengikatnya ke rasuk pokok.
L = panjang pemikul malang, yaitu jarak sembu ke sumbu rasuk pokok.
Untuk konsol-konsol dan pengikatnya ke pemikul malang.
L = panjang teoritis konsol.
Untuk pilar dan semua bagian pilar
L = jumlah bentang jembatan yang ditahan oleh pilar itu.
Tabel 2
Rel segera ditahan pemikul Rel ditahan pemikul memanjang atau
L
memanjang atau rasuk pokok dengan rasuk pokok dengan perantaraan Alas pasir yang menerus
Dalam meter
perantaraan pelat andas bantalan kayu

φ = 1.30 + 27.5
φ = 1.20 + 25
φ = 1.10 + 22.5
L + 50 L + 50 L + 50
1.85 1.70 1.55
0
1.84 1.69 1.54
1
1.83 1.68 1.53
2
1.82 1.67 1.52
3
1.81 1.66 1.52
4
1.80 1.65 1.51
5
1.79 1.65 1.50
6
1.78 1.64 1.50
7
1.77 1.63 1.49
8
1.77 1.62 1.48
9
1.76 1.62 1.48
10
1.74 1.60 1.46
12
1.73 1.59 1.45
14
1.72 1.58 1.44
16
1.70 1.57 1.43
18
1.69 1.56 1.42
20
1.68 1.55 1.41
22
1.67 1.54 1.40
24
1.66 1.53 1.40
26
1.65 1.52 1.39
28
1.64 1.51 1.38
30
1.62 1.49 1.36
35
1.61 1.48 1.35
40
1.59 1.46 1.34
45
1.58 1.45 1.33
50
1.55 1.43 1.30
60
1.53 1.41 1.29
70
1.51 1.39 1.27
80
1.50 1.38 1.26
90
1.48 1.37 1.25
100
1.47 1.36 1.24
110
1.46 1.35 1.23
120
1.45 1.34 1.23
130
1.44 1.33 1.22
140
1.44 1.33 1.21
150

Pasal 13
Gaya Menjauhi Titik Pusat
Pada jembatan-jembatan yang berada di lengkung harus diperhatikan pula pengaruh gaya menjauhi titik pusat (tidak
dengan koefisien santak).
Gaya ini dipandang mempengaruhi jembatan dengan bekerja pada rel luar oleh semua gandar dari rencana muatan.,
dimana tekanan keluar K dari tiap gandar ini mempunyai harga ;

10002
Av 2
Mv 2 (60 x60) 2 Av 2
K= = =
R 9.78 R 127 R
Dimana : A = tekanan gandar dalam ton.
v = kecepatan dalam km/jam.
R = jari-jari kelengkungan dalam meter.
Jika rencana muatan itu terdiri dari beberapa skala muatan terbagi rata, haruslah gaya menjauhi titik pusat itu diambil
dari rencana muatan itu dan dipandang sebagai muatan terbagi rata juga.
Gaya menjauhi titik pusat dianggap bertangkap pada sebuah bidang yang letaknya :
Pada lebar sepur 1.435 m setinggi 1.75 m’ diatas kepala rel.
Pada lebar sepur 1.067 m setinggi 1.50 m’ diatas kepala rel.
Pada lebar sepur 0.750 m setinggi 1.25 m’ diatas kepala rel.
Pada lebar sepur 0.600 m setinggi 1.25 m’ diatas kepala rel.

Pasal 14
Tegangan-tegangan yang Disebabkan oleh Temperatur
Pada konstruksi-konstruksi yang karena suatu perubahan temperatur mungkin mendapat tegangan-tegangan yang
membahayakan haruslah hal ini sungguh-sungguh diperhatikan.
Sebagai batas-batas temperatur diambil 10Oc dan 60Oc.
Sebagai temperatur pemasangan ditetapkan 25Oc.
Sehingga haruslah diperhatikan akan timbulnya tegangan-tegangan itu untuk keadaan dimana temperatur melewati 35Oc atau
kurang dari 15Oc.
Koefisien muai besi ditetapkan 0.000012.

Pasal 15
Tekanan Angin
a. Besar dan Arah Tekanan Angin
Tekanan angin dipandang sebagai suatu muatan terbagi rata, tidak dengan santak dan bekerja dalam arah horisontal.
Besarnya tekanan angin ditetapkan 100 kg/m2
b. Luas Bidang yang Tertekan Angin
Bidang-bidang yang tertekan angin ditetapkan sebagai berikut :
1. Jembatan dengan Rasuk Pokok Dinding Pelat
Yang dipandang terkena angin ialah luas bidang satu rasuk pokok, ditambah dengan luas bagian lantai jalan yang
mungkin muncul diatasnya dan luas muatan gerak (untuk arti lantai lihat Pasal 11 a).
2. Jembatan dengan Rasuk Pokok Tersusun
Yang terkena ialah bidang seluas 1.5 x Luas Satu Rasuk Pokok ditambah Luas Lantai Jalan dan Luas Muatan
Gerak.. Jumlah ini dapat dikurangi dengan bagian lantai jalan dan bagian muatan gerak, yang mungkin tertutup oleh rasuk
pokok.
Dalam keadaan “tak dimuati” luas yang diperhatikan ialah 1.5 x Luas Satu Rasuk Pokok ditambah dengan Bagian
Lantai Jalan yang mungkin tidak tertutup oleh rasuk pokok.
3. Pilar
Yang terkena ialah 1.5 x Luas salah satu bidang sisi pilar.
4. Taksiran Luasnya Bidang-bidang
Luas yang terkena pada sebuah rasuk pokok jembatan atau pilar dengan besi tersusun dapat diambil sama dengan
25% x Luas, yang dibatasi oleh garis-garis teoritis skema jembatan atau pilar itu atau dapat ditentukan dengan secara
menaksir dengan melihat ukuran-ukuran yang nyata.
5. Muatan Gerak
Luasnya bidang muatan gerak yang terkena oleh angin diambil sama dengan :
∠ Pada lebar sepur 1.435 = Luas sebuah persegi empat dengan tinggi 3,5 m yang titik beratnya terletak pada 1,750 m diatas
kepala rel.
∠ Pada lebar sepur 0,750 m atau 0,600m = Luas sebuah persegi empat dengan tinggi 0,250 m yang titik beratnya terletak
pada 1,250 m diatas kepala rel.
∠ Pada lebar sepur 1,067 m = Luas sebuah persegi empat setinggi 3 m yang titik beratnya terletak pada 1,500m diatas
kepala rel.

Pasal 16
Gaya Menyamping karena Tekanan Lokomotif
Untuk hitungan-hitungan harus diperhatikan pula santakan menyamping yang diakibatkan oleh lokomotif terhadap
jembatan yang pengaruhnya dapat disamakan dengan suatu gaya horisontal S. Besar dan arah titik tangkap S dapat ditemukan
dalam tabel 3 dibawah ini.
Tekanan angin dan gaya menyamping yang disebabkan oleh lokomotif dipandang tidak dapat terjadi bersama-sama. Antara
dua macam gaya ini dipilih yang lebih membahayakan.
Tabel 3
Gaya Horisontal S disebabkan oleh Lokomotif
Gaya S
Jalan ka
Besar Arah Titik Tangkap
Tegak pada sumbu memanjang
Amaks
Lurus S= jembatan dan seperti juga halnya pada
10
tekanan angin dalam 2 arah
Pada tinggi kepala rel
Lengkungan
ditempat yang paling
Amaks
R ≥900 S= Sejajar dengan gaya menjauhi titik membahayakan untuk
10
pusat dan seperti juga halnya pada masing-masing batang
Amaks tekanan angin dalam 2 arah
150 < R > 900 S= (R-1500)
7500
R≤ 150 S=0

1) A maks = Muatan gandar yang terbesar (tidak dengan koefisien santak) yang ada dalam gandar lokomotif atau kumpulan
gandar-gandar lokomotif yang menurut rencana muatan berlaku untuk hitungan itu.
R = Jari-jari lengkungan dalam meter. Jika rencana muatan terdiri dari beberapa skala muatan terbagi rata maka
diambillah A maks sama dengan 1,5 x muatan terbagi rata meter, yang untuk penentuan momen lentur diperhitungkan bagi
bagian konstruksi yang bersangkutan dengan keterangan bahwa besar A maks tak dapat melebihi harga muatan terbagi rata
per meter yang berlaku untuk bentang 2 m. A maks dipandang sebagai suatu gaya tunggal.

Pasal 17
Gaya Rem
Pengaruh gaya rem harus diperhatikan untuk pilar dan jembatan yang bentangya 20 m atau lebih.
Jembatan yang demikian harus diperlengkapi dengan suatu pertambatan rem jika ada pemikul memanjang dan pemikul
malang, kecuali pemikul-pemikul itu dapat menahan gaya rem tadi. Pada jembatan-jembatan kecil pengaruh gaya rem ini
umumnya dapat diabaikan.
1 1
Besarnya gaya rem ialah berat lokomotif dan berat kereta (semua kereta dimuati penuh), yang membebani
6 10
jembatan dimana koefisien santak tidak diperhitungkan.
1
Jika rencana muatannya terdiri dari beberapa skala muatan terbagi rata, ditetapkan besarnya gaya sama dengan x
8
muatan yang dipakai untuk menghitung momen.
Jika mengingat gaya-gaya tarik yang mungkin timbul dalam kaki pilar dan sebagainya dipandang perlu untuk
mengurangi besarnya muatan gerak maka tetaplah gaya rem mempunyai harga tersebut diatas dengan pengertian bahwa ini
1
tidak boleh melebihi x berat kereta api yang dikurangi.
6
BAB V
TEGANGAN DAN LENTURAN MAKSIMUM YANG DIPERKENANKAN

Pasal 18
Syarat-syarat Umum
Tegangan-tegangan dan lenturan-lenturan terbesar yang dalam bab ini ditetapkan bagi jembatan-jembatan dan pilar-pilar
baru dapat diperkenankan apabila syarat-syarat yang termuat dalam A.V.B.P. 1932 telah dipenuhi. Tegangan-tegangan dan
lenturan-lenturan terbesar yang dalam bab ini ditetapkan bagi jembatan-jembatan dan pilar-pilar yang sudah ada dapat
diperkenankan untuk keadaan yang biasa. Akan tetapi Kepala Pengawasan akan menentukan untuk tiap-tiap hal apakah
sesuatu tegangan dan lenturan yang melampaui angka-angka bagi jembatan dan pilar baru dapat diperkenankan atau tidak.
Dalam hal ini haruslah selain daripada hasil hitungan itu masih harus diperhatikan:
1. Konstruksi jembatan atau pilar baru, yakni meneliti apakah rencana jembatan yang asli sungguh-sungguh dibuat
menurut syarat-syarat teoritis dan apakah perkuatan-perkuatan atau perubahan-perubahan yang mungkin ada dikerjakan
dengan sempurna.
2. Kualitas bahan jembatan itu, sepanjang ia dapat diketahui (Lihat juga Pasal 8b).
3. Cara pemasangan hikmah itu.
4. Keadaan jembatan berhubung dengan pemeliharaannya.

Pasal 19
Batas Lilih v dan Faktor Bahan f
a. Batas Lilih
Tegangan yang diperkenankan dalam Pasal 20 berlaku untuk baja lilih normal dengan suatu kepadatan terhadap tarik T
sebesar 3700 - 4500 kg/cm2 dan suatu batas lilih v sebesar rata-rata 2400 kg/cm2 (Definisi dari kepadatan terhadap tarik dan
batas lilih, lihat Pasal 7)
Untuk lain-lain jenis besi dan baja, kecuali besi tuang tegangan-tegangan yang diperkenankan itu ditetapkan dengan
mengalikan angka-angka yang tercantum dalam Pasal 20 dengan faktor bahan f (lihat sub b).
Selain daripada itu masih ditetapkan sebagai berikut :
1. Batas lilih tak dapat diambil lebih tinggi daripada v = 0,70 t.
2. Apabila suatu bahan tak menunjukkan batas lilih maka diambillah suatu batas lilih khayal yang besarnya v = 0,6 t.
3. Jika didapatkan kerusakan-kerusakan untuk menetapkan batas lilih itu secara percobaan sehingga batas ini tidak dikenal
maka diambillah v = 0,55 t.
b. Faktor Bahan, f

Tabel 4
Faktor Bahan : f
Jenis Bahan f
Baja lapis dan baja lilih buatan sebelum 1895 22
v min = 2200 kg/cm2 = 0.917
T min = 3300 kg/cm2 24
Baja lilih normal dibuat sesudah 1895 T = 3700 - 4500 kg/cm2
Baja Paku sumbat T = 3400 - 4200 kg/cm2 1
v rata-rata = 2400 kg/cm2
Baja lilih bernilai tinggi T = 4200 kg/cm2 v
v min = 2900 kg/cm2
2400
Baja lilih : Rel T = 5500 kg/cm2
1.5
v = 3600 kg/cm2
Besi lapis yang lain jenisnya, besi lilih dan baja lilih seperti bahan-bahan yang dipergunakan dalam Ditetapkan oleh
jembatan lama, yang karena berbagai hal telah turun nilainya (karena karat, kerusakan dan menteri atas usul
sebagainya) “Pengawasan“

Pasal 20
Tegangan Tarik, Tegangan Lentur dan Tegangan Sesar Maksimum yang Diperkenankan dalam Semua Bagian
Konstruksi kecuali dalam Andas, Paku Sumbat dan Baut Sekrup
Tegangan-tegangan ini dicantumkan dalam tabel 5. Tegangan-tegangan tersebut dapat diperkenankan dalam
penampang netto dari bagian-bagian konstruksi yang ditinjau.
Dalam hitungan hendaknya diperlihatkan besarnya F netto dan W netto .

Pasal 21
Tegangan Tekan Maksimum yang Diperkenankan dalam Bagian Konstruksi Besi atau Baja (Bukan Besi Tuang)
yang Tertekan Kecuali Andas
A. Batang-batang dengan Penampang Tetap
A. Kerampingan
a. Batang-batang Terdiri dari Satu Profil atau dari Beberapa Profil yang Untuk Seluruh Panjangnya Telah
Tersusun Erat Menjadi Satu Profil.

Untuk menetapkan tegangan tekan terbesar yang diperkenankan hanya dibutuhkan besarnya kerampingan λ
dari batang yang bersangkutan untuk arah ceklik yang perlu. Jika λ telah terkenal dapatlah segera ditentukan tegangan tekan
terbesar yang dapat diperkenankan menurut sub II.

λ= lk
i=
I bruto
i Fbruto

untuk menentukan l k lihat penjelasan § 1.


b. Batang-batang yang Terhubung (Gekoppelde-staven)

Untuk menghitung kerampingan λ batang-batang tertekan yang terdiri dari beberapa profil yang satu dan lain
dihubungkan dengan sambungan-sambungan (pelat, diagonal dan sebagainya), hendaknya diperhatikan baik-baik cara
penghubungan itu.
Bagi batang-batang yang demikian hendaknya dihitung kerampingan batang seluruhnya dan dari

bagian-bagian profil antara 2 titik hubung kecuali jika dipakai suatu cara menghitung dimana λ dari profil tunggal tidak
dibutuhkan.
Bagi batang-batang penghubung (Gekoppelde-staven) sementara itu berlaku juga apa yang ditetapkan dalam
sub I a.
c. Jembatan Dinding Terbuka atau Tertutup Sebagian dengan Jalan K.A. dibawah

Untuk menghitung kerampingan λ batang-batang tepi rasuk pokok yang tertekan pada jembatan-jembatan

dinding terbuka atau tertutup untuk sebagian dengan jalan k.a. dibawah hendaknya diperhatikan pula kekakuan jembatan arah
menyamping.
Bagi batang-batang tepi ini berlaku pula sub I a dan sub I b.
II. Tegangan Tekan yang Diperkenankan.
1. Dalam Batang-batang Hanya Terdapat Tegangan Tekan
Setelah kerampingan λ ditentukan, ditetapkan harga tegangan tekan yang diperkenankan ( σd) dengan

menggunakan tabel-tabel 6 s/d 10 dibawah ini.


Tegangan tekan ini dapat diperkenankan dalam penampang netto, bruto dengan keterangan bahwa
tegangan-tegangan dalam penampang netto juga tidak boleh melebihi harga-harga seperti yang tercantum dalam tabel 5 (lihat
noot 2 dari tabel itu). Lihat penjelasan § 2.
2. Dalam Batang Terdapat Berganti-ganti Tegangan Tarik dan Tegangan Tekan
Dalam hal ini haruslah penampang sedemikian rupa sehingga tegangan tekan maksimum yang diperkenankan
ditentukan menurut II i dan selanjutnya tegangan tarik maksimum yang diperkenankan ditentukan menurut Pasal 20 (Tabel 5)
tidak dilamapui.
III. Tegangan Ceklik dan Keamanan Ceklik
Tegangan ceklik dan keamanan ceklik tak usah dicantumkan dalam hitungan. Lihat penjelasan § 3.
B. Batang-batang dengan Penampang yang Berubah.
Jika batang mempunyai penampang yang tetap, dapatalah salu satu penampang misalnya yang terkecil diambil sebagai
penampang tetap sehingga cara hitungan menurut sub A dapat dijalankan.
Jika tidak dikehendaki suatu cara yang demikian dapatlah kita kita mengambil suatu cara menghitung yang lain, yang satu
persatu akan dipertimbangkan oleh pengawasan.
Dalam hal itu tidak bolehlah cara menghitung sub A dipergunakan lagi, karena dengan tiadanya penampang dan jari-jari

pelambatan yang konstan, l k dan λ tidak dapat ditentukan. Selanjutnya ini berarti pula bahwa tegangan ceklik dan keamanan
ceklik yang dicantumkan dalam A.V.B.P. 1932 dan didasarkan pada besarnya harga λ, tidak dapat diambil lagi sebagai
pangkal hitungan.

Catatan mengenai tabel 5


1) Tentang kualitas baja lilih normal dan tentang berlakunya tabel untuk jenis-jenis besi dan baja yang lain lihat Pasal 19.
2) Tegangan yang dimuat diatas adalah juga tegangan-tegangan tekan maksimum yang diperkenankan dalam penampang
netto suatu batang yang pendek (gedrongen staaf). Lihat Pasal 21:II:I dan “Penjelasan § 2.

3) S 1 = harga mutlak (absolut) yang terkecil dari gaya pokok

S 2 = harga mutlak (absolut) yang terbesar dari gaya pokok

S 1 dan S 2 dipergunakan disini dengan tidak memperhatikan tandanya.


Tabel 5
Tegangan tarik, tegangan lentur dan tegangan sesar maksimum (dalam kg/cm2) yang diperkenankan dalam semua bagian
konstruksi kecuali andas, paku sumbat dan baut sekrup
Tegangan-tegangan yang tersebut ini tidak boleh dilampaui.
Baja lilih normal 1)

Gaya
Tegangan tarik ( σ t ) dan 2)
Tegangan lentur (σ b ) Tegang-a
Nama Bagian n Sesar
Jembatan dan Pilar Baru Jembatan dan Pilar Lama
Konstruksi
Dalam serat yg sama Dalam serat yg sama τ
( )
Selalu Tarik Bergantian Selalu Tarik Bergantian
Hal Uraian
atau Selalu Tarik dan atau Selalu Tarik dan
Tekan Tekan 3) Tekan Tekan 3)
a). Rasuk pokok Gaya Pokok
1300 - 1500 -
b). Pemikul malang
dan pemikul I 1300 S1 1500 S1
300 300
memanjang dalam S2 S2 0,6 kali
lantai jalan
tegang-an
Gaya po-kok
1450 - 1650 - tarik atau
gaya
S S1 tegang-an
II tambahan 1450 300 1 1650 300 lentur
tidak dengan S2 S2 yang
gaya rem
diper-ken
Gaya po-kok
1550 - 1750 - an-kan
gaya
III tambahan 1550 S1 1750 S1
300 300
dengan gaya S2 S2
rem
c) . Pertambatan 1000 1200
angin,
per-tambatan IV
me-lintang dan
per-tambatan
me-manjang
(bukan
pertambatan rem)
d). Portal
e). Semua bagian
lain yang tidak
tersebut dalam sub
a s/d d misalnya
trotoar dsb.
f). Pertambatan rem V

1450 1650
Tabel 6
Tegangan-tegangan Tekan yg Diperkenankan dalam Baja Lilih Normal
(f=1) untuk halaman-halaman I s/d V dari tabel 5
Jembatan dan Pilar baru
(σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal
λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV
0-20 1300 1450 1550 1000 64 998 1114 1191 768 108 617 688 736 475
21 1292 1441 1540 994 65 990 1104 1181 761 109 606 676 722 466
22 1283 1431 1530 987 66 982 1095 1171 755 110 591 659 704 454
23 1275 1422 1521 981 67 973 1086 1161 748
24 1267 1413 1511 975 68 965 1077 1151 742 111 578 645 689 445
25 1259 1405 1501 969 69 957 1068 1141 736 112 566 631 675 435
26 1251 1396 1492 963 70 949 1059 1132 730 113 554 618 660 426
27 1244 1387 1483 957 114 542 605 647 417
28 1236 1379 1474 951 71 941 1050 1122 724 115 531 593 633 409
29 1228 1370 1465 945 72 933 1041 1113 718 116 520 580 620 400
30 1221 1362 1456 939 73 926 1032 1104 712 117 510 569 608 392
74 918 1024 1094 706 118 500 557 596 384
31 1214 1354 1447 934 75 910 1015 1085 700 119 490 546 584 377
32 1200 1346 1439 928 76 903 1007 1076 695 120 480 535 572 369
33 1199 1338 1430 922 77 895 998 1067 688
34 1192 1330 1421 917 78 888 990 1059 683 121 470 525 561 362
35 1185 1322 1413 912 79 880 982 1050 677 122 461 514 550 355
36 1178 2314 1405 906 80 873 974 1041 671 123 452 504 539 348
37 1171 1306 1397 901 124 443 495 529 341
38 1165 1299 1389 896 81 866 966 1032 666 125 435 485 .518 335
39 1158 1291 1381 891 82 859 958 1024 661 126 427 476 509 328
40 1151 1284 1373 886 83 852 950 1015 655 127 419 467 499 322
84 845 942 1007 650 128 411 458 490 316
41 1145 1277 1365 880 85 838 934 999 645 129 403 450 480 310
42 1138 1270 1357 876 86 831 927 990 639 130 396 441 472 304
43 1132 1263 1350 871 87 824 919 982 634 .
44 1125 1255 1342 866 88 817 911 974 628 131 388 433 463 299
45 1119 1248 1335 861 89 810 904 966 623 132 381 425 454 293
46 1113 1241 1327 856 90 804 897 958 618 133 374 418 446 288
47 1107 1235 1320 851 134 368 410 438 283
48 1101 1228 1313 847 91 797 889 951 613 135 361 403 430 278
49 1095 1221 1305 842 92 791 882 943 608 136 355 395 423 273
50 1089 1215 1298 838 93 784 875 935 603 137 348 388 415 268
94 778 867 927 598 138 342 382 408 263
51 1083 1208 1291 833 95 771 860 920 593 139 336 375 401 259
52 1077 1202 1284 829 96 765 853 912 588 140 330 368 394 254
53 1072 1195 1278 824 97 759 846 905 584
54 1066 1189 1271 820 98 753 839 897 579 141 325 362 387 250
55 1060 1183 1264 816 99 746 833 890 574 142 319 356 381 245
56 1055 1177 1258 811 100 740 826 883 570 143 314 351 374 241
57 1049 1170 1251 807 144 308 344 368 237
58 1044 1164 1245 803 101 723 806 862 556 145 303 338 362 233
59 1038 1158 1238 799 102 706 788 842 543 146 298 333 355 229
60 1033 1152 1232 795 103 690 770 823 531 147 293 327 350 226
104 675 753 804 519 148 288 322 344 222
61 1024 1142 1221 788 105 660 736 786 507 149 284 316 338 218
62 1016 1133 1211 781 106 645 719 769 496 150 279 311 333 215
63 1007 1123 1201 775 107 631 704 752 485
Tabel 7
Tegangan-tegangan Tekan yg Diperkenankan dalam Baja Lilih Normal
(f=1) untuk halaman-halaman I s/d V dari tabel 5
Jembatan dan Pilar Lama
(σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal
λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV
0-20 1500 1650 1750 1200 64 1152 1267 1343 921 108 712 783 831 569
21 1491 1640 1739 1192 65 1142 1256 1333 914 109 699 769 816 559
22 1480 1628 1727 1184 66 1133 1246 1322 906 110 682 750 796 545
23 1471 1618 1716 1177 67 1123 1235 1110 898
24 1462 1608 1706 1169 68 1113 1224 1299 890 111 667 734 778 533
25 1453 1598 1695 1162 69 1104 1214 1288 883 112 653 718 762 522
26 1443 1287 1684 1155 70 1095 1205 1277 876 113 639 703 746 511
27 1435 1578 1675 1148 114 625 688 730 500
28 1426 1569 1664 1141 71 1086 1195 1267 867 115 613 674 715 490
29 1417 1559 1653 1133 72 1077 1185 1256 861 116 600 660 700 460
30 1409 1550 1644 1127 73 1066 1175 1246 855 117 588 647 686 471
74 1059 1165 1236 847 118 577 635 673 461
31 1401 1541 1634 1121 75 1050 1155 1225 840 119 565 622 660 452
32 1392 1531 1623 113 76 1042 1146 1216 833 120 554 609 646 443
33 1383 1521 1614 1107 77 1033 1136 1205 826
34 1375 1512 1605 1100 78 1025 1128 1195 820 121 543 597 633 434
35 1367 1504 1595 1094 79 1015 1117 1185 812 122 532 585 621 425
36 1359 1495 1586 1087 80 1007 1108 1175 806 123 522 574 608 417
37 1353 1486 1576 1081 124 511 562 596 408
38 1344 1478 1568 1075 81 999 1099 1166 799 125 502 552 586 401
39 1336 1470 1559 1069 82 991 1090 1156 793 126 493 542 575 394
40 1328 1461 1549 1062 83 983 1081 1147 786 127 483 531 564 387
84 975 1073 1137 780 128 474 521 553 379
41 1321 1453 1541 1057 85 967 1064 1128 773 129 464 510 542 372
42 1313 1444 1532 1050 86 959 1055 1119 767 130 457 503 533 365
43 1306 1437 1524 1045 87 951 1046 1109 761
44 1298 1428 1514 1038 88 943 1037 1100 754 131 448 493 522 358
45 1291 1420 1506 1033 89 935 1029 1090 748 132 440 464 513 352
46 1284 1412 1498 1027 90 928 1021 1082 742 133 432 475 503 345
47 1277 1405 1490 1022 134 425 468 495 340
48 1270 1397 1482 1016 91 920 1012 1073 736 135 417 459 486 333
49 1263 1389 1474 1011 92 913 1004 1065 730 136 410 451 478 328
50 1257 1383 1466 1005 93 905 996 1055 724 137 402 442 468 321
94 898 988 1047 718 138 395 435 460 316
51 1250 1375 1458 1000 95 890 979 1038 712 139 388 427 452 310
52 1243 1367 1450 994 96 883 971 1038 706 140 381 419 444 305
53 1237 1361 1443 989 97 876 964 1022 701
54 1230 1353 1435 983 98 869 956 1014 695 141 375 413 437 300
55 1223 1345 1427 978 99 861 947 1004 689 142 368 405 429 294
56 1217 1339 1420 973 100 854 939 996 683 143 362 398 423 290
57 1210 1331 1412 968 144 355 391 415 284
58 1205 1326 1405 968 101 834 917 973 667 145 350 585 408 260
59 1200 1320 1397 958 102 815 897 950 652 146 344 376 401 275
60 1192 1311 1390 953 103 796 876 929 637 147 338 372 394 270
104 779 857 909 623 148 332 365 388 266
61 1182 1300 1378 945 105 761 837 888 609 149 328 361 382 262
62 1172 1289 1368 937 106 744 818 868 595 150 322 354 376 257
63 1162 1278 1356 929 107 728 801 849 582
Tabel 8
Tegangan Tekan Maksimum yang Diperkenankan dalam Baja Lilih Bernialai Tinggi
(faktor bahan f, lihat Tabel 4)

Untuk λ = 100 berlaku Tabel 6 dan 7


Untuk harga-harga λ yang lain, haruslah tegangan tekan maksimum yang tercantum dalam
Tabel 6 dan 7 dilipatkan dengan faktor x, yang besarnya diberikan dalam tabel dibawah ini

λ x λ x

20 - 60 f
61 0.975 f + 0.027 81 0.431 f + 0.618
62 0.949 f + 0.055 82 0.401 f + 0.650
63 0.924 f + 0.083 83 0.372 f + 0.682
64 0.898 f + 0.111 84 0.340 f + 0.715
65 0.872 f + 0.139 85 0.312 f + 0.747
66 0.846 f + 0.167 86 0.282 f + 0.780
67 0.819 f + 0.196 87 0.252 f + 0.813
68 0.793 f + 0.225 88 0.221 f + 0.846
69 0.766 f + 0.254 89 0.190 f +0.880
70 0.739 f + 0.283 90 0.159 f + 0.914

71 0.712 f + 0.312 91 0.128 f +0.948


72 0.685 f + 0.342 92 0.096 f + 0.982
73 0.658 f + 0.372 93 0.064 f + 1.017
74 0.630 f + 0.402 94 0.032 f + 1.052
75 0.602 f + 0.432 95 1.087
76 0.574 f + 0.463 96 1.0681
77 0.546 f + 0.439 97 1.0502
78 0.517 f + 0.524 98 1.0329
79 0.489 f + 0.555 99 1.0161
80 0.460 f + 0.587 100 1.0000
Tabel 9
Tegangan-tegangan Tekan yg Diperkenankan dalam Baja Lapis (f=0,917)
dan Besi Lilih Buatan Sebelum 1895 untuk halaman-halaman I s/d V dari tabel 5
Jembatan dan Pilar Baru
(σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal
λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV
0-20 1192 1330 1421 917 64 909 1014 1084 699 108 574 640 684 422
21 1185 1321 1412 911 65 900 1004 1073 692 109 568 633 677 437
22 1177 1312 1403 905 66 891 994 1062 685 110 562 627 670 432
23 1169 1304 1395 899 67 881 983 1050 678
24 1162 1396 1386 894 68 872 973 1040 671 111 550 614 656 424
25 1155 1288 1376 888 69 863 963 1029 664 112 539 601 643 414
26 1147 1280 1368 883 70 855 954 1019 658 113 528 589 629 406
27 1141 1272 1360 877 114 516 576 616 397
28 1133 1265 1352 872 71 846 944 1009 651 115 306 565 603 390
29 1126 1256 1343 866 72 837 934 996 644 116 495 552 590 381
30 1120 1249 1335 861 73 828 924 987 637 117 486 542 579 373
74 820 915 978 631 118 476 530 568 366
31 1113 1242 1327 856 75 811 905 967 624 119 467 520 556 359
32 1106 1234 1319 851 76 803 896 957 610 120 457 510 545 351
33 1099 1227 1311 845 77 795 887 948 612
34 1093 1220 1303 841 78 787 870 938 605 121 448 500 534 345
35 1087 1212 1296 836 79 778 868 927 598 122 439 490 524 338
36 1080 1205 1288 831 80 770 859 918 592 123 430 480 513 331
37 1074 1198 1281 826 124 422 471 504 325
38 1068 1191 1274 822 81 762 850 908 586 125 414 462 493 319
39 1062 1184 1266 817 82 754 841 899 580 126 407 453 485 312
40 1055 1177 1259 812 83 747 833 890 575 127 399 445 475 307
84 739 825 881 568 128 391 436 467 301
41 1050 1171 1252 807 85 731 816 871 562 129 384 429 457 295
42 1044 1165 1244 803 86 723 807 862 556 130 377 420 450 290
43 1038 1158 1238 799 87 716 799 854 551
44 1032 1151 1231 794 88 700 790 844 545 131 370 412 441 285
45 1026 1144 1224 799 89 702 752 836 539 132 363 405 432 279
46 1021 1138 1217 785 90 694 774 827 534 133 356 398 425 274
47 1015 1132 1210 780 134 350 390 417 270
48 1010 1126 1204 777 91 686 765 818 528 135 344 384 410 265
49 1004 1120 1197 772 92 679 758 809 522 136 338 376 403 26o
50 999 1114 1190 768 93 672 750 301 517 137 331 370 395 255
94 665 742 793 513 138 326 364 389 250
51 993 1108 1184 764 95 658 734 784 506 139 320 357 382 247
52 988 1102 1177 760 96 651 726 776 501 140 314 350 375 242
53 983 1096 1172 756 97 644 719 768 495
54 976 1090 1165 752 98 637 711 759 490 141 310 345 369 238
55 972 1085 1159 748 99 630 70J 751 485 142 304 339 36j 233
56 967 1079 1153 744 100 623 693 743 479 143 299 334 356 230
57 962 1073 1147 740 144 293 328 350 226
58 957 1067 1142 736 101 617 688 735 475 145 289 322 345 222
59 952 1062 1132 733 102 611 681 728 470 146 284 317 338 218
60 947 1056 1130 729 103 604 673 720 465 147 279 311 333 215
104 598 667 713 460 148 274 307 328 211
61 937 1045 1117 721 105 592 660 706 455 149 270 301 322 208
62 928 1035 1106 714 106 586 653 699 451 150 266 296 317 205
63 919 1025 1096 707 107 580 647 691 446
Tabel 10
Tegangan-tegangan Tekan yg Diperkenankan dalam Baja Lapis (f=0,917)
dan Besi Lilih Buatan Sebelum 1895 untuk halaman-halaman I s/d V dari tabel 5
Jembatan dan Pilar Lama
(σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal (σ d ) untuk hal-hal
λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV λ I
II &
V
III IV
0-20 1376 1513 1605 1100 64 1049 1154 1224 839 108 659 725 769 527
21 1367 1504 1595 1093 65 1038 1142 1211 830 109 652 717 761 522
22 1357 1493 1584 1086 66 1028 1131 1199 822 110 645 709 752 516
23 1349 1484 1573 1079 67 1016 1115 1185 814
24 1341 1475 1564 1072 68 1006 1107 1174 805 111 635 699 741 508
25 1332 1465 1554 1065 69 996 1096 1162 797 112 622 684 732 497
26 1323 1455 1544 1059 70 986 1086 1150 790 113 609 670 710 487
27 1316 1447 1536 1053 114 595 655 695 476
28 1308 1439 1526 1046 71 976 1074 3139 781 115 584 642 681 467
29 1299 1430 1516 1039 72 966 1063 1127 773 116 571 629 667 457
30 1292 1421 1507 1033 73 955 1051 1114 764 117 560 616 653 448
74 946 1041 1104 757 118 550 605 641 439
31 1285 1413 1495 1035 75 936 1030 1092 749 119 538 592 629 430
32 1276 1404 1488 1021 76 926 1019 1080 742 120 528 580 615 422
33 1268 1395 1450 1015 77 917 1009 1070 734
34 1261 1387 1472 1009 78 908 999 1059 726 121 517 569 603 413
35 1254 1379 1463 1003 79 898 988 1046 718 122 507 557 591 405
36 1246 1371 1454 997 80 888 977 1036 710 123 497 547 579 397
37 1239 1363 1445 991 124 487 535 568 389
38 1232 1355 1438 986 81 879 967 1025 703 125 478 526 558 382
39 1225 1348 1430 980 82 870 957 1015 696 126 470 516 548 375
40 1218 1340 1420 974 83 862 948 1005 690 127 460 506 537 369
84 853 939 995 684 128 451 496 527 361
41 1211 1332 1413 969 85 843 928 983 674 129 442 486 516 354
42 1204 1324 1405 963 86 834 918 973 667 130 435 479 508 347
43 1198 1318 1397 958 87 826 909 964 661
44 1190 1309 1388 952 88 817 899 953 654 131 427 470 497 341
45 1184 1302 1381 947 89 809 890 944 647 132 419 461 489 335
46 1177 1295 1374 942 90 801 881 934 641 133 411 452 479 328
47 1171 1288 1366 937 134 405 446 471 324
48 1165 1281 1359 932 91 791 870 923 634 135 397 437 463 317
49 1158 1274 1352 927 92 783 862 913 626 136 390 430 455 312
50 1153 1268 1344 922 93 775 853 904 620 137 383 421 446 306
94 767 844 895 614 138 376 414 438 301
51 1146 1261 1337 917 95 759 835 885 607 139 370 407 430 295
52 1140 1254 1330 911 96 751 826 876 601 140 363 399 423 290
53 1134 1248 1323 907 97 743 818 867 594
54 1128 1241 1316 901 98 735 809 857 588 141 357 393 416 286
55 1121 1233 1308 897 99 727 800 848 582 142 350 386 409 280
56 1116 1228 1302 892 100 719 791 839 575 143 345 379 403 276
57 1110 1221 1295 888 144 338 372 395 270
58 1105 1216 1288 883 101 712 783 831 570 145 333 367 388 267
59 1100 1210 1281 878 102 704 775 821 563 146 328 360 382 262
60 1093 1202 1275 874 103 697 767 813 558 147 322 354 375 257
104 689 758 804 551 148 316 348 369 253
61 1081 1189 1261 865 105 682 750 796 546 149 312 344 364 249
62 1071 1178 1249 857 106 674 742 786 539 150 307 337 358 245
63 1060 1166 1237 848 107 667 734 770 534
Tabel 11
Tegangan Tekan Maksimum yang Diperkenankan dalam Pilar Besi Tuang
Pilar Besi Tuang Baru Pilar Besi Tuang Lama
σ
( d ) untuk hal I, II, σ
( d ) untuk hal I, II, σ
( d ) untuk hal I, II, σ
( d ) untuk hal I, II,
λ atau III dari Tabel 5 λ atau III dari Tabel 5 λ atau III dari Tabel 5 λ atau III dari Tabel 5
Pasal 20 Pasal 20 Pasal 20 Pasal 20
0-20 700 0-20 800
21 697 61 429 21 796 61 489
22 693 62 419 22 792 62 478
23 690 63 408 23 788 63 466
24 686 64 397 24 784 64 454
25 681 65 386 25 779 65 442

26 677 66 375 26 774 66 430


27 673 67 365 27 769 67 418
28 668 68 354 28 764 68 406
29 664 69 343 29 758 69 392
30 659 70 332 30 753 70 379

31 653 71 320 31 748 71 366


32 648 72 308 32 742 72 353
33 642 73 296 33 736 73 339
34 637 74 284 34 730 74 325
35 631 75 272 35 724 75 310

36 626 76 260 36 717 76 296


37 621 77 248 37 710 77 282
38 614 78 235 38 703 78 268
39 608 79 222 39 696 79 254
40 601 80 209 40 689 80 239

41 595 81 204 41 681 81 233


42 588 82 199 42 673 82 227
43 582 83 194 43 664 83 221
44 574 84 190 44 656 84 216
45 566 85 186 45 648 85 211

46 559 86 181 46 640 86 206


47 551 87 177 47 631 87 201
48 544 88 173 48 622 88 196
49 536 89 168 49 613 89 192
50 528 90 165 50 604 90 188

51 521 91 162 51 595 91 184


52 512 92 158 52 585 92 180
53 503 93 155 53 574 93 176
54 495 94 152 54 564 94 172
55 486 95 149 55 554 95 169

56 477 96 145 56 544 96 166


57 468 97 142 57 534 97 163
58 458 98 139 58 523 98 160
59 448 99 137 59 512 99 157
60 438 100 135 60 501 100 154
Pasal 22
Tegangan Tekan Maksimum yang Diperkenankan dalam Pilar-pilar Besi Tuang
Pemakaian besi tuang untuk bagian-bagian konstruksi jembatan tidak diperkenankan, kecuali untuk andas. Untuk
bagian-bagian pilar hendaknya besi tuang sedapat-dapatnya dihindarkan. Untuk menetapkan tegangan tekan maksimum yang

diperkenankan dalam tiang-tiang pilar dari besi tuang haruslah juga dihitung kerampingan batang yang bersangkutan. Jika λ
diketahui, dapatlah dihitung tegangan tekan maksimum itu ditemukan dalam Tabel 11. Tegangan tekan maksimum itu dapat
dipergunakan dalam penampang bruto.
Keamanan terhadap ceklik yang seperti juga halnya tegangan ceklik tidak usah disebutkan dalam hitungan, dengan
demikian telah terjamin.
Untuk menghitung tegangan tekan maksimum yang diperkenankan haruslah santak diperhatikan.

Pasal 23
Tegangan Sesar dan Tegangan Desak Maksimum yang Diperkenankan Dalam Paku Sumbat dan Baut Sekrup
Tegangan sesar yang diperkenankan dalam paku sumbat dan baut sekrup pada jembatan dan pilar barau atau jembatan
dan pilar lama pada bagian yang tertarik, tertekan, atau melentur adalah n kali dan tegangan desak yang diperkenankan
adalah 2,5 n kali tegangan tarik atau tegangan lentur, yang menurut Tabel 4 atau 5 dapat diperkenankan dalam paku sumbat
atau baut sekrup (bagi baja lilih normal f=1).
Harga n ialah sperti yang tercantum dalam Tabel 12 dibawah ini

Tabel 12
Uraian Bahan n
Paku sumbat dan baut sekrup yang dibubut (putih) Besi lilih atau 0,8
Baut sekrup yang tidak dibubut (hitam) Besi lapis atau 0,6
Baja lilih

Baut sekrup yang dibubut hanya dapat dipakai sebagai penganti paku sumbat ditempat-tempat dimana pekerjaan
mengeling yang paling sukar dilaksanakan.
Baut-baut sekrup yang tidak dibubut hanya dapat dipakai untuk keperluan pemasangan saja.

Pasal 24
Tegangan Tekan, Tegangan Lentur, dan Tegangan Sesar Maksimum yang Diperkenankan dalam Andas
a). Gaya Luar

Yang dianggap gaya-gaya luar ialah gaya vertikal V dan gaya horisontal H a dan H b , lihat gambar 1 dari Pasal 25.

Baik tegangan tekan karena gaya-gaya pokok maupun karena gaya pokok+gaya tambahan tidak boleh melampaui
angka-angka yang tercantum dalam Tabel 13.
b). Tegangan-tegangan yang Diperkenankan
Tegangan-tegangan tekan, lentur dan sesar maksimum yang diperkenankan dalam andas-andas besi dicantumkan dalam
Tabel 13.

Pasal 25.
Tegangan Tekan Maksimum yang Diperkenankan dalam Batu Andas , Pilar dan Pangkal
a). Gaya-gaya Luar
Gaya-gaya luar ini adalah gaya vertikal V dan gaya horisontal H a dan H b , lihat gambar 1. Baik tegangan karena gaya

pokok maupun gaya pokok+gaya tambahan tidak boleh melampaui angka-angka yang tercantum tercantum dalam Tabel 14
dan 15. Pengaruh santak hendaknya diperhatikan.

Gambar 1

Pilar atau Pangkal terbuat dari


pasangan Batu atau Beton
b). Batu Andas
1. Tinggi Batu Andas
Tinggi batu andas (batu kerras atau beton) harus sekurang-kurangnya sama dengan setengah ukuran panjang atau
lebar yang terbesar.
2. Tegangan yang Dipekenankan
Tegangan tekan maksimum yang diperkenankan dalam batu andas dicantumkan dalam Tabel 14 dibawah ini. Untuk
menghitung tegangan tekan maksimum yang diperkenankan lihat “Penjelasan § 5”

Tabel 14
Tegangan Maksimum yang Diperkenankan dalam Batu Andas
Tekanan I pada II
Tegangan Tekan Terbesar yang Diperkenankan
λ
( d ) dalam kg/cm2 karena :
Gaya Pokok Gaya Pokok + Gaya Tambahan
Baru Lama Baru Lama
Batu keras 20 23 35 40
Batu bata dalam adukan semen 20 23 35 40
Beton tak bertulang 20 23 35 40
Beton bertulang 30 35 50 58

3. Campuran Beton
Sebagai campuran beton bagi andas dianjurkan pemakaian campuran 1 semen portland : 2 pasir : 3 a 4 krikil atau
pecahan.
4. Pilar atau Pangkal
Tegangan tekan maksimum yang diperkenankan dalam pilar atau batu pangkal dicantumkan dalam Tabel 15
dibawah ini. Untuk menghitung tegangan tekan maksimum yang timbul lihat “Penjelasan § 5”
Tabel 13
Tegangan Tekan, Tegangan Lentur dan Tegangan Sesar maksimum
yang Diperkenankan dalam Andas Besi (dalam kg/cm2)
Jembatan dan Pilar Baru
σ
Tegangan Tekan ( d ) (3)!
Tegangan Tegangan Tegangan Jika Dipergunakan Rumus
Bahan Gaya-gaya (2) Tekan Lentur Sesar Hertz
σ
( d) σ
( d) τ
( ) Banyaknya
Pendel atau
Banyaknya
Pendel atau rol
rol satu/dua tiga/lebih
Gaya pokok 1300 1040 780
Baja lilih normal Gaya pokok + 6100 4300
1550 1240 930
gaya tamb.
Gaya pokok 1300 f 1040 f 780 f
Baja lilih ber-nilai
Gaya pokok + 6100 f 4300 f
tinggi (1) 1550 f 1240 f 930 f
gaya tamb.
Gaya pokok 1700 1360 820
Baja tuang Gaya pokok + 8000 5600
2040 1630 980
gaya tamb.
Gaya pokok 1950 1560 1170
Baja tempa Gaya pokok + 9100 6400
2350 1880 1410
gaya tamb.
Tarik : 350
Gaya pokok 950 280
Tekan : 700
Besi tuang 4400 3100
Gaya pokok + Tarik : 400
1140 320
gaya tamb. Tekan : 800
Jembatan dan Pilar Lama
Gaya pokok 1500 1200 900
Baja lilih normal Gaya pokok + 7000 4900
1750 1400 1050
gaya tamb.
Gaya pokok 1500 f 1200 f 900 f
Baja lilih ber-nilai
Gaya pokok + 7000 f 4900 f
tinggi (1) 1750 f 1400 f 1050 f
gaya tamb.
Gaya pokok 1960 1570 1260
Baja tuang Gaya pokok + 9200 6300
2280 1820 1470
gaya tamb.
Gaya pokok 2150 1720 1380
Baja tempa Gaya pokok + 10100 7100
2500 200 1610
gaya tamb.
Tarik : 400
Gaya pokok 1100 320
Tekan : 800
Besi tuang 5200 3600
Gaya pokok + Tarik : 450
1280 360
gaya tamb. Tekan : 900

(1) : Mengenai faktor bahan f lihat Tabel 4.


(2) : Arti “Gaya Tambahan” disini adalah “Semua Gaya Tambahan”. Lihat Pasal 10 sub c, f, g.
(3) : Mengenai rumus Hertz, lihat “Penjelasan § 4”.
Tabel 15

Tegangan Tekan Maksimum yang Diperkenankan ( d ) σ


dalam kg/cm2 karena:
Bahan dari Pilar atau Batu Pangkal Gaya Pokok Gaya Pokok + Gaya Tambahan
Jembatan dan Pilar-Pilar
Baru Lama Baru Lama
Pasangan bata atau batu kali dengan
adukan tras baster atau adukan yang 8 9,5 15 17,5
sama kuatnya
Beton tak bertulang 15 17,5 25 29
Beton bertulang 25 29 35 40

Pasal 26
Tegang Tekan, Lentur dan Sesar Maksimum yang Diperkenankan dalam Bagian-bagian Kayu pada Jembatan Besi
(Lantai, Batang Sandar dan sebagainya)
Tegangan-tegangan maksimum yang diperkenankan tercantum dalam Tabel 16 dibawah ini.

Tabel 16
Gaya Searah Serat Gaya Tegaklurus Arah Serat
Jenis kayu Tegangan Lentur
Tegangan Tekan Tegangan sesar Tegangan Tekan Tegangan Sesar
Jati 60 15 30 60 100
Kayu Besi 90 18 - - 160
Merbau 100 - - - 160
Damar laut 75 20 - - 120
Modulus kenyal kayu ditetapkan = 100.000 kg/cm2

Pasal 27
Lentur Maksimum yang Diperkenankan
Untuk menghitung lentur yang dapat diperkenankan, lihat “Penjelasan § 6”.
a. Jembatan Baru
Lentur yang terbesar pada jembatan dinding pelat dihitung dengan memperhatikan berat diri dan muatan gerak (tidak
dengan santak) pada sikap mana didapatkan suatu momen maksimum dalam penampang bruto pada bagian-bagian konstruksi
1
yang bersangkutan. Dalam pada ini lentur tidak boleh melampaui panjang jembatan.
750
b. Jembatan Lama
1
Pada jembatan lama lentur maksimum seperti dimaksudkan dalam sub a itu tidak boleh melampaui panjang
750
jembatan. Dalam hal termaksud dalam Pasal 3:6:2 dapatlah diperkenankan suatu lentur yang lebih besar oleh pengawasan.
BAB VI
KONSTRUKSI

Pasal 28
Keamanan Duduk Jembatan
Untuk menghitung keamanan ini pengaruh santak tidak diperhatikan. Gaya-gaya yang dapat menggulingkan suatu
jembatan ialah Gaya Menjauhi Titik Pusat (Pasal 13) dan Gaya Tekanan Angin (Pasal 15).
Sebagai keamanan terhadap kemungkinan mengguling ini diambil suatu faktor keamanan 1,5 yang mana berlaku untuk
semua hal, jadi dengan “dimuati” dan “tidak dengan dimuati“. Pada suatu jembatan yang dimuati sikap yang paling
membahayakan diperoleh pada pada suatu muatan gerak yang khayal, yang mempunyai berat diri sekecil-kecilnya dan dalam
pada itu mempunyai sendiri suatu keamanan terhadap mengguling sebesar 1,5 .
Untuk jalan lurus berat muatan gerak itu ditetapkan :
1200 kg/m pada lebar jalan 1,067 m dan 1,435 m.
1160 kg/m pada lebar jalan 0.750 m.
1200 kg/m pada lebar jalan 0,600 m.

Pasal 29
Lengkung Jembatan (Zeeg)
Jembatan-jembatan yang proyeknya 3 tahun atau lebih sesudah A.V.B.P. 1932 berlaku untuk pertama kali diajukan suatu
persetujuan, sesudah dipasang harus memperlihatkan suatu lengkung yang demikian sehingga lantai jalan akan tepat
horisontal, apabila rencana muatan yang dipakai dasar perhitungan itu berada penuh diatas jembatan.
Untuk menentukan besarnya lentur, pengaruh santak tidak diperhatikan. Untuk menghitung garis lentur lihat “Penjelasan
§ 7”.

Pasal 30
Tebal Terkecil dalam Bahan Konstruksi
Tebal bagian-bagian konstruksi (bukan pelat isi) harus sekurangnya 6 mm.

Pasal 31
Slempang-lawan (Contra diagonaal)
Jika dalam rancangan suatu jembatan dipkirkan suatu pemakaian slempang lawan, ada baiknya jika jumlah ruang
dimana selempang-selempang itu dibutuhkan, dihitung dengan suatu muatan yang 1,5 x Berat rencana muatan yang dipakai
(termasuk juga pengaruh santak), sedangkan ukuran semua selempang lawan hendaknya diambil sama dan ukuran selemoang
lawan yang terberat. Jika harus dipakai selempang-selempang tarik yang extra berat sebagai penghindar pemakaian
selempang lawan, ada baiknya jika banyaknya ruang-ruang dimana dibutuhkan perberatan-perberatan dan sebagainya
ditentukan dengan memakai muatan yang 1,5 x Seberat rencana muatan yang dipakai untuk penghitungan jembatan itu
(termasuk juga pengaruh santak).
Untuk merencanakan jembatan yang baru sedapat-dapatnya dihindarkan adanya selempang lawan itu.

Pasal 32
Konstruksi Sambungan
Dianjurkan agar pada tempat-tempat potongan, batang-batang rangka atau rasuk pelat mempunyai sekurang-kurangnya
suatu penampang netto, momen pelambatan netto dan momen penahan netto yang sama dengan penampang netto, momen
pelambatan netto dan momen penahan netto batang batang rangka atau rasuk pelat yang ia tidak terputus di tempat-tempat itu.
Dianjurkan selanjutnya agar jumlah paku sumbat pada suatu las atau hubungan dalam titik-titik buhul batang yang
tertarik atau sangat tertekan (kerampingan lebih kecil daripada 35 s/d 40, lihat Pasal 21:II:I dan Penjelasan § 2) dihitung
dengan suatu gaya yang sama dengan hasil kali penampang netto dan tegangan tarik yang diperkenankan.
Pada paku sumbat yang kerampingannya besar hendaknya jumlah paku itu dihitung dari gaya ceklik dibagi dengan gaya
maksimum yang dapat diperkenankan dalam satu paku itu.
Pada batang-batang yang berganti-ganti dibebani atas tarik dan tekan, hendaknya diusahakan agar pada waktu timbulnya
gaya dengan harga absolut yang terkecil, tegangan sesar dalam paku sumbat tidak melebihi 600 kg/cm2.

Pasal 33
Pertambatan Memanjang, Pertambatan Angin dan Pertambatan Melintang
Dianjurkan agar pertambatan memanjang, pertambatan angin dan pertambatan melintang disusun dari profil-profil yang
kaku.
BAB VII
PERATURAN TERAKHIR

Pasal 34
Jembatan-jembatan dan pilar-pilar besi yang baru, yang diubah dan dipindahkan, baru dapat dibuka untuk keperluan lalu
lintas umum setelah mendapat ijin sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Pasal 20 B.A.B.S. (Staatsblad 1927 no.
259)

Pasal 35
Jembatan dan Pilar-pilar Besi yang Tidak Memenuhi Peraturan
Hanya dalam hal-hal yang khusus, ijin seperti dimaksudkan dalam pasal diatas akan diberikan bagi jembatan-jembatan
dan pilar besi yang tidak memenuhi syarat.

Pasal 36
Hal-hal yang Tidak Disangka
Mengenai hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini atau mengenai perubahan-perubahan yang dipandang perlu
bagi jembatan, hendaknya perusahaan k.a. dan tram yang bersangkutan berhubungan dengan Kepala Pengawasan.
PENJELASAN

§ 1. Penjelasan mengenai Pasal 21 A:I


Penetapan panjang ceklik (l k )

l k adalah panjang ceklik teoritis, disebut juga panjang ceklik virtual, atau panjang ceklik bebas.

1. Hal Umum
Untuk menetapkan l k harus dipakai suatu teori ceklik yang baik.
Dalam teori itu harus dicari panjang suatu batang khayal, yang akan runtuh menceklik karena gaya yang sama seperti
pada batang yang sesungguhnya. Pada perhitungan dimisalkan bahwa kedua ujung batang khayal itu terikat dengan
engsel dan penampang f dan jari-jari kelambatannya sama dengan batang yang sebenarnya.
Panjang batang khayal itu diukur dari tengah engsel ke tengah engsel, ialah panjang ceklik l k yang dicari.
2. Hal yang Banyak Dijumpai
Untuk kelima hal yang paling sering dijumpai, panjang ceklik l k itu dapat segera dibaca pada tabel 17 dibawah ini.
Pada umumnya keadaan jepitan pada ujung-ujung batang tertekan dapat diabaikan dan batang dihitung menurut keadaan
tabel 17.

Tabel 17
Hal Ceklik ke-… lk

lk = l

l lk = 1 l
2

l
lk = lk

l lk = 1 l 2 = 0,707 l
2

l lk = 2 l
§ 2. Penjelasan Mengenai Pasal 21. A : II
Tegangan Tekan Maksimum yang Diperkenankan

1. λ = 0-20
Untuk kerampingan λ = 0-20 dianggap tidak dapat terjadi suatu ceklik dan untuk λ = 0-20 ini tegangan tekan
maksimum yang diperkenankan sama besarnya dengan tegangan tarik maksimum yang diperkenankan seperti tercantum
dalam Tabel 5 Pasal 20.

2. λ = 20

Untuk λ = 20 ; (σ d ) = σ k
n

Untuk harga σ k dan n, lihat § 3.


Dengan jalan ini tertentulah harga-harga tegangan tekan maksimum yang diperkenankan seperti terlihat pada Tabel 6 s/d
10.

Tegangan tekan maksimum yang yang diperkenankan dalam baja lilih bernilai tinggi (f=1) untuk λ = 20-100 diperoleh
dengan mengalikan harga-harga tegangan tekan maksimum yang yang diperkenankan dalam baja lilih biasa (f=1) seperti
dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7 dengan suatu faktor x.
Faktor x ini dapat ditemukan dalam Tabel 8 dan besarnya adalah sama dengan perbandingan tegangan tekan maksimum
yang diperkenankan dalam baja lilih berniali tinggi terhadap baja lilih biasa.

Untuk λ = 100 tegangan tekan maksimum yang diperkenankan dalam baja lilih bernilai tinggi adalah sama dengan baja
lilih normal.

Hanya untuk batang-batang yang sangat pendek yang λ < 35 a 40 hendaknya diperiksa juga apakah tegangan tekan
maksimum dalam penampang netto (F netto ) tidak melampau harga yang diperkenankan menurut Tabel 5 noot 2.
Pada batang-batang dengan kerampingan tinggi syarat itu dengan sendirinya telah dipenuhi, apabila ternyata bahwa
tegangan dalam F bruto tidak melampaui harga-harga yang tercantum dalam Tabel 6 s/d 10.

§ 3. Penjelasan Mengenai Pasal 21 .A.III


Tegangan Ceklik dan Keamanan terhadap Ceklik
Tegangan ceklik dan keamanan terhadap ceklik itu tidak usah dicantumkan dalam perhitungan oleh karena telah
sungguh-sungguh diperhatikan pada waktu membuat Tabel 6 s/d 10 A.V.B.P. 1932 yang mana harus dipergunakan untuk
menetapkan tegangan tekan maksimum yang diperkenankan.
1. Tegangan Ceklik (σ k )
Tegangan ceklik adalah tegangan tekan yang menyebabkan batang-batang mulai menceklik. Tegangan ini bergantung
pada kualitas dan kerampingan batang.

Dianggap selanjutnya bahwa untuk λ = 20-60 tegangan ceklik itu terjadi. (lihat § 2 2:1)
bahwa untuk λ = 20-60 tegangan ceklik = batas lilih.

Bahwa rumus Euler berlaku : Untuk besi lapis, jika λ ≥ 110.

Untuk baja lilih normal, jika λ ≥ 100.


Untuk baja lilih bernilai tinggi, jika λ ≥ 95.

Meskipun telah ada anggapan bahwa rumus Euler itu masih berlaku sepanjang tegangan ceklik yang didapatkan dengan
memakai rumus itu tidak melampaui batas proporsionalitas akan tetapi untuk kepentingan keamanan masih ditetapkan juga

bahwa bagi semua kualitas baja lilih bernilai tinggi diambil suatu λ = 95 sebagai batas.

Untuk λ = 60 hingga daerah Euler tegangan ceklik berlangsung menurut garis lurus.

2. Keamanan terhadap Ceklik

Keamanan terhadap ceklik n dalam A.V.B.P. 1932 bergantung pada kerampingan batang ( ). Keamanan itu λ
dicantumkan dalam Tabel 19 dibawah ini dan dinyatakan secara grafis dalam gambar 2.

Untuk harga λ antara 20 dan 100 dan antara 150 dan 150 keamanan terhadap ceklik berlangsung secara garis lurus (linear).

Tabel 19
Jembatan dan Pilar Baru dan Lama
Keamanan ceklik n bagi besi lapis, besi lilih buatan sebelum 1895 dan bagi baja lilih .

Untuk (σ k ) lihat § 3 :1
Dalam rumus-rumus dibawah ini harga (σ k ) baik untuk besi lapis maupun besi lilih dan baja lilih adalah sama dengan harga
(σ t )yang dimuat untuk baja lilih biasa dalam Tabel 5 Pasal 20 hal I s/d V

λ N

σk
20
(σ t )
1300
100 2,8
(σ t )
1300
≥ 150 3,3
(σ t )
Tabel 18

Tegangan ceklikσ 2
k dalam kg/cm untuk v, lihat Tabel 4
BESI LAPIS DAN BESI LILIH buatan sebelum th. 1895
v min = 2200
λ σk
 λ − 60 
60 - 100 2200 - 569  
 50 
≥ 110 1613
2
n x 2.000.000
110
λ2
BAJA LILIH NORMAL
v rata-rata = 2400
λ σk
20 - 60 2400
 λ − 60 
60 - 100 2400 - 327  
 40 
100 2073
2
n x 2.100.000
≥ 100
λ2
BAJA LILIH BERNILAI TINGGI
v min = 2900
λ σk
20 - 60 2400
 λ − 60 
60 - 95 v-(v-2297)  
 35 
95 2297
2
n x 2.100.000
≥ 95
λ2

§ 4. Penjelasan Mengenai Pasal 24 Tabel 13


Rumus Hertz
Rumus Hertz yang biasanya dipergunakan ialah :
E
σ d = 0,418 Amaks
n.r.l
Dalam Rumus ini berarti :
d = tegangan tekan yang timbul
A maks = reaksi andas vertikal yang timbul
E = modulus kenyal bahan rel (lihat Tabel 1 halaman)
r = jari-jari penampang rel
l = panjang rel

§ 4. Penjelasan Mengenai Pasal 25


Menghitung tegangan tekan maksimum yang timbul dalam batu andas, pilar dan baru pangkal
Hitungan-hitungan sub 1 dan 2 dibawah ini berlaku untuk penampang-penampang yang berbentuk segiempat siku-siku.
1. Titik gaya K jatuh dalam bidang inti
(K) ialah titik perpotongan resultante semua gaya dengan penampang yang ditinjau, lihat gambar 3).

p K
Q q

P
Gambar 3

Dalam banyak hal yang terbanyak dijumpai ini, yakni dimana gaya hanya timbul tegangan tekan saja (lihat gambar 1
Pasal 25) berlaku untuk:
Untuk Tekanan dari I ke II
H a × hl H b × hl
σ
( d) maks =
V
+ + dimana: F = 2a . 2b = 4 ab
F Wa Wb

1 4
Wa = 2b (2a)2 = a2b
6 3
1 4
Wb = (2b) 2 2a = ab2
6 3

Untuk tekanan dari II ke III


V (0 − 01 ) + H a h2 V 12 (d − d1 ) + H b h2
1
σ
( d) =
V
+ 2
+
F′
maks
Wa′ Wb′
dimana : F’ = (c+c 1 ) (d+d 1 )
1
Wa’ = (d+d 1 ) (c+c 1 )2
6
1
Wa’ = (c+c 1 ) (d+d 1 ) 2
6
2. Titik Gaya Jatuh Diluar Bidang Inti (Akan Tetapi Masih dalam Penampang yang Ditinjau)
Dalam hal ini dapat timbul tegangan tarik dan tegangan tekan. Akan tetapi pada umumnya dianggap bahwa bahan yang
dipakai itu hanya dapat menahan tegangan tekan dan oleh karena itu dalam Tabel 14 dan 15 tidak dimuat harga-harga
tegangan tarik maksimum yang diperkenankan.

Tegangan tekan maksimum yang diperkenankan ( d ) σ maks , dapat diketahui dari Tabel 20 dibawah ini.

Tabel seling ini diuraikan dalam “Proceeding of The Institute of Civil Engineers, London 1906”.
V
Tabel-tabel ini memuat semua bilangan dengan mana tegangan rata-rata harus dikalikan agar didapat tegangan tegangan
F
desak maksimum, ( d ) σ maks .

Dalam tabel ini harga-harga A dan B mempunyai arti :


p q
A= dan B = (lihat Gambar 3)
P Q
Perbandingan ini dapat dinyatakan dalam harga-harga yang telah dikenal (lihat Gambar 1).

Untuk Tekanan dari I ke II


h1 × H a h1 × H b
A= B=
2av 2bv

Untuk Tekanan dari II ke III


Ha 1
h2 + (c − c1 )
v 2 22,5
A= B=
c + c1 L + 50
Bagi suatu penampang berbentuk segiempat siku yang sembarang dari pilar batu atau beton yang letaknya pada jarak h x

dibawah titik engsel andas, dapatlah ( d ) σ maks ditentukan dengan menggunakan :

Ha 1
hx + (c x − c ' x )
v 2 22,5
A= B=
cx + c ' x L + 50

§ 6. Penjelasan Mengenai Pasal 27


Menghitung Lentur yang Terbesar
Bagi jembatan-jembatan yang tertahan pada 2 titik tumpu dapatlah lentur maksimum itu dihitung. Untuk jembatan yang
rasuk pokoknya prismatis :

5 M maks l 2 5 σ maks l 2
f maks = atau dapat juga f maks =
48 EI 24 Eh1
2

Dan untuk jembatan-jembatan yang rasuk pokoknya tidak prismatis :

5,5 M maks l 2 5,5 σ maks l 2


f maks = atau dapat juga f maks =
48 EI 24 Eh
Dalam rumus diatas berarti :
M maks = momen maksimum karena berat diri dan muatan gerak (tidak dengan santak)

σ maks = tegangan lentur maksimum yang timbul karena berat diri dan muatan gerak (tidak dengan santak), dihitung dengan
penampang bruto.
I = momen pelambatan bruto penampang, dimana M maks didapatkan..
h = tinggi terbesar penampang dimana M maks didapatkan.
Yang dimaksud jembatan dengan rasuk pokok prismatis adalah jembatan profil sederhana dan jembatan besi pelat yang
penampang rasuk pokoknya pada seluruh panjang jembatan tetap sama.
Yang dimaksud jembatan dengan rasuk pokok tidak prismatis adalah jembatan besi pelat yang mempunyai lebih dari
satu pelat tepi, yang semuanya tidak berlangsung hingga ujung jembatan.

§ 6. Penjelasan Mengenai Pasal 29


Menghitung Garis Lentur
Untuk menghitung garis lentur kita mengandaikan jembatan itu dimuati sepenuhnya dengan suatu muatan terbagi rata,
yang sama dengan berat diri jembatan ditambah dengan jumlah berat yang terbesar dari muatan gerak G yang dapat
ditempatkan diatas jembatan itu.
Untuk menentukan gaya-gaya batang dapatlah kemudian dipakai cara Cremona untuk berat diri jembatan E dengan
G+E
melipatkan semua gaya-gaya batang dengan
E

---------------------ooo0ooo---------------------
Tabel 20

V
Faktor untuk mengalikan tegangan rata-rata
F
agar didapatkan tegangan tekan maksimum yang timbul
dalam batu andas, pilar dan batu pangkal
A
0,000 0,025 0,050 0,075 0,100 0,125 0,150 0,175 0,200 0,225 0,250 0,275 0,300 0,325 0,350 0,375 0,400

B
0,000 1,00 1,15 1,30 1,45 1,60 1,75 1,50 2,05 2.22 2.43 2.67 2.96 3.33 3,87 4,44 5,33 6,67
0,025 1,15 1,30 1,45 1,60 1,75 1,90 2,05 2,21 2.39 2.61 2.87 3.18 3.58 4,08 4,77 5,73 7,18
0,050 1,30 1,45 1,60 1,75 1,90 2,05 2,21 2,38 2.58 2.81 3.09 3.43 3.87 4,41 5,16 6,17 7,73

0,075 1,45 1,60 1,75 1,90 2,05 2,30 2,37 2,56 2.78 3.03 3.33 3.70 4.16 4,74 5,56 6,66 8,30
0,100 1,60 1,75 1,90 2,05 2,20 2,37 2,56 2,76 2.99 3.27 3.60 3.99 4.48 5,14 5,99 7,16 9,00
0,125 1,75 1,90 2,05 2,20 2,37 2,56 2,75 2,97 3.24 3.54 3.90 4.32 4.81 5,57 6,47 7,78 9,74

0,150 1,90 2,05 2,21 2,37 2,56 2,75 2,96 3,22 3.51 3.84 4.22 4.66 5.28 6,03 7,04 8,45 10,6
0,175 2,05 2,21 2,38 2,56 2,76 2,97 3,22 3,50 3.81 4.16 4.55 5.08 5.73 6,55 7,66 9,17 11,5
0,200 2,22 2,39 2,58 2,78 2,99 3,24 3,51 3,81 4.13 4.50 4.97 5.54 6.24 7,12 8,33 9,98

0,225 2,43 2,61 2,81 3,03 3,27 3,54 3,84 4,16 4.50 4.93 5.48 6.05 6.83 7,82 9,13 10,9
0,250 2,67 2,87 3,09 3,33 3,60 3,90 4,22 4,55 4.97 5.48 6.00 6.67 7.50 8,57 10,0 12,0
0,275 2,96 3,18 3,43 3,70 3,99 4,32 4,66 5,08 5.54 6.05 6.67 7.41 8.37 9,55 11,1

0,300 3,33 3,58 3,87 4,16 4,48 4,81 5,28 5.73 6.24 6.83 7.50 8.37 9.37 10,8
0,325 3,87 4,08 4,41 4,74 5,14 5,57 6,03 6.55 7.12 7.82 8.57 9.55 10,8
0,350 4,44 4,77 5,16 5,56 5,99 6,47 7,04 7.66 8.33 9.13 10.0 11.1

0,375 5,33 5,73 6,17 6,66 7,16 7,78 8,45 9.17 9.98 10.9
0,400 6,67 7,18 7,73 8,30 9,00 9,74 10,6 11.50

Anda mungkin juga menyukai