Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
pelaksanaan kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan 1 (PLP) Universitas Maritim Raja Ali
Haji tahun 2019 yang berlokasi di SMA Negeri 2 Tanjungpinang dapat terlaksana dengan baik
dan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Adapun penyusunan laporan PLP 1 ini bertujuan untuk memberikan gambaran
secara lengkap mengenai lingkungan sekolah mulai dari kegiatan di sekolah, kultur budaya
sekolah serta pembiasaan di sekolah SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

Penyusunan laporan kegiatan PLP 1 ini merupakan salah satu bentu pertanggungjawaban
tertulis atas terlaksanya kegiatan PLP 1. Dalam pelaksanaan PLP 1, sampai dengan penyusun
laporan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama dari mahasiswa PLP 1 di SMA Negeri
Tanjungpinang dan guru pamong serta berbagai pihak yang telah mendukung kegiatan PLP 1
ini, karena itulah penyusun ingin menyampaikan benyak terima kasih kepada Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan, kesehatan, kekuatan, dan kelancaran dalam kegiatan PLP 1 ini,
Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam
melaksanakan kegiatan PLP 1, Syarifa Asyura selaku guru pamong lapangan di SMA Negeri 2
Tanjungpinang yang telah memberikan arahan dan bimbingannya, Drs Kariadi selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 2 Tanjungpinang atas kerjasama, dukungan dan bimbingannya, seluruh
guru dan tata usaha yang selalu bersedia membimbing kami selama PLP 1, serta dengan ikhlas
telah berkenan membantu pelaksanaan PLP 1, rekan-rekan seperjuangan terima kasih atas
kerjasamanya, serta semua pihak yang membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan PLP 1 di
SMA Negeri 2 Tanjungpinang

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan dapat menjadi dan tata
usaha yang selalu bersedia membimbing kami selama PLP 1, serta dengan ikhlas telah berkenan
membantu pelaksanaan PLP 1, rekan-rekan seperjuangan terima kasih atas kerjasamanya, serta
semua pihak yang membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan PLP 1 di SMA Negeri 2
Tanjungpinang
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan dapat menjadi referensi
untuk penyusun laporan kegiatan yang sejenis.

Tanjungpinang September 2019

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik atau guru dengan peserta didik atau
siswa yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasi pada nilai-
nilai dan pelestarian serta pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-usaha
pengembangan manusia tersebut. Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang
menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja
terdidik dan professional. Disamping itu pendidikan jugaa dipandang mempunyai peranan
penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa. Kualitas pendidikan dapat
diketahui dari dua hal, yaitu: kualitas proses dan produk. Pendidikan juga bisa diartikan sebagai
kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan
sebagai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai sebuah proses yang disengaja maka pendidikan
harus dievaluasi hasilnaya untuk melihat apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan
yang diinginkan dan apakah proses yang telah dilakukan efektif untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal (1) Ayat (1) menyatakan
bahwa Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar.
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pasal 8
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik.
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasioanl. Selanjutnya pasal 9 menyatakan bahwa kulifikasi akademik sebagaimana dimaksud
didalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program dimproma
empat.

Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maka
penyiapan calon pendidik selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru
(SN Dikgu). Pendidikan guru sebagaimana dijelaskan pada SN Dikgu meliputi Program Sarjana
Pendidikan yang diselenggarakan oleh LPTK. Selanjutnya pasal 15 menyatakan bahwa Program
Pendie Profesi yang selanjutnya disebut Program PPG adalah program pendidikan yang
diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat
pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang selanjutnyadisingkat
LPTK sebagaimana dinyatakan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 1 Ayat (14) adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan / atau pendidikan menengah serta untuk menyelenggarakan dan
mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.

Implikasi dari berbagai peraturan perundangan yang terikat dengan guru dan pendidikan, hal
yang paling mendasar adalah perubahan, pengembangan, inovasi, dan penyesuaian adalah
kurikulum untuk penyiapan guru professional, khususnya kurikulum pendidikan Program
Sarjana Pendidikan. Kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan yang bermutu, akan
menghasilkan calon pendidik yang bermutu. Calon pendidik yang bermutu akan dapat
mengikuti Program PPG dengan baik, dan akhirnya akan dihasilkan luaran sebagai guru
professional. Menyikapi berbagai pandangan diatas, maka model pengembangan kurikulum
pendidikan guru yang dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut.

Pertama, keutuhan penugasan kompetensi yang terkait dengan akademik kependidikan dan
akademik bidang studi. Dan jikaa memungkinkan keutuhan untuk pendidikan akademik dan
pendidikan profesi, mulai dari perekrutan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi.
Namun jika tidak memungkinkan terintegrasi antara pendidikan akademik kependidikan dan
akademik bidang studi adalah mutlak. Kedua, Keterkaitan mengajar dan belajar. Prinsip ini
menunjukkan bahwa bagaimana cara guru mengajar harus didasarkan pada pemahaman
tentang bagaimana peserta didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya. Dengan demikian
penguasaan teori, metode, strategi pembelajaran yang mendidik dalam perkuliahan di kelas.
harus dikaitkan dan dipadukan dengan bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan
segenap latar belakang sosial-kulturnya. Oleh karena itu, pada struktur kurikulum pendidikan
akademik untuk calon guru harus menempatkan pemahaman awal (early exposure). yaitu
pemberian pengalaman sedini mungkin pada calon guru dengan Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PLP) atau Internship di sekolah mitra secara berjenjang. Ketiga, adanya koherensi
antar konten kurikulum. Koherensi mengandung arti keterpaduan (integrated). keterkaitan
(connectedness), dan relevansi (relevance). Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru
bermakna adanya keterkaitan di antara kelompok matakuliah bidang studi (content
knowledge), kelompok matakuliah yang berkaitan dengan pengetahuan tentang metode
pembelajaran secara umum (general pedagogical knowledge) yang berlaku untuk semua bidang
studi tertentu (content specific pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam
pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam
pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assessment and evaluation), pengetahuan
tentang konteks pendidikan (knowledge of educational context), serta didukung dengan
pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran (information technology). Selain koherensi internal, kurikulum untuk Program
Sarja Pendidikan harus memperhatikan pula keterkaitan antar konten, baik pedagogi umum,
pedagogi khusus maupun konten matakuliah keahlian dan keterampilan dengan realita
pembelajaran di kelas sehingga terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan
kebutuhan akan pembelajaran di kelas atau sekolah (university-school curriculum linkage).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dinyatakan bahwa penyiapan guru professional harus
disiapkan mulai dari jenjang akademik baik pata tataran akademik di kampus maupun
pengenalan lapangan sedini mungkin pada setting nyata (latar otentik) di sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar calon pendidik memahami, mengetahui.
menghayati, menjiwai, dan memiliki kemampuan kritis dan analitis terhadap profesinya nanti.
Untuk itulah, selruh mahasiswa Program Sarjana Pendidikan wajib mengikuti tahapan
pemagangan penyiapan calon guru profesioanl melalui PLP.

Sebagaimana dinyatakan pada Permenristekdikti Nomor 55 tahun 2017 pasal 1 butir 8, PLP
adalah proses pengamatan atau observasi dan pemagangan yang dilakukan mahasiswa
Program Sarjana Pendidikan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan. PLP adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan guru
professional pada jenjang Program Sarjana Pendidikan, berupa penugasan kepada mahasiswa
untuk mengimplementasikan hasil belajar melalui pengamatan proses pembelajaran di
sekolah / lembaga pendidikan, latihan mengembangkan perangkat pembelajaran, dan belajar
mengajar terbimbing, serta disertai tindakan reflektif dibawah bimbingan dan pengawasan
dosen pembimbing dan guru pamong secara berjenjang.

Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) adalah suatu mata kuliah yang menjadi kewajiban
bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, PLP merupakan sarana pembelajaran
yang akan menghantarkan mahasiswa sarjana mengenal, mengobservasi. mempelajari,
menganalisis aspek aspek pendidikan yang dapat mencakup perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, penilaian hasil belajar, analisis hasil belajar, pelaporan hasil belajar, manajemen
pendidikan, administrasi pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan serta hubungan
pendidikan dengan masyarakat dan pemerintah. Adapun tujuan dari Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PIP) harus mempunyai sasaran yang jelas tenat dan terukur sehingga setelah
menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa sarjana pendidikan mempunyai wawasan lengkap
tentang aspekyang berhubungan dengan praktik atau pelaksanaan pendidikan di satuan
pendidikan. Disamping itu, Mata Kuliah PLP juga harus mampu memberikan konstribusi kepada
satuan pendidikan dalam usaha pembangunan pendidikan baik hal-hal segi konseptual,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Secara umum aspek-aspek praktik pendidikan yang
harus diamati, dianalisis, dipelajari, dan dipahami oleh mahasiswa PLP adalah kurikulum
pendidikan, implementasi kurikulum, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran.
evaluasi pembelajaran, penilaian hasil belajar, pelaporan hasil belajar, kesiswaan, manajemen
persekolahan, manajemen kelas, manajemen sumber belajar, kebijakan pendidikan, dan
lingkungan internal persekolahan. Jenis kegiatannya bervariasi, beberapa contoh yang dapat
dikembangkan dalam PLP, seperti pengembangan metode pembelajaran efektif dan menarik.
pengembangan sumber belajar.pengembangan model penilaian hasil belajar (seperti penilaian
autentik), penilaian kolaborasi pendidikan dan lain sebagainya yang dipayungi oleh sifat
simbolis mutualis semua pihak yang terlibat dalam kegiatan PLP.
Guru yang professional adalah guru yang mau dimengerti dan cepat tanggap atas kekurangan
siswanya. Selayaknya sebagai seorang calon pendidik, guru diharapkan peka terhadap
permasalahan yang terjadi. Dengan kegiatan inilah mahasiswa dapat mengatahui sejauh mana
kemampuan yang dimilikinya untuk mendidik dan apa saja yang diperlukan untuk
meningkatkan keefektifan belajar didalam kelas. Guru harus senantiasa meningkatkan
kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar.

B. Tujuan

Penulisan laporan ini bertujuan untuk membangun jati diri pendidik dan memenuhi kewajiaban
yang diberikan oleh Universitas Maritim Raja Ali Haji sebagai pelaksanaan tugas keguruan
selama PLP berlangsung di SMA Negeri 2 Tanjungpinang, diantaranya:

1. Memberikan informasi yang dengan melakukan pengamatan langsung di tentang kultur di

SMA Negeri 2 Tanjungpinang,

2. Mengetahui dan mengenal secara cermat menganai struktur organisasi dan tata kelola di
SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

3. Mengetahui tentang peraturan dan tata tertib di SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

4. Mengetahui tentang beberapa kegiatan ceremonial - formal yang sering di lakukan di SMA

Negeri 2 Tanjungpinang (misalnya: upacara bendera, rapat briefing).

5. Mengetahui kegiatan kegiatan rutin yang sering dilakukan di SMA Negeri 2 Tanjungpinang
berupa ekstrakurikuler, dan kokurikuler.

6. Mengetahui praktik praktik pembiasaan dan kebiasaan positif apa saja yang sering dilakukan
di SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini yaitu: Bagi penulis, sebagai tugas untuk memenuhi
Mata Kuliah dan bukti penulis telah melaksanakan PLP 1 di SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

2. Memperluas wawasan serta menambah pengalaman pada saat melakukan observasi.

3. Memberikan informasi baru mengenai kultur di SMA Negeri 2 Tanjungpinang.

4. Dapat menemukan hal baru yang belum pernah ditemukan di sekolah.

5. Memberikan informasi mengeanai hal-hal positif apa saja yang dilakukan di SMA Negeri 2
Tanjungpinang.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Pengenalan Lapangan Persekolahan 1 (PLP 1) dan
penyusunan laporan kegiatan selama melaksanakan tugas di SDN NO. 112 Inpres Bontomanai
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengenalan Lapangan
Persekolahan 1 (PLP 1) yang diselenggarakan oleh pihak Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Makassar dan dilaksanakan di SDN NO. 112 Inpres Bontomanai. Penyusunan laporan
kegiatan ini memberikan gambaran kepada pembaca mengenai keseluruhan aktivitas dalam
kegiatan PLP 1 yang. dilaksanakan.

Selama proses penyusunan laporan, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Orang tua tercinta yang telah memberi semangat dan dorongan yang tidak ternilai.

2. Bapak Hartoto, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pengenalan Lingkungan Persekolahan 1
(PLP 1) yang telah memonitor, mengarahkan. dan membimbing kami selama melaksanakan
kegiatan PLP 1.

3. Ibu St. Nurhayati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN No. 112 Inpres Bontomanai yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan observasi di SDN No. 112 Inpres
Bontomanai

4. Bapak Muhammad Saing, S.Pd., Gr. selaku guru pamong yang telah membantu dan
memberikan informasi kepada penulis selama melakukan observasi di sekolah.

5. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan PLP1 ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar 24 mei 2021

penyusun

BAB 1 Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (1) menyatakan
bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pada Pasal 8
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Selanjutnya Pasal 9 menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
empat.

Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maka
penyiapan calon pendidik selanjutnya diatur di dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 55 tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru
(SN Dikgu). Pendidikan guru sebagaimana dijelaskan pada SN Dikgu meliputi Program Sarjana
Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi Guru. Hal ini sesuai dengan SN Dikgu Pasal 1 Ayat
(4) Program Sarjana Pendidikan adalah program pendidikan akademik untuk menghasilkan
sarjana pendidikan yang diselenggarakan oleh LPTK. Selanjutnya pasal 5 menyatakan bahwa
Program Pendidikan Profesi Guru yang selanjutnya disebut Program PPG adalah program
pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk
mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah.

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang selanjutnya disingkat LPTK sebagaimana


dinyatakan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat
(14) adalah perguruan tinggi yang diberi

tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah serta
untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.

Implikasi dari berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan guru dan pendidikan, hal
yang paling mendasar adalah perubahan, pengembangan.
dan penyesuaian adalah kurikulum untuk penyiapan guru profesional. khususnya kurikulum
pendidikan Program Sarjana Pendidikan. Kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan
yang bermutu, akan menghasilkan lulusan calon pendidik yang bermutu. Calon pendidik yang
bermutu akan dapat mengikuti Program PPG dengan baik, dan akhirnya akan dihasilkan luaran
sebagai guru profesional.

Menyikapi berbagai perundangan di atas, maka model pengembangan kurikulum pendidikan


guru dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut. Pertama, keutuhan penguasaan
kompetensi yang terkait dengan akademik kependidikan dan akademik bidang studi. Dan jika
memungkinkan keutuhan untuk pendidikan akademik dan pendidikan profesi, mulai dari
perekrutan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi. Namun jika tidak memungkinkan
terintegrasi antara pendidikan akademik dan pendidikan profesi, maka keutuhan antara
akademik kependidikan dan akademik bidang. studi adalah mutlak.

Kedua, keterkaitan mengajar dan belajar. Prinsip ini menunjukkan bahwa bagaimana cara guru
mengajar harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana peserta didik sebenarnya
belajar dalam lingkungannya. Dengan demikian penguasaan teori, metode, strategi
pembelajaran yang mendidik dalam perkuliahan di kelas harus dikaitkan dan dipadukan dengan
bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan segenap latar belakang sosial kulturalnya.
Oleh karena itu, pada struktur kurikulum pendidikan akademik untuk calon guru harus
menempatkan pemajanan awal (early exposure), yaitu pemberian pengalaman sedini mungkin
kepada calon guru dengan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) atau internship di sekolah
mitra secara berjenjang.

Ketiga, adanya koherensi antar konten kurikulum. Koherensi mengandung arti keterpaduan
(integrated), keterkaitan (connectedness), dan relevansi (relevance). Koherensi dalam konten
kurikulum pendidikan guru bermakna adanya keterkaitan di antara kelompok matakuliah
bidang studi (content knowledge), kelompok matakuliah yang berkaitan dengan pengetahuan
tentang metode pembelajaran secara umum (general pedagogical knowledge) yang berlaku
untuk semua bidang studi tertentu (content specific pedagogical knowledge), pengetahuan dan
keterampilan dalam pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan
keterampilan dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assesment and evaluation),
pengetahuan tentang konteks pendidikan (knowledge of educational context), serta didukung
dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran (information technology). Selain koherensi internal, kurikulum untuk Program
Sarjana Pendidikan harus memperhatikan pula keterkaitan antar konten, baik pedagogi umum,
pedagogi khusus maupun konten matakuliah keahlian dan keterampilan dengan realitas
pembelajaran di kelas sehingga terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan
kebutuhan akan pembelajaran di kelas atau sekolah (university school curriculum linkage).

Dari kerangka pikir tersebut dapat dinyatakan bahwa penyiapan guru profesional harus
disiapkan mulai dari jenjang akademik baik pada tataran akademik di kampus maupun
pengenalan lapangan sedini mungkin pada seting nyata (latar otentik) di sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar sedini mungkin calon pendidik memahami,
mengetahui, menghayati, menjiwai, dan memiliki kemampuan kritis dan analitis terhadap
profesinya kelak. Untuk itulah, seluruh mahasiswa Program Sarjana Pendidikan wajib mengikuti
tahapan pemagangan penyiapan calon guru profesional melalui PLP.

B. AICHEMIST LANDASAN

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Undang-undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

9. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

10. Peraturan Menteri Riset. Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 55 Tahun 2017 tentang
Standar Pendidikan Guru.

C. TUJUAN

PLP I dimaksudkan untuk membangun landasan jati diri pendidik melalui beberapa bentuk
kegiatan di sekolah sebagai berikut.

1. Pengamatan langsung kultur sekolah;

2. Pengamatan struktur organisasi dan tata kelola di sekolah;

3. Pengamatan peraturan dan tata tertib sekolah;

4. Pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di sekolah (misalnya: upacara bendera,


rapat briefing):

5. Pengamatan kegiatan-kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuluer, dan

6. Pengamatan praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah..

D. RUANG LINGKUP
Inti dari kegiatan PLP I adalah aktivitas observasi, analisis dan penghayatan langsung terhadap
kegiatan terkait dengan kultur sekolah. manajemen sekolah, dan dinamika sekolah sebagai
lembaga pengembang pendidikan dan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai