Anda di halaman 1dari 7

Prodi : Sastra Indonesia C

Anggota Kelompok :

1. Fatimah Puspaning .D. (22210141081) 9. Nuansa Early Najma .S.(22210144025)

2. Dian Syafira (22210144001) 10. Isnan Hanantova .W. (22210144030)

3. Calishta Davinna Atalla (22210144003) 11. Rizki Amalia Putri .H. (22210144031)

4. Sherlita Oktafiani Putri (22210144004) 12. Armelia Lestari (22210144035)

5. Syifa Salsabila (22210144011) 13. Sabbih Fadhillah .S. (22210144036)

6. Ananda Regita A. (22210144012) 14. Amelda Rizki Luftami (22210144039)

7. Idhamsyah Zola.S. (22210144023) 15. Rizal Rahmad .W. (22210144057)

8. Okta Ardia (22210144024)

Analisis Simbolisme dan Ironi pada Cerpen

TUGAS 1

1. Apa yang dimaksud dengan simbolisme dalam dalam karya fiksi? Jelaskan!

Simbol adalah benda atau sesuatu yang konkret. Warna, kejadian alam, cahaya,
hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tertentu dapat digunakan untuk
melambangkan kehidupan atau perasaan manusia, seperti kematian, kemelaratan,
kesedihan, cinta, kebahagiaan, kejahatan, rasa dendam, dan sebagainya. Sedangkan,
yang dimaksud simbolisme adalah aliran yg menekankan pada simbol atau lambang
dalam karya sastra. Simbolisme dalam fiksi adalah penggunaan simbol-simbol untuk
menggambarkan ide, tema, atau emosi secara tersirat. Simbolisme telah digunakan
dalam fiksi selama berabad-abad, dan dapat ditemukan di berbagai genre, termasuk
sastra klasik, fiksi modern,

2. Apa fungsi/efek dari simbolisme dalam karya fiksi? Jelaskan dan berikan
contohnya!
Menurut Raman dalam Suminto, simbol atau lambang digunakan pengarang
untuk mengungkapkan pikiran emosi, kesan yang samar-samar, penuh misteri, dan sulit
dinyatakan. Simbolisme digunakan untuk mengekspresikan makna yang lebih dalam,
yang sulit diungkapkan dengan kata-kata langsung. Dalam fiksi, simbolisme dapat
memunculkan tiga efek yang bergantung bagaimana simbol yang bersangkutan
digunakan. Pertama, sebuah simbol yang muncul pada satu kejadian penting dalam
cerita menunjukkan makna peristiwa tersebut. Kedua, satu simbol yang ditampilkan
berulang-ulang mengingatkan beberapa elemen konstan dalam semesta cerita. Ketiga,
sebuah simbol yang muncul pada konteks yang berbeda-beda akan membantu
menemukan tema.

Contoh:

a. Putih, dalam berbagai hal dapat menjadi berbagai simbol, bisa menjadi simbol
mayat, simbol kejujuran pada diri orang (dipertentangkan dengan hitam)

b. Burung merpati adalah simbol perdamaian

c. Melati putih merupakan simbol cinta suci

d. Mawar adalah simbol cinta yang membara

e. Tidur adalah tanda kematian

f. Dan lain sebagainya bergantung pada konteks cerita yang dihadirkan oleh
pengarang.

3. Bagaimana cara Anda menemukan simbol-simbol yang terdapat dalam karya


fiksi? Uraikan dan deskripsikan langkah-langkahnya!

Dalam karya fiksi simbol dapat berupa kata yang maknanya mengacu kepada
makna lain. Simbol muncul karena pengarang ingin menyampaikan pikiran, perasaan,
dan keinginannya dengan bahasa yang khas. Simbol juga bergantung pada interpretasi
pembaca. Oleh sebab itu, simbolisme terkadang menimbulkan persoalan bagi pembaca
karena simbol kebanyakan berwujud fakta-fakta logis dan menampilkan makna yang
tidak diampu oleh simbol konvensional. Akan tetapi, di sinilah keasyikan pembaca
terjadi dalam mengenali, merangkai, dan menemukan artinya.
Cara menemukan simbol dalam karya fiksi yakni, pertama, melihat modifikasi
atau kontradiksi pada sebuah cerita meski dia mengawalinya dari suatu generelisasi.
Kedua, memahami cerita melalui tema, simbolis, konflik dan sebagainya untuk
memahami cerita. Ketiga, membaca dan memahami cerita dengan cermat. Keempat,
menganalisis fakta cerita dan sarana sastra. Kelima, menghubungkan antara satu unsur
dengan unsur lainnya supaya terwujud keterpaduan makna struktur. Selanjutnya
melakukan penafsiran. Simbol biasanya muncul lebih banyak atau tampak menonjol
karena selalu diulang-ulang. Jadi, pembaca tidak hanya semata-mata menemukan arti,
tetapi mampu merepresentasikan simbol tersebut terhadap cerita yang dihadirkan
pengarang.

4. Apa yang dimaksud dengan ironi dalam dalam karya fiksi? Jelaskan!

Ironi dapat didefinisikan sebagai gaya bahasa berupa sindiran halus untuk
menyatakan suatu maksud tertentu dengan menggunakan kata-kata yang berlainan dan
bertolak belakang. Sedangkan, menurut Stanton, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk
menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya.

Landy, membagi ironi dalam tiga tipe yaitu ironi verbal, ironi dramatis, dan ironi
situasional yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ironi Verbal

Ironi verbal adalah penggunaan kata-kata yang berbeda dari apa yang
sebenarnya dikatakan seseorang. Ironi verbal dimana seseorang mengatakan atau
menulis satu hal dan berarti kata lain, atau menggunakan katakata yang
menyampaikan makna yang merupakan kebalikan dari makna harfiah.

b. Ironi dramatis

Ironi dramatis adalah jenis ironi yang digunakan untuk membuat


pembaca lebih sadar akan apa yang terjadi dari pada karakter.

c. Ironi situasional

Ironi situasional adalah suatu bentuk ironi dimana terdapat perbedaan


antara apa yang kita harapkan terjadi dan apa yang sebenarnya terjadi. Ironi
situasional didefinisikan secara luas sebagai situasi dimana hasilnya tidak sesuai
dengan apa.

Secara umum, ironi


dimaksudkan sebagai cara
untuk menunjukkan bahwa
sesuatu
berlawanan dengan apa yang
telah diduga sebelumnya.
Ironi dapat ditemukan dalam
hampir semua cerita
(terutama yang dikategorikan
“bagus”). Dalam dunia fiksi,
ada dua
jenis ironi yang dikenal
luas yaitu “ironi
dramatis” dan “tone ironis”
(Stanton,
2007:71).
Ironi dramatis atau ironi
alur dan situasi biasanya
muncul melalui kontras
diametris antara penampilan
dan realitas, antara maksud
dan tujuan seorang karakter
dan hasilnya, atau antara
harapan dengan apa yang
sebenarnya terjadi.
Pasangan
elemen-elemen di atas
terhubung satu sama lain
secara logis (biasanya
melalui
hubungan kausal atau
sebab-akibat) (Stanton,
2007:71). “Tone ironis”
atau “ironis
verbal” digunakan untuk
menyebut cara berekspresi
yang mengungkapkan
makna
dengan cara berkebalikan
(Stanton, 2007:72)
5. Apa fungsi ironi dalam karya fiksi? Jelaskan dan berikan contohnya!

Fungsi dari penggunaan majas ironi adalah untuk menyindir secara halus,
menyindir dengan mengatakan hal sebaliknya tanpa mengungkapkan maksud ancaman
yang diinginkan, sehingga sindiran bersifat tidak langsung atau implisit. Contoh:

a. Nilai rapormu tampak indah sekali, warna merah bertebaran di mana-mana.

b. Bagus sekali tulisanmu, sampai aku tidak bisa membacanya.


c. Apa yang kamu lakukan itu sangat jahat hingga ia tak bisa berhenti tertawa.

d. Ia adalah anak yang sangat penurut, diminta melakukan hal untuk kebaikannya
sendiri saja tak mau.

e. Kamar Dina sangat rapi seperti kapal pecah.

6. Bagaimana cara Anda menemukan ironi-ironi yang terdapat dalam karya fiksi?
Uraikan dan deskripsikan langkah-langkahnya!

Dalam dunia fiksi, ada dua jenis ironi yaitu ironi dramatis dan tone ironis. Ironi
dramatis/ ironi alur dan situasi biasanya muncul melalui kontras diametris antara
penampilan dan realitas antara maksud dan tujuan seorang karakter dan hasilnya atau
harapan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Pasangan elemen terhubung satu sama lain
secara logis biasanya melalui hubungan kausal atau sebab-akibat. Tone ironis atau
ironis verbal digunakan untuk menyebut cara yang mengungkapkan makna dengan cara
berkebalikan.

TUGAS 2

Anda mungkin juga menyukai