Disusun Oleh :
Windi Astuti 201646500216
Sri Utami 201646500257
Anjar Gunardi 201646500176
Febrian Adi Pratama 201646500204
Dede Sulaeman 201646500179
Kurikulum PPG
Struktur Kurikulum Program Pendidikan Profesi Guru dan Capaian Lulusan. Guru adalah
pendidik profesional yang memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sebagai Tenaga Profesional
berarti Pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis
dan pendidikan tertentu. Kurikulum Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG)
dikembangkan dengan mengacu pada (1) Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (UUGD), Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru,
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI), Peraturan Menteri Riset teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), Serta Peraturan Menteri Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi tentang Standar Pendididkan Guru.
Kurikulum Pendidikan Profesi Guru (PPG) dikembangkan dengan mengacu pada prinsip
acitivity based curriculum atau experience based curriculum bukan subject matter curriculum
seperti pada pendidikan akademik. Implikasi dari prinsip ini, pembelajaran dalam Program
PPG berbentuk aktivitas/kegiatan, yaitu berupa lokakarya pengembangan perangkat
pembelajaran sebagai wujud implementasi dari konsep TPACK yaitu technological
pedagogical content knowledge (Koehler & Mishra, 2008). Program Studi Pendidikan Profesi
Guru (PPG) di Indonesia sesuai dengan amanah Undang-undang, baik Undang-undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen dan Undang-undang Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi menganut pola konsekutif atau model berlapis, yaitu pendidikan
yang dilaksanakan setelah program akademik (S-1). Secara umum model kurikulum Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Model Kurikulum Program PPG :
1. Pemantapan akademik pedagogik atau bidang studi dan keprofesian; dan lokakarya
perangkat pembelajaran dan rencana penelitian tindakan 60%
2. Praktik Pengalaman Lapangan 40%
Model ini selanjutnya akan dikembangkan ke dalam struktur kurikulum yang disesuaikan
dengan luaran lulusan Program Studi PPG oleh LPTK penyelenggara Program Studi PPG,
sesuai dengan UU Pendidikan Tinggi No. 12/2012 pasal 35 dan 36. Kurikulum Program
Studi PPG berisi beberapa kegiatan yang tersebar di semester pertama dan di semester kedua,
baik berupa kegiatan akademik maupun non-akademik. Kegiatan akademik semester pertama
berupa lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran, presentasi hasil pengembangan
perangkat pembelajaran, dan peerteaching, serta pendalaman atau penguatan materi bidang
studi/keahlian. Kegiatan akademik semester kedua berupa Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL), Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan bagi PPG kejuruan ada kegiatan praktik di
industri. Kegiatan kehidupan di asrama atau sarana lain berupa beberapa kegiatan untuk
mendukung pengembangan kompetensi sosial dan kepribadian. Kegiatan kehidupan di
asrama atau sarana lain diatur dalam pedoman tersendiri.
A. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)
•Pedagogik
Seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk merencanakan,
melaksanakan, menilai dan mengevaluasi pembelajaran
•Kepribadian
Seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang membentuk kepribadian
guru yang mencerminkan perilaku ahklak mulia, kearifan, dan kewibawaan sehingga
menjadi teladan bagi peserta didik.
•Sosial
Seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk berkomunikasi, berinteraksi,
dan beradaptasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali dan masyarakat sekitar.
•Profesional
Seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang harus dimiliki, dikuasai, dihayati, dan diaktualisasikan oleh guru.
Beban Belajar Program Pendidikan Perofesi Guru
Program Studi PPG merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki
bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan
standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Program Studi PPG
diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan pendidikan, seperti: (1) kekurangan
jumlah guru (shortage) khususnya pada daerah-daerah terluar, terdepan, dan tertinggal, (2)
distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), (3) kualifikasi di bawah standar (under
qualification), (4) guru-guru yang kurang kompeten (low competence), serta (5)
ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (missmatched).
Program Studi PPG yang akan menghasilkan guru-guru profesional diharapkan akan
menghasilkan lulusan yang unggul dan siap menghadapi tuntutan zaman. Posisi hasil belajar
siswa di Indonesia saat ini belum menggembirakan. Hasil studi PISA (Program for
International Student Assessment) tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia baru bisa
menduduki peringkat 69 dari 76 negara, demikian juga hasil studi TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study), juga menunjukkan siswa Indonesia berada
pada ranking 36 dari 49 negara dalam hal melakukan prosedur ilmiah. Program Studi PPG
yang dirancang secara sistematis dan menerapkan prinsip mutu mulai dari seleksi, proses
pembelajaran dan penilaian, hingga uji kompetensi, diharapkan akan menghasilkan guru-guru
masa depan yang profesional yang dapat menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif, dan
berkarakter, serta cinta tanah air. Program Studi PPG dapat diselenggarakan dalam bentuk
PPG Bersubsidi dan PPG Swadana. PPG Bersubsidi adalah penyelenggaraan PPG yang
pembiayaan pendidikannya dibantu oleh pemerintah. PPG Swadana adalah penyelenggaraan
PPG yang pembiayaan pendidikannya ditanggung sepenuhnya oleh mahasiswa.
Landasan Hukum :
1.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4.Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5.Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasiona
Indonesia.
6.Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia.
7.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
8.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
9.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
10.Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.11.Peraturan Menteri Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi. 12.Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Nomor 007/B1/SK/2017 tentang Penetapan Perguruan Tinggi
Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
Persyaratan Penyelenggara Program Studi PPG
1.Kelembagaan
Program Studi PPG diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan pendidik dan tenaga kependidikanyang memenuhi persyaratan dan memperoleh
ijin yang ditetapkan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Perguruan tinggi
yang ditetapkan menjadi penyelenggara Studi PPG harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut: a.memiliki akreditasi institusi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT), diutamakan peringkat Unggul (A), atau minimal Baik Sekali (B); b.memiliki
program studi kependidikan strata satu (S-1) yang terakreditas A untuk program PPG yang
akan diselenggarakan, kecuali ditetapkan lain oleh Kemenristekdikti; c.memiliki kemitraan
dengan beberapa sekolah yang terakreditasi minimal B dan memenuhi persyaratan sebagai
tempat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dibuktikan dengan piagam kerjasama;
d.memiliki badan/lembaga/unit atau sebutan lain yang memiliki tugas pokok dan fungsi
mengelola Program Studi PPG; e.memiliki badan/lembaga/unit atau sebutan lain yang
memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola program PPL; f.memiliki badan/lembaga/unit
atau sebutan lain yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola program Pengembangan
Akademik Kependidikan; dan g.memiliki badan/lembaga/unit atau sebutan lain yang
memiliki tugas pokok dan fungsi penjaminan mutu internal perguruan tinggi.
Perguruan tinggi yang ditetapkan menjadi penyelenggara Studi PPG harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pengertian Sertifikaasi
Dalam undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, di kemukakanbahwa
sertifikasi adalah proses pemeberian sertifikasi pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang di berikan kepada guru dan dosen
sebagai tenaga profesional.Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat sebagai
suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji
kompetensi yang di selenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru
adalah proses uji kompetensi yang di rancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi
seseorang sebagai landasan pemeberian sertifikasi pendidik
National Comission on Educatioanl Services ( NCES ), memberikan pengertian sertifikasi
secara lebih umum, yaitu “ certification is a procedure whereby the state evaluates abd
reviews teacher candidates’s credentials and provides him or her a license to teach”. Dalam
hal ini, sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang calon guru layak di
berikan izin dan wewenang untuk mengajar. Hal ini, di perlukan karna lulusan lembaga
pendidikan tenaga kehuruan sangat bervariasi, baik di kalangan perguruan tinggi msupun
swasta. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi
profesioanl. Oleh karena itu, proses sertifikasi di pandang bagian esensial dalam upaya
memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. Sertifikasi
guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh
pengakuan dan atau resentasi pemenuhan standar kompetensi yang telah di tetapkan dalam
sertifikasi kompetensi adalah sertifikasi kompetensi pendidik. Sertifikat sebagai bukti
pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan
pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenajang pendidikan tertentu[2].
Dasar Hukum Sertifikasi
Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-Undang No.14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen ( UUGD ). Yang di sahkan tanggal 30 Desember 2005. Pasal yang
tekait langsung yakni pasal 8 : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah pasal 11, ayat ( 1 ) menyebutkan bahwa
sertifikasi pendidik sebagaimana dalam pasal 8 di berikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan, ayat ( 2 ) sertifikasi pendidik di selenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan di tetapkan oleh
pemerintah, ayat ( 3 ) sertifikasi pendidik di laksanakan secara objektif, transparan, dan
akuntabel, ayat ( 4 ) ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana di
maksud pada ayat (2) dan ayat (3) di atur dengan peratuaran pemerintah (Undang-Undang RI
No.14/2005).
Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional dan Pearaturan Menteri Pendidikan Nasional No.18 Tahun 2007 tentang
sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang di tetapkan pada tanggal 4 Mei 2007, sebagaimana
bunyi pada pasal 1, sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemeberian sertifikat
pendidik untuk guru dalam jabatan. Sertifikata sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat di
ikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau
diploma empat ( D-IV). Sertifikasi guru dalam jabatan sebagaiman di maksud pada ayat (1)
di selenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan di tetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasioanl
( Peraturan Mendiknas RI No.18 Tahun 2007 )[3]
Tujuan Sertifikasi
Program sertifikasi guru di berikan kepada para guru yang menenuhi standar profesional
guru karna hal ini merupakan syarat mutlak untuk mencapai sistem dan praktik pendidikan
yang berkualitas. Sebenarnya yang menjadi tujuan utama sertifikasi guru adalah sbb[4]: